Diksa marah dengan aduan Herlina. Dia berlari menghampiri Carlos dan Amanda yang sedang menikmati daging barbaque dan bir di meja mereka."Enak sekali kalian tertawa lepas seperti ini setelah menindas orang!" bentak Diksa."Ada lagi orang gila yang datang mengganggu makan malam kita," gumam Carlos.Melihat wajah Diksa membuat Amanda mengingat pengkhianatan yang dia lakukan beberapa waktu lalu. Dia bahkan tak ingin menyapanya sama sekali."Mungkin dia cari muka pada pebisnis kelas atas sepertimu, agar dapat proyek yang menguntungkan," ledek Amanda."Benar juga, melihat kita berdua, dia tak sabar meminta kerja sama dengan cari perhatian dulu," balas Carlos.Diksa sangat kesal, melihat perilaku Amanda yang sangat sombong tidak seperti dulu. Tapi wajah Amanda semakin cantik dan glowing sekarang, dia juga modis memakai baju branded seperti yang dipakai orang kelas atas."Aku tak suka ada yang menatap kekasihku lebih dari satu detik," ucap Carlos."Dia adalah bekasanku, aku juga sudah bosan
Diksa mengepalkan tangannya kesal, dia tentu akan melawan Carlos untuk membuktikan kalau dia juga sama kuat."Untuk melawan keluarga Wiliam aku akan mengumumkan di internet kalau Amanda adalah bekas kekasihku yang kamu pungut!" tegas Diksa."Hanya itu saja? Kalau aku akan menyebarkan berita tentang pelayan tempat makan milik keluarga Wijaya yang akan meracuni orang," balas Carlos.Amanda menertawakan Diksa yang otaknya sama sekali nggak bermutu dari dulu. Untuk apa menyebarkan berita tak penting. Hanya urusan kekasih yang tak akan berpengaruh pada perusahaan Carlos. Tapi kalau Carlos memberikan review tentang pelayanan di tempat makan milik Diksa yang mencoba meracuni pelanggannya, itu akan sangat memperngaruhi kelangsungan berjalannya usaha Diksa."Heh, aku pikir bentuk perlawanan apa yang mampu kamu lakukan," ucap Amanda."Ternyata kamu masih saja bodoh seperti dulu," imbuh Amanda."Cepat pergilah sekarang, pria bodoh yang datang kemari pasti karena hasutan wanita jalang," pinta Car
Diksa tidak mau hanya ingin sama seperti Carlos. Dia ingin melebihi Carlos, dia harus lebih unggul agar tidak disepelekan lagi sama orang termasuk mamanya."Kenapa harua seperti, aku ini bisa lebih hebat dari Carlos, mama," ucap Diksa."Baguslah kalau begitu, buktikan saja. Mama juga mau menantu seperti Amanda agar nggak malu kalau diajak keluar," balas mamanya Diksa.Herlina yang mendengar itu semakin kesal dan ingin mencabik wajah Amanda sampai rusak. Dia adalah hambatan baginya untuk bisa naik."Wanita jalang itu selalu lebih unggul dariku, atas dasar apa!" seru Herlina."Herlina, apa sudah ada jawaban dari temanmu itu, aku ingin nama mereka berdua rusak?" tanya Diksa."Besok pagi berita itu akan menyebar kamu tenang saja, Diksa," jawab Herlina."Kamu memang bisa diandalkan," balas Diksa.***Pagi hari di kediaman Amanda dia baru saja bangun dari tidurnya. Banyak notifikasi yang masuk ponselnya entah tentang berita apa hari ini. Dia tidak menggubrisnya, dia memilih ke dapur untuk m
Carlos mengerutkan dahinya. Sejak kapan Nyonya Sanjaya begitu baik. Apa sebenarnya yang ingin dia lakukan."Apa Anda yakin akan membantuku membereskan para wartawan itu?" tanya Carlos."Tentu saja, ini semua karena aku ingin gaun pesananku segera jadi," jawab Nyonya Sanjaya.Amanda mengedipkan matanya, dia mengode Carlos membiarkan Nyonya Sanjaya berbicara pada wartawan. Kalau tidak dicoba mana mungkin kita tahu apa yang akan dikatakan oleh Nyonya sombong itu."Baiklah, aku serahkan padamu, nyonya. Jangan buat aky kecewa," ucap Carlos."Aku tidak akan mengecewakanmu," balaa Nyonya Sanjaya.Mereka bertiga berjalan beriringan menemui para wartawan. Begitu datang para wartawan itu langsung tidak sabar menghampiri Amanda. Mereka mencecar begitu banyak pertanyaan kepada Amanda tentang berita yang viral diinternet."Kalian apa tidak mempelajari kode etik sebagai jurnalis. Begitu tidak sabaran membabi buta memberikan pertanyaan," ucap Amanda."Kalian memang tidak tahu aturan. Satu pertanyaan
"Apa yang kamu lakukan Herlina. Bukankah ponsel itu baru saja beli beberapa hari yang lalu kenapa bisa hancur?" tanya Diksa kesal."Aku frustasi, serangan kita kepada Amanda gagal total," jawab Herlina.Herlina ini sangat boros. Diksa memang bisa saja beli ponsel baru lagi. Tapi kali ini dia sangat muak dengan perilaku Herlina yang tak tahu diuntung. Jika itu Amanda pasti akan menggunakan ponsel itu bertahun-tahun sampai rusak. "Diksa, kamu mau 'kan membelikan aku ponsel baru lagi?" rengek Herlina sambil meneluk Diksa."Tidak, kamu belilah sendiri. Mama menyita semua kartuku dan hanya menyisakan satu kartu debet untukku," jawab Diksa.Herlina kecewa, berharap menjadi kekasih Diksa dia bisa menjadi bergelimang harta. Tapi ternyata kehidupannya pun masih seperti biasa. Bahkan orang tua Diksa memintanya untuk menjadi pramusaji di tempat makan yang mereka kelola."Kamu kenapa lemah sekali, diatur-atur oleh mamamu," keluh Herlina."Aku hanya jadi penurut karena akan menjadi pewaris perusa
Orang tua Diksa sudah meninggalkan rumah Diksa. Herlina tampak kesal karena sudah mendapatkan penghinaan dari orang tua Diksa karena Amanda."Aku harus mengalahkan Amanda," ucap Herlina."Tenanglah, aku akan mengusahakan hal itu terwujud. Kamu juga lulusan fashion desing seperti Amanda," balas Diksa.Herlina juga seorang frelance model. Tapi sekarang jarang laku karena dia tidak profesional. Baru naik sedikit sudah sombong."Kamu mau mengusahakan apa, Diksa?" tanya Herlina."Swan Entertaimen biasa memamerkan karya desainernya dengan para model binaannya juga model lokal kalau ada festival kebudayaan, akan aku usahakan kamu mendapat job itu, kamu bisa membuat seolah rancangan Amanda tidak berkualitas," jawab Diksa.Herlina menyunggingkan senyuman. Dia ingin reputasi Amanda jelek disini. Sudah sakit hati dia dibandingkan dengan Amanda. Kenapa selalu Amanda yang nomor satu. Padahal dia juga tak kalah canrtik, dia juga berpendidikan seperti Amanda, sama-sama bisa membuat desain, tapi kena
Carlos memijit kepalanya, baru selesai satu masalah sudah datang masalah lainnya. Apakah pihak Diksa itu belum bisa move on memutuskan hubungan dengan Amanda."Lihatlah sendiri," jawab Angga."Aku kira berita menyedihkan, kalau begitu aku bisa bernafas lega," balas Carlos.Laila juga penasaran dengan berita apa yang viral hari ini. Dia mengecek ponselnya, ternyata sebuah berita yang bakal menguntungnya Swan Entertaiment."Syukurlah gaya trend busana rancangan Amanda banyak diminati," ucap Laila ikut senang."Bahkan banyak artis terkenal penasaran dengan karya Amanda dan memesan langsung pada marketing kita," balas Angga."Beberapa butik kita yang kita punya juga di serbu oleh pelanggan yang penasaran," ucap Laila yang masih melihat beberapa foto wartawan yang di share di internet.Carlos semakin senang dengan berita ini, perusahaannya akan semakin di kenal dunia lewat internet. Dia juga berpikir bisa menjatuhkan musuh yang mencoba membuat reputasi Amanda menjadi jelek."Aku yakin past
Carlos mengubungi seorang karyawan yang bekerja di hotel Diksa. Dia membutuhkan bantuannya sekarang."Awasi saja anak sulung bosmu, beserta kekasihnya," jawab Carlos."Maksudmu aku harus melaporkan trik apa lagi yang akan mereka gunakan untuk menjatuhkanmu dan Amanda?" tanya seseoranh itu. "Betul sekali, kamu sangat cerdas, aku akan mentransfer sejumlah uang untukmu," jawab Carlos.Carlos mematikan ponselnya lalu ia meminta Laila mentransfer sejumlah uang kepada orang yang ia mintai bantuan. Dia tersenyum kecut dan segera ingin lihat bagaimana wajah kesal sepasang kekasih itu."Bos aku sudah melakukan apa yang kamu perintahkan," ucap Laila."Terima kasih Laila," jawab Carlos lalu mengerjakan tugasnya kembali.Tepat pukul lima sore Carlos sudah mendapatkan informasi dari karyawan yang ia suap tadi. Jadi mereka sedang menunggu festival budaya. Herlina akan menjadi model, lalu dia akan memilih gaun rancangan Amanda. Untuk apa lagi kalau bukan membuat fitnah kalau gaun buatan Amanda tida