Share

PARA MANTAN

Penulis: Reinee
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-13 07:55:48
Adam mengajakku melihat tempat yang akan kami sewa. Dari sekian banyak tempat yang sudah kami kunjungi, sepertinya tempat terakhir yang paling cocok untukku. Lokasinya strategis di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai, ruangan utamanya di lantai bawah juga sangat luas bisa digunakan untuk melakukan banyak pekerjaan jika nanti usaha kami maju.

Sedangkan di lantai atas, terdapat 3 buah kamar tidur, kamar mandi, dapur dan sebuah ruang lagi yang cukup besar untuk dijadikan ruang tamu dan dan ruang bersantai.

"Kalau rumah ini kujadikan tempat tinggal saja gimana menurutmu, Dam?"

"Tempat tinggal? Maksudnya?"

"Ya tempat tinggal. Jadi aku sekalian tinggal disini, di lantai atas. Sementara lantai bawah buat kantor. Jadi nggak harus bolak balik ke rumah bapak. Lebih hemat waktu dan tenaga 'kan?" Mataku berbinar menatap Adam. Dan dia memicingkan matanya ke arahku.

"Ide yang bagus, sepakat," katanya sambil menjabat tanganku. Lalu kembali memasukkan kedua tangannya lagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   BERDAMAI DENGAN KEADAAN

    "Senyum, Sayang!" perintahku pada Keenan. Anak itu segera saja memamerkan gigi-gigi kecilnya yang berderet rapi, dan .. 'Klik' Jadilah foto kami berdua yang sedang tersenyum manis menatap ke arah kamera dengan kepala saling berdempetan. Keenan, anak lelakiku ini memang sangat tampan. Dia mewarisi senyum manis papanya dan mata beningnya membuat wajahnya semakin terlihat cerah. Ditambah lagi rambutnya yang hitam legam dan lebat membuat kulitnya semakin terlihat bersih. Aku dan Keenan sedang berada di dalam kamar malam itu, berselfie ria sebelum tidur. Keenan terlihat puas memandangi foto dirinya di ponsel. Jam baru menunjuk pukul 8 saat kami merebahkan diri di atas ranjang tadi. "Keenan!" teriak ibu dari luar kamar. Mendengar panggilan eyangnya, segera saja anak itu lari tunggang langgang keluar kamar. Sebelum tidur adalah jadwal ibuku memanjakan Keenan dengan suapan susu hangat. Aku tersenyum melihat tubuh kecilnya yang berlari tanpa menoleh lagi ke arahku.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-13
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   RUMAH DANIEL

    Daniel mengajakku makan siang di rumahnya. Dan ini benar-benar membuatku sangat kaget. Kupikir tadi kami hanya akan makan siang di restoran seperti yang dilakukan orang-orang pada umumnya. Aku dan Adam juga sering makan bareng. Tapi dia lebih suka mengajakku ke restoran, bukan di rumahnya seperti ini. Sedikit kikuk saat Tasya, putri Daniel itu memperlakukanku dengan sangat akrab. Setelah berkenalan, dia bahkan tidak segan menggandeng tanganku untuk masuk ke rumah. Dan seorang perempuan paruh baya bernama Bi' Marni menyambut kami di ruang tamu dengan ramah. Ternyata wanita itu pun telah menyiapkan makan siang untuk kami. Menu yang menurutku terlalu special untuk ukuran makan di rumah. "Maaf ya Bi', saya jadi merepotkan," kataku dengan nada tak enak pada perempuan paruh baya yang kulihat begitu menyayangi putri Daniel itu. "Tidak merepotkan, Bu. Saya justru senang Pak Daniel mengajak ibu kesini." Cara bicara perempuan itu sangat sopan, mengingatkanku pada Mbok Jum.

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-14
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   KECEWA

    Seminggu setelah itu, aku sudah pindah menempati kontrakan yang akan kujadikan tempat bisnis dan tempat tinggal itu. Ibu sebenarnya berat melepaskanku tinggal berpisah darinya, tapi aku tak ingin selamanya bergantung pada orang tuaku. Aku pindah bersama Keenan dan Mbok Jum. Dua hari berikutnya setelah kami pindah, sudah ada dua orang karyawan yang berhasil direkrut Adam sebelumnya sebagai admin untuk bisnis kami. Mereka gadis-gadis muda fresh graduate bernama Santi dan Hera. Adam ternyata memang memiliki selera yang bagus. Gadis-gadis ini cantik seperti rata-rata karyawan wanita yang bekerja di kantornya. Aku menggoda Adam saat dia sedang sibuk mengajarkan job description pada dua gadis cantik itu. Kulihat keduanya memang seperti punya ketertarikan dengan Adam. "Apa senyum-senyum gitu?" tanya Adam berbisik saat kembali ke kursi kerjanya disampingku. "Apa? Nggak papa kok. Memangnya senyum dilarang?" kataku sewot. "Nggak, tapi senyummu aneh dan menyebalkan,"

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-14
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   PENCULIKAN KEENAN

    Beberapa hari setelah pertemuan kami, Daniel tak pernah lagi mengirimiku pesan seperti biasanya. Mungkin dia memang benar-benar marah padaku. Bahkan dia melupakan janjinya sendiri waktu itu yang katanya akan menjemputku dan Keenan untuk liburan bersama Tasya, putrinya. Dan anehnya, aku justru merasa kehilangan perhatiannya yang walau terkesan sangat kaku itu. "Kamu lihat kan tadi, San? Nggak mungkin deh aku salah lihat. Dia melihat terus kesini." "Masa' sih? Tapi aku belum yakin, Her." Aku tersadar dari lamunanku tentang Daniel saat mendengar bisik-bisik dari kedua karyawanku yang sedang duduk di meja kerja mereka masing-masing. "Ada apa?" tanyaku penasaran. Keduanya nampak saling pandang sebelum akhirnya Santi berbicara. "Ini Mbak, masa' kata Hera dia melihat ada orang yang mengawasi rumah ini. Katanya melihat orang itu terus disekitaran sini beberapa hari ini." Dahiku berkerut. Ada yang mengawasi rumah ini? Apa itu Irwan? "Bagaimana ciri-ciri orang

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-15
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   KEJANGGALAN

    P.O.V Adam Saat menerima telepon dari Hani hari itu dan dia tidak merespon candaanku, aku sudah tahu ada yang telah terjadi padanya. Apalagi saat dia berkata sedang membutuhkan uang dengan nominal yang cukup besar. Aku semakin yakin sesuatu sedang terjadi pada belahan jiwa yang belum sempat kumiliki itu. Segera kututup sambungan telpon darinya untuk segera menghubungi sahabatku. Daniel, pasti bisa membantu. Karena dia memang orang yang selalu bisa dalam hal seperti ini. Namun ada hal yang membuatku sangat kaget saat kuceritakan kecurigaanku tentang Hani pada Daniel. Daniel justru berkata dia sudah tahu semuanya. Hani sudah pernah menghubunginya beberapa hari yang lalu dan menceritakan bahwa dirinya mendapat ancaman dari seseorang. Hani? Menghubungi Daniel? Kenapa dia tidak menghubungiku jika memang ada masalah? Apa yang terjadi pada Haniku? Apa ada sesuatu yang tidak aku tahu diantara mereka berdua? Yang membuatku juga terkejut adalah bahwa Daniel juga sudah t

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-15
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   MARAH DAN CEMBURU

    P.O.V Daniel Sepulang dari rumah Hani, aku melajukan mobilku bagai kesetanan menuju arena tembak tempatku sering melakukan latihan. Kuparkir mobilku asal asalan di pelataran dan bergegas menuju ruang ganti. Entah sudah berapa banyak sasaran yang berhasil kuhancurkan kali ini, tapi rasanya aku belum juga puas. Debaran jantungku sudah semakin menggila, mataku pun sepertinya semakin berkabut. Entah apa ini, tapi aku tidak mungkin menangis karena aku tidak pernah diajarkan untuk menangis selama ini. Saat rasa kesalku sudah tidak bisa lagi kuredam, kubanting senapan yang sudah tanpa isi itu ke lantai hingga menimbulkan bunyi yang sangat memekakkan telinga. Senior yang juga instrukturku menghampiri dengan wajah dinginnya seperti biasa. Dan saat sampai di depanku, dia mengulurkan sebotol air mineral tanggung yang tadi diambilnya dari lemari pendingin. "Ada apa? Soal wanita lagi?" tanyanya sambil memungut senapan yang baru saja kubuang itu. Tidak, dia bukan seda

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-16
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   JANJI SUCI

    Aku menyadari perasaanku pada Daniel bukan perasaan yang biasa adalah saat pertama kali aku datang ke kantornya meminta bantuannya untuk meminjam ponsel Mas Reyfan waktu itu. Lalu berlanjut ketika dia tiba-tiba mengajakku ke rumahnya pada suatu hari usai persidanganku. Aku pun semakin menyadari bahwa Daniel juga menyukaiku. Saat hari dimana Keenan diculik adalah hari dimana aku semakin sadar bahwa Daniel adalah pasangan yang tepat untukku. Dalam bayanganku, Daniel akan menjadi pelindung yang sempurna untukku dan Keenan. Tapi karena sidang perceraianku belum selesai, aku mencoba untuk menahan diri. Berharap tidak akan menimbulkan masalah baru dalam proses perceraianku dengan Mas Reyfan. Aku bukannya tak menyadari apa yang dirasakan Adam padaku. Aku tahu dia juga sepertinya menginginkanku. Tapi aku sangat menyayangi Adam sebagai seorang sahabat. Disamping itu, aku ingin Adam memiliki pasangan hidup yang jauh lebih baik daripada aku yang sekarang berstatus seorang

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-16
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   KEMARAHAN ADAM

    Aku dan Daniel berjalan pelan menuju ke arah rumah. Tasya sengaja kami biarkan berada di mobil dengan mesin masih menyala karena dia masih tertidur lelap. Rencananya, Daniel akan langsung pulang setelah menidurkan Keenan yang saat ini sedang dia bopong dalam tangan kokohnya. Mbok Jum menyambut kami di teras rumah. Namun, kami tak melihat ada Adam bersamanya. "Sudah pulang, Bu?" tanyanya. "Itu ada Mas Adam di dalam. Ketiduran di sofa," kata Mbok Jum memberitahu sambil tangannya menunjuk ke dalam rumah. Astaga Adam! Aku dan Daniel saling berpandangan. Wajah Daniel tampak tenang tak bereaksi. Sementara aku yakin wajahku pasti pucat saat ini, karena kemudian dia bertanya. "Ada apa?" "Tidak." Aku menggeleng pelan. Lalu aku segera mengajaknya melangkah lagi ke dalam. Dan benar saja, di sofa, kulihat Adam sedang tertidur pulas masih dengan pakaian yang dia kenakan tadi pagi saat berpamitan padaku mau ke luar kota. Sudah berapa lama dia menungguku disini sampai ketidur

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-17

Bab terbaru

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   HAPPY ENDING

    Satu bulan setelah pertemuannya kembali dengan Santi, hari ini keduanya nampak sedang duduk di sebuah ruang pertemuan di salah satu sudut kantor Adam.Di hadapan keduanya ada 4 orang karyawan inti di perusahaan Adam yang sedang menghadap ke arah mereka. Nampak di depan mereka tumpukan berkas yang baru saja selesai dibahas."Jadi rencanaku bisnis kosmetik ini nantinya akan seperti itu. Bagaimana menurut kalian?" tanya Adam pada keempat anak buahnya."Bagus, Pak. Saya rasa ide ini sangat cemerlang mengingat pasar kosmetik yang saya lihat saat ini sedang lesu-lesunya. Hampir tak ada brand baru yang muncul akhir-akhir ini," ujar salah satu karyawan itu."Iya itu maksudku. Ya sudah kalau gitu kita cukup

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   GADIS YANG CERDAS

    Malam itu entah kenapa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Adam. Kedatangan mantan karyawannya dengan penampilan yang sedikit berbeda namun masih sama malu-malunya itu membuatnya justru susah untuk lupa.Dari sejak lelaki itu menginjakkan kaki di rumah orangtuanya, Adam hanya terlihat mondar mandir dari kamar menuju balkon. Secangkir kopi dibawanya ke sana kemari dengan perasaan kacau yang sulit dia mengerti sendiri."Lagi ngapain kamu, Dam? Mama perhatikan dari pintu tadi kayak orang lagi bingung gitu?"Ibunya yang sedari tadi mengamati tingkah aneh putranya menghentikan langkahnya di pintu balkon."Mama ngagetin aja." Muka Adam langsung memerah karenanya.

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   RENCANA HANI

    Beberapa minggu setelah pertemuannya dengan mantan bosnya, gadis itu melakukan treatment di sebuah klinik kecantikan. Hani juga telah membekalinya uang yang cukup untuk dia belanjakan beberapa potong baju yang akan lebih membuatnya percaya diri saat bertemu dengan Adam nanti.Dan siang itu adalah hari yang telah direncanakannya untuk menemui Adam. Santi melangkah dengan penuh kayakinan menuju ke kantor Adam usai turun dari taksi online yang ditumpanginya."Bisa saya bertemu dengan pak Adam?" tanyanya pada resepsionis."Maaf, apa ada sudah janji sebelumnya, Bu?" tanya balik sang gadis dengan seragam warna violet itu."Mmmm."Santi mulai men

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   MANTAN KARYAWAN

    Rapatnya Hani menyimpan rasa shock atas pertemuannya dengan Adam, bahkan membuat Daniel pun tak menyadari bahwa istrinya memang sedang sedikit tak enak badan hari itu. Sampai-sampai lelaki itu setengah memaksa mengajak sang istri untuk mau ikut bersamanya keluar larut malam.Hanya untuk membuat Daniel tak cemas dengan kondisi dirinya yang memang sedang kurang baik setelah kejadian yang menimpa siang harinya, Hani pun terpaksa menuruti ajakan suaminya.Daniel membawa istrinya ke sebuah Kafe bernuansa outdoor di daerah pinggiran kota malam itu. Mereka tiba di tujuan saat hari telah lewat. Meski begitu, suasana masih terlihat lumayan ramai. Tempatnya yang didesain sangat romantis ternyata sedikit membawa suasana hati Hani menjadi lebih membaik."Kamu suka temp

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   TAMBATAN HATI LAIN

    Tubuh Hani masih gemetar, bahkan ketika mobilnya sudah memasuki halaman rumah. Usai Adam membiarkannya pergi dari parkiran mall, wanita itu mengendarai dengan sangat pelan sembari berusaha menenangkan kembali gejolak di dalam dadanya. Kalimat demi kalimat Adam terngiang-ngiang di kepalanya seolah tak mau pergi."Lho, Bu Hani kenapa?" Bik Marni yang saat itu sedang bermain bersama dengan Tasya dan Keenan di serambi rumah sedikit kaget melihat Hani nampak seperti orang linglung saat keluar dari mobilnya di garasi.Sesaat Hani baru menyadari ada yang memperhatikannya. Buru-buru wanita itu menggeleng."Enggak kok, Bi'. Cuma agak pusing sedikit," jawabnya.Lalu dengan sigap, Bi' Marni pun segera m

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   OBSESIF

    "Sudah dibayar sama mas yang di sana, Bu."Hani dan 3 orang teman wanitanya saling pandang. Lalu bersamaan menoleh ke arah yang di tunjuk oleh kasir restoran."Yang mana? Yang di dalam ruangan itu?" tanya salah seorang teman Hani."Iya, yang sedang memimpin rapat itu, Bu."Hani tak mungkin tak mengenalnya. Di dalam ruang meeting dengan dinding kaca itu memang ada Adam dan beberapa orang yang mengenakan seragam yang dia kenali sebagai karyawan kantor Adam."Kamu kenal, Han?" tanya salah seorang temannya lagi, melihat Hani seolah sedang menunggu orang itu membalikkan badan untuk melihat ke arah mereka.

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   PELARIAN DIVA

    "Setelah sidang putusan minggu depan, datanglah ke kantor. Aku sudah menyiapkan semuanya untuk kamu," ucap Adam siang itu saat bangkit dari tempat duduknya di sebuah restoran mewah di kota itu.Diva mendongak, memandangnya dengan senyuman remeh."Menyiapkan apa?" tanyanya. Sebenarnya Diva sudah tahu apa maksud dari kata-kata lelaki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu. Namun Diva tak mudah begitu saja untuk merendahkan dirinya. Apalagi di hadapan Adam, yang menurutnya telah menghancurkan impian dan masa depannya."Bagianmu. Itu sudah kewajibanku sebagai mantan suami," jawab Adam singkat. Diva pun melengos mendengar itu. Baginya, ucapan Adam itu adalah sebuah penghinaan."Ambil saja u

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   MENGALAH

    "Kalau boleh aku sarankan, pertimbangkan lagi rencanamu untuk menaikkan kasus direktur PT Diwangga Karya itu, Daniel. Itu tidak akan baik untuk karirmu."Kapten Gunardi, lelaki yang masih nampak gagah di usianya yang sudah hampir menginjak masa pensiun itu menatap lekat bawahannya dari kursi kebesarannya.Daniel baru saja menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya dan keluarganya pada atasannya itu dan semua hal yang berkaitan dengan kasus PT. Diwangga Karya."Tapi saya sudah merasa dirugikan dengan kelakuan direktur itu, Pak. Saya hanya ingin minta keadilan. Lagipula, dia telah melakukan pelanggaran hukum dengan membuat laporan palsunya. Merekayasa kejadian demi untuk mencapai tujuannya.""Aku ta

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   TERBONGKAR

    "Pak, ada perkembangan terbaru kasus Diwangga," kata seorang ajudan yang baru saja masuk ke ruangan Daniel siang itu.Setelah memerintahkan anak buahnya itu untuk duduk, Daniel pun memeriksa berkas yang baru saja diserahkan."Jadi gudang yang terbakar itu sebenarnya sudah tidak dipakai?" tanya Daniel kemudian. Dahinya nampak berkerut."Betul, Pak. Tim sudah menyelidiki semuanya. Bahkan menurut warga setempat, semuanya juga bilang seperti itu. Jadi, ada kemungkinan ini bukan sabotase, melainkan memang sengaja dibakar."Dahi Daniel makin berkerut."Lalu apa kira kira motifnya?""Itu yang

DMCA.com Protection Status