Amanda menepis tangan Herlina yang ingin menamparnya. Ia mencobanya sekali lagi tapi tak juga berhasil. "Herlina lebih baik menyerahlah, jangan buat hatimu semakin kotor karena terlalu iri dengan pencapaian orang lain," ucap Amanda."Jangan mengguruiku, aku muak melihat wajah sok polosmu itu. Kamu sengaja menjebak pria kaya untuk tidur denganmu, bukan?" tuduh Herlina.Amanda menyeringai tipis. Ia menatap Carlos setelah Herlina menuduhnya menjebak Carlos agar bisa menjalin cinta satu malam dengannya."Carlos, apa aku menjebakmu agar bisa terikat denganku?" tanya Amanda."Justru Herlina dan Diksa yang menjebakmu agar bisa tidur dengan sembarang pria. Lalu Diksa akan memutus hubungan denganmu dengan dalih selingkuh. Sebuah keberuntungan kamu dipertemukan denganku," jawab Carlos.Melihat carlos dan Amanda bermesraan membuat Herlina semakin kesal. Apalagi mereka mengungkit keterlibatan Herlina di malam itu. Dia tidak terima kenapa Amanda mendapatkan sebuah keberuntungan bertemu dengan Car
Amanda hanya merasa tidak adil kalau yang dihukum hanya Herlina saja. Dia melakukan itu bersama Diksa, sungguh lucu kalau yang dihukum hanya satu pihak saja. "Amanda, putra kami tidak akan melakukan hal buruk seperti itu kalau tidak di hasut oleh wanita rendahan itu," ucap Nyonya Wijaya. "Kalau tidak ada campur tangan Diksa yang memiliki kuasa tidak mungkin juga Herlina berani malakukan hal yang beresiko seperti ini, menyinggung orang yang tidak mudah disinggung," balas Amanda. Carlos menyeringai tipis, semua yang dikatakan oleh Amanda adalah benar. Tidak mungkin seorang yang tidak mempunyai status tinggi seperti Herlina berani meyinggung orang kelas atas seperti Carlos. "Kalau tidak ada dukungan dari putramu, Herlina yang kamu bilang wanita rendahan itu mana berani melakukan hal tercela seperti ini," ucap Carlos. "Kamu memang sengaja melakukan ini, menjebak aku. Kamu belum bisa move on menjalani kisah asmara denganku 'kan," ucap Diksa dengan percaya diri kepada Amanda. "J
Carlos memang sudah tertarik dengan anak kedua dari kelurga wijaya ini. Dibanding Diksa dia sudah terlihat mempunyai potensi untuk mengembangkan bisnis Ayahnya."Aku tunggu jam sembilan pagi, datanglah ke kantorku," jawab Carlos."Baik, aku akan datang tepat waktu dan tidak akan mengecewakanmu," balas Adiknya Diksa.Carlos mengangguk pelan lalu mengacungkan jempolnya. Lalu dia pergi bersama Amanda meninggalkan restoran hotel milik keluarga Wijaya."Ayah bangga padamu nak. Perusahaan kita terselamatkan. Untuk kalian berdua aku beri hukuman untuk tidak keluar rumah sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Membuatku malu saja!" tegas Tuan Wijaya."Ayah jangan marah lagi. Ayo kita istirahat," ajak putra keduanya.Nyonya Wijaya menyusul suaminya. Dia tak mau dihukum kalau sampai dia tak keluar rumah bagaimana bisa mendapatkan gosip seputar keluarga kelas atas lainnya."Suamiku tolong cabut hukumanku. Aku janji akan mendidik Diksa dengan lebih baik lagi," ucap Nyonya Wijaya."Tidak perlu,
Carlos marah melihat seseorang yang datang ke kantornya. Sepertinya yang membuat janji dengannya bukanlah dia. Kenapa bisa dia yang datang apa dia mencurangi adiknya. Membuat Carlos kesal saja. "Tenang Carlos, aku datang mewakili adikku untuk berdiskusi denganmu," balas Diksa."Aku tidak sudi berbicara denganmu!" tegas Carlos."Kamu hanya cemburu padaku karena aku adalah mantan kekasih dari Amanda. Buang semua rasa cemburumu itu. Mari kita duduk bersama menyelesaikan masalah kita berdua," bujuk Diksa.Carlos semakin kesal mendengar ucapan dari Diksa. Memangnya siapa yang cemburu padanya sungguh membuatnya kesal sekali. Carlos ingin memukul pria yang penuh percaya diri mengatakan hal yang sama sekali tidak dirasakan Carlos."Jangan basa basi jika bicara denganku. Cepat katakan lalu pergilah," perintah Carlos."Santai saja dong bro, aku datang bukan untuk membuat onar atau ingin merebut Amanda dari sisimu kok," ledek Diksa."Sudah aku bilang aku tak suka orang yang bertele-tele, pergil
Tentu saja yang ia takutkan itu adalah perusahaan hancur karena balas dendam Carlos."Sa-ya sekali lagi minta maaf, tolong jangan balas perbuatan buruk kakak saya ke perusahaan. Anda bisa membalasnya secara pribadi," ucap Adiknya Diksa."Jangan takut. Karena kamu datang tulus untuk meminta maaf, aku tidak akan menyenggol perusahanmu," balas Diksa.Adiknya Diksa melongo melihat reaksi Carlos. Ini pertama kali dia melihat senyuman pada wajah Carlos. Biasanya dia selalu memasang wajah dingin apalagi kalau berhadapan dengan orang yang tak dia sukai. "Benarkah seperti itu?" tanya Adiknya Diksa yang kurang percaya."Tentu saja. Kamu boleh sering ke sini untuk belajar bisnis. Ini bawalah untukmu," jawab Carlos sambil memberikan satu gepok uang.Adiknya Diksa semakin tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Satu gepok yang berwarna merah semua itu diberikan Carlos untuknya. "Tapi untuk apa uang itu?" tanya Adiknya Diksa."Karena aku suka keberanianmu dan pemikiranmu yang matang. Aku berikan
Amanda duduk di kursi depan meja kerja Carlos. Dia mengode Carlos supaya ikut duduk."Carlos, aku hanya penasaran kenapa anak kecil tadi begitu bahagia saat keluar dari kantormu, apa yang kalian bahas?" tanya Amanda."Karena aku menyukai karakternya jadi aku memintanya untuk magang di perusahaan mulai besok. Angga yang akan memandunya," jawab Carlos.Amanda mengangguk lalu dia membahas hal lain dengan Carlos. Sebuah pekerjaan yang harus selesai dalam waktu satu minggu. Belum lagi persiapan pameran festival budaya yang katanya swan entertaiment akan membuka stand di sana."Apa kamu keberatan Amanda?" tanya Carlos."Sama sekali tidak keberatan. Tapi kita pasti akan kualahan menerima banyak pesanan lagi," jawab Amanda.Tak berapa lama kemudian datanglah orang dari bagian gudang. Membuka stand di festival budaya adalah kesempatan menjual produk lama perusahaan yang masih bagus. Carlos awalnya tak setuju karena hal itu hanya akan membuat citra jelek perusahaan. Tapi saat Amanda ikut menimp
Laila yang ada di lokasi mengajak duduk Amanda. Dia memberikan segelas teh susu kepada Amanda sebelum menjawab pertanyaannya."Mereka sedang membahas stok produk lama yang akan di bawa ke festival budaya. Menurut marketing model bajunya sangat kuno," balas Laila.Amanda penasaran seberapa banyak stok produk lama, seperti apa model-model yang dibilang kuno itu. "Amanda bagaimana menurutmu, apakah produk-produk ini bisa terjual?" tanya Marketing."Kalau tidak dicoba kita tidak akan tahu, aku rasa mereka mempunyai nilai jual," jawab Amanda.Terjadi perdebatan kecil sesama Marketing. Mereka ada yang setuju dan ada yang tidak."Mereka berada di gudang dalam waktu yang lama. Aku rasa memang tidak laku pada jamannya," ucap salah satu marketing."Aku akan mempromosikan beberapa di laman sosial mediaku, kalian bawa saja. Aku nanti akan menyempatkan diri mendatangi stand," balas Amanda."Ide yang bagus Amanda. Aku bisa jadi modelmu," ucap Laila."Bawa saja baju ini ke Stand, pajang yang bagus.
Ternyata yang menelponnya adalah Carlos. Dia menyatakan rindu pada Amanda. "Seharian tak bertemu membuatku rindu padamu," ucap Carlos."Terus kamu mau apa?" tanya Amanda."Jutek banget kamu ya," jawab Carlos.Pria itu langsung mendengus kesal dan raut wajahnya berubah total. Dia kesal karena Amanda seperti tak merindukannya sama sekali. Dia menutup telepon dan melihat ke arah stand yang ramai pengunjung. Karyawan yang menjaga stand ketakutan karena melihat suasana hati Carlos seperti sedang tak enak hati.***"Laila, ayo kita pergi ke festival budaya," ajak Amanda."Apa bos sudah menelponmu?" tanya Laila."Sudah, aku sengaja membuatnya marah. Lalu akan datang memberikan dia kejutan," jawab Amanda.Laila mengangguk dia dan Amanda menggunakan taxi menuju festival budaya yang diadakan setahun sekali di Bali itu. Pembukaan cukup ramai pengunjung apalagi banyak brand lokal yang sedang diskon di tempat ini hari ini."Dimana stand kita, Laila?" tanya Amanda."Aku telpon seseorang dulu," jaw
"Mama sudah perjalanan ke rumahmu untuk menginap, pulanglah tepat waktu kita makan malam bersama," jawab Nyonya William. Carlos mengiyakan apa yang mamanya katakan. Selesai rapat nanti dia mungkin akan segera pulang untuk berkumpul bersama keluarganya. jarang sekali berkumpul makan malam bersama keluarga semenjak pisah rumah. Dia akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. "Bos, rapat akan dimulai lima menit lagi," ucap Angga. "Apa semuanya sudah siap, kalau sudah ayo ke ruang rapat dan segera mulai rapatnya," balas Carlos. "Baik," jawab Laila dan Angga bersamaan. Mereka sudah berada di ruang rapat lalu rapatpun dimulai lebih dari satu jam rapat berjalan. Carlos tampak puas dengan hasil laporan keuangan yang ada saat ini. Perusahaannya semakin maju semenjak dia menikah mungkin ini adalah rejeki setelah berkeluarga. "Rapat selesai, aku akan memberikan bonus untuk kalian bulan ini," ucap Carlos. "Terima kasih bos," jawab mereka serempak. Usai rapat Carlos segera menuju rumahnya untu
Amanda mengangguk lalu tersenyum kepada kedua orang tua Carlos. Dia sudah lama tidak serumah dengan orang tua yang lengkap, mungkin dengan adanya mereka dia bisa merasakan kasih sayang yang sempurna dari orang tuanya. "Aku setuju ayah dan mama tinggal di sini beberapa hari," ucap Amanda. "Kalau begitu kami akan datang lagi nanti sore, kami akan mengambil beberapa pakaian dan kebutuhan mandi kami, sekalian pamit dengan adik iparmu kalau akan menginap di sini," balas Tuan William. "Ayo kami antar dulu ke mobil," ajak Carlos. Mereka mengantar kedua orang tua itu ke mobil sebelum pergi meninggalkan rumah Carlos dan Amanda. Pasutri itu kembali ke dalam rumah, usai makan siang Carlos menyodorkan vitamin ibu hamil untuk Amanda. "Minumlah, ini demi kamu dan bayimu agar tetap sehat," pinta Carlos. "Terima kasih, kamu sudah mengingatkanku," balas Amanda. Carlos semakin protektif kepada Amanda saat Dokter mengatakan tekanan darahnya rendah. Dia sangat khawatir kalau akan mempengaruhi jani
Amanda menyunggingkan senyuman kepada mertuanya yang baru sampai. Dia menyambutnya dengan hangat karena akan mengantar pergi kontrol kandungan. Mereka sangat antusias mungkin karena ini adalah cucu pertama mereka yang akan dijaga dengan penuh perhatian. "Aku sampai lupa kalau hari ini harus kontrol kandungan," keluh Carlos. "Ma, pa, silahkan duduk dulu, saya konfirmasi ke Dokter dulu jam berapa jadwal hari ini," balas Amanda. "Baiklah, Carlos kamu bisa bekerja dulu, biarkan Amanda bersama kami," pinta Nyonya William."Istriku akan kontrol kandungan untuk apa aku bekerja hari ini," ucap Carlos. Seperti biasa mereka akan berdebat tak mau kalah, Siapa yang mengandung siapa pula yang heboh mau ikut periksa memilih barang ini dan itu untuk calon buah hati. Amanda selesai menelpon adminitrasi rumah sakit, dia mendapatkan kabar kalau Dokter akan praktek jam dua siang nanti. "Baiklah kalau begitu aku akan bekerja dulu, nanti jam dua belas akan pulang," ucap Carlos. "Ayah dan mama juga a
Amanda pernah mengingat bahwa suaminya itu pernah mengatakan kalau dia memilih Amanda karena ada hal yang berbeda dari dirinya. Amanda sangat percaya diri pada kemampuannya sendiri untuk mencari uang dan tidak mau mengandalakan lelaki. "Apa itu sebuah kelebihan. Itu bukan kelebihan tapi keterpaksaan karena tidak ada orang yang menopangku," jawab Amanda."Tapi bahkan saat kamu sudah mempunyai suami kaya sepertiku kamu masih saja mencari orang dari membuat konten," ucap carlos. "Itu karena aku sudah terbiasa, aku tidak mau bergantung lebih padamu untuk mengantisipasi kalau kamu akan tergoda dengan wanita lain dan melupakanku," balas Amanda. Carlos jadi terkekeh sendiri karena mendengar istrinya yang masih saja tidak mempercayainya soal pernikahan mungkin karena memang pernikahannya baru seumur jagung jadi Amanda masih waspada jika terjadi hal yang buruk dikemudian hari. Itu hal yang bagus karena dia pandai melihat peluang bisnis. "Aku sangat senang mempunyai istri yang pintar sepert
Carlos agak kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Amanda, dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Bukankah barusan Dokter sudah memperbolehkannya untuk melakukan hubungan suami istri kenapa harus menunggu lagi. Lima bulah itu waktu yang lama tidak menyentuh istrinya. "Aku tidak sanggup lagi Amanda, sebentar saja ya," ucap Carlos. "Lakukan pelan saja ya," balas Amanda.Mereka akhirnya melepas puasa selama lima bulah, bagaikan menahan kerinduan akhirnya Carlos melepas semua kerinduan yang ada di dalam hatinya untuk Amanda."Terima kasih ya, Amanda," ucapnya sembari memeluk Amanda erat setelah melakukan itu. "Aku mau tidur dulu ya, aku lelah," balas Amanda. "Baiklah, aku akan ke perusahaan karena ada rapat penting," ucap Carlos lalu mengecup kening Amanda. Carlos usai mandi langsung bergegas ke perusahaan, melihat Amanda yang masih terlelap tidur dia tidak membangunkannya. Dia hanya berpesan pada pelayan kalau saat Amanda bangun harus menyediakan makanan sehat untuknya. ***"Bos, par
Amanda mengernyitkan dahinya, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Carlos barusan. Dia tidak mengerti kenapa tiba-tiba pandangannya menjadi sayu seperti itu. "Melakukan ritual malam pengantinkah maksudmu, aku tidak berani untuk saat ini," jawab Amanda seraya menyilangkan kedua tangannya. "Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, aku ingin melakukan itu," ucap Carlos. "Bersabarlah, aku tidak ingin menyakiti calon buah hatiku saat ini," balas Amanda seraya mengelus perut yang ada janinnya. Carlos terlihat sayu dan lesu dia langsung memeluk Amanda karena sudah merindukan dapat menyalurkan hasrat seperti biasanya. Tapi tidak untuk saat ini dia harus menahannya karena ada sang buah hati di dalam perut Amanda. "Aku harus mampu bersabar, aku sendiri yang menanam benih di perutmu jadi aku harus sabar menerima kenyataan ini," ucap Carlos. "Aku tahu perasaanmu, ayo kita tidur besok kamu harus bekerja," ajak Amanda. Carlos menahan rindu, baginya tidak menjamah tubuh Amanda membuatnya ada yang
Amanda merasakan ada yang menendang di perutnya dia hanya kaget saja tadi. Tapi saat Carlos mendekat tidak ada lagi tendangan dari perutnya. Maklum baru pertama kali Amanda hamil jadi ya wajar saja dia kaget seperti itu. "Aku hanya kaget saja ada yang bergerak di dalam perutku," ucap Amanda. "Benaran tidak apa-apa. Kita ke Dokter sekarang periksa," ajak Carlos. "Tidak perlu, dua hari lagi kita 'kan akan ke Dokter jadi besok saja," balas Amanda, Carlos memeluk Amanda, jantungnya masih berdebar hebat karena dia tidak mau terjadi sesuatu kepada Amanda. Dia akan sangat menyesal kalau terjadi sesuatu pada sang istri dan dia tidak bisa menyelamatkan hidup sang istri. "Jangan cemas berlebihan Carlos, aku tidak apa-apa," ucap Amanda. "Aku tetap saja khawatir, kamu adalah bintang di hatiku kalau aku kehilanganmu aku tidak tahu harus seperti apa menjalani hidup," balas Carlos. Amanda tersenyum karena baru kali ini ada orang yang sangat mengkhawatirkannya sampai seperti ini. Dia sangat ba
Amanda mencoba mengingat kapan dia harus pergi ke Dokter, dia hampir saja melupakan hal yang harus rutin ia lakukan kalau mertuanya tidak mengingatkan."Tanggal dua puluh setiap bulannya," jawab Amanda. "Berarti dua hari lagi, mama ikut ya saat kalian periksa ke Dokter kandungan," ucap Nyonya William."Tentu saja, kami akan mengabari saat kami akan berangkat ke Dokter kandungan," balas Carlos. Selesai berbincang sedikit, Amanda pamit pulang bersama mereka diantar sampai mobil dan dibekali dengan makanan yang bernutrisi bagi ibu hamil. "Banyak sekali yang mama bawakan, perasaan saat aku memilih tinggal di rumah sendiri saat berkunjung ke sini tidak pernah dispesialkan seperti ini," keluh Carlos melihat dua kantong paper bag yang dibawakan oleh mamanya penuh dengan makanan. "Memangnya pernah kamu makan kalau mama bawakan makanan untukmu?" tanya Nyonya William. "Hehe ... tidak sih," balas Carlos sambil menggaruk kepalanya. "Jangan protes makanya, menantuku butuh banyak nutrisi taku
Amanda dan nyonya William sedang asyik mengobrol masalah kandungan. Bagaimana mengatasi mual dan muntah saat hamil juga nenjaga kondisi tubuh agar tetap prima saat sedang hamil."Kamu sudah mengerti 'kan Amanda apa maksud mama?" tanya Nyonya William."Saya sudah mengerti, terima kasih sudah perhatian padaku," jawab Amanda sambil mengangguk."Aku akan memasak sendiri khusus untukmu, makan sianglah di sini sebelum pulang atau kamu bisa menginap di sini," pinta Nyonya William."Besok kerja, jadi kita harus pulang habis makan siang kita langsung pulang ma," jawab Carlos.Nyonya William mengangguk dia bergegas pergi ke dapur. Amanda ikut dengannya sambil membantu memotong sayuran yang akan dimasak."Jangan capek-capek Amanda. Kamu sedang hamil duduklah," ucap Nyonya William."Aku ingin membantu mama," balas Amanda."Ada banyak pelayan di sini. Kalau kamu capek Carlos akan marah padaku," ucap Nyonya William.Akhirnya Amanda hanya duduk di meja makan memandangi mertua masak dan sedikit mengo