Share

AMBRUK

Penulis: Reinee
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-20 07:04:05
Sepagian aku tak keluar kamar. Saat tengah malam, aku tiba-tiba merasa badanku panas. Mbok Jum yang kupanggil subuh itu tentu saja panik. Dia segera mencari minyak angin dan koin untuk mengeroki bagian punggungku seperti biasa saat aku meriang.

Setelah Mbok Jum selesai, aku kembali meringkuk dengan selimut tebal. Menyelimuti badanku yang sedang menggigil parah.

Hera dan Santi yang datang seperti biasa pukul 8 pagi menjengukku ke lantai atas. Keduanya muncul dengan wajah-wajah polos mereka yang penuh simpati padaku.

"Mbak Hani sudah minum obat? Apa aku anterin ke dokter aja, Mbak?" tanya Santi khawatir. Aku menggeleng lemah.

"Nggak usah, San. Udah dikerokin tadi sama Simbok. Paling bentar lagi juga sembuh," ucapku dengan nada serak. "Aku minta tolong ya kerjaanku hari ini kamu handle dulu? Kayaknya aku masih perlu istirahat," jelasku padanya.

Keduanya mengangguk dan kemudian kembali turun untuk memulai aktifitas seperti biasa.

Setelah menghabiskan bubur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   SEJUTA AKAL

    Setelah menerima transferan uang dengan jumlah lumayan fantastis dari Adam hari itu. Clarissa pun segera memacu mobilnya kencang untuk menemui seseorang. Entah apa yang dia bicarakan dengan lelaki yang ditemuinya di sudut sebuah mall itu, tapi yang jelas sepertinya sangat serius. Setelah menyelesaikan urusan dengan si lelaki misterius, Clarissa bergegas menuju ke sebuah klinik milik seorang sahabatnya untuk melancarkan rencana keduanya. Dan dia menghubungi ponsel adik sepupunya selama dalam perjalanan menuju ke arah klinik. "Vin, Kamu sudah berangkat kan?" tanyanya. "Sudah Kak. Aku hampir sampai." "Oke, jangan lupa kasih kabar ya. Lewat pesan saja." "Oke, Kak." Dan sambungan telepon mereka pun berakhir saat Clarissa sampai di depan sebuah Klinik. Setelah memarkirkan mobilnya, Clarissa bergegas memasuki lobby klinik, berjalan dengan pasti dengan stiletto tingginya dan kaca mata hitam menutupi matanya. . . . Sementara itu di sudut lain kota itu, V

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-20
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   MENEMUKANNYA

    Tanpa tidur semalaman, Daniel berangkat pagi-pagi sekali meninggalkan rumah. Dia biasanya orang yang tidak pernah suka menyelesaikan urusan pribadinya dengan memanfaatkan fasilitas kantor. Tapi kali ini sepertinya harus dia lakukan demi mencari tau kebenaran. Ada beberapa rumah sakit di kota ini yang harus dia datangi. Hanya akan ada dua kemungkinan jika memang Hani benar-benar sakit, yaitu bahwa wanita itu sengaja menghindarinya atau memang disembunyikan. Instingnya sebagai penegak hukum memang jarang salah selama ini karena seringnya menemui kejanggalan pada kasus-kasus yang dia tangani di lapangan. Daniel hanya butuh kepastian apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh kekasihnya itu. Jika dia memang ingin bersembunyi darinya, artinya Daniel akan mundur. Walaupun sifat posesifnya terhadap Hani sangat besar hingga dia bahkan rela kehilangan seorang sahabat seperti Adam, namun jika wanita itu sendiri yang tidak menginginkannya, maka dia tidak bisa memaksanya. Dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-21
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   KEPUTUSAN

    Adam baru menuruni tangga lantai dua rumah orang tuanya, sementara mama dan papa nya sudah bersiap di lantai bawah. "Nanti kamu langsung ke kantor apa nganterin kami pulang dulu, Dam?" tanya sang papa saat Adam sampai di hadapan mereka. "Gampang, nanti Adam anterin pulang, Pa. Adam nggak ngantor hari ini." "Nggak ngantor? Memangnya mau kemana?" tanya sang mama "Di rumah sakit lah, Ma, kemana lagi," ujar Adam pasti. "Ya sudah kalau gitu papa ngga usah bawa mobil sendiri aja kalau gitu," kata sang papa. "Eh, Dam, kenapa sih kamu nggak langsung lamar aja Hani ke orangtuanya?" Sang mama yang duduk di jok belakang memulai percakapan saat mobil melaju pelan meninggalkan rumah. Papa Adam menoleh ke anaknya yang berada di belakang kemudi. Namun sepertinya Adam tak ambil pusing dengan pertanyaan yang dilontarkan sang mama. "Mama ini ngomong apa? Ya terserah Adam lah, jangan dipaksa-paksa nanti jadinya nggak baik," jawab papanya dari jok depan mencoba membela

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-21
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   KEMBALI

    Adam baru menuruni tangga lantai dua rumah orang tuanya, sementara mama dan papa nya sudah bersiap di lantai bawah. "Nanti kamu langsung ke kantor apa nganterin kami pulang dulu, Dam?" tanya sang papa saat Adam sampai di hadapan mereka. "Gampang, nanti Adam anterin pulang, Pa. Adam nggak ngantor hari ini." "Nggak ngantor? Memangnya mau kemana?" tanya sang mama "Di rumah sakit lah, Ma, kemana lagi," ujar Adam pasti. "Ya sudah kalau gitu papa ngga usah bawa mobil sendiri aja kalau gitu," kata sang papa. "Eh, Dam, kenapa sih kamu nggak langsung lamar aja Hani ke orangtuanya?" Sang mama yang duduk di jok belakang memulai percakapan saat mobil melaju pelan meninggalkan rumah. Papa Adam menoleh ke anaknya yang berada di belakang kemudi. Namun sepertinya Adam tak ambil pusing dengan pertanyaan yang dilontarkan sang mama. "Mama ini ngomong apa? Ya terserah Adam lah, jangan dipaksa-paksa nanti jadinya nggak baik," jawab papanya dari jok depan mencoba membela

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-22
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   DIVA UNTUK ADAM

    Beberapa bulan setelah putusnya hubungan bisnisku dengan Adam, kami sudah tidak pernah lagi bertemu ataupun mengirim pesan. Padahal saat ini aku masih tinggal di rumah orang tuaku yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah orang tua Adam. Aku dan Daniel merencanakan untuk mengadakan acara perayaan pernikahan sederhana dengan hanya dihadiri oleh kerabat dan teman-teman dekat saja. Dan saat ini hanya beberapa hari saja menjelang tanggal yang telah kami tentukan untuk merayakan kebahagiaan kami itu. Seringnya Daniel datang dengan Tasya ke rumahku sepertinya membuat hati ibuku sedikit luluh. Tasya yang sangat manis dan tingkahnya menggemaskan itu selalu bisa membuat ibuku tersenyum bahagia saat dia menghabiskan waktu di rumah orangtuaku. Gadis kecil itu bahkan sering berada seharian di rumah bapak sementara Daniel berada di kantornya. Begitu pun sebaliknya, Keenan sering merengek minta diantar ke rumah calon kakaknya. Lalu aku pun akan berada di rumah Daniel seharian hanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-22
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   VIDEO PANAS CALON SUAMI

    Aku begitu kaget siang itu saat ibu bilang ada seorang wanita mencariku. Aku yang sedang berdua dengan Keenan di kamar segera bangkit. "Siapa, Bu?" "Ibu nggak nanya. Teman kamu barangkali, Han. Tapi ibu belum pernah lihat sih." Ibu berjalan ke arah Keenan yang sedang tertidur. Lalu mengusap kening anakku penuh kasih. Dan dengan rasa penasaran aku berjalan menuju ruang tamu. "Anda mencari saya?" tanyaku pada wanita yang sedang duduk dengan anggun di kursi ruang tamu rumah bapak itu. Kurasa agak kurang sopan karena dia tidak melepas kacamata hitamnya, padahal dia sedang bertamu di rumah orang. Dia segera berdiri menyambutku yang berjalan ke arahnya. "Masih ingat saya, Hani?" tanyanya sambil membuka kaca mata hitamnya. "Kamu ...." Aku agak kesulitan mengingatnya. Mungkin karena banyak hal yang sedang kupikirkan belakangan ini terkait pernikahanku dengan Daniel. "Clarissa," ucapnya, yang kurasa dengan sangat bangga saat dia menyebutkan namanya,

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-23
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   PENGAKUAN DANIEL

    Aku melajukan mobil sangat pelan menuju tempat dimana aku sudah berjanji untuk bertemu dengan Daniel. Satu jam yang lalu aku menghubunginya melalui pesan. [Bisa ketemu sepulang kantor di Cafe Red Bar?] [Setelah ini aku ke rumahmu, Sayang. Aku sudah hampir selesai. Tunggu ya?] [Tidak, Dan. Aku tunggu di Kafe saja. Satu jam lagi ya? Ada hal penting yang ingin kubicarakan.] [Baiklah, Sayang. Sampai nanti.] Aku tidak yakin apakah aku akan mendapatkan jawaban yang membuatku bisa mempercayainya atau tidak. Tapi yang jelas, sejak kedatangan Clarissa tadi ke rumah bapak, hatiku menjadi tidak tenang. Ada perasaan menyesal kenapa harus mempercayai wanita itu untuk kusaksikan video mes*mnya dengan mantan suaminya, yang juga adalah calon suamiku. Dan sekarang akhirnya kepercayaanku pada Daniel menjadi luntur karenanya. Video beberapa detik itu sungguh mengoyak jiwaku. Adegan demi adegan yang tergambar seolah tak mau pergi dari pelupuk mataku hingga membuatku su

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-23
  • GARA-GARA SALAH KIRIM   TERKUAK

    "Clarissa! Heii!" Daniel memasuki halaman rumah berpagar besi yang nampak gersang itu dengan setengah berlari. Mengejar sang mantan istri yang memasuki halaman beberapa menit sebelum dia sampai di tempat itu. Daniel menarik tangan wanita itu hingga sontak mereka saling berhadapan di halaman rumah sekarang. "Daniel?" Clarissa terpana. Dia tidak tahu kapan Daniel tiba di tempat itu. Dia bahkan baru beberapa menit yang lalu mamarkirkan mobilnya di halaman rumahnya. Dan dia tidak tahu jika ada mobil yang mengikutinya di belakang. "Kapan kamu datang?" tanyanya mencoba basa basi. Senyumnya menyiratkan senang tapi juga was was. Dia sangat tahu Daniel tidak mungkin datang ke rumahnya jika tidak ada maksud dan tujuan yang penting. "Tidak penting! Ayo kita bicara!" kata Daniel sambil menyeret tangan wanita itu menuju ke dalam rumah. Clarissa mengikuti langkah panjang lelaki yang sedang marah itu dengan susah payah Karena heel sepatunya yang juga terlalu tinggi nyaris membuatnya t

    Terakhir Diperbarui : 2021-02-24

Bab terbaru

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   HAPPY ENDING

    Satu bulan setelah pertemuannya kembali dengan Santi, hari ini keduanya nampak sedang duduk di sebuah ruang pertemuan di salah satu sudut kantor Adam.Di hadapan keduanya ada 4 orang karyawan inti di perusahaan Adam yang sedang menghadap ke arah mereka. Nampak di depan mereka tumpukan berkas yang baru saja selesai dibahas."Jadi rencanaku bisnis kosmetik ini nantinya akan seperti itu. Bagaimana menurut kalian?" tanya Adam pada keempat anak buahnya."Bagus, Pak. Saya rasa ide ini sangat cemerlang mengingat pasar kosmetik yang saya lihat saat ini sedang lesu-lesunya. Hampir tak ada brand baru yang muncul akhir-akhir ini," ujar salah satu karyawan itu."Iya itu maksudku. Ya sudah kalau gitu kita cukup

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   GADIS YANG CERDAS

    Malam itu entah kenapa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Adam. Kedatangan mantan karyawannya dengan penampilan yang sedikit berbeda namun masih sama malu-malunya itu membuatnya justru susah untuk lupa.Dari sejak lelaki itu menginjakkan kaki di rumah orangtuanya, Adam hanya terlihat mondar mandir dari kamar menuju balkon. Secangkir kopi dibawanya ke sana kemari dengan perasaan kacau yang sulit dia mengerti sendiri."Lagi ngapain kamu, Dam? Mama perhatikan dari pintu tadi kayak orang lagi bingung gitu?"Ibunya yang sedari tadi mengamati tingkah aneh putranya menghentikan langkahnya di pintu balkon."Mama ngagetin aja." Muka Adam langsung memerah karenanya.

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   RENCANA HANI

    Beberapa minggu setelah pertemuannya dengan mantan bosnya, gadis itu melakukan treatment di sebuah klinik kecantikan. Hani juga telah membekalinya uang yang cukup untuk dia belanjakan beberapa potong baju yang akan lebih membuatnya percaya diri saat bertemu dengan Adam nanti.Dan siang itu adalah hari yang telah direncanakannya untuk menemui Adam. Santi melangkah dengan penuh kayakinan menuju ke kantor Adam usai turun dari taksi online yang ditumpanginya."Bisa saya bertemu dengan pak Adam?" tanyanya pada resepsionis."Maaf, apa ada sudah janji sebelumnya, Bu?" tanya balik sang gadis dengan seragam warna violet itu."Mmmm."Santi mulai men

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   MANTAN KARYAWAN

    Rapatnya Hani menyimpan rasa shock atas pertemuannya dengan Adam, bahkan membuat Daniel pun tak menyadari bahwa istrinya memang sedang sedikit tak enak badan hari itu. Sampai-sampai lelaki itu setengah memaksa mengajak sang istri untuk mau ikut bersamanya keluar larut malam.Hanya untuk membuat Daniel tak cemas dengan kondisi dirinya yang memang sedang kurang baik setelah kejadian yang menimpa siang harinya, Hani pun terpaksa menuruti ajakan suaminya.Daniel membawa istrinya ke sebuah Kafe bernuansa outdoor di daerah pinggiran kota malam itu. Mereka tiba di tujuan saat hari telah lewat. Meski begitu, suasana masih terlihat lumayan ramai. Tempatnya yang didesain sangat romantis ternyata sedikit membawa suasana hati Hani menjadi lebih membaik."Kamu suka temp

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   TAMBATAN HATI LAIN

    Tubuh Hani masih gemetar, bahkan ketika mobilnya sudah memasuki halaman rumah. Usai Adam membiarkannya pergi dari parkiran mall, wanita itu mengendarai dengan sangat pelan sembari berusaha menenangkan kembali gejolak di dalam dadanya. Kalimat demi kalimat Adam terngiang-ngiang di kepalanya seolah tak mau pergi."Lho, Bu Hani kenapa?" Bik Marni yang saat itu sedang bermain bersama dengan Tasya dan Keenan di serambi rumah sedikit kaget melihat Hani nampak seperti orang linglung saat keluar dari mobilnya di garasi.Sesaat Hani baru menyadari ada yang memperhatikannya. Buru-buru wanita itu menggeleng."Enggak kok, Bi'. Cuma agak pusing sedikit," jawabnya.Lalu dengan sigap, Bi' Marni pun segera m

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   OBSESIF

    "Sudah dibayar sama mas yang di sana, Bu."Hani dan 3 orang teman wanitanya saling pandang. Lalu bersamaan menoleh ke arah yang di tunjuk oleh kasir restoran."Yang mana? Yang di dalam ruangan itu?" tanya salah seorang teman Hani."Iya, yang sedang memimpin rapat itu, Bu."Hani tak mungkin tak mengenalnya. Di dalam ruang meeting dengan dinding kaca itu memang ada Adam dan beberapa orang yang mengenakan seragam yang dia kenali sebagai karyawan kantor Adam."Kamu kenal, Han?" tanya salah seorang temannya lagi, melihat Hani seolah sedang menunggu orang itu membalikkan badan untuk melihat ke arah mereka.

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   PELARIAN DIVA

    "Setelah sidang putusan minggu depan, datanglah ke kantor. Aku sudah menyiapkan semuanya untuk kamu," ucap Adam siang itu saat bangkit dari tempat duduknya di sebuah restoran mewah di kota itu.Diva mendongak, memandangnya dengan senyuman remeh."Menyiapkan apa?" tanyanya. Sebenarnya Diva sudah tahu apa maksud dari kata-kata lelaki yang sebentar lagi akan menjadi mantan suaminya itu. Namun Diva tak mudah begitu saja untuk merendahkan dirinya. Apalagi di hadapan Adam, yang menurutnya telah menghancurkan impian dan masa depannya."Bagianmu. Itu sudah kewajibanku sebagai mantan suami," jawab Adam singkat. Diva pun melengos mendengar itu. Baginya, ucapan Adam itu adalah sebuah penghinaan."Ambil saja u

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   MENGALAH

    "Kalau boleh aku sarankan, pertimbangkan lagi rencanamu untuk menaikkan kasus direktur PT Diwangga Karya itu, Daniel. Itu tidak akan baik untuk karirmu."Kapten Gunardi, lelaki yang masih nampak gagah di usianya yang sudah hampir menginjak masa pensiun itu menatap lekat bawahannya dari kursi kebesarannya.Daniel baru saja menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya dan keluarganya pada atasannya itu dan semua hal yang berkaitan dengan kasus PT. Diwangga Karya."Tapi saya sudah merasa dirugikan dengan kelakuan direktur itu, Pak. Saya hanya ingin minta keadilan. Lagipula, dia telah melakukan pelanggaran hukum dengan membuat laporan palsunya. Merekayasa kejadian demi untuk mencapai tujuannya.""Aku ta

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   TERBONGKAR

    "Pak, ada perkembangan terbaru kasus Diwangga," kata seorang ajudan yang baru saja masuk ke ruangan Daniel siang itu.Setelah memerintahkan anak buahnya itu untuk duduk, Daniel pun memeriksa berkas yang baru saja diserahkan."Jadi gudang yang terbakar itu sebenarnya sudah tidak dipakai?" tanya Daniel kemudian. Dahinya nampak berkerut."Betul, Pak. Tim sudah menyelidiki semuanya. Bahkan menurut warga setempat, semuanya juga bilang seperti itu. Jadi, ada kemungkinan ini bukan sabotase, melainkan memang sengaja dibakar."Dahi Daniel makin berkerut."Lalu apa kira kira motifnya?""Itu yang

DMCA.com Protection Status