Beranda / Rumah Tangga / GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU / Bab 4. Dia Berusaha Merayu

Share

Bab 4. Dia Berusaha Merayu

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 16:01:53

"Mon, Mas udah selesai nih bersih-bersih. Maafin Mas soal yang tadi siang ya. Lagi banyak kerjaan dan masalah aja di kantor." aku terbangun dari lamunan ketika Mas Bryan menepuk pundakku.

"Kalau banyak masalah dan kerjaan nggak harus segitunya juga kali, Mas!" serangku.

"Iya, Mas minta maaf." dia tampak mencoba merayu ku, dengan bertekuk lutut di hadapanku yang sedang duduk di bibir ranjang.

"Ini bukan sekedar minta maaf aja, Mas. Kalau di biarin jadi kebiasaan. Seumur kenal baru kemarin lho kamu bentak aku seperti itu. Apa mungkin itu sifat asli kamu?"

"Astagfirullah, tidak Mon."

"Itu beneran masalah kantor atau kamu sedang bermain api di belakang ku, Mas?!" lebih baik ku tanyakan perihal kegundahan yang menyesakan dada.

"A-anu, enggak, hmm, iya masalah kerjaan dek." Mas Bryan yang tadinya bertekuk lutut sontak berdiri salah tingkah.

"Dek? Sejak kapan kamu manggilnya Dek ke aku, Mas? Biasa juga manggil Dek ke Rara." gumamku.

"Oh." aku pun beranjak lalu merebahkan tubuh penat ini di atas peraduan. Otak dan hatiku masih belum bisa menerima kejanggalan yang terjadi hari ini.

"Kamu capek ya, yaudah biar Mas yang ngurus minimarketnya buat malam ini." Dia pun keluar dari kamar.

"Tumbenan Mas Bryan mau ngurusin minimarket apa ini bentuk sogokan. Ah biarlah, apapun yang dia tutupi dari ku perlahan akan terbongkar juga." aku masih bergumam di dalam hati.

Ku teruskan melelapkan mata, beristirahat adalah cara yang tepat mengembalikan mood dan pikiran. Dengan beristighfar aku berusaha menepis prasangka buruk, sekalipun kejadiannya hampir mirip dengan cerita Yuyul bukan berarti suamiku seperti mantan suami Yuyul.

Esokkan paginya aku bangun seperti biasanya, selepas menunaikan sholat Subuh lalu beranjak ke dapur berkutat dengan perintilan tempur untuk membuat sarapan. Tak butuh waktu lama sekuali nasi goreng pun sudah masak beserta dengan telur mata sapi, irisan tomat, irisan mentimun, sayur lalapan, dan juga sambel acar.

Netraku melirik jarum jam pendek sudah berada di angka 6 gegas aku bertolak ke kamar untuk membangunkan Mas Bryan. Dia memang dari dulu suka dibangunin pukul 06.00 pagi, sekalipun sebelum subuh aku kerap membangunkannya tapi tetap saja matanya melek kalau sudah pukul 06.00 pagi.

Sembari berjalan ke arah kamar, suara kamar Rara juga masih terdengar sunyi seperti belum ada aktivitas ketika aku lewaf di depan Padahal biasanya aku sudah mendengarkan bunyian krasak-krusuk pertanda dia mau ke kampus.

Kamar Rara tepat berada di samping kamarku dan Mas Bryan. Awalnya aku menyuruh dia untuk mengisi kamar di lantai dua. Tapi karena dia anaknya penakut, ya mau nggak mau Rara tidur di sebelah kamarku. Dari awal Rara tinggal di rumah ini aku tidak menaruh curiga apapun. 

Tetapi semenjak mendengar cerita Yuyul dan ada beberapa kejadian yang mirip dengan Mas Bryan dan Rara pikiranku makin parnoan takut kejadian. Belum lagi di beranda F* banyak cerita tentang pelakor. Astagfirullah.

"Mas, bangun. Sholat abis itu siap-siap kerja." panggilku dengan menggoyangkan-goyangkan tubuh Mas Bryan yang masih tertutupi selimut.

"Mas, bangun," ku panggil lagi, biasanya dia sudah menggeliat atau memberi respon jika dia mendengar panggilanku.

"Mas! Bangun! Kamu nggak pergi kerja."

Lalu di menyibak selimutnya, "Hari ini aku nggak ke kantor Mon." jawabnya seraknya.

"Lho kok nggak ke kantor? Kenapa?"

"Mulai sekarang kerjanya virtual." 

"Virtual? Gara-gara virus itu?" aku masih berdiri menatap Mas Bryan yang daritadi mengusap-ngusap kedua matanya.

"Iya, nanti bangunin Mas lagi ya jam 7. Masih ngantuk banget soalnya."

"Ta-tapi..." lalu dengan sekejap dengan menutup kembali wajahnya dengan selimut, padahal aku juga belum selesai ngomong.

"Jam berapa sih semalam kamu tidur, Mas? Nggak biasanya seperti ini." aku bergumam. Rasa kecurigaan yang sudah mulai tenggelam Subuh tadi seakan kembali ke permukaan. 

Lebih baik aku bangunin Rara saja, tumbenan jam segini dia belum bangun. "Ra, Rara!" panggilku. Walaupun masih merasa gondok dengan Rara, aku berusaha menurunkan ego kalau bukan karena dia kuliah aku pun juga enggan membangunkannya.

Lama aku mengetuk pintu, Rara belum juga keluar. Ku putuskan untuk membangunkannya lewat telepon. Biasanya handphone selalu standby di samping telinganya.

Lama berdering, akhirnya di angkat juga.

"Ra, kamu nggak kuliah?" tanyaku to the point.

"Aaakk, enggak kak. Daring kuliahnya." Tut tut tut, telepon terputus begitu saja.

Sungguh Rara mulai berlaku tak sopan padaku. Lihat saja jika sudah bangun ku cecar abis-abisan. Anak mahasiswa kok kelakuannya kayak nggak dididik.

Bab terkait

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 5. Berteriak Tak Jelas

    "Astagfirullah, Momoooooon." suara teriakan Mas Bryan membuat aku lari kejer dari dapur menuju kamar."Ada apa, Mas? Kok teriak-teriak gitu?" tanyaku, kulihat Mas Bryan tampak kusut di atas tempat tidur sambil menggenggam gawai pipihnya."Masih nanya, kamu! Lihat jam sekarang sudah pukul berapa!" bentaknya.Tanpa melirik pun aku sudah tahu pukul berapa sekarang, pukul 08.00 pagi, memang kenapa?" jawabku polos sembari membuka gorden dan jendela kamar."Kamu, tuh ya. Kan sudah ku bilang tadi bangunin jam tujuh, ini udah molor sejam jadinya." ketusnya, lalu menyambar handuk yang sedari tadi ku taruh di bibir ranjang lebih tepatnya di dekat kaki Mas Bryan.Aku menghela napas panjang dan berlalu meninggalkan kamar tanpa merespon apa yang dikatakan Mas Bryan. Percuma juga merespon bakalan nggak selesai-selesai nantinya berdebat. Padahal aku sudah membangunkannya lebih dari tiga kali, jangan kan beranjak duduk menggeliat saja dia tidak.Sekarang giliran udah pukul 08.00 pagi baru teriak-teri

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 6. Virtual dengan Rekan Kerja

    Aku masih berkutat di dapur, sedangkan Mas Bryan baru dengan virtual dengan rekan kantornya. Sembari asyik menggoreng kentang, terdengar suara pintu kamar Rara sepertinya dia sudah bangun. Pintu kamar Rara memang agak mandet mungkin tukangnya kurang pas memasang pada saat rumah ini dibangun.Gegas aku menemui Rara, ku tarik dia sampai ke dapur. Tidak mungkin juga aku ngocehin Rara di depan pintu kamarnya, sedangkan Mas Bryan sedang melakukan virtual di depan laptop."Kak, apaan sih narik-narik? Sakit tau." Rara memijat-mijat pergelangan tangannya yanh ku pegang dengan sedikit erat, hingga ada bekas merah berbentuk jari-jariku.Aku sudah merasa gondok dengan dia, sikap Rara yang sudah mulai tidak sopan kalau dibiarkan akan membuat semuanya semakin parah, terparahnya aku bisa usir dia dari sini."Kenapa jam segini baru bangun, Ra?" bisikku pelan."Ooh, semalam aku begadang bikin tugas. Tidurnya udah subuh kak, lagian hari ini juga kuliahnya lewat virtual makanya aku bisa nyantai dikit."

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 7. Ngerasa Rumah Tangga Panas

    "Mas, kok aku ngerasa hawa rumah tangga kita panas aja yah beberapa hari ini. Kamu sibuk, aku pun gitu. Gimana kalau ntar malam kita jalan-jalan keluar sambil nyari cemilan," ajakku pada Mas Bryan yang masih berlanjut berkutat di depan laptop. Ku lirik jam di dinding berbentuk hello kitty berwarna pink midle putih itu sudah menunjukkan pukul 17.00 sore."Berdua aja? Sepi Mon, ajak Rara lah, masa dia di tinggal sendiri." Tanpa menoleh aku yang tengah menyapu rumah langsung menghentikan aktivitas lalu di duduk berhadapan dengan Mas Bryan."Mas, kamu nggak lagi ada sesuatu yang ditutupin sama aku 'kan?" tanyaku penuh selidik."Eng-enggak, lah apa juga yang mesti di tutupin Mon, Mon." Daya tangkapku Mas Bryan seperti tak jujur, aku yakin ini pasti tidak ada yang beres."Terus kenapa nyebut sepi mulu? Dulu zaman pacaran malah kamu suka kita pergi berduaan, sekarang kok malah gitu?" "Ya, enggak kenapa-kenapa Mon. Kamu tuh aneh ya. Udahlah, nggak usah pergi. Malesin gayamu, kayak curigaan a

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 8. Pembicaraan Mereka Gurih Sekali

    "Mas Bryan, Rara sedang apa kalian. Kelihatannya gurih kali pembicaraannya." Sindirku. Belum lagi netraku panas melihat mereka duduk berdekatan."Eh sayang, nggak ngomongin apa-apa, biasa seputar virtual aja," elak Mas Bryan dia tampak gugup dan salah tingkah. Begitupun dengan Rara."Kak, Mas, Rara ke kamar dulu ya. Mau lanjutin bikin tugas." dia berjalan setengah berlari memasuki kamarnya. Tingkahnya tak jauh berbeda dengan Mas Bryan."Sini duduk, Mon!" Mas Bryan menepuk-nepuk kursi sofa bekas didudukin Rara."Ngomongin virtual maksudnya gimana, Mas? Memang ada yang lucu sama virtualnya?" selidiki ketika baru mehenyakkan pantay di kursi sofa bekas pakai Rara."Iyaa, virtualnya lucu Mon. Lebih ribet dan parahnya lebih mengekang. Bikin makin mumet dan berasa kayak sedang dipatroli." jawab Mas Bryan dengan mengubah posisi duduknya."Bukannya lebih enak, Mas. Nggak perlu capek-capek ke area, bolak-balik ketemu klien. Sekarang follow up kliennya bisa via WA atau by phone kan lebih hemat t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 9. Kedatangan Seorang Perempuan Tak Asing

    Keesokan harinya..."Assalamu'alaikum," terdengar ucapan salam di luar sana dibarengi dengan ketukan pintu."Assalamu'alaikum, Monalisa," ucap sekali lagi, sungguh jelas ini suara perempuan."Waalaikumsalam, sebentar," sahutku di dalam rumah. Aku yang ketika itu sedang berkutat di dapur memasak untuk sarapan dan makan siang. Gegas bertolak ke depan untuk membukakan pintu."Mamaaa..." sorakku girang kucium punggung tangannya dengaj takzim lalu memeluk wanita yang sudah melahirkan Mas Bryan, Mama Merta adalah mertuaku."Momoon,""Kamu, apa kabar?" tanya Mama sembari melepaskan pelukanku."Alhamdulillah, aku sehat, Ma. Mari masuk, Ma." aku pun menggandeng tangan Mama dan membawa koper bawaan Mama. "Kok sepi Mon, mana Bryan dan Rara?" tanya Mama seraya duduk di sofa ruang tamu."Oooh, Mas Bryan lagi mandi, Ma. Rara lagi di kamarnya." Jelasku."Oh pantes sepi,""Astagfirullah, Ma. Maaf sebelumnya Mama kan abis perjalan jauh cuci dulu tangannya Ma. Buat ngejaga-jaga aja""Oh iya, Mama lupa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-29
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 10. Mertua Mulai Curiga

    "Mon, itu Bryan kenapa? Kok Mama perhatikan dia nggak seperti biasanya. Mama ngerasa ada sesuatu," ucap Mama ketika menaruh tas pribadinya di atas nakas kamarku.Ku toleh Mama dengan perasaan yang campur aduk, "Jujur, enggak, jujur, enggak. Duh Ya Allah.""Mon, kok malah melamun Mama tanyain juga." sergah Mama, suara Mama yang sedikit tinggi membuyarkan lamunan ku.""Eh iya, Ma. Nggak kenapa-kenapa, hmm.""Kok, hmm aja Mon. Memangnya kamu nggak ngerasa ada yang aneh dari gelagatnya Bryan tadi?" selidik Mama.Aku mendekat ke pintu kamar lalu menutupnya biarlah ini menjadi privasi antara aku dan Mama. Sebenarnya juga tak ingin melibatkan Mama dalam kegundahanku, tapi Mama Merta sangatlah baik bahkan rasa sayang yang dia berikan tak jauh beda dari Mamaku yang sudah berpulang ke pangkuan yang Kuasa. Jika Mama tidak menanyakan, aku pun juga tak ingin jujur. Mana tauan dengan bercerita ke Mama ada rasa plong yang kurasakan."Ma, sini duduk dulu." Ajakku. Kami duduk berdampingan kening Mama

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Seperti Beruntung Menjadi Menantunya

    "Makasih, Ma." Tangisku kembali pecah tatkala Mama memeluk.Di saat rapuh dan tak punya tempat untuk curhat selain Allah, kehadiran Mama sungguh memberikan energi, ditambah Mama yang berada di pihakku.Di saat menantu-menantu lainnya tak dapat perlakuan elok dari sang mertua, aku tentu beruntung bisa memiliki mertua sebaik dan se-care Mama Merta."Semoga saja ini hanya pikiran burukku saja, Ma. Semoga saja apa yang kutakutkan tidak terjadi," ucapku penuh harap. Sekalipun gerak-gerik Mas Bryan sangat mencurigakan malah terang-terangan sikapnya jelas tampak berbeda, aku tetap berharap Mas Bryan benar-benar terbebani oleh pekerjaannya."Iya, Mon. Mama pun begitu. Sangat memalukan jika Bryan sampai melakukan hal yang keji seperti itu." lalu Mama menyeka airmata ku yang rajin kali jatuh jika sudah berada di depan Mama.🎀🎀🎀Makan siang kali ini Mas Bryan dan Rara ikut bergabung dengan aku dan Mama. Tumben, iya tumben banget malahan. Mungkin tampaknya Mas Bryan tak ingin Mama menaruh curi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Pasang CCTV

    "Ini, Bu. Kami ada yang keluaran paling canggih, kameranya unik dan tak akan dikenali," tawar pelayan sembari memperlihatkan barang itu padaku.Ini sama persis dengan barang yang kulihat melalui gool*. Kameranya bagus dan tak berbentuk seperti kamera cctv. Ku pastikan Mas Bryan dan Rara tidak akan mengetahuinya. Untuk pemasangannya pun gampang. Aku sendiri pun bisa memasangnya saking canggihnya kamera cctv yang kubeli."Boleh pak, bungkus langsung eh tapi aku beli jadinya 3 aja deh." Setelah semua selesai aku pun bergegas pulang ke rumah, ngeri kalau berlama-lama di luar. Sambil jalan pulang aku mau beli ayam goreng drive true nambah-nambah lauk-pauk di rumah. Takutnya pada bosan sama menu yang di rumah, apalagi ini juga sambil jalan pulang.Aku juga beli es krim dan mocaflut kesukaanku, maklum cuaca sangat panas, tapi belum sebanding dengan panas hati yanh ku rasakan.Sesampainya di rumah, tampak Mama sedang berada di teras rumah dengan seorang perempuan seusia ku. "Eh, Mon dari ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03

Bab terbaru

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Rasa Bimbang Mendominasi

    "Saya bisa bicara dengan Bu Eti nggak, Bu?""Bisa, tapi tidak sekarang, nanti palingan, Bu Mona. Tapi sebelumnya, saya minta untuk dikabulkan permintaan beliau, ya. Semoga kesehatan beliau semakin membaik dan hatinya juga ikut membaik. Sebagai perempuan ibu pasti paham."Monalisa bergeming mendengar ucapan ketua pengelola panti jompo."Apa sebenarnya yang dikatakan Bu Eti selama di sana? Apa ibu Eti tahu jikalau aku ... tidaklah, mana mungkin dia tahu tentang ...," batinnya."Iya, Bu. Palingan sore atau malam saya bisa standby hape. Sekitaran jam segitu bisa, Bu?""Bisa, nanti saya telpon lagi."Waktu berjalan kian terasa berat, dibalik dirinya harus fokus mempelajari jobsdesk sebagai administrasi di sebuah klinik, pikiran Monalisa tak hentinya dihantam dan begitu berisik.Dadanya penuh sesak, pikirannya juga selalu berbisik penyesalan. Ada terbesit penyesalan kenapa ibu yang hampir ditabraknya itu adalah ibu dari perempuan yang sudah menyakitinya dengan sengaja."Halo. Assalamu'alaik

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Keadaan Bu Eti Memburuk

    Seminggu pun berlalu ... kabar dari perusahaan tak juga ada. Monalisa mulai merasa gundah dan berfirasat dirinya tidak akan diterima."Tadi ibu yang interview kamu kemarin, nemuin aku, katanya dia srek sama kamu, cuma mengingat kamu umurnya sudah cukup dewasa, jadinya dia urung lanjutin kamu ke test selanjutnya."Sesampainya di kost, Namira langsung menuju kamar Monalisa."Aku sudah feeling sih, tapi ya nggak papa juga. Nanti aku cari lowongan kerja lainnya. Kamu udah makan belum? Kalau belum makan di luar yuk!" ajak Monalisa menghempaskan suasana yang sempat tidak enak.Saat dirinya mengambil bergo dan memasangnya, di tiba-tiba ..."Tapi ... tadi, lepas ibu itu keluar, ada temenku yang sama-sama posisinya HRD ngasih tahu, kalau saudaranya baru mendirikan sebuah klinik, terus butuh posisi administrasi satu lagi, kalau kamu berkenan bikin aja surat lamarannya, biar besok aku kasih ke dia. Gimana?"Monalisa sempat bergeming sesaat ..."Boleh, dicoba aja kali ya. Sambilan nanti aku bikin

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Dia Menghantam Pintu Utama

    Monalisa terus disemangati oleh Namira. "Rezeki nggak ada yang tahu, umur juga bukan patokan."Malam harinya, mata Monalisa terasa sulit dipejamkan. Tidak terhitung pula dia bertukar posisi tidur."Mata panda kamu kelihatan, Mon. Nggak nyenyak ya tidurnya semalam?"Kedua wanita dewasa ini sedang berada di stasiun menunggu kereta api."Susah, aku kepikiran soal interview nanti.""Wajar sih, hal normal kok. Pake ini aja." Namira merogoh sebuah benda berbentuk bulat dan panjang, rata-rata perempuan memakai ini."Nggak menor ntar, Na?" Monalisa tampak ragu menerima benda itu."Nggak kok. Coba aja dulu. Ntar kalau nggak nyaman bisa dihapus. Atau solusi lain pake kacamata."Dari rumah, Monalisa hanya memakai sunscreen, bibir di poles dengan lipstik berwarna merah bata, serta matanya dipakaikan eyeliner.Sebelum kereta jurusan mereka datang, Monalisa sibuk merias diri, memberi cushion dan concelear di wajahnya."Nah, gitu kan lebih cantik. Mata panda nya jadi lenyap," puji Namira setelah se

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Diajak Diskusi Malah Ngeyel!

    Monalisa lekas beranjak dan membukakan pintu utama."Papa!" sentak Monalisa yang masih memanggil mantan mertuanya itu dengan sebutan papa."Bisa kita berbicara?" tanya Burhan langsung pada tujuannya."Boleh, masuk, Pa, eh, Pak!"Burhan pun melangkahkan kaki masuk dan duduk di sofa single. Kemudian, menyisir pandangan."Mau dipanggilkan, Rara?" tanya Monalisa."Nggak, tujuan saya ke sini bahkan bukan untuk menemui Rara. Melainkan tentang Bryan dan mama mertua kamu.""Tujuan? Apa itu?""Saya ingin kamu mencabut laporan, nanti bilang saja kalau sudah damai.""Hmm, gimana ya, Pak. Agaknya saya nggak akan lakukan itu deh. Soalnya udah pada keterlaluan." Monalisa menjawab santai."Apa kamu nggak kasian sama mertua dan Bryan?"Di dalam kamar, Rara yang sedang tertidur karena kepalanya begitu pusing, tiba-tiba tersentak saat mendengar suara dari luar kamar.Dia beranjak dan mendekatkan telinga ke pintu kamar."Dia? Ngapain dia ke sini?""Apa aku keluar dan menemuinya?""Nggak ... Nggak ... Bu

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Berubah 360°

    Part Lanjutan Menggunakan PoV 3 ya 🫶"Nggak ... Nggak ... Kalau aku kerja dan notabenenya seperti ini, pasti akan timbul hal lain. Aku tidak ingin embel-embel seorang wanita independen diketahui nantinya."Monalisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada rasa trauma baginya."Aku harus jadi Monalisa yang baru, sederhana tanpa kemewahan yang kumiliki ini." Dia bergumam sendiri.Sesampainya di hotel, Monalisa langsung mengemasi barang-barangnya. Kemudian, mandi dengan air hangat. Dan, setelahnya menikmati hidangan makan malam yang ada di hotel.Dia duduk di bangku paling depan, pemandangannya sungguh indah. Hamparan lautan yang bercahaya oleh kapal yang sedang berlayar. Kembali dirinya teringat akan masa-masa indah dengan Bryan yang hanya sekejap mata dirasakannya. Namun, detik kemudian dia kembali diingatkan bagaimana perlakuan mantan suaminya itu.Menjelang tidur, Monalisa mencoba melamar pekerjaan melalui situs aplikasi. Di sana terpampang beraneka ragam posisi jabatan yang dibutuhkan k

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Pulang, Sudah Malam!

    "Ya sudah sekarang kita pulang, motor kamu tinggal di sini dulu.""Apa nggak sebaiknya tidur di sini saja, Mon. Apalagi sudah mala gini," ujar Yuyul."Nggak usah, Yul. Aku dan Rara pulang saja, maaf sudah merepotkan kamu," aku menuntun Rara untuk berdiri.Sepanjang jalan aku hanya diam, sedangkan Rara masih menangis tersedu, aku sengaja tak menanyakan lagi soal kejadian itu. Takut mentalnya makin terguncang, lagian aku juga harus fokus mengemudi supaya tidak terjadi hal yang sama seperti tadi. Masih untung aku dan Bu Eti selamat. Bagaimana kalau tidak, tamat sudah hidupku.Sesampainya di rumah Rara langsung masuk ke dalam rumah mungkin masuk ke kamarnya, masih ada isakan tangisnya ketika turun dari mobil. Aku masih memarkir mobil, sekilas tadi tampak rumah gundikku sudah sepi tidak ramai ketika aku pergi menjemput Rara tadi.Setelah membersihkan diri, aku membaringkan tubuh yang begitu lelah, sebagian sendi ada yang sakit akibat kejadian tadi yang hampir menabrak Bu Eti.***Deringan

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Tolong Angkat Ibu Ini!

    "Pak, tolong angkat ibu ini ke mobil saya ya, biar saya antar ke rumah sakit terdekat,""Baik, Bu,"Ada tiga orang lelaki yang menggotong ibu ini ke dalam mobilku karena tubuh ibu ini agak berisi.Tak lupa aku mengucapkan terima kasih dan meminta maaf atas yang terjadi. Ini karena pikiranku kalut jadi membawa mobil jadi tidak konsentrasi. Padahal untuk sampai di rumah Yuyul tinggal menempuh perjalanan 10 menit lagi. Tapi yang namanya ujian kadang tidak akan memberi kode terlebih dahulu."Bu, aku anterin ke rumah sakit dulu ya biar ibu diobatin dulu. Abis itu aku akan antar ibu pulang ke rumah," jelasku. Ibu berjilbab dalam itu pun menjawab dengan anggukan saja. Bagaimanapun aku harus tanggung jawab dulu walaupun pikiranku masih memikirkan Rara. Lagian Rara juga di rumah Yuyul yang kurasakan dia akan aman di sana.Untung didekat kejadian tadi ada rumah sakit, Ibu Eti pun ditindak cepat oleh beberapa perawat. Setelah semuanya selesai aku mengantar Ibu Eti ke rumahnya, ternyata rumahnya

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Hanya Kaki Berdarah

    "Yuk, Bryan. Kita ke rumah Mayora saja. Untung saja kamu masih punya Mayora dan sebentar lagi kalian juga bakalan punya anak. Tentu hidup kalian lebih bahagia pastinya. Daripada kamu sama Mona, udah enam bulan belum juga hamil. Beda sama Mayora enam bulan lagi dia bakalan lahirin anakmu, Nak. Ayuk kita kemasi," ajak Mama sambil menarik tangan Bryan untuk mengemasi barang-barang."Apa? Mayora hamil? Enam bulan lagi bakalan lahiran? Jadi ...? Pantas saja Bryan tersedak ketika Mama membahas perihal kehamilan kala itu, dasar nenek lampir kupikir dia ... ah sudahlah, sabar Mon, semuanya sudah berlalu, masa depanmu masih panjang.""Harusnya dari dulu aku tidak memaksakan diri untuk menikah dengan kamu, Mon," ujar Mas Bryan yang tengah mengeluarkan barang-barang pribadi miliknya."Nggak usah banyak bacot, beresin saja secepatnya. Aku jijik lihat kalian masih di sini,""Mas Bryan ... Mama Merta ... kok ini ..." aku melengah ke sumber suara, ada gundik Mas Bryan ternyata."Eh, gundik canda gun

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Siapa yang Harusnya Marah? Lucu!

    "Baik, Bu. Sebentar, saya cek dulu." Dia mengambil gawai yang sedari berada di atas meja seperti mau menelepon seseorang."Ririn, ke ruangan saya sebentar!" perintahnya dalam sambungan telepon."Sebentar ya, Bu. Saya tunggu staff administrasi dulu." pintanya. Lantas Pak kepala mengecek komputer selingan dengan mengecek buku nikah yang kuserahkan tadi. Keningnya tampak mengerut, mungkin bingung.Tok... Tok... Tok..."Masuk!" sahut Pak kepala."Permisi, Pak. Ada apa ya memanggil saya?" aku tidak menoleh ke sumber suara. Tapi perempuan itu berjalan ke arah Pak kepala dan sekarang berdiri di samping kiri Pak Bobby."Ibu ini memberi tahu jikalau suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuannya. Kamu bisa check-in kelengkapan berkas yang diserahkan oleh Bapak Bryan dan Ibu Mayora? Kebetulan mereka menikah kurang lebih sebulan yang lalu." Ririn sang staff administrasi mengangguk paham."Saya cari dulu ya, Pak. Nanti saya ke sini lagi.""Oke," lalu Ririn meninggalkan ruangan."Mohon ditunggu sebe

DMCA.com Protection Status