Beranda / Romansa / GAIRAH SANG ARJUNA / Mereka Bukan Keluarga Saya

Share

Mereka Bukan Keluarga Saya

Penulis: minipau
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-13 13:28:17

“Tidak! tolong, saya perlu berbicara dengan tuang Arjuna. Tolong jangan usir saya.”

Si penjaga yang geram langsung menurunkan tubuh Alisha dengan kasar, “Kamu benar-benar pembawa bencana! Tuan Arjuna pasti akan menghukum kami dan itu semua karena pengemis sialan seperti kamu!”

“Saya bukan pengemis, tolong. Tuan Arjuna pasti mau menemui saya kalau dia tau saya salah satu putri Galahan Erlang.”

Si penjaga tertawa, “Jangan bercanda, Galahan Erlang itu bukan orang sembarangan. Mereka keluarga terpandang! Mana mungkin mereka memiliki putri seorang pengemis.” Laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun itu menunduk, menatap mata bulat Alisha dengan tajam, “Saya tau apa yang kamu rencanakan, kamu pasti ingin mencoba menggoda tuan Arjuna dengan harapan bisa menjadi salah satu koleksinya kan?”

Mata laki-laki itu menyusuri tubuh Alisha dengan pandangan kurang ajar, “Jangan bermimpi nona, selera tuan Arjuna itu enggak sembarangan!”

“Saya belum mau pergi sebelum berhasil mendapat kesepakatan dengan tuan Arjuna.”

Si penjaga menulikan telinga, laki-laki itu terus menyeret tubuh Alisha dengan kasar hingga ke pintu gerbang, “Pergi dan jangan pernah kembali.”

‘brak’

Pintu ditutup kasar, Alisha yang jatuh tersungkur hanya bisa memandangi gerbang mansion Arjuna dengan mata berkaca-kaca.

“Enggak, Alisha. Kamu enggak boleh menyerah, kamu harus membalas kematian Ibu.” Perempuan berusia dua puluh lima tahun itu menggumam sembari mengusap air matanya dengan kasar, “Kamu sudah sejauh ini, jangan sia-siakan kesempatan ini Alisha.”

Alisha menarik napas dalam, setelah beberapa saat perempuan itu bangkit. Langkah kakiknya tertatih ketika berusaha mendekati pintu gerbang.

“Saya putri Galahan Erlang, tuan Arjuna. Saya salah satu putri musuh terbesar anda!” Alisha berteriak, perempuan itu sama sekali tidak peduli pada kemungkinan pita suaranya akan putus.

“Tuan bisa memanfaatkan saya untuk menjatuhkan keluarga Erlang!” Alisha masih belum menyerah, “Tolong dengarkan dulu penawaran dari saya tuan, saya mohon.” Lirih Alisha di ujung kalimatnya.

‘brak’

Alisha terkejut, karena pintu gerbang tiba-tiba saja terbuka. Tubuhnya yang menyandari gerbang limbung dan jatuh menghantam paving block.

“Apa yang kamu lakukan di sana?”

Alisha yang mengenali Arjuna langsung bangkit, meski ia harus mengaduh karena kakinya ternyata terluka.

“Ck, kamu benar-benar merepotkan.” Arjuna mengedikan dagu, meminta salah satu penjaga memapah Alisha. “Patikan kamu benar-benar berguna untuk saya, karena kalau enggak. Saya sendiri yang akan menemani kamu mengucapkan selamat tinggal kepada matahari besok pagi.”

***

Alisha duduk dengan gugup, lukanya sudah di obati. Laki-laki berusia empat puluh tahun yang memperkenalkan diri sebagai kepala pelayan sudah merawat lukanya dan memberikannya perban, Alisha juga di minta membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum berbicara dengan Arjuna.

“Nona benar-benar salah satu putri keluarga Erlang?”

Alisha mengangguk cepat, “Memang tidak banyak yang tau jika Galahan Erlang memiliki putri selain yang sekarang cukup sering wara wiri di televisi. Tetapi saya bersumpah, saya benar-benar putri keluarga Erlang.”

“Tuan Arjuna sudah lama ingin menjatuhkan keluarga Erlang, anda tidak menghawatirkan keluarga anda?” kepala pelayan bertanya penasaran.

“Di dalam darah saya memang mengalir darah Erlang, tapi itu sama sekali tidak membuat saya menjadi bagian dari mereka.” Alisah mengepalkan tangganya kuat. “Mereka bukan keluarga saya, jadi kenapa saya harus khawatir?”

Kepala pelayan mengangguk, laki-laki tua itu enggan mengusik Alisha lebih jauh setelah melehat wajah perempuan itu mengeras.

“Tuan Arjuna mungkin akan datang sebentar lagi, jadi saya permisi dulu nona.” Laki-laki itu menunduk sekilas sebelum menghilang di balik pintu.

Bab terkait

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Penawaran

    “Perempuan itu sudah menunggu di ruang tamu, tuan.” Arjuna melirik Sebastian dengan dingin, laki-laki itu dengan santai menarik kaus dari lemari dan mengenakannya. “Tuan yakin dia putri Galahan Erlang?” “Kita akan pastikan nanti, perempuan itu jelas sama sekali tidak menyayangi nyawanya jika berani membohongi Arjuna Adhiyaksa.” Sebastian menunduk, tidak lagi bertanya dan membiarkan tuan yang sudah di layaninya selama dua puluh tiga tahun itu melewatinya. *** Arjuna melipat tangan di depan dada, memandangi perempuan kumuh yang beberapa saat lalu mengusik kesenangannya. Di matanya Alisha tidak banyak berubah meski Sebastian sudah meminjamkan salah satu gaun lama Anggela kepadanya. “Jadi apa yang membuktikan kalau kamu adalah putri Galahan Erlang?” Alisha gugup dengan pertanyaan yang tiba-tiba di ajukan oleh Arjuna, perempuan itu sedikit gelagapan dan hal tersebut membuat Arjuna naik pitam. “Kamu menipu saya?!” sen

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Koleksi Mainan Baru

    Arjuna tersenyum miring, rupanya perempuan kumuh itu benar-benar tidak mengenal siapa Arjuna Adhiyaksa atau yang dulu di kenal sebagai Arjuna Tarumanegara. Laki-laki itu sama sekali tidak membutuhkan bantuan siapapun untuk menjatuhkan keluarga Erlang, tapi begitu melihat keteguhan di mata Alisha, Arjuna menjadi penasaran. Hal apa yang membuat perempuan kurus kerempeng itu bertekad menghancurkan keluarganya sendiri. “Kamu tau artinya jika saya menerima penawaran kamu ini?” tanya Arjuna sembari mengusap bibirnya yang penuh, laki-laki itu menyeringai begitu Alisha mengerutkan kening. “Saya tidak melakukan penawaran dengan tangan kosong..” “Alisha, tuan Arjuna bisa memanggil saya Alisha.” Arjuna mengangguk, laki-laki itu memajukan tubuhnya agar bisa memandang Alisha dengan lekat, “Saya enggak pernah melakukan penawaran dengan tangan kosong, Alisha.” Arjuna tersenyum lebar, entah kenapa laki-laki itu menyukai bagaimana mulutnya melafalkan nama tersebut. “M

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-16
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Pesta Penyambutan

    “Kalian udah liat orangnya?” Tanya seorang perempuan berambut ikal sembari mengaduk tehnya. “Yang waktu itu nerobos keamanan di depan kan?” “He’em, perempuan kumal yang dengan enggak tau dirinya ngajuin penawaran ke tuan Arjuna.” Sambung perempuan lain yang saat ini sedang sibuk dengan semangkuk salad dan satu iris dada ayam. “Dia masih tinggal di rumah utama semalam, mungkin lusa baru di tempatkan di paviliun ini.” “Apa kita harus buat semacam pesta penyambutan? Perempuan dengan rambut ikal kembali bertanya sembari terkikik. “Boleh juga, gimana kak?” si perempuan yang sejak tadi sibuk dengan mangkuk saladnya menoleh, bertanya kepada perempuan anggun yang mendengarkan pembicaraan mereka tentang koleksi baru tuan Arjuna Adhiyaksa. “Boleh aja, sebagi senior kita memang harus mendisiplinkan anak itu kan? Supaya dia tau batasan-batasan apa aja yang harus dia perhatikan di sini.” Anggela tersenyum simpul sembari memakan buah apel sabagai sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Belum Lima Menit

    Alisha menatap meja makan yang penuh dengan berbagai macam jenis sayuran, perempuan itu tidak dapat menahan diri untuk tidak meringis. Alisha bisa membayangkan akan selapar apa perutnya sampai waktu makan siang nanti jika hanya di isi dengan berbagai jenis sayuran tanpa sesuap nasi. “Jadi nama kamu Alisha?” Alisha mengalihkan pandangan kepada Anggela yang duduk di ujung meja, perempuan dengan lipstick semerah darah itu menunjukan kuasanya dengan baik. Alisha bahkan tidak perlu bertanya untuk menyadari bahwa Anggela adalah orang yang paling menguasai paviliun kanan. “Kamu benar-benar putri Galahan Erlang?” perempuan dengan rambut ikal bertanya. “Iya.” Jawab Alisha sembari memindahkan beberapa lembar selada ke mangkuknya, perempuan itu sama sekali tidak habis pikir bagaimana nona-nona muda ini bisa sangat menikmati sarapan mereka. “Kamu enggak suka makanannya?” tanya perempuan bermata bundar. “Ah, kamu pasti enggak terbiasa dengan salad.” Ucap p

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Siap Menerima Hukuman Kamu Sekarang?

    Arjuna mengetuk-ngetukan jarinya ke pinggiran meja, di hadapannya sudah berdiri lima orang Wanita dengan penampilan yang jauh dari kata Anggun. Untuk pertama kalinya, Arjuna melihat para mainan yang ia koleksi muncul dengan wajah penuh kotoran tanah dan tatanan rambut yang berantakan.“Alisha yang lebih dulu mencari gara-gara.” Adu Anggela cepat.Ke tiga perempuan lain ikut mendukung dengan menganggukan kepala secara bersamaan.“Benar tuan, kami semua sudah berbaik hati menyiapkan pesta penyambutan untuk Alisha. Ka Anggela bahkan dengan sangat murah hatinya meminta koki mencarikan menu makanan kesukaan Alisha.” Perempuan dengan mata bulat memandang Alisha dengan marah, “Tapi lihat apa balasan perempuan bar-bar itu kepada kami!”“Saya benar-benar enggak mengerti tuan, kenapa Alisha sampai tega melakukan hal ini terhadap saya.” Anggela bercerita dengan air mata mengalir deras di pipinya, “Memaksa saya me

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Nyaris Kehabisan Napas

    Arjuna menggeram, laki-laki itu menarik tubuh Alisha semakin rapat ke tubuhnya. Perempuan dalam pelukannya ini sama sekali belum berpengalaman, gerakan bibirnya yang takut-takut dan kaku jelas membuktikannya. Anehnya, Alisha mampu memberikan sensasi yang berbeda kepada Arjuna. laki-laki itu bahkan tidak bisa berhenti menyesap meski bibirnya sudah terasa kebas.“Na..h, napas tuan. Tolong, kasih saya waktu..h untuk bernapas.” Ucap Alisha ketika lumatan Arjuna berganti menjadi kecupan-kecupan ringan.“Ini bukan waktunya kamu melakukan penarawan, kamu sedang di hukum sekarang.”“Tapi.. saya, nyaris kehabisan napas tuan.”“Saya memang enggak niat menjadikan ini mudah untuk kamu.” Arjuna kembali mengulum bibir Alisha, kali ini laki-laki itu menggunakan lidahnya untuk membelit lidah perempuan yang terasa sangat kenyal dan manis di cecapannya.“Haah.. haah, sa.. saya belum mau mati tuan, tolong jangan b

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Sempurna Alisha!

    “Sialan!” Anggela melempar seluruh barang-barang yang ada di atas meja riasnya,Perempuan itu berang karena Arjuna sama sekali belum mengunjunginya hingga saat ini. Laki-laki itu bahkan mengikari janjinya untuk mengunjungi Anggela setelah dokter keluarga memeriksa keadaan perempuan itu satu minggu yang lalu.“Mungkin tuan Arjuna lupa nona, ada banyak pekerjaan yang harus beliau urus belakangan ini.” bujuk pelayan yang mengantarkan makanan dengan takut.“Justru itu masalahnya! Tuan Arjuna enggak boleh melupakan aku.” Anggela berjalan mondar mandir di kamarnya, perempuan itu menggigiti kuku dengan resah, “Tuan Arjuna belakangan ini sibuk menghabiskan waktu bersama Alisha, benar kan?”Si pelayan mengangguk, “Tuan Arjuna mengawasi nona Alisha yang sedang mendapatkan kelas kepribadian nona.”“Kenapa perempuan itu harus mendapat kelas ke pribadian?”Si pelayan menelan ludah de

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kenakan Topeng Kamu Sebaik-baiknya

    Alisha menatap penampilan terbarunya di cermin, gaun hitam membungkus tubuhnya dengan ketat. Sejujurnya, simpul tali yang mengikat di sepanjang punggungnya membuat Alisha merasa tidak nyaman. Tapi pelayan bilang, Arjuna sendiri yang memilihkan gaun itu untuknya.“Eng, belahan gaun ini bukannya terlalu tinggi ya?” tanya Alisha sembari berbutar.Gaun malamnya memang memiliki belahan sepanjang mata kaki hingga paha, belum lagi tali spageti yang terasa sangat tipis di bahunya. Alisha merasa telanjang ketimbang mengenakan pakaian.“Saya benar-benar enggak boleh ganti baju?” tanya Alisha berusaha bernegosisasi.“Tuan Arjuna sendiri yang memilihkan gaun itu nona, kami bisa di marahi jika anda tidak memakainya.”Alisha menyerah, ia tidak ingin membuat para pelayan dalam masalah.“Baiklah, kalau begitu ayo turun dan kita temu tuan mesum satu itu.” gerutu Alisha sembari menerima uluran tangan pelayan yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22

Bab terbaru

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Bahaya di depan mata

    Warung dagangan Alisha tampak ramai, Ruben berdiri sembari berkacak pinggang. Memperhatikan satu persatu pelanggan yang datang.“Mas, ini uangnya.”“Ah, iya. Berapa total belanjaannya, Bu?”“Lima puluh ribu.”Ruben mengabaikan tawa perempuan paruh baya di hadapannya dan fokus menghitung uang kembalian.“Mas, pacarnya Mbak Alisha?”Ruben mengulas senyum dan membiarkan para pelanggan Alisha berpikir sesuka mereka. Bagi Ruben, lebih baik di kenal sebagai kekasih Alisha dibandingkan harus menerima banyak tawaran tidak masuk akal para pelanggan Alisha yang terlihat sangat semangat menjodohkannya dengan salah satu putri mereka.“Ini Mas, tolong kembaliannya.”Ruben memperhatikan lelaki yang terlihat aneh di matanya, pelanggan Alisha yang satu ini mengenakan topi dan juga jaket kulit di tengah hari yang panas.“Mas,” panggil lelaki itu lagi. “Kembalia

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kecurigaan Ruben

    Ruben tertawa senang karena berhasil menjahili Alisha, tetapi raut kesenangan di wajah Ruben menghilang begitu melihat wajah Alisha yang benar-benar seputih kapas.”Astaga, ada apa?””Ada apa?!” Alisha mengepalkan tangannya dengan erat, dengan emosi yang tidak lagi dapat perempuan itu tahan, Alisha menghujani Ruben dengan banyak pukulan. ”Aku kira aku akan mati hari ini!””Oh ayolah, jangan berlebihan.” Ruben mengunci leher Alisha dengan lengannya kemudian memaksa perempuan itu berjalan bersamanya. ”Ayo aku antar kamu pulang.”“Enggak perlu! Aku bisa pulang sendiri.””Serius, Al? Kamu merajuk?” Ruben mengikuti Alisha dengan seringai yang menyebalkan, bagi lelaki itu Alisha memang hiburan yang menarik di sela-sela kesibukannya bekerja. ”Kamu merajuk?””Enggak!”“Benar kamu merajuk.” Ruben menganggukkan kepala seolah i

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Teror Pertama

    Galahan tidak bisa diam saja, Brama pasti sudah bergerak dan membuat rencana di luar sana. Ia juga harus melakukan hal yang sama, membangun kekuatannya meski dibatasi dinding penjara. Tekadnya membuat lelaki itu dapat beradaptasi dengan kehidupan penjara yang keras, Galahan memiliki kelompoknya sendiri sekarang.“Ini, aku berhasil mendapatkannya.”Galahan menepuk-nepuk kepala pesuruhnya dengan bangga, entah bagaimana Galahan merasa jika beberapa penjaga mengawasinya. Hal itu membuat lelaki itu lebih berhati-hati dalam bergerak dan mau tidak mau memanfaatkan anggota kelompoknya untuk meraih apa yang ia mau.“Ambillah.” Galahan melempar tiga puntung rokok yang langsung menjadi rebutan, lelaki itu tidak peduli. Galahan memilih beranjak ke sudut ruangan dan menekan sebaris nomor pada ponsel yang berhasil bawahannya pinjam. “Ayolah, kenapa mereka sulit sekali mengangkat telepon dari orang asing!” geramnya karena lagi-lagi Ruben men

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Meja makan, kamu dan selai cokelat

    Brama memperhatikan penampilannya terbarunya dengan perasaan bangga, lelaki paruh baya itu baru saja memangkas rambutnya menjadi lebih rapi. Brama juga bercukur dengan bersih hari ini, ia juga mengenakan setelan rumahan yang nyaman.”Aku benar-benar merindukan kehidupan ini.””Ini memang kehidupan yang seharusnya Pak Brama miliki.” Yuda datang dengan sekantung belanjaan di tangannya. “Bersiaplah, Nona Anggela mungkin sebentar lagi akan tiba.”“Apa tidak masalah jika aku hanya berpakaian seadanya seperti ini?”Yuda memperhatikan pakaian Brama kemudian mengangguk. ”Ini bukan pertemuan bisnis, santai saja.” Lelaki itu kemudian sibuk dengan berbagai macam bahan masakan dan menatanya di atas meja. ”Anda bisa mengambil wine di gudang, Nona Anggela sangat menyukainya.””Oh, tentu. Biar aku ambilkan.”Begitu kembali, Brama melihat sosok Anggela duduk dengan nyaman di

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kesempatan Galahan

    Sebastian menyambut Ruben dengan langkah memburu, kepala pelayan itu memang menghubungi Ruben begitu menemukan Arjuna terkapar di ruang kerjanya di antara belasan botol wine.“Tuan Arjuna ada di kamarnya.”Ruben mengangguk, tanpa kata lelaki itu membuka pintu lebar yang cukup sering ia masuki. Ruben mendengus, melihat Arjuna dengan wajah pucatnya di kelilingi oleh Anggela dan Regina yang hanya mengenakan pakaian tidur tipis dan kekurangan bahan.”Pergi! aku harus memeriksanya,” usir Ruben tanpa takut.”Kami hanya khawatir, Tuan Arjuna tiba-tiba saja menghilang dan di temukan pingsan di ruang kerja. Padahal sebelumnya kami sedang bersenang-senang.” Regina mengusap dada Arjuna dengan pelan. “Aku enggak mau pergi sebelum memastikan Tuan Arjuna baik-baik saja.”Ruben mendengus. “Jangan khawatir, ini hanya masalah usia.”“Ya!” protes Arjuna tidak terima. ”Pergilah, aku

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Tidak Terpuaskan

    Sebastian berdiri diam, kepala pelayan itu sama sekali tidak dapat melakukan apa pun saat ini. Arjuna sedang gelap mata, lelaki itu sejak tadi tidak bisa berhenti meneguk winenya sembari berkeliling menghampiri para koleganya. Bukan untuk membicarakan pekerjaan, malainkan memamerkan mainan barunya.”Benar-benar luar biasa, Pak Arjuna. Anda bahkan bisa mendapatkan Regina.”Arjuna memberikan senyum kecil, lelaki berperut buncit di hadapannya ini sama sekali tidak menutupi kekagumannya pada Regina yang memang terlihat menawan dengan gaun malamnya.“Anda harus menghubungi saja jika ingin mengirim Regina ke area pelelangan.”Arjuna terlihat berpikir. ”Entah lah, Pak Rudi. Sepertinya kali ini Anda harus menunggu cukup lama karena aku ternyata merasa sangat puas dengan apa yang sanggup Regina berikan kepadaku.” Arjuna mendekatkan wajah ke telinga koleganya yang sudah berusia tujuh puluh tahun lebih. ”Saya takut Anda tida

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Hari Kebebasan Brama

    Brama tidak bisa berhenti tersenyum, lelaki itu senang karena hari yang sudah lama ditunggunya akhirnya tiba. Galahan yang melihat tingkah teman satu selnya mengerutkan kening keheranan, di dalam hatinya Galahan mencoba menebak-nebak apa gerangan yang membuat Brama kelihatan senang. Lelaki tua itu bahkan sedari pagi sudah berdandan, mencukur kumis, janggut dan bahkan merapikan rambutnya.”Kamu pasti akan merindukanku kawan, tetapi jangan khawatir. Aku akan sering datang mengunjungimu, aku juga akan menjenguk Alisha dan melaporkan keadaan anak perempuan kesayanganmu itu.” Brama tertawa keras, lelaki bahkan sampai terbatuk. ”Aku tidak akan melupakanmu kawan, aku berharap kamu juga sama. Ingat aku sebagai mimpi buruk yang akan terus menghantui hidup putrimu.”Galahan tidak tahan lagi, lelaki itu menarik kerah pakaian Brama dengan kasar. ”Tutup mulutmu tua bangka! Aku sedang tidak ingin mendengar mulut besarmu itu berbicara.”&rdq

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Pasukan telah siap

    “Hey ada apa?”Raina mengulas senyum tipis, perempuan itu mengusap rahang kekasih barunya. Seorang mahasiswa yang kekurangan uang, Raina benar-benar menghamburkan sisa-sisa harta kekayaannya untuk bersenang-senang.“Biasalah, anak manja itu sedang berulah.”“Jangan cemberut begitu.”Raina tertawa geli karena kekasihnya menciumi wajahnya bertubi-tubi.“Kita kan mau bersenang-senang.”Raina mengangguk. “Mana barangnya?”Si lelaki menyeringai, ia mengeluarkan bubuk berwarna putih yang dibungkus plastik obat. Raina menunggu kekasihnya menyiapkan segalanya, perempuan itu tetap diam dan pasrah ketika lelaki itu mulai menyuntikan benda terlarang itu ke dalam tubuhnya.Raina merasa tubuhnya melayang, perempuan itu merasa senang sebelum tubuhnya mengejang dan ia menutup mata untuk selamanya.***Regina menatap gundukan tanah basah di hadapannya dengan tatapan data

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Bisikan Anggela

    Arjuna merasa suntuk, belakangan ini lelaki itu lumayan banyak pikiran. Karena itu, hari ini ia merasa membutuhkan sedikit hiburan. Arjuna berjalan menuju lemari wine dan mengambil satu botol anggur langka hadiah dari salah satu kolega yang senang dengan hasil pelelangan terakhir.“Anda terlihat lelah,” Anggela memijat bahu Arjuna dari belakang. “Apa aku perlu menyiapkan air hangat untuk berendam?”Arjuna meremas tangan Anggela di pundaknya, lewat gerak mata lelaki itu meminta perempuan itu untuk duduk di pangkuannya.“Kamu ingin berendam?” Arjuna bertanya lirih.“Jika tuan menginginkannya.”Arjuna berpikir sebentar, kemudian menggeleng. Perasaannya masih kacau, ia sedang tidak ingin melakukan apa pun selain menghabiskan koleksi wine mahalnya di lemari.“Aku mendengar cerita yang menarik selama di rumah pengasingan.”“Oh ya?” Arjuna menyesap wine

DMCA.com Protection Status