Home / Romansa / GAIRAH SANG ARJUNA / Belum Lima Menit

Share

Belum Lima Menit

Author: minipau
last update Last Updated: 2021-08-18 09:19:24

Alisha menatap meja makan yang penuh dengan berbagai macam jenis sayuran, perempuan itu tidak dapat menahan diri untuk tidak meringis. Alisha bisa membayangkan akan selapar apa perutnya sampai waktu makan siang nanti jika hanya di isi dengan berbagai jenis sayuran tanpa sesuap nasi.

“Jadi nama kamu Alisha?”

Alisha mengalihkan pandangan kepada Anggela yang duduk di ujung meja, perempuan dengan lipstick semerah darah itu menunjukan kuasanya dengan baik. Alisha bahkan tidak perlu bertanya untuk menyadari bahwa Anggela adalah orang yang paling menguasai paviliun kanan.

“Kamu benar-benar putri Galahan Erlang?” perempuan dengan rambut ikal bertanya.

“Iya.” Jawab Alisha sembari memindahkan beberapa lembar selada ke mangkuknya, perempuan itu sama sekali tidak habis pikir bagaimana nona-nona muda ini bisa sangat menikmati sarapan mereka.

“Kamu enggak suka makanannya?” tanya perempuan bermata bundar. “Ah, kamu pasti enggak terbiasa dengan salad.” Ucap perempuan tadi sembari terkikik.

“Astaga, kamu benar-benar mencoreng nama baik keluarga Erlang, Alisha hahahah.” Perempuan dengan wajah pucat yang duduk di samping Anggela ikut terkikik, “Pantas Galahan menyembunyikan keberadaan kamu selama ini.”

Tangan Alisha terkepal, perempuan itu cukup cerdas untuk menyadari bahwa ia sedang di rundung.

“Astaga, maafin aku ya Al. Seharusnya aku tanya dulu apa makanan kesukaan kamu sebelum mengundang kamu sarapan bersama kami di sini.” Anggela mengulum senyum, meski begitu Alisha bisa merasakan tatapan meremehkan dari perempuan itu.

Tangan Anggela terangkat, melihat hal tersebut salah satu pelayan dengan sigap mendekat.

“Minta koki untuk membuat menu baru untuk Alisha.” Ucap Anggela mencoba pengertian, “Kamu mau apa Al, nasi goreng?’”

“Atau nasi..” si perempuan berambut ikal mencoba mengingat nama menu yang pernah di makan oleh pelayan yang sering melayaninya, “Oh, atau kamu mau nasi lemak Al? hahaha.”

Para perempuan itu tertawa dengan keras, mereka bahkan sampai harus menyeka air mata yang ada di sudut mata mereka masing-masing.

“Astaga, aku enggak bisa membayangkan rasanya memakan makanan penuh kalori seperti itu.” si perempuan dengan wajah pucat bergidik.

“Jangan begitu, Alisha mungkin berbeda dengan kita. Benarkan Al?”

Alisha menelan ludahnya dengan susah payah, perempuan itu berusaha tetap tenang ketika mengangguk, “Iya, saya terbiasa langsung makan berat untuk sarapan.”

“Pft!” si perempuan dengan mata bulat kembali tertawa, “Hahaha maaf, aku hanya tidak menyangka kalau keluarga Erlang membiarkan kamu melakukan itu.”

Anggela ikut mengulum senyum, perempuan itu kembali menatap pelayan yang menunggu perintahnya.

“Minta koki untuk membuatkan nasi lemak untuk Alisha. Kalau waktunya enggak cukup, beli aja di luar.”

“Baik nona.”

Anggela kembali menatap Alisha begitu pelayan tersebut melaksanakan perintahnya.

“Ya ampun, maaf ya Al. Aku harap kamu masih bisa menikmati pesta penyambutan yang kami buat untuk kamu.”

Alisha mengangguk sembari tersenyum simpul. Para nona-nona yang lain masih sibuk membahas soal kalori di dalam makanan ketika pelayan datang membawakan pesanan Anggela.

“Ini dia sarapan kamu.” Ucap Anggela sembari bangkit dari duduknya dan mengantarkan sepiring penuh nasi lemak dangan lauk pauknya ke hadapan Alisha. “Selamat menikmati sarapan kamu Al.”

Alisha menulurkan tangan, bibirnya sudah terbuka hendak mengucapkan terimakasih ketika Anggela tiba-tiba saja menjatuhkan piring di tangannya hingga mengotori pakaian Alisha.

“Ups, aku enggak sengaja.”

Tangan Alisha terkepal, jelas-jelas Anggela sengaja melakukannya.

“Al, cepet ambil makanannya. Katanya kalau belum lima menit masih bisa di makan, hahahaha.” Si perempuan berambut ikal mengompori.

“Iya kalau belum lima menit masih bisa di makan.” Desis Alisha.

Para nona di meja makan tertawa puas begitu Alisha berjongkok dan mengumpulkan makanan yang berserakan di atas rumput, tawa itu kemudian berubah menjadi jeritan ketika Alisha memasukan segenggam nasi ke dalam mulut Anggela dengan paksa.

“Arghh!”

“Alisha! Apa-apaan kamu?!” para nona yang lain bangkit dari duduknya, mereka berang karena Alisha berani melawan.

“Kalian mau juga? biar aku suapin.” Ucap Alisha kemudian berlarian mengejar para nona yang sibuk berlarian karena katakutan.

Related chapters

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Siap Menerima Hukuman Kamu Sekarang?

    Arjuna mengetuk-ngetukan jarinya ke pinggiran meja, di hadapannya sudah berdiri lima orang Wanita dengan penampilan yang jauh dari kata Anggun. Untuk pertama kalinya, Arjuna melihat para mainan yang ia koleksi muncul dengan wajah penuh kotoran tanah dan tatanan rambut yang berantakan.“Alisha yang lebih dulu mencari gara-gara.” Adu Anggela cepat.Ke tiga perempuan lain ikut mendukung dengan menganggukan kepala secara bersamaan.“Benar tuan, kami semua sudah berbaik hati menyiapkan pesta penyambutan untuk Alisha. Ka Anggela bahkan dengan sangat murah hatinya meminta koki mencarikan menu makanan kesukaan Alisha.” Perempuan dengan mata bulat memandang Alisha dengan marah, “Tapi lihat apa balasan perempuan bar-bar itu kepada kami!”“Saya benar-benar enggak mengerti tuan, kenapa Alisha sampai tega melakukan hal ini terhadap saya.” Anggela bercerita dengan air mata mengalir deras di pipinya, “Memaksa saya me

    Last Updated : 2021-08-19
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Nyaris Kehabisan Napas

    Arjuna menggeram, laki-laki itu menarik tubuh Alisha semakin rapat ke tubuhnya. Perempuan dalam pelukannya ini sama sekali belum berpengalaman, gerakan bibirnya yang takut-takut dan kaku jelas membuktikannya. Anehnya, Alisha mampu memberikan sensasi yang berbeda kepada Arjuna. laki-laki itu bahkan tidak bisa berhenti menyesap meski bibirnya sudah terasa kebas.“Na..h, napas tuan. Tolong, kasih saya waktu..h untuk bernapas.” Ucap Alisha ketika lumatan Arjuna berganti menjadi kecupan-kecupan ringan.“Ini bukan waktunya kamu melakukan penarawan, kamu sedang di hukum sekarang.”“Tapi.. saya, nyaris kehabisan napas tuan.”“Saya memang enggak niat menjadikan ini mudah untuk kamu.” Arjuna kembali mengulum bibir Alisha, kali ini laki-laki itu menggunakan lidahnya untuk membelit lidah perempuan yang terasa sangat kenyal dan manis di cecapannya.“Haah.. haah, sa.. saya belum mau mati tuan, tolong jangan b

    Last Updated : 2021-08-20
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Sempurna Alisha!

    “Sialan!” Anggela melempar seluruh barang-barang yang ada di atas meja riasnya,Perempuan itu berang karena Arjuna sama sekali belum mengunjunginya hingga saat ini. Laki-laki itu bahkan mengikari janjinya untuk mengunjungi Anggela setelah dokter keluarga memeriksa keadaan perempuan itu satu minggu yang lalu.“Mungkin tuan Arjuna lupa nona, ada banyak pekerjaan yang harus beliau urus belakangan ini.” bujuk pelayan yang mengantarkan makanan dengan takut.“Justru itu masalahnya! Tuan Arjuna enggak boleh melupakan aku.” Anggela berjalan mondar mandir di kamarnya, perempuan itu menggigiti kuku dengan resah, “Tuan Arjuna belakangan ini sibuk menghabiskan waktu bersama Alisha, benar kan?”Si pelayan mengangguk, “Tuan Arjuna mengawasi nona Alisha yang sedang mendapatkan kelas kepribadian nona.”“Kenapa perempuan itu harus mendapat kelas ke pribadian?”Si pelayan menelan ludah de

    Last Updated : 2021-08-21
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kenakan Topeng Kamu Sebaik-baiknya

    Alisha menatap penampilan terbarunya di cermin, gaun hitam membungkus tubuhnya dengan ketat. Sejujurnya, simpul tali yang mengikat di sepanjang punggungnya membuat Alisha merasa tidak nyaman. Tapi pelayan bilang, Arjuna sendiri yang memilihkan gaun itu untuknya.“Eng, belahan gaun ini bukannya terlalu tinggi ya?” tanya Alisha sembari berbutar.Gaun malamnya memang memiliki belahan sepanjang mata kaki hingga paha, belum lagi tali spageti yang terasa sangat tipis di bahunya. Alisha merasa telanjang ketimbang mengenakan pakaian.“Saya benar-benar enggak boleh ganti baju?” tanya Alisha berusaha bernegosisasi.“Tuan Arjuna sendiri yang memilihkan gaun itu nona, kami bisa di marahi jika anda tidak memakainya.”Alisha menyerah, ia tidak ingin membuat para pelayan dalam masalah.“Baiklah, kalau begitu ayo turun dan kita temu tuan mesum satu itu.” gerutu Alisha sembari menerima uluran tangan pelayan yan

    Last Updated : 2021-08-22
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Sering Lupa Tempat

    “Galahan Erlang!”Galahan tersenyum lebar, laki-laki dengan tubuh bugar di usia ke lima puluh tiga tahun itu merentangkan tangan. Galahan menyambut salah satu rekan bisnisnya dengan senyum lebar.“Brama! Hahahaha bagaimana Puhuket Island?”“Luar biasa, aku tidak akan pergi kesana jika bukan karena kamu.”Galahan tersenyum, “Teman ku Brama, kamu bisa pergi kemanapun jika kerjasama di antara kita lancar. Pegang omongan ku, hahaha.”“Tentu teman, tentu saja. Kamu tidak perlu khawatir Galahan, proyek kali ini pun pasti akan sukses besar.”Galahan menepuk bahu Brama dengan senang, “Selamat menikmati pestanya Brama, aku masih harus berkeliling.” Galahan menundukan kepala dan berbisik di telinga temannya, “Kamu tau harus kemana jika perlu hiburan tambahan, hahaha.”Brama ikut tertawa lebar, laki-laki itu mengangguk sebelum berjalan menaiki tangga menuju lanta

    Last Updated : 2021-08-23
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Siapa Yang Menghancurkan Siapa

    Galahan menyeret Alisha dengan kasar ke lantai dua, laki-laki paruh baya itu lebih dulu memastikan tidak ada seorangpun yang melihatnya membawa Alisha ke ruang kerjanya sebelum menutup pintu dengan bantingan keras.“Apa-apaan ini Alisha?!” desis Galahan dengan murka, “Berminggu-minggu papa mencari kamu, dan sekarang kamu muncul bersama bajingan itu!”“Bajingan itu kemungkinan akan menjadi menantu bapak.”Galahan mengusap wajah frustasi, “Kamu sama sekali tidak mengenal siapa Arjuna Adhiyaksa, Alisha. Laki-laki itu gemar mengoleksi wanita di mansionnya!” geram Galahan dengan gemas, “Enggak akan ada masa depan untuk hubungan kalian!”Alisha memilih diam.“Dengar, masuk ke kamar mu sekarang juga dan jangan keluar sampai pestanya selesai.” Galahan mengacungkan jari telunjuknya sebagai bentuk peringantan, “Jangan pernah melarikan diri dari rumah ini lagi Alisha, atau kamu akan

    Last Updated : 2021-08-24
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Yang Paling Menyedihkan

    “Sialan! Benar-benar sialan!” Galahan terus membanting barang-barang di ruang kerjanya, di belakangnya sang istri dan juga putrinya melihat itu semua dengan resah.“Pa..”‘prang’Regina menggunakan lengannya untuk melindungi kepala begitu satu vas bunga di lemparkan Galahan kepadanya. Raina yang merasa khawatir mendekat dan membawa putri satu-satunya itu menjauhi Galahan.“Brengsek!”“Orang yang kamu lempar dengan vas bung itu seharusnya Alisha, bukan Regina!” Teriak Raina tidak terima, “Anak sialan itu benar-benar persis seperti ibunya, tidak tau diri!”‘Huk’Raina tersedak begitu merasakan cengkraman Galahan di lehernya, perempuan itu megap-megap. Raina memukul tangan Galahan beberapa kali, meminta untuk di lepaskan.“Jaga mulut kamu Ra, Alisha enggak akan pernah pergi dari rumah ini jika bukan karena kamu.”Cengraman Galaha

    Last Updated : 2021-08-25
  • GAIRAH SANG ARJUNA   Pastikan, Dokter Perempuan!

    “Untungnya memar di wajah kamu enggak terlalu serius, orang ini pasti tidak semarah itu ketika mengayunkan tangan kepada kamu.” Alisha memilih tetap diam dan membiarkan dokter yang di panggil Arjuna melakukan tugasnya.Sebelumnya, Alisha yang memang menjadi lebih pendiam setelah kembali dari pesta perayaan di keluarga Erlang tidak menyadari bahwa Arjuna mengikutinya hingga ke paviliun kanan.“Saya enggak suka mainan yang jelek, karena itu saya harus di sini untuk memastikan kamu mendapatkan perawatan yang semestinya.” Jelas Arjuna kepada Alisha yang terang-terangan ingin mengusir laki-laki tersebut, “Sebastian sedang memanggil Ruben, dia dokter yang akan memeriksa kamu.” Arjuna dengan santai memasuki kamar Alisha dan duduk di sofa di dekat jendela besar, “Saya akan tetap di sini sampai Ruben datang.”Di dalam kamar Alisha, Arjuna bertingkah menyebalkan. Laki-laki itu terus saja mengomentari hasil kerja dokter pilih

    Last Updated : 2021-08-28

Latest chapter

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Bahaya di depan mata

    Warung dagangan Alisha tampak ramai, Ruben berdiri sembari berkacak pinggang. Memperhatikan satu persatu pelanggan yang datang.“Mas, ini uangnya.”“Ah, iya. Berapa total belanjaannya, Bu?”“Lima puluh ribu.”Ruben mengabaikan tawa perempuan paruh baya di hadapannya dan fokus menghitung uang kembalian.“Mas, pacarnya Mbak Alisha?”Ruben mengulas senyum dan membiarkan para pelanggan Alisha berpikir sesuka mereka. Bagi Ruben, lebih baik di kenal sebagai kekasih Alisha dibandingkan harus menerima banyak tawaran tidak masuk akal para pelanggan Alisha yang terlihat sangat semangat menjodohkannya dengan salah satu putri mereka.“Ini Mas, tolong kembaliannya.”Ruben memperhatikan lelaki yang terlihat aneh di matanya, pelanggan Alisha yang satu ini mengenakan topi dan juga jaket kulit di tengah hari yang panas.“Mas,” panggil lelaki itu lagi. “Kembalia

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kecurigaan Ruben

    Ruben tertawa senang karena berhasil menjahili Alisha, tetapi raut kesenangan di wajah Ruben menghilang begitu melihat wajah Alisha yang benar-benar seputih kapas.”Astaga, ada apa?””Ada apa?!” Alisha mengepalkan tangannya dengan erat, dengan emosi yang tidak lagi dapat perempuan itu tahan, Alisha menghujani Ruben dengan banyak pukulan. ”Aku kira aku akan mati hari ini!””Oh ayolah, jangan berlebihan.” Ruben mengunci leher Alisha dengan lengannya kemudian memaksa perempuan itu berjalan bersamanya. ”Ayo aku antar kamu pulang.”“Enggak perlu! Aku bisa pulang sendiri.””Serius, Al? Kamu merajuk?” Ruben mengikuti Alisha dengan seringai yang menyebalkan, bagi lelaki itu Alisha memang hiburan yang menarik di sela-sela kesibukannya bekerja. ”Kamu merajuk?””Enggak!”“Benar kamu merajuk.” Ruben menganggukkan kepala seolah i

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Teror Pertama

    Galahan tidak bisa diam saja, Brama pasti sudah bergerak dan membuat rencana di luar sana. Ia juga harus melakukan hal yang sama, membangun kekuatannya meski dibatasi dinding penjara. Tekadnya membuat lelaki itu dapat beradaptasi dengan kehidupan penjara yang keras, Galahan memiliki kelompoknya sendiri sekarang.“Ini, aku berhasil mendapatkannya.”Galahan menepuk-nepuk kepala pesuruhnya dengan bangga, entah bagaimana Galahan merasa jika beberapa penjaga mengawasinya. Hal itu membuat lelaki itu lebih berhati-hati dalam bergerak dan mau tidak mau memanfaatkan anggota kelompoknya untuk meraih apa yang ia mau.“Ambillah.” Galahan melempar tiga puntung rokok yang langsung menjadi rebutan, lelaki itu tidak peduli. Galahan memilih beranjak ke sudut ruangan dan menekan sebaris nomor pada ponsel yang berhasil bawahannya pinjam. “Ayolah, kenapa mereka sulit sekali mengangkat telepon dari orang asing!” geramnya karena lagi-lagi Ruben men

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Meja makan, kamu dan selai cokelat

    Brama memperhatikan penampilannya terbarunya dengan perasaan bangga, lelaki paruh baya itu baru saja memangkas rambutnya menjadi lebih rapi. Brama juga bercukur dengan bersih hari ini, ia juga mengenakan setelan rumahan yang nyaman.”Aku benar-benar merindukan kehidupan ini.””Ini memang kehidupan yang seharusnya Pak Brama miliki.” Yuda datang dengan sekantung belanjaan di tangannya. “Bersiaplah, Nona Anggela mungkin sebentar lagi akan tiba.”“Apa tidak masalah jika aku hanya berpakaian seadanya seperti ini?”Yuda memperhatikan pakaian Brama kemudian mengangguk. ”Ini bukan pertemuan bisnis, santai saja.” Lelaki itu kemudian sibuk dengan berbagai macam bahan masakan dan menatanya di atas meja. ”Anda bisa mengambil wine di gudang, Nona Anggela sangat menyukainya.””Oh, tentu. Biar aku ambilkan.”Begitu kembali, Brama melihat sosok Anggela duduk dengan nyaman di

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kesempatan Galahan

    Sebastian menyambut Ruben dengan langkah memburu, kepala pelayan itu memang menghubungi Ruben begitu menemukan Arjuna terkapar di ruang kerjanya di antara belasan botol wine.“Tuan Arjuna ada di kamarnya.”Ruben mengangguk, tanpa kata lelaki itu membuka pintu lebar yang cukup sering ia masuki. Ruben mendengus, melihat Arjuna dengan wajah pucatnya di kelilingi oleh Anggela dan Regina yang hanya mengenakan pakaian tidur tipis dan kekurangan bahan.”Pergi! aku harus memeriksanya,” usir Ruben tanpa takut.”Kami hanya khawatir, Tuan Arjuna tiba-tiba saja menghilang dan di temukan pingsan di ruang kerja. Padahal sebelumnya kami sedang bersenang-senang.” Regina mengusap dada Arjuna dengan pelan. “Aku enggak mau pergi sebelum memastikan Tuan Arjuna baik-baik saja.”Ruben mendengus. “Jangan khawatir, ini hanya masalah usia.”“Ya!” protes Arjuna tidak terima. ”Pergilah, aku

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Tidak Terpuaskan

    Sebastian berdiri diam, kepala pelayan itu sama sekali tidak dapat melakukan apa pun saat ini. Arjuna sedang gelap mata, lelaki itu sejak tadi tidak bisa berhenti meneguk winenya sembari berkeliling menghampiri para koleganya. Bukan untuk membicarakan pekerjaan, malainkan memamerkan mainan barunya.”Benar-benar luar biasa, Pak Arjuna. Anda bahkan bisa mendapatkan Regina.”Arjuna memberikan senyum kecil, lelaki berperut buncit di hadapannya ini sama sekali tidak menutupi kekagumannya pada Regina yang memang terlihat menawan dengan gaun malamnya.“Anda harus menghubungi saja jika ingin mengirim Regina ke area pelelangan.”Arjuna terlihat berpikir. ”Entah lah, Pak Rudi. Sepertinya kali ini Anda harus menunggu cukup lama karena aku ternyata merasa sangat puas dengan apa yang sanggup Regina berikan kepadaku.” Arjuna mendekatkan wajah ke telinga koleganya yang sudah berusia tujuh puluh tahun lebih. ”Saya takut Anda tida

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Hari Kebebasan Brama

    Brama tidak bisa berhenti tersenyum, lelaki itu senang karena hari yang sudah lama ditunggunya akhirnya tiba. Galahan yang melihat tingkah teman satu selnya mengerutkan kening keheranan, di dalam hatinya Galahan mencoba menebak-nebak apa gerangan yang membuat Brama kelihatan senang. Lelaki tua itu bahkan sedari pagi sudah berdandan, mencukur kumis, janggut dan bahkan merapikan rambutnya.”Kamu pasti akan merindukanku kawan, tetapi jangan khawatir. Aku akan sering datang mengunjungimu, aku juga akan menjenguk Alisha dan melaporkan keadaan anak perempuan kesayanganmu itu.” Brama tertawa keras, lelaki bahkan sampai terbatuk. ”Aku tidak akan melupakanmu kawan, aku berharap kamu juga sama. Ingat aku sebagai mimpi buruk yang akan terus menghantui hidup putrimu.”Galahan tidak tahan lagi, lelaki itu menarik kerah pakaian Brama dengan kasar. ”Tutup mulutmu tua bangka! Aku sedang tidak ingin mendengar mulut besarmu itu berbicara.”&rdq

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Pasukan telah siap

    “Hey ada apa?”Raina mengulas senyum tipis, perempuan itu mengusap rahang kekasih barunya. Seorang mahasiswa yang kekurangan uang, Raina benar-benar menghamburkan sisa-sisa harta kekayaannya untuk bersenang-senang.“Biasalah, anak manja itu sedang berulah.”“Jangan cemberut begitu.”Raina tertawa geli karena kekasihnya menciumi wajahnya bertubi-tubi.“Kita kan mau bersenang-senang.”Raina mengangguk. “Mana barangnya?”Si lelaki menyeringai, ia mengeluarkan bubuk berwarna putih yang dibungkus plastik obat. Raina menunggu kekasihnya menyiapkan segalanya, perempuan itu tetap diam dan pasrah ketika lelaki itu mulai menyuntikan benda terlarang itu ke dalam tubuhnya.Raina merasa tubuhnya melayang, perempuan itu merasa senang sebelum tubuhnya mengejang dan ia menutup mata untuk selamanya.***Regina menatap gundukan tanah basah di hadapannya dengan tatapan data

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Bisikan Anggela

    Arjuna merasa suntuk, belakangan ini lelaki itu lumayan banyak pikiran. Karena itu, hari ini ia merasa membutuhkan sedikit hiburan. Arjuna berjalan menuju lemari wine dan mengambil satu botol anggur langka hadiah dari salah satu kolega yang senang dengan hasil pelelangan terakhir.“Anda terlihat lelah,” Anggela memijat bahu Arjuna dari belakang. “Apa aku perlu menyiapkan air hangat untuk berendam?”Arjuna meremas tangan Anggela di pundaknya, lewat gerak mata lelaki itu meminta perempuan itu untuk duduk di pangkuannya.“Kamu ingin berendam?” Arjuna bertanya lirih.“Jika tuan menginginkannya.”Arjuna berpikir sebentar, kemudian menggeleng. Perasaannya masih kacau, ia sedang tidak ingin melakukan apa pun selain menghabiskan koleksi wine mahalnya di lemari.“Aku mendengar cerita yang menarik selama di rumah pengasingan.”“Oh ya?” Arjuna menyesap wine

DMCA.com Protection Status