Home / Rumah Tangga / GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU / Bab 7. Ngerasa Rumah Tangga Panas

Share

Bab 7. Ngerasa Rumah Tangga Panas

last update Last Updated: 2023-11-06 16:08:05

"Mas, kok aku ngerasa hawa rumah tangga kita panas aja yah beberapa hari ini. Kamu sibuk, aku pun gitu. Gimana kalau ntar malam kita jalan-jalan keluar sambil nyari cemilan," ajakku pada Mas Bryan yang masih berlanjut berkutat di depan laptop. Ku lirik jam di dinding berbentuk hello kitty berwarna pink midle putih itu sudah menunjukkan pukul 17.00 sore.

"Berdua aja? Sepi Mon, ajak Rara lah, masa dia di tinggal sendiri." Tanpa menoleh aku yang tengah menyapu rumah langsung menghentikan aktivitas lalu di duduk berhadapan dengan Mas Bryan.

"Mas, kamu nggak lagi ada sesuatu yang ditutupin sama aku 'kan?" tanyaku penuh selidik.

"Eng-enggak, lah apa juga yang mesti di tutupin Mon, Mon." Daya tangkapku Mas Bryan seperti tak jujur, aku yakin ini pasti tidak ada yang beres.

"Terus kenapa nyebut sepi mulu? Dulu zaman pacaran malah kamu suka kita pergi berduaan, sekarang kok malah gitu?" 

"Ya, enggak kenapa-kenapa Mon. Kamu tuh aneh ya. Udahlah, nggak usah pergi. Malesin gayamu, kayak curigaan aja sama suami sendiri."

"Berarti bener dong, ada yang kamu umpetin dari aku, Mas?"

"Enggak, udah ah. Jangan ganggu, aku mau kerja." Dia membawa laptop serta perintilan kerjanya lalu bertolak ke lantai dua. Seumur menikah, Mas Bryan paling malas ke lantai dua entah kenapa sekarang dia memutuskan lari ke lantai dua ketimbang ke kamar.

Apa aku sebegitu mengesalkan? Atau benar akan kecurigaanku beberapa hari ini? Sedangkan Rara sedari tadi mengeram diri di kamar. Sekalipun dia keluar kamar cuma untuk mengambil nasi lalu masuk ke kamar lagi. 

Tak ingin terlalu dalam bergelut dengan kondisi yang menurutku janggal, aku pun memutuskan untuk pergi ke minimarket sekedar mengecek keadaan apakah jual beli masih aman. Apalagi berita maraknya virus itu makin merajalela dengan gampangnya.

Aku pun tadi mengajak Mas Bryan keluar rumah tak juga sepernuhnya serius. Ingin nge-test saja, ternyata perlakuannya sungguh di luar ekspetasiku yang membuat aku semakin menaruh curiga antara dia dan Rara.

"Rien, semalam minimarket tutup jam berapa?" tanyaku pada Rienna yang sedang santai di meja kasir. Kebetulan tidak ada pelanggan yang berbelanja.

"Semalam aku dan temen lainnya pulang pukul setengah 10, Bu. Kata Bapak, biar dia yang nutup minimarket. Jadi aku nggak tahu juga jam berapa Bapak nutupnya, Bu." jelas Rienna.

"Oh gitu, gimana penjualan hari ini Rien? Rame nggak? Soalnya yang lihat di medsos virusnya begitu cepat nularnya."

"Kemarin masih lumayan, Bu kayak biasa. Tapi sekarang baru ada lima orang yang belanja, itupun juga beli air mineral dingin, Bu." kulihat wajah Rienna sedikit lesu, pas menjawabnya.

"Bu, hmmm, apa kami ..."

"Kamu mau nanya apa Rien, kok terbata gitu?" 

"Enggak, Bu. Tadi aku lihat di sosmed banyak karyawan yang dirumahkan. Apa kami bernasib sama juga seperti mereka, Bu?" Rienna tertunduk, terasa bagiku kegundahan yang dia rasakan, apalagi Rienna adalah tulang punggung keluarga selepas ditinggal pergi untuk selamanya oleh Ayah tercinta.

"Semoga saja tidak Rien, aku juga nggak mau kalian dirumahkan, doakan saja biar minimarket ini ada penjualan setiap harinya." ucapku menenangkan.

Kurang lebih satu jam aku di memantau minimarket ku putuskan untuk masuk ke dalam rumah kebetulan sebentar lagi azan Magrib berkumandang. Tapi alangkah kagetnya aku melihat Mas Bryan dan Rara sedang bercengkrama di ruang tamu, tertawa kecilnya terhenti ketika melihat sosokku berdiri di ambang pintu. Bukan netraku saja yang terbelalak, Rara dan Mss Bryan pun ternganga.

Related chapters

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 8. Pembicaraan Mereka Gurih Sekali

    "Mas Bryan, Rara sedang apa kalian. Kelihatannya gurih kali pembicaraannya." Sindirku. Belum lagi netraku panas melihat mereka duduk berdekatan."Eh sayang, nggak ngomongin apa-apa, biasa seputar virtual aja," elak Mas Bryan dia tampak gugup dan salah tingkah. Begitupun dengan Rara."Kak, Mas, Rara ke kamar dulu ya. Mau lanjutin bikin tugas." dia berjalan setengah berlari memasuki kamarnya. Tingkahnya tak jauh berbeda dengan Mas Bryan."Sini duduk, Mon!" Mas Bryan menepuk-nepuk kursi sofa bekas didudukin Rara."Ngomongin virtual maksudnya gimana, Mas? Memang ada yang lucu sama virtualnya?" selidiki ketika baru mehenyakkan pantay di kursi sofa bekas pakai Rara."Iyaa, virtualnya lucu Mon. Lebih ribet dan parahnya lebih mengekang. Bikin makin mumet dan berasa kayak sedang dipatroli." jawab Mas Bryan dengan mengubah posisi duduknya."Bukannya lebih enak, Mas. Nggak perlu capek-capek ke area, bolak-balik ketemu klien. Sekarang follow up kliennya bisa via WA atau by phone kan lebih hemat t

    Last Updated : 2023-11-06
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 9. Kedatangan Seorang Perempuan Tak Asing

    Keesokan harinya..."Assalamu'alaikum," terdengar ucapan salam di luar sana dibarengi dengan ketukan pintu."Assalamu'alaikum, Monalisa," ucap sekali lagi, sungguh jelas ini suara perempuan."Waalaikumsalam, sebentar," sahutku di dalam rumah. Aku yang ketika itu sedang berkutat di dapur memasak untuk sarapan dan makan siang. Gegas bertolak ke depan untuk membukakan pintu."Mamaaa..." sorakku girang kucium punggung tangannya dengaj takzim lalu memeluk wanita yang sudah melahirkan Mas Bryan, Mama Merta adalah mertuaku."Momoon,""Kamu, apa kabar?" tanya Mama sembari melepaskan pelukanku."Alhamdulillah, aku sehat, Ma. Mari masuk, Ma." aku pun menggandeng tangan Mama dan membawa koper bawaan Mama. "Kok sepi Mon, mana Bryan dan Rara?" tanya Mama seraya duduk di sofa ruang tamu."Oooh, Mas Bryan lagi mandi, Ma. Rara lagi di kamarnya." Jelasku."Oh pantes sepi,""Astagfirullah, Ma. Maaf sebelumnya Mama kan abis perjalan jauh cuci dulu tangannya Ma. Buat ngejaga-jaga aja""Oh iya, Mama lupa

    Last Updated : 2023-11-29
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Bab 10. Mertua Mulai Curiga

    "Mon, itu Bryan kenapa? Kok Mama perhatikan dia nggak seperti biasanya. Mama ngerasa ada sesuatu," ucap Mama ketika menaruh tas pribadinya di atas nakas kamarku.Ku toleh Mama dengan perasaan yang campur aduk, "Jujur, enggak, jujur, enggak. Duh Ya Allah.""Mon, kok malah melamun Mama tanyain juga." sergah Mama, suara Mama yang sedikit tinggi membuyarkan lamunan ku.""Eh iya, Ma. Nggak kenapa-kenapa, hmm.""Kok, hmm aja Mon. Memangnya kamu nggak ngerasa ada yang aneh dari gelagatnya Bryan tadi?" selidik Mama.Aku mendekat ke pintu kamar lalu menutupnya biarlah ini menjadi privasi antara aku dan Mama. Sebenarnya juga tak ingin melibatkan Mama dalam kegundahanku, tapi Mama Merta sangatlah baik bahkan rasa sayang yang dia berikan tak jauh beda dari Mamaku yang sudah berpulang ke pangkuan yang Kuasa. Jika Mama tidak menanyakan, aku pun juga tak ingin jujur. Mana tauan dengan bercerita ke Mama ada rasa plong yang kurasakan."Ma, sini duduk dulu." Ajakku. Kami duduk berdampingan kening Mama

    Last Updated : 2023-11-30
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Seperti Beruntung Menjadi Menantunya

    "Makasih, Ma." Tangisku kembali pecah tatkala Mama memeluk.Di saat rapuh dan tak punya tempat untuk curhat selain Allah, kehadiran Mama sungguh memberikan energi, ditambah Mama yang berada di pihakku.Di saat menantu-menantu lainnya tak dapat perlakuan elok dari sang mertua, aku tentu beruntung bisa memiliki mertua sebaik dan se-care Mama Merta."Semoga saja ini hanya pikiran burukku saja, Ma. Semoga saja apa yang kutakutkan tidak terjadi," ucapku penuh harap. Sekalipun gerak-gerik Mas Bryan sangat mencurigakan malah terang-terangan sikapnya jelas tampak berbeda, aku tetap berharap Mas Bryan benar-benar terbebani oleh pekerjaannya."Iya, Mon. Mama pun begitu. Sangat memalukan jika Bryan sampai melakukan hal yang keji seperti itu." lalu Mama menyeka airmata ku yang rajin kali jatuh jika sudah berada di depan Mama.🎀🎀🎀Makan siang kali ini Mas Bryan dan Rara ikut bergabung dengan aku dan Mama. Tumben, iya tumben banget malahan. Mungkin tampaknya Mas Bryan tak ingin Mama menaruh curi

    Last Updated : 2023-12-01
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Pasang CCTV

    "Ini, Bu. Kami ada yang keluaran paling canggih, kameranya unik dan tak akan dikenali," tawar pelayan sembari memperlihatkan barang itu padaku.Ini sama persis dengan barang yang kulihat melalui gool*. Kameranya bagus dan tak berbentuk seperti kamera cctv. Ku pastikan Mas Bryan dan Rara tidak akan mengetahuinya. Untuk pemasangannya pun gampang. Aku sendiri pun bisa memasangnya saking canggihnya kamera cctv yang kubeli."Boleh pak, bungkus langsung eh tapi aku beli jadinya 3 aja deh." Setelah semua selesai aku pun bergegas pulang ke rumah, ngeri kalau berlama-lama di luar. Sambil jalan pulang aku mau beli ayam goreng drive true nambah-nambah lauk-pauk di rumah. Takutnya pada bosan sama menu yang di rumah, apalagi ini juga sambil jalan pulang.Aku juga beli es krim dan mocaflut kesukaanku, maklum cuaca sangat panas, tapi belum sebanding dengan panas hati yanh ku rasakan.Sesampainya di rumah, tampak Mama sedang berada di teras rumah dengan seorang perempuan seusia ku. "Eh, Mon dari ma

    Last Updated : 2023-12-03
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Ada Sesuatu Mencurigakan

    "Eh, Mama." Sapaku, lalu beranjak duduk. "Mama, mau pergi sebentar ya Mon. Itu si Mayora ngajakin ke Emolle." Keningku mengerut, netraku memperhatikan penampilan Mama dari ujung kaki sampai rambut, walaupun sudah berumur 56 tahun stelan mama masih stylist dan masih belum.mengenakan hijab. Maklum nyonya-nyonya konglomerat. Papa mertua ku adalah pengusaha terkenal di bidang furniture."Oh iya, Ma. Silakan, hati-hati yah Ma. Virus pada ngeri zaman sekarang," jawabku nyengir. "Iya." Mama pun menutup pintu tapi aku sangat enggan melepas kepergiannya dengan perempuan tetangga baruku itu.Terdengar deru mesin mobil yang perlahan kian melaju lalu hilang dari pendengaran ku, tapi entah kenapa jantungku berdegup kencang ketika mendengar bunyi mesin mobil tersebut. Tak ingin berkecimpung dengan pikiran yang terlalu menguras bathin, aku pun bertolak ke kamar.Setelah selesai beres-beres rumah dan mandi, masih belum ada terdengar hiruk-pikuk dari kamar Rara, biasanya kalau perempuan yang masih

    Last Updated : 2023-12-04
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Periksa Laci, dan ...

    Aku memeriksa laci nakas satu per satu berharap ada bukti yang ku temukan atas keraguanku dengan Mas Bryan. Lacinya kosong, aku bertolak memeriksa lemari, tetap nihil, memeriksa laci nakas yang berada di samping kiri dan kanan ranjang. Hasil tetap sama tak ku temukan apa-apa.Sepersekian detik, netraku tertuju pada springbed ranjang, tak mengulur waktu dengan sigap dan kekuatan estra aku mengangkat springbed tetap dengan satu harapan, ada bukti yang ku temukan. Mengangkat mulai dari sudut kiri atas, kiri bawah, lalu kanan bawah, dan deg!Jantung berpacu, mataku melotot tajam, pada satu map berwarna biru yang tergeletak cantik di bawah springbed kanan atas. Dengan tangan gemetar ku coba mengambilnya.Kubuka map walau tangan sangat gemetaran, rongga dadaku terasa semakin sesak, kamar yang luasnya 4x4 ditambah hembusan AC tak mampu menurunkan hawa panas disekejur tubuhku. Mungkin panas di luar sana tak kalah panasnya di diriku.Dan, ketika map itu kubuka, ada dua buah buku nikah, alisku

    Last Updated : 2023-12-05
  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Apa yang Disembunyikan?

    "Ya ampun, Mona. Aku turut prihatin. Tapi tenang, apa pun itu, aku akan pastikan kamu pemenang semuanya." semangat Romi makin membuat energi ku bertambah."Semoga Rom.""Sudah, minum dulu tehnya. Nanti biar aku yang urus tetek-bengek perintilan persiapan.""Siap, nggak usah buru-buru, Rom. Aku mau siapin dulu semuanya, jika udah rampung baru deh dikelarin semua.""Siap, Monalisa. Kalau urusan itu aku mah percaya kamu bakalan mampu menghadapinya. Semangat, masih banyak lho lelaki bujangan dan duda keren yang ketceh badai." goda Romi lagi."Sekarang persetan dulu dengan itu, Rom. Mau ngasih pelajaran dulu." jawabku memainkan alis. "Dah ya, aku pamit. Gimananya nanti kukabari lagi." aku beranjak."Yang sabar yah, Mon." "Tak apa, Rom." jawabku sok tegar.Kini aku melaju ke sebuah bank, tempat Mas Bryan dan aku menabung. Aku ingin menarik semua uang yang ada di dalamnya. Semoga saja tabungan itu tak berkurang. Awas saja dia gunakan untuk membelikan mahar gundiknya itu.Sebelum pergi ke te

    Last Updated : 2023-12-07

Latest chapter

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Rasa Bimbang Mendominasi

    "Saya bisa bicara dengan Bu Eti nggak, Bu?""Bisa, tapi tidak sekarang, nanti palingan, Bu Mona. Tapi sebelumnya, saya minta untuk dikabulkan permintaan beliau, ya. Semoga kesehatan beliau semakin membaik dan hatinya juga ikut membaik. Sebagai perempuan ibu pasti paham."Monalisa bergeming mendengar ucapan ketua pengelola panti jompo."Apa sebenarnya yang dikatakan Bu Eti selama di sana? Apa ibu Eti tahu jikalau aku ... tidaklah, mana mungkin dia tahu tentang ...," batinnya."Iya, Bu. Palingan sore atau malam saya bisa standby hape. Sekitaran jam segitu bisa, Bu?""Bisa, nanti saya telpon lagi."Waktu berjalan kian terasa berat, dibalik dirinya harus fokus mempelajari jobsdesk sebagai administrasi di sebuah klinik, pikiran Monalisa tak hentinya dihantam dan begitu berisik.Dadanya penuh sesak, pikirannya juga selalu berbisik penyesalan. Ada terbesit penyesalan kenapa ibu yang hampir ditabraknya itu adalah ibu dari perempuan yang sudah menyakitinya dengan sengaja."Halo. Assalamu'alaik

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Keadaan Bu Eti Memburuk

    Seminggu pun berlalu ... kabar dari perusahaan tak juga ada. Monalisa mulai merasa gundah dan berfirasat dirinya tidak akan diterima."Tadi ibu yang interview kamu kemarin, nemuin aku, katanya dia srek sama kamu, cuma mengingat kamu umurnya sudah cukup dewasa, jadinya dia urung lanjutin kamu ke test selanjutnya."Sesampainya di kost, Namira langsung menuju kamar Monalisa."Aku sudah feeling sih, tapi ya nggak papa juga. Nanti aku cari lowongan kerja lainnya. Kamu udah makan belum? Kalau belum makan di luar yuk!" ajak Monalisa menghempaskan suasana yang sempat tidak enak.Saat dirinya mengambil bergo dan memasangnya, di tiba-tiba ..."Tapi ... tadi, lepas ibu itu keluar, ada temenku yang sama-sama posisinya HRD ngasih tahu, kalau saudaranya baru mendirikan sebuah klinik, terus butuh posisi administrasi satu lagi, kalau kamu berkenan bikin aja surat lamarannya, biar besok aku kasih ke dia. Gimana?"Monalisa sempat bergeming sesaat ..."Boleh, dicoba aja kali ya. Sambilan nanti aku bikin

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Dia Menghantam Pintu Utama

    Monalisa terus disemangati oleh Namira. "Rezeki nggak ada yang tahu, umur juga bukan patokan."Malam harinya, mata Monalisa terasa sulit dipejamkan. Tidak terhitung pula dia bertukar posisi tidur."Mata panda kamu kelihatan, Mon. Nggak nyenyak ya tidurnya semalam?"Kedua wanita dewasa ini sedang berada di stasiun menunggu kereta api."Susah, aku kepikiran soal interview nanti.""Wajar sih, hal normal kok. Pake ini aja." Namira merogoh sebuah benda berbentuk bulat dan panjang, rata-rata perempuan memakai ini."Nggak menor ntar, Na?" Monalisa tampak ragu menerima benda itu."Nggak kok. Coba aja dulu. Ntar kalau nggak nyaman bisa dihapus. Atau solusi lain pake kacamata."Dari rumah, Monalisa hanya memakai sunscreen, bibir di poles dengan lipstik berwarna merah bata, serta matanya dipakaikan eyeliner.Sebelum kereta jurusan mereka datang, Monalisa sibuk merias diri, memberi cushion dan concelear di wajahnya."Nah, gitu kan lebih cantik. Mata panda nya jadi lenyap," puji Namira setelah se

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Diajak Diskusi Malah Ngeyel!

    Monalisa lekas beranjak dan membukakan pintu utama."Papa!" sentak Monalisa yang masih memanggil mantan mertuanya itu dengan sebutan papa."Bisa kita berbicara?" tanya Burhan langsung pada tujuannya."Boleh, masuk, Pa, eh, Pak!"Burhan pun melangkahkan kaki masuk dan duduk di sofa single. Kemudian, menyisir pandangan."Mau dipanggilkan, Rara?" tanya Monalisa."Nggak, tujuan saya ke sini bahkan bukan untuk menemui Rara. Melainkan tentang Bryan dan mama mertua kamu.""Tujuan? Apa itu?""Saya ingin kamu mencabut laporan, nanti bilang saja kalau sudah damai.""Hmm, gimana ya, Pak. Agaknya saya nggak akan lakukan itu deh. Soalnya udah pada keterlaluan." Monalisa menjawab santai."Apa kamu nggak kasian sama mertua dan Bryan?"Di dalam kamar, Rara yang sedang tertidur karena kepalanya begitu pusing, tiba-tiba tersentak saat mendengar suara dari luar kamar.Dia beranjak dan mendekatkan telinga ke pintu kamar."Dia? Ngapain dia ke sini?""Apa aku keluar dan menemuinya?""Nggak ... Nggak ... Bu

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Berubah 360°

    Part Lanjutan Menggunakan PoV 3 ya 🫶"Nggak ... Nggak ... Kalau aku kerja dan notabenenya seperti ini, pasti akan timbul hal lain. Aku tidak ingin embel-embel seorang wanita independen diketahui nantinya."Monalisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada rasa trauma baginya."Aku harus jadi Monalisa yang baru, sederhana tanpa kemewahan yang kumiliki ini." Dia bergumam sendiri.Sesampainya di hotel, Monalisa langsung mengemasi barang-barangnya. Kemudian, mandi dengan air hangat. Dan, setelahnya menikmati hidangan makan malam yang ada di hotel.Dia duduk di bangku paling depan, pemandangannya sungguh indah. Hamparan lautan yang bercahaya oleh kapal yang sedang berlayar. Kembali dirinya teringat akan masa-masa indah dengan Bryan yang hanya sekejap mata dirasakannya. Namun, detik kemudian dia kembali diingatkan bagaimana perlakuan mantan suaminya itu.Menjelang tidur, Monalisa mencoba melamar pekerjaan melalui situs aplikasi. Di sana terpampang beraneka ragam posisi jabatan yang dibutuhkan k

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Pulang, Sudah Malam!

    "Ya sudah sekarang kita pulang, motor kamu tinggal di sini dulu.""Apa nggak sebaiknya tidur di sini saja, Mon. Apalagi sudah mala gini," ujar Yuyul."Nggak usah, Yul. Aku dan Rara pulang saja, maaf sudah merepotkan kamu," aku menuntun Rara untuk berdiri.Sepanjang jalan aku hanya diam, sedangkan Rara masih menangis tersedu, aku sengaja tak menanyakan lagi soal kejadian itu. Takut mentalnya makin terguncang, lagian aku juga harus fokus mengemudi supaya tidak terjadi hal yang sama seperti tadi. Masih untung aku dan Bu Eti selamat. Bagaimana kalau tidak, tamat sudah hidupku.Sesampainya di rumah Rara langsung masuk ke dalam rumah mungkin masuk ke kamarnya, masih ada isakan tangisnya ketika turun dari mobil. Aku masih memarkir mobil, sekilas tadi tampak rumah gundikku sudah sepi tidak ramai ketika aku pergi menjemput Rara tadi.Setelah membersihkan diri, aku membaringkan tubuh yang begitu lelah, sebagian sendi ada yang sakit akibat kejadian tadi yang hampir menabrak Bu Eti.***Deringan

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Tolong Angkat Ibu Ini!

    "Pak, tolong angkat ibu ini ke mobil saya ya, biar saya antar ke rumah sakit terdekat,""Baik, Bu,"Ada tiga orang lelaki yang menggotong ibu ini ke dalam mobilku karena tubuh ibu ini agak berisi.Tak lupa aku mengucapkan terima kasih dan meminta maaf atas yang terjadi. Ini karena pikiranku kalut jadi membawa mobil jadi tidak konsentrasi. Padahal untuk sampai di rumah Yuyul tinggal menempuh perjalanan 10 menit lagi. Tapi yang namanya ujian kadang tidak akan memberi kode terlebih dahulu."Bu, aku anterin ke rumah sakit dulu ya biar ibu diobatin dulu. Abis itu aku akan antar ibu pulang ke rumah," jelasku. Ibu berjilbab dalam itu pun menjawab dengan anggukan saja. Bagaimanapun aku harus tanggung jawab dulu walaupun pikiranku masih memikirkan Rara. Lagian Rara juga di rumah Yuyul yang kurasakan dia akan aman di sana.Untung didekat kejadian tadi ada rumah sakit, Ibu Eti pun ditindak cepat oleh beberapa perawat. Setelah semuanya selesai aku mengantar Ibu Eti ke rumahnya, ternyata rumahnya

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Hanya Kaki Berdarah

    "Yuk, Bryan. Kita ke rumah Mayora saja. Untung saja kamu masih punya Mayora dan sebentar lagi kalian juga bakalan punya anak. Tentu hidup kalian lebih bahagia pastinya. Daripada kamu sama Mona, udah enam bulan belum juga hamil. Beda sama Mayora enam bulan lagi dia bakalan lahirin anakmu, Nak. Ayuk kita kemasi," ajak Mama sambil menarik tangan Bryan untuk mengemasi barang-barang."Apa? Mayora hamil? Enam bulan lagi bakalan lahiran? Jadi ...? Pantas saja Bryan tersedak ketika Mama membahas perihal kehamilan kala itu, dasar nenek lampir kupikir dia ... ah sudahlah, sabar Mon, semuanya sudah berlalu, masa depanmu masih panjang.""Harusnya dari dulu aku tidak memaksakan diri untuk menikah dengan kamu, Mon," ujar Mas Bryan yang tengah mengeluarkan barang-barang pribadi miliknya."Nggak usah banyak bacot, beresin saja secepatnya. Aku jijik lihat kalian masih di sini,""Mas Bryan ... Mama Merta ... kok ini ..." aku melengah ke sumber suara, ada gundik Mas Bryan ternyata."Eh, gundik canda gun

  • GELAGAT MISTERIUS SUAMIKU    Siapa yang Harusnya Marah? Lucu!

    "Baik, Bu. Sebentar, saya cek dulu." Dia mengambil gawai yang sedari berada di atas meja seperti mau menelepon seseorang."Ririn, ke ruangan saya sebentar!" perintahnya dalam sambungan telepon."Sebentar ya, Bu. Saya tunggu staff administrasi dulu." pintanya. Lantas Pak kepala mengecek komputer selingan dengan mengecek buku nikah yang kuserahkan tadi. Keningnya tampak mengerut, mungkin bingung.Tok... Tok... Tok..."Masuk!" sahut Pak kepala."Permisi, Pak. Ada apa ya memanggil saya?" aku tidak menoleh ke sumber suara. Tapi perempuan itu berjalan ke arah Pak kepala dan sekarang berdiri di samping kiri Pak Bobby."Ibu ini memberi tahu jikalau suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuannya. Kamu bisa check-in kelengkapan berkas yang diserahkan oleh Bapak Bryan dan Ibu Mayora? Kebetulan mereka menikah kurang lebih sebulan yang lalu." Ririn sang staff administrasi mengangguk paham."Saya cari dulu ya, Pak. Nanti saya ke sini lagi.""Oke," lalu Ririn meninggalkan ruangan."Mohon ditunggu sebe

DMCA.com Protection Status