Beranda / Rumah Tangga / GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA / Tentang Keseriusan Penyakit Yulia

Share

Tentang Keseriusan Penyakit Yulia

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-25 14:50:31

PoV Raffa

"Sayang ... kamu jangan cemburu, ya. Mas melakukan ini atas dasar rasa kemanusiaan. Mas mengenal mereka dan tidak mungkin Mas biarkan mereka kesusahan, sementara kita hidup cukup berlebih."

"Aku gak cemburu, Mas. Aku juga yang meminta Mas Raffa ke sini, bukan. Aku cuma gak tega lihat bayi itu," balasnya dengan netra kembali basah.

"Sabar, ya ... Mas berharap bayi itu tidak tertular penyakit ayahnya," balasku, mencoba menenangkannya dengan sebuah rangkulan.

"Mas," panggil Embun dengan sangat lembut. Aku menoleh tanpa jawaban.

"Jika bayi itu sudah sembuh dan ternyata tidak terkena virus seperti ayahnya, apa boleh kita adopsi dia?" tanya wanitaku dengan sangat hati-hati.

Pertanyaan macam apa ini? Jika kujawab sesuai isi hatiku, apa Embun akan kecewa? Tapi aku sama sekali tidak sudi merawat bayi hasil pengkhianatan mantan istriku.

"Kita makan sekarang saja, ya. Mas sudah lapar," ucapku, beranjak dari duduk seraya menariknya agar segera bangun. Malas saja jadinya, jika harus memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Empat Mata

    PoV AuthorLangkah pria yang telah dua kali menikah itu terlihat gontai, sesekali menoleh pada sang istri yang menunggunya, duduk di kursi stenlis di depan ruangan tersebut.Hawa dingin seketika terasa menusuk ketika ia membuka pintu ruangan itu dan nampaklah seorang wanita dengan berbagai alat medis menempel pada tubuhnya. Wanita itu mengerlingkan mata, tersenyum samar dan seketika menumpahkan rembasan air matanya."Mas Raffa," panggilnya sang mantan suami dengan nada bergetar disertai sedikit mendengung."Apa kabarmu, Yulia?" tanya Raffa, menekan sara takut yang sempat menyelimuti dirinya."A-aku baik, Mas. Mas Raffa, apa kabar?" Wanita itu balik bertanya, terbata-bata setiap kata yang diucapkannya."Tentu saja aku baik. Apa yang terasa sakit, Yulia?" Raffa semakin mendekat ke arahnya bednya, namun tidak sampai jika untuk digapai oleh Yulia."Semuanya, Mas. Aku sadar, ini balasan setimpal untukku. Aku sudah tidak sanggup lagi. Raga ini sudah tidak mampu menahan rasa sakit yang mende

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Tentang Sebuah Kepergian

    PoV Author"Hanya karena ucapanku di masa lalu, kau lupakan betapa besarnya kesalahanmu terhadapku. Kamu lupa bahwa, aku pun punya hati!" tegas Raffa dengan masih menekan intonasinya."Dan jangan salahkan aku yang tak lagi mampu memupuk rasa itu, sebab kamu telah mencabutnya sendiri sampai ke akar. Sudahlah, jika hanya ini dan ini saja yang ingin kau bahas, sebaiknya aku pergi."Kali ini Raffa benar-benar melangkah, mendekati pintu keluar dari ruangan Yulia."Mas!" panggil Yulia sedikit berteriak.Raffa masih sempat menoleh dengan tatapan kesal, hingga pada akhirnya ia benar-benar keluar dari ruangan tersebut."Sebetulnya aku sakit apa? Mengapa rasa sakit di hati ini jauh lebih mendominasi," lirih Yulia, memegangi dadanya yang terasa sakit. Sakit yang sangat sulit ia jabarkan.**"Gimana, Mas, kondisi Mbak Yulia?" Satya yang sudah kembali dari makan siang, langsung memburunya ke dekat pintu dan menanyai Raffa yang baru saja keluar.Embun hanya menatapnya dari kursi. Ia sadar, ada kelu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Salah Paham atau Sengaja Mencari Kambing Hitam

    PoV Author"Ada apa?" tanya Raffa yang masih tampak kebingungan. Ia tidak mendengar penjelasan perawat yang berbicara pada istrinya."Apa yang Mas Raffa katakan pada Mbak Yulia?" tanya Satya dengan membulatkan mata. Amarah jelas sangat tergambar di wajahnya."Apa maksudmu, Sat?" Raffa kembali mengutarakan tanya, sementara Satya sudah melayangkan tinju ke arahnya."Aaaargh!" teriak Embun, melihat suaminya mendapatkan serangan dari mantan adik iparnya sendiri.Beruntung Raffa sempat menangkis tangan kekar pemuda itu dan menguncinya di belakang punggung Satya."Jangan sekali-kali lagi berbuat kasar padaku, jika tidak ingin mendekam di penjara," ancam Raffa. Ia tidak mengerti atas serangan mendadak dari Satya."Kamu yang akan mendekam di penjara, sebab sudah membu_nuh seorang bayi!" sentak Satya, mencoba menoleh pada Raffa yang berada di belakang punggungnya, memegangi kedua tangannya.Perlahan Raffa melepaskan genggaman tangannya, mendorong tubuh Satya sampai pria itu tersungkur ke atas

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Puncak Kemarahan Raffa

    "Begini, Satya. Mas Raffa memang masuk ruangan Yulia, itu pun atas permintaan Yulia. Dan suamiku benar-benar hanya berniat melihat kondisinya, sudah, itu saja." Embun mencoba menjelaskan dengan nada yang sangat lembut, berharap mampu menepis rasa kesal di dada lawan bicaranya."Diam! Ini juga gara-gara kamu. Dasar, wanita ulat! Jika saja kamu tidak hadir di antara Mas Raffa dan Mbakku, tentu saja Mas Raffa masih bisa memaafkan Mbakku." Satya layaknya seekor tikus pencuri yang sedang mencari kambing hitam."Hey! Beraninya kamu membentak dan menyalahkan istriku? Kurang ajar!" geram Raffa, tidak mampu mengontrol emosinya setelah melihat sang istri diperlakukan demikian.Bugh!Raffa memu_kul wajah Satya yang memang tidak siap untuk mengelak, sebab kedua tangannya dipegangi oleh petusan keamanan.Seketika darah segar mengucur di sudut bibir Satya. Raffa pun pada akhirnya mendapatkan penjagaan ketat dari petugas lainnya."Sudah, Mas, tenang. Aku tidak apa-apa. Lagi pula, ucapanya tidak bena

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bukti Rekaman CCTV

    PoV AuthorSepasang netra milik Satya membeliak tatkala gambar sang kakak tengah bergerak di layar televisi berukuran sedang, di dalam ruangan khusus monitor CCTV rumah sakit tersebut.Berkali-kali petugas memundurkan waktunya agar Satya benar-benar yakin dengan apa yang dilihatnya. 'Gak mungkin!' elaknya di dalam hati."Sudah cukup, Mas?" tanya petugas tersebut."Sekali lagi, Pak!" pinta Satya tanpa mengalihkan pandangannya."Baik."Petugas pun kembali memundurkan waktu pada monitornya, kembali memutar video ketika Yulia didatangi oleh Raffa. Sekali lagi Satya meringis ngilu, malu akan semua ucapnya terhadap Raffa.'Kupikir Mbak Yulia sudah sadar dan benar-benar ingin bertaubat. Nyatanya dia masih saja merayu Mas Raffa untuk kembali. Wajar saja Mas Raffa tidak terima atas tuduhanku, karena jelas-jelas Mbak Yulia yang sudah keterlaluan.''Nyawa sudah di ujung ubun-ubun, masih saja berpikir ingin kembali dengan laki-laki yang pernah disakitinya,' batin Satya lagi."Cek CCTV rekaman ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-29
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Yulia Tersangkanya

    Yulia baru saja menjinakkan bayinya yang menggeliat sebab tak bisa bernapas, lalu memindahkan bantal kecil tersebut ke wajah bayi lainnya."Bayi-bayi malang ini harus kubantu untuk mendapatkan ketenangan," ucap Yulai yang sudah siap menekan bantal di wajah bayi lain.Beruntung perawat datang tepat pada waktunya, sehingga tidak ada bayi lain yang menjadi korban.Seketika itu pula lah keluarga Yulia dibiarkan masuk untuk melihat kondisi bayi Sakti yang sudah terkulai tanpa bernapas lagi. Sementara dua orang perawat membawa Yulia keluar dan akan dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.**"Ya Allah ... ini memang salah kami. Kenapa aku harus tidur. Dan kenapa harus kusalahkan Mas Raffa yang sudah banyak membantu kami," lirih Satya dalam tangisnya.Pemuda itu sejak awal pun sudah mengakui kesalahannya yang lalai dalam menjaga sang kakak. Dia pikir, kakaknya sangat lemah dan tidak mungkin akan melalukan hal yang berbahaya.Namun ketika melihat Sakti sudah tak ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Tentang Kecelakaan Itu

    PoV Othor"Ya Allah! Kenapa mobil yang di dekat dua minibus itu seperti mobilnya Raffa," gumam Bu Ajeng. Ia sangat syok melihat sedan warna putih yang terekam kamera pada berita yang baru saja ia lihat."Mana, sih, plat nomornya? Kenapa tidak disorot," keluhnya, menatap dengan serius layar televisi datarnya itu.Dari berita tersebut jelas terlihat dua buah minibus yang rusak akibat benturan yang keras satu sama lain. Ia kemudian berdo'a, semoga sedan putih itu bukan milik anaknya dan semoga sang anak beserta menantunya baik-baik saja.**Di tempat lain ..."Astaghfirullah!" Raffa menginjak pedal remnya secara mendadak karena seekor kucing melintas di depan mobilnya."Ya Allah, Mas! Hati-hati," ingat Embun ketika mobilnya mendadak berhenti, hingga dahi Embun nyaris terbentur ke atas dashboard."Maaf, Sayang. Kamu gak apa-apa?" tanya Raffa yang juga masih merasa terkejut. Ia mengusap dahi yang istri sebab sepenglihatannya, istrinya terbentur ke depan."Aku gak apa-apa. Menepi, Mas, taku

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Semanis Madu

    "Ibu, kenapa?" tanya Embun, mengusap punggung sang ibu mertua"Kamu baik-baik saja, 'kan, Nak?" tanya Bu Ajeng pada menantunya, mengurai pelukan pada sang anak dan beralih pada Embun."Kami baik-baik saja, Bu. Ibu kenapa?" ulang Embun, mengurai pelukan dan menatap wajah sang ibu mertua."Tadi ada berita kecelakaan di jalan perbatasan kota ini dan kota K. Ibu ... ibu takut itu kalian, karena di samping mobil yang ringsek itu ada mobil seperti ini," jelas Bu Ajeng, menunjuk mobil Raffa yang dulu pernah ia hadiahkan untuk Yulia."Ya Allah, Ibu ... mobil seperti ini, tuh, banyak. Sudah, jangan nangis lagi. Kami sehat, baik-baik saja dan yang penting sekarang sudah pulang." Raffa mengelus kedua bahu sang ibu, tersenyum begitu hangat pada wanita yang telah melahirkannya."Iya. Ibu cuma terlalu kaget tadi. Jadinya panik, sampe gak kepikiran jika mobil seperti ini bukan hanya milik kalian." Bu Ajeng membalas senyuman kedua anak dan menantunya.Ketiganya masuk ke dalam rumah. Raffa dan Embun m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31

Bab terbaru

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bab Ending (Selesai)

    PoV AuthorDengan gagah Raffa keluar dari ruang persidangan. Senyum kepuasan tersirat di wajahnya yang kali ini mengenakan kacamata hitam. Setelan jas warna hitam dengan celana senada, membuatnya terlihat sangat elegan dan misterius.Hasil putusan sidang benar-benar telah memberinya kepuasan. Jeremy mendapatkan hukuman lebih dari delapan belas tahun, karena terjerat pasal berlapis. Kekerasan hingga percobaan pem_bu_nuhan, penggunakan obat-obatan keras dan telah membuka tempat haram berkedok gym."Terima kasih banyak, Pak Endri. Sudah ke sekian kalinya Bapak membantu saya dalam proses hukum yang terpaksa saya ambil. Kalau bukan Bapak yang menjadi pengacara saya, entahlah.""Kembali kasih, Pak. Tapi saya yakin, siapa pun itu, jika Pak Raffa kliennya sudah pasti menang. Bapak tidak bersalah dan terbilang cerdik dalam mengumpulkan bukti. Juga tidak mudah terperangkap oleh lawan," puji Pak Endri pada pria di hadapannya."Ya, berdasarkan pengalaman mungkin ya, Pak." Raffa terkekeh di akhir

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Cyra Sakit Apa?

    PoV RaffaMalam ini, di rumah sakit kembali kami berada. Sore tadi, saat tengah menemani Embun memilih tas, sambil menunggu jam tayang film yang kami tonton, tiba-tiba saja ponselku berdering."Pak, maaf, ini Cyra badannya panas banget." Suara Bi Murni di ujung telepon, sontak saja membuyarkan konsentrasiku. Kutatap Embun yang tengah memandangku penuh khawatir."Ya Allah ... oke, Bi, saya segera pulang." Tanpa memberitahu Embun lebih dulu, kuputuskan untuk membatalkan acara nonton film."Ada apa, Yah?" tanya Embun tak sabar, ketika kumatikan panggilan."Cyra sakit, Sayang. Badannya panas," jelasku."Ya Allah! Ayo, Mas, kita pulang sekarang." Embun menarik jemariku, melupakan hasratnya untuk membeli tas.Kami berjalan cepat keluar dari mal, sore tadi. Melupakan tiket menonton yang sudah terlanjur dibeli, serta meninggalkan mobil yang belum selesai dipoles di bengkel.Sepanjang perjalanan, Embun sangat gelisah. Sesekali ia mengusap ujung netranya dengan tisyu, seperti tengah merasakan p

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bioskop

    PoV Author"Saya minta maaf, Pak atas kejadian ini. Anak saya baru belajar nyetir," ucap seorang wanita berusia kisaran 60 tahun. Sementara anaknya yang menabrak adalah seorang gadis muda berpakaian seksi."Ndin, minta maaf!" suruh sang Ibu yang dandanannya tak kalah mentereng.Embun dan Raffa yang sejak tadi diam di depan mobil mereka, tampak risih melihat kedua wanita beda usia yang terlihat kurang senonoh."Ma-maaf, Mas, aku gak sengaja," ucap gadis bertubuh tinggi itu, sedikit terbata-bata."Ya, sudah, gak pa-pa. Lain kali hati-hati," pesan Raffa, sambil berjalan ke arah belakang mobilnya untuk mengecek kerusakan yang terjadi."Nanti kami ganti rugi atas kerusakannya, Pak." Ibu dari wanita itu menyusul dan menawarkan ganti rugi.Ada yang terasa tak enak didengar oleh Embun. Ibu dari gadis itu sudah berumur, tetapi memanggil Bapak pada suaminya. Sementara gadis itu, justeru memanggil suaminya dengan sebutan Mas."Ya ... sepertinya memang harus begitu. Tergores cukup dalam bamper mo

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Amanah di Usia yang Sudah Tak Muda lagi

    "Bunda gak sakit, Yah." Bibir manis istriku justeru melengkungkan senyuman."Mak-maksudnya?" Aku sedikit heran. Jelas-jelas ia sakit sejak tiga hari lalu, bahkan kini sampai tak sadarkan diri dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mengapa raut wajahnya justeru menampakkan kebahagiaan?"Dareen mau punya adik. Seperti yang Ayah mau, tambah anak biar tambah ramai dan tambah rezeki. Baju-baju hamil aku juga akan terpakai lagi," kekeh Embun, sedikit menggodaku.Allah ... benarkah apa yang barusan kudengar? Embun, istriku tengah mengandung untuk yang ke tiga kalinya, di usianya yang sudah tak muda lagi. Aku sangat bahagia, akan tetapi, ada rasa takut yang menggelayut perlahan. Usianya sudah bukan usia yang pantas untuk melahirkan. Apakah Embun-ku masih mampu melahirkan anak kami? Buah cinta kami yang ke sekian."Bunda serius?" tanyaku, untuk memastikan.Embun-ku mengangguk dengan wajah teduh nun manisnya. Layaknya tetesan embun pagi yang senantiasa memberikan kesejukan, senyumannya terus te

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Ternyata Jeremy ...

    Aku terkejut bukan main. Dalam persidangan, Jeremy mengaku telah mengenal Yulia sejak lama. Ia juga mengaku sudah mengenal Evano. Kedua pasangan selingkuh yang kini telah sama-sama meninggal itu, rupanya sudah menyisakan luka di hati Jeremy."Jika saja saat itu kamu hanya melepaskan Yulia tanpa membu_nuhnya, aku tidak akan segi_la ini ingin menghabisimu!""Apa? Yulia? Membu_nuh? Aku tidak membu_nuh siapa pun. Baik Yulia maupun Evano, sama meninggal karena ulah mereka sendiri.""Ya! Yulia ma_ti karena tergi_la ingin bertahan denganmu!""Dia kecelakaan, karena berusaha mengambil alih kendaraan dalam kondisi yang lemah, Jeremy. Kamu tahu apa soal Yulia?" selidikku saat persidangan itu."Aku tau semua tentang dia. Aku tau betapa besar lukanya karena mencintaimu. Aku tau seberapa hancur Yulia saat kau tinggalkan! Kamu terlalu naif, Baji_ngan!""Mengapa aku yang disalahkan? Mereka telah selingkuh sampai Yulia yang kala itu masih sah menjadi istriku hamil oleh selingkuhannya."Kemarin, amara

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sejenak Melepas Penat

    Pagi yang begitu cerah, menampakkan semburat jingganya di sela jendela kamar kami. Kubuka selimut berwarna ungu, yang mana sudah tak menampakkan keberadaan wanita tercantik yang selalu tidur di sisiku.Pastilah wanita cantik berwajah teduh itu sudah sibuk mengurus rumah, sebelum anak-anak kami terbangun. Padahal, adzan subuh saja belum berkumandang.Hari ini adalah minggu, yang artinya aku tidak pergi ke kantor. Akan kumanfaatkan hari libur ini untuk membantu meringankan tugas istriku. Salah. Semua tugas rumah adalah tugasku, namun Embun memilih berbakti padaku dan mengurusnya sebagai sebuah ungkapan kasihnya."Sayang ..." Kupanggil wanita berambut hitam sepunggung itu, di balik dinding sekat ruang makan dan dapur."Eh, Yah. Sudah bangun?" tanyanya dengan lembut. Tentu saja wanitaku tak ingin suara kami mengganggu tidur yang lainnya."Udah, dong!" Kulingkarkan tangan di perutnya, menyandarkan dagu di bahunya yang sudah menguarkan wangi sabun dan shampo."Bunda sudah mandi?" selidikku

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Terduga Pelaku

    Di kantor polisi, Raffa menyerahkan dua orang pelaku pemu_kulan terhadap dirinya. Keduanya tak menggunakan penutup wajah, sehingga dengan jelas Raffa dan pihak berwajib mengenali pelaku itu.Saat di jalan tadi, beruntung ada petugas keamanan komplek yang sedang berkeliling. Mereka melihat Raffa tengah diserang oleh dua orang pria muda yang membawa sen_jata ta_jam.Raffa dibantu oleh tiga orang petugas keamanan komplek untuk meringkus dua pemuda itu dan membawanya ke kantor polisi."Siapa nama kalian?" tanya Pak Polisi yang menginterograsi pelaku itu."Dindin, Pak," jawab salah satunya, memang tak menyebutkan nama aslinya."Saya Bimo, Pak," kata pemuda lainnya, pun sengaja menyebutkan nama yang digunakan dalam gengnya."Kalian mau mengambil apa dari Bapak Raffa ini?""U--uang, Pak. Apa saja yang bisa diuangkan," kata Dindin setengah terbata."Bohong! Saya yakin, ada orang lain yang mengendalikan kalian. Cepat, katakan!" sentak Raffa tak sabar.Bimo dan Dindin menggeleng dengan cepat. K

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kamu Nakal, Sih!

    PoV Author"Ya Allah, Yah, ini kenapa?" tanya Embun dengan mata berkaca."Gak pa-pa, Sayang. Luka kecil," balas Raffa, menoleh pada sumber suara di mana sang istri sudah berdiri di belakangnya."Sini aku bantu," pinta Embun, merebut plester untuk merekatkan perban."Ayah bisa, kok, Bun. Kamu sudah makan?" tanya Raffa, mendongak ke wajah sang istri yang hanya berjarak beberapa senti saja dari dahinya.Embun menggeleng. Jangankan ingat makan, hati dan perasaannya sudah tak tenang sejak siang."Habis ini kita makan sama-sama. Anak-anak sudah tidur?""Sudah." Embun yang masih dipenuhi akan tanya, masih malas untuk berkata banyak. Namun ia tak dapat menutupi rasa khawatirnya setelah melihat suaminya terluka."Maaf, ya, Ayah pulang telat." Tangan Raffa beralih ke puncak kepala sang istri yang tak tertutup hijab, kemudian mendekat hendak menciumnya.Embun menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari dada sang suami. "Jelaskan, ada apa?" pintanya dengan tatapan tak mengenakan bagi Raffa."Oke. Ta

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Luka di Dadanya

    PoV Embun"Siapa Diana, Yah?" tanyaku, segera mengurai pelukan dan menatap sepasang bola matanya dalam. Dada ini terasa bergetar, takut sekali menjadi Mas Raffa di beberapa tahun lalu.Lelakiku meraih ponselnya, lalu membuka chat yang masuk dari kontak bernama Diana itu. Ia tak segera menjawab ucapanku, malah buru-buru membalas chat itu."Siapa?" ulangku, merampas ponsel di tangannya dan menjauhkan dari jangkauannya."Ya ampun, Bunda. Bukan siapa-siapa. Coba dibaca isi chatnya," suruh Mas Raffa, seperti tidak terjadi apa-apa. Ah, ya, mungkin memang hanya ketakutanku saja yang berlebihan.[Bos, besok si Jeje minta diramein lagi gymnya. Sehari lagi saja, buat mancing pengunjung.] Aku membacanya dengan sangat hati-hati. Sekilas memang tidak ada yang aneh. Hanya saja, mengapa nama pengirimnya nama perempuan?"Diana ini teman kamu? Ikut nge-gym juga?" cecarku."Lihat saja profil kontak itu." Mas Raffa bukannya menjawab, malah memintaku memeriksa detail profil kontak bernama Diana ini."Nam

DMCA.com Protection Status