Ada banyak hal yang bisa membuat Carlos jatuh cinta pada Amanda. Dia tidak mampu mengungkapkan semua di depan mamanya."Karena dia tidak menginginkan hartaku, seperti kebanyakan wanita," balas Carlos."Munafik sekali, itu hanya terucap oleh mulutnya Mama yakin di hatinya tak mengatakan itu," ucap Nyonya Wiliam.Carlos yang lebih tahu semuanya karena dia sehari-hari bersama Amanda. Bukan orang lain yang hanya bisa menghujat saja."Mama datang hanya mau membuat ribut saja bukan. Oh iya aku juga sudah memecat karyawan yang mama ajak keeja sama untuk menindas Amanda. Di perusahaan ini aku yang mengatur semuanya, bukan mama," ucap Carlos.Nyonya Wiliam terbujur kaku, begitu cepat rencananya diketahui oleh Carlos. Dia juga sudah memecat orang-orang kepercayaannya bagaimana bisa dia mengusir Amanda dari perusahaan ini. Dia menggertakkan giginya. Kenapa berkali-kali rencananya gagal menyingkirkan Amanda."Carlos aku ingin menyingkirkan Amanda demi kebaikanmu," ucap Nyonya Wiliam."Kebaikan ap
Amanda msnyeringai tipis. Dia juga ingin berakting seperti para wanita jalang menggunakan air mata untuk membela diri."Nyonya, hanya karena kamu tidak suka aku yang dekat dengan Carlos. Setiap hari Anda mencoba mencelakaiku," ucap Amanda."Dasar wanita jalang. Simpan saja air mata buayamu itu, aku tak akan pernah terbuai olehmu," bentak Nyonya Wiliam."Aku akan pergi dari kehidupan Carlos, juga mengundurkan diri dari perusahaan ini secepatnya. Agar hidupku tenang, tidak ada lagi yang mencoba membunuhku," ucap Amanda lagi.Nyonya Wiliam tertawa terbahak-bahak. Mendengar Amanda mengatakan itu dia sangat senang. Kalau memang benar itu terjadi, dia tidak perlu repot lagi memikirkan cara untuk memisahkan keduanya lagi."Bagus, kenapa tidak dari dulu kamu meninggalkan putraku, aku sudah menantikan hari dimana kamu akan meninggalkan Carlos selamanya," balas Nyonya Wiliam."Tidak tahu sopan santun, sedang ada klien besar membahas masalah pribadi," sindir Tamu."Apa dia tidak pernah menerima
Amanda menatap raut wajah Carlos. Dia mana berani membantah Carlos yang sedang marah itu. Dia terlihat dingin dan menakutkan."Kamu ingin aku mengatakan apa. Aku memang kekasihmu tapi mamamu tidak mengakui aku sebagai calon menantu," balas Amanda."Dia akan mengakuimu cepat atau lambat," ucap Carlos.Tuan Wiliam membantu Carlos untuk berbicara supaya tidak ada perselisihan diantara keduanya. Dia juga mengajak temannya untuk segera meninggalkan perusahaannya. Urusan sudah selesai tidak ada lagi yang harus dibahas."Amanda, aku tidak suka ada yang mendekatimu," ucap Carlos."Tidak ada yang mendekatiku, Carlos," balas Amanda."Teman ayah tadi menyukaimu. Dia ingin menjadikanmu menantu, aku tidak suka," bentak Carlos.Begitu dalam cinta Carlos pada Amanda. Walaupun banyak yang menentang cinta mereka termasuk mamanya sendiri. Dia tak akan pernah menyerahkan Amanda pada siapapun. Carlos memang orang yang pencemburu, saat ada lelaki yang menatap Amanda lebih dari lima menit dia akan cemburu
"I-iya Bu," balas Herlina terbata.Herlina melihat lagi nomor meja yang harus dia antar makanannya. Dia kaget ternyata dia harus mengantar makanan untuk Amanda. "Siap sekali, kenapa aku harus mengantar makanan padanya, mana mamanya Diksa masih melihatku seperti itu," gumam Herlina.Dia terpaksa mengantar makanan di meja Amanda. Dia dengan ketus memberikan makanan yang dipesan Amanda dan Carlos."Begini caramu menjamu para tamu?" ledek Carlos."Ini pesananmu 'kan. Tidak usah protes makan saja," jawab Herlina ketus.Carlos sengaja menggoda Herlina agar terlihat salah tingkah. Carlos mengamati sekitar ternyata ada seseorang yang sedang mengawasi kinerja karyawannya."Aku tidak mau makan makanan ini. Aku takut kamu meracuni kami," ucap Carlos."Tidak ada gunanya aku meracuni kalian, terserah mau makan atau tidak!" bentak Herlina karena emosi.Terjadi keributan kecil di meja itu. Hingga akhirnya mamanya Diksa mendekati meja itu. Dia ingin tahu apa yang terjadi di tempat makan yang dikelo
Diksa marah dengan aduan Herlina. Dia berlari menghampiri Carlos dan Amanda yang sedang menikmati daging barbaque dan bir di meja mereka."Enak sekali kalian tertawa lepas seperti ini setelah menindas orang!" bentak Diksa."Ada lagi orang gila yang datang mengganggu makan malam kita," gumam Carlos.Melihat wajah Diksa membuat Amanda mengingat pengkhianatan yang dia lakukan beberapa waktu lalu. Dia bahkan tak ingin menyapanya sama sekali."Mungkin dia cari muka pada pebisnis kelas atas sepertimu, agar dapat proyek yang menguntungkan," ledek Amanda."Benar juga, melihat kita berdua, dia tak sabar meminta kerja sama dengan cari perhatian dulu," balas Carlos.Diksa sangat kesal, melihat perilaku Amanda yang sangat sombong tidak seperti dulu. Tapi wajah Amanda semakin cantik dan glowing sekarang, dia juga modis memakai baju branded seperti yang dipakai orang kelas atas."Aku tak suka ada yang menatap kekasihku lebih dari satu detik," ucap Carlos."Dia adalah bekasanku, aku juga sudah bosan
Diksa mengepalkan tangannya kesal, dia tentu akan melawan Carlos untuk membuktikan kalau dia juga sama kuat."Untuk melawan keluarga Wiliam aku akan mengumumkan di internet kalau Amanda adalah bekas kekasihku yang kamu pungut!" tegas Diksa."Hanya itu saja? Kalau aku akan menyebarkan berita tentang pelayan tempat makan milik keluarga Wijaya yang akan meracuni orang," balas Carlos.Amanda menertawakan Diksa yang otaknya sama sekali nggak bermutu dari dulu. Untuk apa menyebarkan berita tak penting. Hanya urusan kekasih yang tak akan berpengaruh pada perusahaan Carlos. Tapi kalau Carlos memberikan review tentang pelayanan di tempat makan milik Diksa yang mencoba meracuni pelanggannya, itu akan sangat memperngaruhi kelangsungan berjalannya usaha Diksa."Heh, aku pikir bentuk perlawanan apa yang mampu kamu lakukan," ucap Amanda."Ternyata kamu masih saja bodoh seperti dulu," imbuh Amanda."Cepat pergilah sekarang, pria bodoh yang datang kemari pasti karena hasutan wanita jalang," pinta Car
Diksa tidak mau hanya ingin sama seperti Carlos. Dia ingin melebihi Carlos, dia harus lebih unggul agar tidak disepelekan lagi sama orang termasuk mamanya."Kenapa harua seperti, aku ini bisa lebih hebat dari Carlos, mama," ucap Diksa."Baguslah kalau begitu, buktikan saja. Mama juga mau menantu seperti Amanda agar nggak malu kalau diajak keluar," balas mamanya Diksa.Herlina yang mendengar itu semakin kesal dan ingin mencabik wajah Amanda sampai rusak. Dia adalah hambatan baginya untuk bisa naik."Wanita jalang itu selalu lebih unggul dariku, atas dasar apa!" seru Herlina."Herlina, apa sudah ada jawaban dari temanmu itu, aku ingin nama mereka berdua rusak?" tanya Diksa."Besok pagi berita itu akan menyebar kamu tenang saja, Diksa," jawab Herlina."Kamu memang bisa diandalkan," balas Diksa.***Pagi hari di kediaman Amanda dia baru saja bangun dari tidurnya. Banyak notifikasi yang masuk ponselnya entah tentang berita apa hari ini. Dia tidak menggubrisnya, dia memilih ke dapur untuk m
Carlos mengerutkan dahinya. Sejak kapan Nyonya Sanjaya begitu baik. Apa sebenarnya yang ingin dia lakukan."Apa Anda yakin akan membantuku membereskan para wartawan itu?" tanya Carlos."Tentu saja, ini semua karena aku ingin gaun pesananku segera jadi," jawab Nyonya Sanjaya.Amanda mengedipkan matanya, dia mengode Carlos membiarkan Nyonya Sanjaya berbicara pada wartawan. Kalau tidak dicoba mana mungkin kita tahu apa yang akan dikatakan oleh Nyonya sombong itu."Baiklah, aku serahkan padamu, nyonya. Jangan buat aky kecewa," ucap Carlos."Aku tidak akan mengecewakanmu," balaa Nyonya Sanjaya.Mereka bertiga berjalan beriringan menemui para wartawan. Begitu datang para wartawan itu langsung tidak sabar menghampiri Amanda. Mereka mencecar begitu banyak pertanyaan kepada Amanda tentang berita yang viral diinternet."Kalian apa tidak mempelajari kode etik sebagai jurnalis. Begitu tidak sabaran membabi buta memberikan pertanyaan," ucap Amanda."Kalian memang tidak tahu aturan. Satu pertanyaan
"Mama sudah perjalanan ke rumahmu untuk menginap, pulanglah tepat waktu kita makan malam bersama," jawab Nyonya William. Carlos mengiyakan apa yang mamanya katakan. Selesai rapat nanti dia mungkin akan segera pulang untuk berkumpul bersama keluarganya. jarang sekali berkumpul makan malam bersama keluarga semenjak pisah rumah. Dia akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. "Bos, rapat akan dimulai lima menit lagi," ucap Angga. "Apa semuanya sudah siap, kalau sudah ayo ke ruang rapat dan segera mulai rapatnya," balas Carlos. "Baik," jawab Laila dan Angga bersamaan. Mereka sudah berada di ruang rapat lalu rapatpun dimulai lebih dari satu jam rapat berjalan. Carlos tampak puas dengan hasil laporan keuangan yang ada saat ini. Perusahaannya semakin maju semenjak dia menikah mungkin ini adalah rejeki setelah berkeluarga. "Rapat selesai, aku akan memberikan bonus untuk kalian bulan ini," ucap Carlos. "Terima kasih bos," jawab mereka serempak. Usai rapat Carlos segera menuju rumahnya untu
Amanda mengangguk lalu tersenyum kepada kedua orang tua Carlos. Dia sudah lama tidak serumah dengan orang tua yang lengkap, mungkin dengan adanya mereka dia bisa merasakan kasih sayang yang sempurna dari orang tuanya. "Aku setuju ayah dan mama tinggal di sini beberapa hari," ucap Amanda. "Kalau begitu kami akan datang lagi nanti sore, kami akan mengambil beberapa pakaian dan kebutuhan mandi kami, sekalian pamit dengan adik iparmu kalau akan menginap di sini," balas Tuan William. "Ayo kami antar dulu ke mobil," ajak Carlos. Mereka mengantar kedua orang tua itu ke mobil sebelum pergi meninggalkan rumah Carlos dan Amanda. Pasutri itu kembali ke dalam rumah, usai makan siang Carlos menyodorkan vitamin ibu hamil untuk Amanda. "Minumlah, ini demi kamu dan bayimu agar tetap sehat," pinta Carlos. "Terima kasih, kamu sudah mengingatkanku," balas Amanda. Carlos semakin protektif kepada Amanda saat Dokter mengatakan tekanan darahnya rendah. Dia sangat khawatir kalau akan mempengaruhi jani
Amanda menyunggingkan senyuman kepada mertuanya yang baru sampai. Dia menyambutnya dengan hangat karena akan mengantar pergi kontrol kandungan. Mereka sangat antusias mungkin karena ini adalah cucu pertama mereka yang akan dijaga dengan penuh perhatian. "Aku sampai lupa kalau hari ini harus kontrol kandungan," keluh Carlos. "Ma, pa, silahkan duduk dulu, saya konfirmasi ke Dokter dulu jam berapa jadwal hari ini," balas Amanda. "Baiklah, Carlos kamu bisa bekerja dulu, biarkan Amanda bersama kami," pinta Nyonya William."Istriku akan kontrol kandungan untuk apa aku bekerja hari ini," ucap Carlos. Seperti biasa mereka akan berdebat tak mau kalah, Siapa yang mengandung siapa pula yang heboh mau ikut periksa memilih barang ini dan itu untuk calon buah hati. Amanda selesai menelpon adminitrasi rumah sakit, dia mendapatkan kabar kalau Dokter akan praktek jam dua siang nanti. "Baiklah kalau begitu aku akan bekerja dulu, nanti jam dua belas akan pulang," ucap Carlos. "Ayah dan mama juga a
Amanda pernah mengingat bahwa suaminya itu pernah mengatakan kalau dia memilih Amanda karena ada hal yang berbeda dari dirinya. Amanda sangat percaya diri pada kemampuannya sendiri untuk mencari uang dan tidak mau mengandalakan lelaki. "Apa itu sebuah kelebihan. Itu bukan kelebihan tapi keterpaksaan karena tidak ada orang yang menopangku," jawab Amanda."Tapi bahkan saat kamu sudah mempunyai suami kaya sepertiku kamu masih saja mencari orang dari membuat konten," ucap carlos. "Itu karena aku sudah terbiasa, aku tidak mau bergantung lebih padamu untuk mengantisipasi kalau kamu akan tergoda dengan wanita lain dan melupakanku," balas Amanda. Carlos jadi terkekeh sendiri karena mendengar istrinya yang masih saja tidak mempercayainya soal pernikahan mungkin karena memang pernikahannya baru seumur jagung jadi Amanda masih waspada jika terjadi hal yang buruk dikemudian hari. Itu hal yang bagus karena dia pandai melihat peluang bisnis. "Aku sangat senang mempunyai istri yang pintar sepert
Carlos agak kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Amanda, dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Bukankah barusan Dokter sudah memperbolehkannya untuk melakukan hubungan suami istri kenapa harus menunggu lagi. Lima bulah itu waktu yang lama tidak menyentuh istrinya. "Aku tidak sanggup lagi Amanda, sebentar saja ya," ucap Carlos. "Lakukan pelan saja ya," balas Amanda.Mereka akhirnya melepas puasa selama lima bulah, bagaikan menahan kerinduan akhirnya Carlos melepas semua kerinduan yang ada di dalam hatinya untuk Amanda."Terima kasih ya, Amanda," ucapnya sembari memeluk Amanda erat setelah melakukan itu. "Aku mau tidur dulu ya, aku lelah," balas Amanda. "Baiklah, aku akan ke perusahaan karena ada rapat penting," ucap Carlos lalu mengecup kening Amanda. Carlos usai mandi langsung bergegas ke perusahaan, melihat Amanda yang masih terlelap tidur dia tidak membangunkannya. Dia hanya berpesan pada pelayan kalau saat Amanda bangun harus menyediakan makanan sehat untuknya. ***"Bos, par
Amanda mengernyitkan dahinya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Carlos barusan. Dia tidak mengerti kenapa tiba-tiba pandangannya menjadi sayu seperti itu. "Melakukan ritual malam pengantinkah maksudmu, aku tidak berani untuk saat ini," jawab Amanda seraya menyilangkan kedua tangannya. "Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku ingin melakukan itu," ucap Carlos. "Bersabarlah, aku tidak ingin menyakiti calon buah hatiku saat ini," balas Amanda seraya mengelus perut yang ada janinnya. Carlos terlihat sayu dan lesu dia langsung memeluk Amanda karena sudah merindukan dapat menyalurkan hasrat seperti biasanya. Tapi tidak untuk saat ini dia harus menahannya karena ada sang buah hati di dalam perut Amanda. "Aku harus mampu bersabar, aku sendiri yang menanam benih di perutmu jadi aku harus sabar menerima kenyataan ini," ucap Carlos. "Aku tahu perasaanmu, ayo kita tidur besok kamu harus bekerja," ajak Amanda. Carlos menahan rindu, baginya tidak menjamah tubuh Amanda membuatnya ada yang
Amanda merasakan ada yang menendang di perutnya dia hanya kaget saja tadi. Tapi saat Carlos mendekat tidak ada lagi tendangan dari perutnya. Maklum baru pertama kali Amanda hamil jadi ya wajar saja dia kaget seperti itu. "Aku hanya kaget saja ada yang bergerak di dalam perutku," ucap Amanda. "Benaran tidak apa-apa. Kita ke Dokter sekarang periksa," ajak Carlos. "Tidak perlu, dua hari lagi kita 'kan akan ke Dokter jadi besok saja," balas Amanda, Carlos memeluk Amanda, jantungnya masih berdebar hebat karena dia tidak mau terjadi sesuatu kepada Amanda. Dia akan sangat menyesal kalau terjadi sesuatu pada sang istri dan dia tidak bisa menyelamatkan hidup sang istri. "Jangan cemas berlebihan Carlos, aku tidak apa-apa," ucap Amanda. "Aku tetap saja khawatir, kamu adalah bintang di hatiku kalau aku kehilanganmu aku tidak tahu harus seperti apa menjalani hidup," balas Carlos. Amanda tersenyum karena baru kali ini ada orang yang sangat mengkhawatirkannya sampai seperti ini. Dia sangat ba
Amanda mencoba mengingat kapan dia harus pergi ke Dokter, dia hampir saja melupakan hal yang harus rutin ia lakukan kalau mertuanya tidak mengingatkan."Tanggal dua puluh setiap bulannya," jawab Amanda. "Berarti dua hari lagi, mama ikut ya saat kalian periksa ke Dokter kandungan," ucap Nyonya William."Tentu saja, kami akan mengabari saat kami akan berangkat ke Dokter kandungan," balas Carlos. Selesai berbincang sedikit, Amanda pamit pulang bersama mereka diantar sampai mobil dan dibekali dengan makanan yang bernutrisi bagi ibu hamil. "Banyak sekali yang mama bawakan, perasaan saat aku memilih tinggal di rumah sendiri saat berkunjung ke sini tidak pernah dispesialkan seperti ini," keluh Carlos melihat dua kantong paper bag yang dibawakan oleh mamanya penuh dengan makanan. "Memangnya pernah kamu makan kalau mama bawakan makanan untukmu?" tanya Nyonya William. "Hehe ... tidak sih," balas Carlos sambil menggaruk kepalanya. "Jangan protes makanya, menantuku butuh banyak nutrisi taku
Amanda dan nyonya William sedang asyik mengobrol masalah kandungan. Bagaimana mengatasi mual dan muntah saat hamil juga nenjaga kondisi tubuh agar tetap prima saat sedang hamil."Kamu sudah mengerti 'kan Amanda apa maksud mama?" tanya Nyonya William."Saya sudah mengerti, terima kasih sudah perhatian padaku," jawab Amanda sambil mengangguk."Aku akan memasak sendiri khusus untukmu, makan sianglah di sini sebelum pulang atau kamu bisa menginap di sini," pinta Nyonya William."Besok kerja, jadi kita harus pulang habis makan siang kita langsung pulang ma," jawab Carlos.Nyonya William mengangguk dia bergegas pergi ke dapur. Amanda ikut dengannya sambil membantu memotong sayuran yang akan dimasak."Jangan capek-capek Amanda. Kamu sedang hamil duduklah," ucap Nyonya William."Aku ingin membantu mama," balas Amanda."Ada banyak pelayan di sini. Kalau kamu capek Carlos akan marah padaku," ucap Nyonya William.Akhirnya Amanda hanya duduk di meja makan memandangi mertua masak dan sedikit mengo