Share

Semanis Madu

Penulis: Azzgha Fatih
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-31 12:28:10

"Ibu, kenapa?" tanya Embun, mengusap punggung sang ibu mertua

"Kamu baik-baik saja, 'kan, Nak?" tanya Bu Ajeng pada menantunya, mengurai pelukan pada sang anak dan beralih pada Embun.

"Kami baik-baik saja, Bu. Ibu kenapa?" ulang Embun, mengurai pelukan dan menatap wajah sang ibu mertua.

"Tadi ada berita kecelakaan di jalan perbatasan kota ini dan kota K. Ibu ... ibu takut itu kalian, karena di samping mobil yang ringsek itu ada mobil seperti ini," jelas Bu Ajeng, menunjuk mobil Raffa yang dulu pernah ia hadiahkan untuk Yulia.

"Ya Allah, Ibu ... mobil seperti ini, tuh, banyak. Sudah, jangan nangis lagi. Kami sehat, baik-baik saja dan yang penting sekarang sudah pulang." Raffa mengelus kedua bahu sang ibu, tersenyum begitu hangat pada wanita yang telah melahirkannya.

"Iya. Ibu cuma terlalu kaget tadi. Jadinya panik, sampe gak kepikiran jika mobil seperti ini bukan hanya milik kalian." Bu Ajeng membalas senyuman kedua anak dan menantunya.

Ketiganya masuk ke dalam rumah. Raffa dan Embun m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Petuah

    PoV Author"Embun ...! Sayang, sini dulu," panggil Raffa pada sang istri yang tengah menyiapkan makan malam."Ada apa, Mas?" Perempuan itu tergopoh-gopoh mendatangi sang suaminya, yang tengah fokus menatap layar ponsel."Coba kamu lihat ini. Sepertinya mataku bermasalah, atau memang ... atau memang nama itu hanya mirip saja?" Raffa menunjuk sebuah tulisan di layar ponselnya, di mana ada satu nama yang tertera di sana sebagai korban meninggal dalam kecelakaan petang tadi."Yulia Kamania(36)? Bukankah ini nama Yulia?" tanya Embun seraya menautkan alis."Iya. Nama dan usianya sama dengan Yulia. Atau jangan-jangan?" Raffa menggantung ucapanya, bernapas sedikit lebih cepat dari biasanya. Ia merasa tak yakin jika Yulia sampai kecelakaan, apalagi di daerah yang cukup jauh dari rumah sakit dan kantor polisi area sana."Mungkin hanya namanya saja yang kebetulan sama," tukas Embun, menatap wajah suaminya dengan benak berlari mencari jawaban."Ya, bisa jadi seperti itu. Tapi mengapa usianya pun

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Korban Kecelakaan yang Sebenarnya

    Raffa mengangguk paham atas nasehat yang Pak Zaidin sampaikan. Ia merasa ucapan beliau memang benar, yang terpenting hatinya tidak akan berniat untuk kembali bersama lagi.Tepat pukul 21.30 Raffa baru saja kembali ke rumah ibunya. Ia membuka pintu secara perlahan, sebab kondisi rumah sudah terasa sepi. Ia melangkah pelan, khawatir akan mengganggu sang ibu dan istrinya."Assalamu'alaikum," gumamnya, ketika memasuki rumah dan menguncinya dari dalam.Melirik ke pintu kamar sang ibu yang sudah tertutup, kemudian melirik pintu kamarnya yang sedikit terbuka. 'Mungkin Embun menungguku, sampai ketiduran. Sepertinya sengaja tidak dikunci,' batinnya.Lelaki itu masuk ke dalam kamarnya, lantas mengunci pintu kamarnya dengan sangat hati-hati. Meski jiwa lelakinya sempat meronta, tatap saja ia tidak akan tega mengganggu istirahat sang istri. Apalagi besok pagi-pagi sekali mereka akan pergi berbulan madu ke luar negeri.'Maafkan Mas sudah buat kamu nenunggu lama.' Raffa kembali membatin, mengecup l

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Marahkah?

    PoV RaffaTerdiam seorang diri dalam kesunyian malam, usai melaksanakan ibadah malam yang indah. Kutatap wajah jelita-ku, terlelap kelelahan oleh sebab permainan yang baru saja kami mainkan.Rasa damai menyeruak di dalam kalbu, terbawa suasana damainya wajah wanitaku. Namun pikiran ini terus saja mengelana, menyeberangi kedamaian yang tengah terasa.Kecelakaan sore tadi terus saja menari-nari di kepala, membuatku tak sabar ingin segera kembali membaca berita yang sejak sore belum juga tuntas.Kupakai kacamata yang teronggok di atas nakas, demi meningkatkan daya baca dengan sedikit penerangan di dalam kamar ini. Layar ponsel pun sudah kuatur agar tidak terlalu terang. Perlahan ku-scroll layar ponsel yang telah menyala, mencari berita yang sore tadi sempat membuat Ibu geger.Jantungku mulai berpacu lebih kuat, ketika membaca pengakuan salah satu saksi sekaligus sopir dari salah satu mobil yang menyebabkan kecelakaan.'Enggak! Gak mungkin!' batinku memberontak dengan kasar. Bagaimana tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   PoV Raffa

    "Kalo Mas mau ke sana, pergilah. Tapi maaf, sepertinya aku tidak bisa ikut. Aku di rumah saja sama Ibu," ucapnya setelah duduk menghadapku. Tapi tidak lama kemudian, ia beranjak turun dari pembaringan."Mau ke mana?" tanyaku, gegas menahannya dengan pelukan."Kamar mandi. Aku sudah gak tahan," keluhnya seraya menjepit tangan di area pangkal kakinya.Aku terkekeh geli melihat tingkahnya. Padahal tadi terdengar isak tangisnya, tapi sekarang sudah terlihat menggemaskan menahan ingin buang air kecil.Ia kembali dari kamar mandi dan tak kulihat sedikitpun sisa air mata di wajahnya."Duduk sini," suruhku, menepuk ujung tempat tidur."Ada apa lagi?" tanyanya dengan malas."Tadi kamu nangis?" selidikku."Ngapain? Aku gak nangis," elakku."Barusan Mas dengan kamu terisak," tuduhku."Enggak. Aku biasa begini setiap bangun tidur. Apalagi jika masih tengah malam, seperti sedang flu," jelasnya."Oh ... syukurlah. Jadi, kamu gak marah 'kan?"Embun menggeleng, namun wajahnya tersembunyi oleh surainy

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Tentang Masalalu Embun

    PoV Author"Audy?" tanya Raffa, menatap tak percaya pada wanita yang baru saja menyapanya dan kebetulan duduk di kursi sebelahnya."Iya, ini aku Audy!" pekik sang wanita, hingga membuat Embun pun menoleh ke sebelah suaminya. Beberapa penumpang lain menatap sebal, merasa terganggu dengan suaranya."Ya Allah, apa kabar, Dy?" tanya Raffa, semringah."Baik sekali. Kamu mau ke paris? Dengan istrimu?" Wanita itu melongokkan tatapannya pada wanita di samping Raffa."Iya. Kamu sendiri?" Raffa balik bertanya."Biasalah. Aku kerja," balas wanita berambut gulali itu. Sesekali ia menoleh ke arah Embun, sebab tak mengenalinya.Embun sendiri belum sempat bersitatap dengan wanita tersebut, sebab segera bersembunyi saat menoleh tadi. Ia memilih menguping dulu perbicaraan suaminya dengan wanita yang duduk di seberang sebelahnya. Sebetulnya Embun mengenali wanita itu, tapi ia ragu untuk menampakkan diri."Oh, iya, istrimu ... aku belum kenalan dengannya," tukas wanita berambut pirang itu, terus memerha

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Salah Paham

    "Kenapa? Apa ada yang kamu sembunyikan?" selidik Raffa, menatap halus wajah wanita yang baru tiga hari ini ia nikahi."Gak ada, Mas. Semua sudah terungkap, bukan?" Embun balik bertanya, melihat sesuatu yang berbeda dari tatapan sang suaminya."Benarkah?" tanya Raffa. Pria itu lantas merangkul kepala sang istri hingga mendarat di dadanya. Ia tersenyum bahagia, namun tak ingin sang istri merasakan kecanggungan."Malu, Mas," ucap Embun, menggeser kepalanya dari dada bidang sang suami.'Kuharap hanya perasaanku saja,' batin Raffa."Ada apa, sih, Mas?" selidik Embun, tidak tenang melihat suaminya seperti sedang memikirkan sesuatu."Kita bicarakan di hotel saja, ya," tukas Raffa, mengusap puncak kepala sang istri.Wajahnya tetap terlihat tegang, meski sang suami telah mengatakan demikian. Ia mencoba menerka apa yang ada di pikiran suaminya.*"Maashaa Allah ... bagus banget, Mas, kamarnya. Ini kolam renang?" tanya Embun ketika masuk ke dalam kamar hotel yang mana terdapat kolam renang di ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kota Cinta

    PoV AuthorDi bawah taburan bintang, dua insan tengah saling bertatapan manja. Saling menyatukan rasa dan hati yang selalu ingin bersama.Sang pria menyuapkan makanan ke arah bibir wanitanya dengan sangat hati-hati. Senyuman terukir indah di wajahnya, senantiasa berucap di dalam hati bahwa ia menyesali semua yang sempat terbesit di kepalanya.Sang wanita membalas senyuman itu dengan kuluman senyum menggoda malu-malu."Kita habiskan malam ini di sini, mau?" tanya sang pria, seraya menatap sekeliling hamparan taman yang indah dengan hiasan lampu yang remang di beberapa sudutnya."Memangnya gak dingin?" tanya sang wanita, mengedikkan bahu.Pria itu bertepuk tangan dua kali. Dan tak lama muncul tiga orang pria membawa berbagai macam peralatan berkemah. Tanpa diperintah lagi, ketiga pria itu memasang sebuah tenda di tengah taman yang memang diperuntukkan bagi mereka yang menyewa tempat tersebut untuk bermalam di dalam tenda.Pasangan yang tengah berbahagia itu pun meninggalkan meja makan m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Tugas ke Luar Kota

    "Ha ha ha! Bisa aja, istri Mas ini. Tapi betul juga, sih. Sampai kita lupa mau lari pagi. Padahal, perut juga udah keroncongan, lho, ini. Malah mandi sudah dua kali."Embun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Ya Allah, maaf Mas gak aku urusin sarapannya.""Kita sedang liburan, Sayang, gak usah mikirin urus perut aku. Urusi yang lain saja," kata Raffa, mengedipkan sebelah matanya."Stop!" Embun menahan langkah suaminya yang kian mendekat."Duduk di sana, aku pakai kerudung, sebentar. Jangan mendekat sampai pintu hotel terbuka," sambungnya, seraya meraih hijabnya di atas bantal."Kenapa?" Raffa memicingkan mata."Takutnya, Mas lupa isi perut lagi, karena maunya yang lain terus." Wanita yang telah Raffa nikahi itu lantas berlari ke arah pintu, setelah memakai hijabnya. Tanpa menunggu sang suami, ia membuka pintu kamar hotelnya seraya berlalu ke luar.________________________________________"Mau tidur sekarang?" tawar Raffa, seraya menyeruput Chocolat L'ancienne yang sudah dis

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05

Bab terbaru

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bab Ending (Selesai)

    PoV AuthorDengan gagah Raffa keluar dari ruang persidangan. Senyum kepuasan tersirat di wajahnya yang kali ini mengenakan kacamata hitam. Setelan jas warna hitam dengan celana senada, membuatnya terlihat sangat elegan dan misterius.Hasil putusan sidang benar-benar telah memberinya kepuasan. Jeremy mendapatkan hukuman lebih dari delapan belas tahun, karena terjerat pasal berlapis. Kekerasan hingga percobaan pem_bu_nuhan, penggunakan obat-obatan keras dan telah membuka tempat haram berkedok gym."Terima kasih banyak, Pak Endri. Sudah ke sekian kalinya Bapak membantu saya dalam proses hukum yang terpaksa saya ambil. Kalau bukan Bapak yang menjadi pengacara saya, entahlah.""Kembali kasih, Pak. Tapi saya yakin, siapa pun itu, jika Pak Raffa kliennya sudah pasti menang. Bapak tidak bersalah dan terbilang cerdik dalam mengumpulkan bukti. Juga tidak mudah terperangkap oleh lawan," puji Pak Endri pada pria di hadapannya."Ya, berdasarkan pengalaman mungkin ya, Pak." Raffa terkekeh di akhir

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Cyra Sakit Apa?

    PoV RaffaMalam ini, di rumah sakit kembali kami berada. Sore tadi, saat tengah menemani Embun memilih tas, sambil menunggu jam tayang film yang kami tonton, tiba-tiba saja ponselku berdering."Pak, maaf, ini Cyra badannya panas banget." Suara Bi Murni di ujung telepon, sontak saja membuyarkan konsentrasiku. Kutatap Embun yang tengah memandangku penuh khawatir."Ya Allah ... oke, Bi, saya segera pulang." Tanpa memberitahu Embun lebih dulu, kuputuskan untuk membatalkan acara nonton film."Ada apa, Yah?" tanya Embun tak sabar, ketika kumatikan panggilan."Cyra sakit, Sayang. Badannya panas," jelasku."Ya Allah! Ayo, Mas, kita pulang sekarang." Embun menarik jemariku, melupakan hasratnya untuk membeli tas.Kami berjalan cepat keluar dari mal, sore tadi. Melupakan tiket menonton yang sudah terlanjur dibeli, serta meninggalkan mobil yang belum selesai dipoles di bengkel.Sepanjang perjalanan, Embun sangat gelisah. Sesekali ia mengusap ujung netranya dengan tisyu, seperti tengah merasakan p

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Bioskop

    PoV Author"Saya minta maaf, Pak atas kejadian ini. Anak saya baru belajar nyetir," ucap seorang wanita berusia kisaran 60 tahun. Sementara anaknya yang menabrak adalah seorang gadis muda berpakaian seksi."Ndin, minta maaf!" suruh sang Ibu yang dandanannya tak kalah mentereng.Embun dan Raffa yang sejak tadi diam di depan mobil mereka, tampak risih melihat kedua wanita beda usia yang terlihat kurang senonoh."Ma-maaf, Mas, aku gak sengaja," ucap gadis bertubuh tinggi itu, sedikit terbata-bata."Ya, sudah, gak pa-pa. Lain kali hati-hati," pesan Raffa, sambil berjalan ke arah belakang mobilnya untuk mengecek kerusakan yang terjadi."Nanti kami ganti rugi atas kerusakannya, Pak." Ibu dari wanita itu menyusul dan menawarkan ganti rugi.Ada yang terasa tak enak didengar oleh Embun. Ibu dari gadis itu sudah berumur, tetapi memanggil Bapak pada suaminya. Sementara gadis itu, justeru memanggil suaminya dengan sebutan Mas."Ya ... sepertinya memang harus begitu. Tergores cukup dalam bamper mo

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Amanah di Usia yang Sudah Tak Muda lagi

    "Bunda gak sakit, Yah." Bibir manis istriku justeru melengkungkan senyuman."Mak-maksudnya?" Aku sedikit heran. Jelas-jelas ia sakit sejak tiga hari lalu, bahkan kini sampai tak sadarkan diri dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Mengapa raut wajahnya justeru menampakkan kebahagiaan?"Dareen mau punya adik. Seperti yang Ayah mau, tambah anak biar tambah ramai dan tambah rezeki. Baju-baju hamil aku juga akan terpakai lagi," kekeh Embun, sedikit menggodaku.Allah ... benarkah apa yang barusan kudengar? Embun, istriku tengah mengandung untuk yang ke tiga kalinya, di usianya yang sudah tak muda lagi. Aku sangat bahagia, akan tetapi, ada rasa takut yang menggelayut perlahan. Usianya sudah bukan usia yang pantas untuk melahirkan. Apakah Embun-ku masih mampu melahirkan anak kami? Buah cinta kami yang ke sekian."Bunda serius?" tanyaku, untuk memastikan.Embun-ku mengangguk dengan wajah teduh nun manisnya. Layaknya tetesan embun pagi yang senantiasa memberikan kesejukan, senyumannya terus te

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Ternyata Jeremy ...

    Aku terkejut bukan main. Dalam persidangan, Jeremy mengaku telah mengenal Yulia sejak lama. Ia juga mengaku sudah mengenal Evano. Kedua pasangan selingkuh yang kini telah sama-sama meninggal itu, rupanya sudah menyisakan luka di hati Jeremy."Jika saja saat itu kamu hanya melepaskan Yulia tanpa membu_nuhnya, aku tidak akan segi_la ini ingin menghabisimu!""Apa? Yulia? Membu_nuh? Aku tidak membu_nuh siapa pun. Baik Yulia maupun Evano, sama meninggal karena ulah mereka sendiri.""Ya! Yulia ma_ti karena tergi_la ingin bertahan denganmu!""Dia kecelakaan, karena berusaha mengambil alih kendaraan dalam kondisi yang lemah, Jeremy. Kamu tahu apa soal Yulia?" selidikku saat persidangan itu."Aku tau semua tentang dia. Aku tau betapa besar lukanya karena mencintaimu. Aku tau seberapa hancur Yulia saat kau tinggalkan! Kamu terlalu naif, Baji_ngan!""Mengapa aku yang disalahkan? Mereka telah selingkuh sampai Yulia yang kala itu masih sah menjadi istriku hamil oleh selingkuhannya."Kemarin, amara

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Sejenak Melepas Penat

    Pagi yang begitu cerah, menampakkan semburat jingganya di sela jendela kamar kami. Kubuka selimut berwarna ungu, yang mana sudah tak menampakkan keberadaan wanita tercantik yang selalu tidur di sisiku.Pastilah wanita cantik berwajah teduh itu sudah sibuk mengurus rumah, sebelum anak-anak kami terbangun. Padahal, adzan subuh saja belum berkumandang.Hari ini adalah minggu, yang artinya aku tidak pergi ke kantor. Akan kumanfaatkan hari libur ini untuk membantu meringankan tugas istriku. Salah. Semua tugas rumah adalah tugasku, namun Embun memilih berbakti padaku dan mengurusnya sebagai sebuah ungkapan kasihnya."Sayang ..." Kupanggil wanita berambut hitam sepunggung itu, di balik dinding sekat ruang makan dan dapur."Eh, Yah. Sudah bangun?" tanyanya dengan lembut. Tentu saja wanitaku tak ingin suara kami mengganggu tidur yang lainnya."Udah, dong!" Kulingkarkan tangan di perutnya, menyandarkan dagu di bahunya yang sudah menguarkan wangi sabun dan shampo."Bunda sudah mandi?" selidikku

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Terduga Pelaku

    Di kantor polisi, Raffa menyerahkan dua orang pelaku pemu_kulan terhadap dirinya. Keduanya tak menggunakan penutup wajah, sehingga dengan jelas Raffa dan pihak berwajib mengenali pelaku itu.Saat di jalan tadi, beruntung ada petugas keamanan komplek yang sedang berkeliling. Mereka melihat Raffa tengah diserang oleh dua orang pria muda yang membawa sen_jata ta_jam.Raffa dibantu oleh tiga orang petugas keamanan komplek untuk meringkus dua pemuda itu dan membawanya ke kantor polisi."Siapa nama kalian?" tanya Pak Polisi yang menginterograsi pelaku itu."Dindin, Pak," jawab salah satunya, memang tak menyebutkan nama aslinya."Saya Bimo, Pak," kata pemuda lainnya, pun sengaja menyebutkan nama yang digunakan dalam gengnya."Kalian mau mengambil apa dari Bapak Raffa ini?""U--uang, Pak. Apa saja yang bisa diuangkan," kata Dindin setengah terbata."Bohong! Saya yakin, ada orang lain yang mengendalikan kalian. Cepat, katakan!" sentak Raffa tak sabar.Bimo dan Dindin menggeleng dengan cepat. K

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Kamu Nakal, Sih!

    PoV Author"Ya Allah, Yah, ini kenapa?" tanya Embun dengan mata berkaca."Gak pa-pa, Sayang. Luka kecil," balas Raffa, menoleh pada sumber suara di mana sang istri sudah berdiri di belakangnya."Sini aku bantu," pinta Embun, merebut plester untuk merekatkan perban."Ayah bisa, kok, Bun. Kamu sudah makan?" tanya Raffa, mendongak ke wajah sang istri yang hanya berjarak beberapa senti saja dari dahinya.Embun menggeleng. Jangankan ingat makan, hati dan perasaannya sudah tak tenang sejak siang."Habis ini kita makan sama-sama. Anak-anak sudah tidur?""Sudah." Embun yang masih dipenuhi akan tanya, masih malas untuk berkata banyak. Namun ia tak dapat menutupi rasa khawatirnya setelah melihat suaminya terluka."Maaf, ya, Ayah pulang telat." Tangan Raffa beralih ke puncak kepala sang istri yang tak tertutup hijab, kemudian mendekat hendak menciumnya.Embun menjauh, tanpa melepaskan tangannya dari dada sang suami. "Jelaskan, ada apa?" pintanya dengan tatapan tak mengenakan bagi Raffa."Oke. Ta

  • GARA-GARA AEROBIK, ISTRIKU BERBADAN DUA   Luka di Dadanya

    PoV Embun"Siapa Diana, Yah?" tanyaku, segera mengurai pelukan dan menatap sepasang bola matanya dalam. Dada ini terasa bergetar, takut sekali menjadi Mas Raffa di beberapa tahun lalu.Lelakiku meraih ponselnya, lalu membuka chat yang masuk dari kontak bernama Diana itu. Ia tak segera menjawab ucapanku, malah buru-buru membalas chat itu."Siapa?" ulangku, merampas ponsel di tangannya dan menjauhkan dari jangkauannya."Ya ampun, Bunda. Bukan siapa-siapa. Coba dibaca isi chatnya," suruh Mas Raffa, seperti tidak terjadi apa-apa. Ah, ya, mungkin memang hanya ketakutanku saja yang berlebihan.[Bos, besok si Jeje minta diramein lagi gymnya. Sehari lagi saja, buat mancing pengunjung.] Aku membacanya dengan sangat hati-hati. Sekilas memang tidak ada yang aneh. Hanya saja, mengapa nama pengirimnya nama perempuan?"Diana ini teman kamu? Ikut nge-gym juga?" cecarku."Lihat saja profil kontak itu." Mas Raffa bukannya menjawab, malah memintaku memeriksa detail profil kontak bernama Diana ini."Nam

DMCA.com Protection Status