Tidak lama, dengan alasan untuk menjaga kestabilan keluarga serta grup perusahaan, selanjutnya mereka pasti akan segera mengumumkan untuk mengambil alih kendali Sanjaya Grup. Entah itu, akan mengumumkan Hadi atau Amelia sebagai kepala keluarga yang baru. Dengan begitu, satu tujuan utama mereka telah tercapai.
"Sekarang, bisa dibilang keluarga inti yang masih pro pada paman Kelvin tidak lebih dari 20 persen. Hanya masalah waktu, ketika mereka semua akan dipaksa untuk berbalik dan mendukung Ibumu atau mereka akan disingkirkan."
"Ayah saat ini masih berada dalam keluarga utama Sanjaya. Namun, posisinya juga tidak menguntungkan. Mengingat, adikku saat ini masih bekerja di perusahaanmu. Ayah akan dianggap berdiri dua kaki dan keberadaannya akan dicurigai sebagai mata-mata." Ucap Riana saat itu, menjelaskan keadaan secara umum yang akan mereka hadapi.
"Baiklah, kalau begitu tolong minta Paman untuk keluar dari perusahaan Ayah dan juga keluarga utama. Bilang ini permin
"Seberapa kuat tim inti keluarga kita? Apa mereka termasuk bagian dari keluarga Sanjaya seperti yang kakak bilang barusan?" Tanya Awan penasaran, karena hal itu sempat disinggung dalam video Ayahnya.Mendengar pertanyaan Awan, Riana langsung tersenyum bersemangat, "Kamu tahu, dalam pasukan inti keluarga Sanjaya, terdapat 9 jenderal perang.""Jenderal perang? Kayak pasukan tempo dulu saja.""Memang! Ingat, keluarga kita meski hidup dijaman sekarang, tapi akar keluarga kita berasal dari beberapa abad yang lalu. Tentu saja, sistem dalam keluarga pun masih menganut sistem yang lama. Namun apa kamu tahu, sekuat apa mereka?""Tidak tahu, tapi mungkin saja kuat." Jawab Awan membayangkan seperti apa kemungkinan kekuatan jenderal mperang dalam Klan Sanjaya.'Apa mungkin mereka sekuat tujuh pimpinan tium elit klan Atmaja miliknya? Atau bahkan lebih kuat dari itu?'"Kamu tahu kepala keluarga 9 naga saat ini? Satu jenderal perang kita, sama kuatny
Kembali ke Villa Nirwana saat sekarang. Semua orang sibuk mengutarakan pendapatnya satu sama lain, topik mereka masih sama. Pertama, mereka mengupayakan segala sumber daya yang mereka miliki untuk menemukan keberadaan Kelvin Sanjaya saat ini, ini sekaligus menjadi fokus utama mereka. Kedua, mengantispasi kemungkinan serangan keluarga tiri Awan yang sedang menguasai keluarga utama Sanjaya dan kemungkinan mereka menargetkan Awan. Ditambah sebelumnya, Awan sudah menciderai Hadi dan Magdalena. Sehingga besar kemungkinan, jika keluarga 'utama' Sanjaya saat ini, akan membalas dendam terhadap Awan. Awan sama sekali tidak mencemaskan hal itu, yang menjadi perhatiannya saat ini adalah tentang adanya keterlibatan tujuh keluarga naga dalam konspirasi besar ini. Jika demikian adanya, maka Awan akan membuat perhitungan dengan mereka semua sekaligus. Saat itu, Naomi yang menjadi kepala ART Villa Nirwana melangkah terburu ke arah Awan, Ia berkata, "Tuan muda
"Menurut dugaan saya, pengkhianatan mereka tidak hanya didukung oleh dua keluarga ini saja. Lima keluarga lainnya pasti akan segera menyusul dan menampakkan maksud jahat mereka segera." "Kami tidak bisa terus bertahan disana, atau mereka akan memaksa kami semua untuk mengkhianati leluhur kita. Perbuatan ini, sama sekali tidak bisa dibenarkan." "Nak Awan.. oh tidak, tuan muda Awan. Silahkan keluarkan perintah anda, kami siap berperang sekali lagi saat ini. Tuan besar Kelvin bahkan belum diketahui bagaimana nasibnya saat ini, tapi mereka sudah berani mengambil alih klan secara paksa. Tubuh tua ini, siap berperang sekali lagi demi menegakkan keadilan atas nama Klan kita." "Ya, tuan muda. Silahkan keluarkan perintah, kami siap mendengarkan komando anda." Teriak para tetua lainnya dengan kompak. Awan melihat wajah semua orang dari petinggi klan Sanjaya, wajah mereka sama kesalnya dengan tetua Rudolf saat ini. Karena itu, Awan segera maju untuk menenangkan
Satu jam semenjak berita resmi Klan Atmaja dirilis, berita itu langsung menyebar seperti api yang membakar cepat dan menjadi konsumsi publik luas. Tidak hanya ditanah air, bahkan hingga mancanegara. Utamanya dimana Klan Atmaja memiliki pengaruh dan juga negara manapun yang memiliki ikatan bisnis dengan klan Atmaja dan keluarga 7 naga lainnya.Bagi orang-orang biasa, akan menganggap berita itu sebagai berita biasa pada umumnya. Namun tidak dengan mereka yang memiliki keterikatan langsung dengan rilis berita tersebut. Lilyana dan orang-orangnya, contohnya.Ketika mereka membaca pengumuman resmi Klan Atmaja, mereka semua seperti orang kebakaran jenggot dan tidak menyangka jika para pembangkang dari keluarga Sanjaya yang masih memiliki loyalitas tinggi pada Kelvin Sanjaya, akan secepat itu mencari perlindungan dan menentang pengambil alihan keluarga yang diprakarsai oleh Lilyana dan para pendukungnya."Berani-beraninya mereka menentangku dan lebih memilih berkomplot
Mengetahui hal tersebut membuat seorang Herman Jati terpaksa harus menahan diri untuk sementara waktu, sebelum memastikan orang seperti apa yang akan mereka hadapi. Tapi, mengingat orang seperti itu bisa dipercaya oleh Klan sebesar Atmaja untuk menjadi ketua mereka, sudah cukup membuktikan seberapa kompeten dia sebenarnya. Tidak heran, orang seperti itu bahkan bisa membunuh salah satu Zodiak penjaga keluarga Jati dan bahkan membuat putranya kehilangan memori jangka pendeknya. Sekarang, meski Ia masih memiliki 11 Zodiak yang tersisa dan coba memaksa menyerang dengan seluruh kekuatan inti keluarga Jati, Herman mulai ragu jika semua kekuatannya bisa untuk menundukkan seorang Saktiawan Wijaya. Victor Acker yang mendengar pendapat Herman Jati, ikut berkomentar, "Dari informasi yang kudengar, Klan Atmaja memiliki tujuh pasukan elit dengan kekuatan tempur yang luar biasa saat ini. Tujuh pemimpin pasukan elit tersebut adalah murid dari mantan Seventh Devil t
Mendengar itu, Hadi yang sedari tadi diam langsung terkejut. Bagaimana tidak? Dia dan keluarganya tahu dengan jelas siapa pemilik RA Corporation. Bahkan, kejadian hari sebelumnya masih melekat jelas dalam ingatannya. Hadi tidak hanya menderita sakit yang luar biasa akibat bahunya dipatahkan oleh Awan, Ia bahkan mengalami kesulitan tidur malam harinya.Hadi bahkan tidak akan pernah tenang selama hidupnya, sebelum membuat Awan membayar lunas perbuatan yang dilakukan terhadapnya. Kebenciannya pada Awan sudah sampai pada tahap dimana dia ingin mencabik-cabik seluruh tubuh Awan dan menyiksanya sebelum akhirnya dia membunuh Awan."Dia.. bajingan itu." Dengus Hadi penuh kebencian.Melihat ekspresi Hadi, Herman dan Victor melihatnya penuh minat."Hadi, apa kamu kenal dengan orang yang bernama Saktiawan Wijaya tersebut?""Tentu saja Aku kenal bajingan itu." Jawab Hadi dengan mata berkilat membara, "Dia adalah orang yang telah mematahkan bahuku dan kedua tan
Satu persatu dewa perang, bawahannya muncul dan berlutut hormat dihadapannya. Tujuan mereka datang ke bumi nusantara jauh-jauh dari negeri asal mereka, adalah untuk mencari tahu penyebab kematian putra dari ketua Sekte Flamis.Sebelumnya, Kevin Soze pergi ke kota Bandung bersama dengan Meilin Atmaja dan membawa serta ke sembilan jenderal perang serta ratusan anggota Sekte mereka. Tapi hampir seminggu yang lalu, mereka kehilangan kontak dengan Kevin Soze dan yang lainnya. Sebagai kepala Sekte, Patrick Soze tentu saja tidak bisa duduk berdiam diri.Sesaat sebelum keberangkatan mereka, Kevin Soze sudah begitu yakin dengan keberhasilan misi mereka. Mereka semua akan membawa kejayaan seperti yang mereka yakini, apalagi dengan adanya dukungan dari 9 jenderal perang. Sangat kecil kemungkinan mereka untuk gagal dalam misinya.Namun siapa yang menyangka, jika mereka tidak hanya gagal dalam misinya kali ini dan bahkan tidak seorang pun dari orang-orang mereka yang bisa di
Seakan mengerti jika Awan butuh waktu untuk sendiri, semua orang membiarkan Awan beristirahat didalam kamar pribadinya. Setiap orang seakan memiliki pemikiran yang sama dan sengaja memberikan ruang untuk Awan menenangkan diri serta berdamai dengan emosinya.Kehilangan seorang Ayah bagi pria manapun adalah cobaan yang berat, apalagi Awan hanya memiliki Ayahnya saat ini setelah Ibunya telah tiada beberapa tahun lalu, otomatis Awan hanya sebatang kara saat ini.Didalam kamar pribadinya pun, Awan ternyata masih saja larut dalam berbagai pikiran yang berkecamuk dalam waktu bersamaan. Awan bukan mencemaskan ancaman nyata dari keluarga tirinya ataupun kemungkinan serangan dari 7 keluarga naga yang ikut berkonspirasi dan coba memanfaatkan situasi kacau seperti sekarang. Melainkan lebih rasa kehilangannya sebagai seorang anak.Tidak banyak kenangan yang tertinggal dalam memorinya tentang sang Ayah, karena sedari Awan kecil hingga menginjak usia remaja, sebagian besar wak