Oliver tampak cemas sambil sesekali mengepalkan tangannya. Ia sengaja mengembuskan napas kasar untuk mengurangi rasa khawatir di dalam hatinya.“Hallo!” ucap Oliver dengan nada gugup ketika seseorang menerima panggilannya.“Hallo Oliver, ada apa? Bagaimana bulan madunya? Apa kalian merasa senang berada di sana?” tanya Tuan James dengan nada penuh semangat. Laki-laki itu merasa senang ketika mendengar suara putranya di ujung sana.“Bulan madunya sangat menyenangkan dan kami tidak menyesal memilih untuk pergi ke sini. Suasananya sangat nyaman dan itu membuatku selalu mengingat anak-anak. Aku ingin sekali mengajak mereka pergi berlibur,” jawab Oliver dengan nada penuh semangat.“Ayah ikut senang mendengar kebahagiaan kalian di sana. Semoga saja, setelah pulang dari berbulan madu, akan ada kabar baik untuk keluarga kita,” kekeh Tuan James dengan senyum yang mengembang.“Ayah, aku juga berharap hal yang sama. Semoga saja setelah pulang dari sini, akan ada kabar baik untuk kalian. Ayah, ba
“A-apa itu artinya kita akan melakukannya lagi?” tanya Sonya sambil menggigit bibirnya. Ia tahu kalau Oliver tengah menginginkan sesuatu dari dirinya.Oliver mengangguk dan segera membungkam bibir Sonya dengan pagutan yang begitu panas. Laki-laki itu bahkan tidak memberikan kesempatan Sonya untuk mengambil napas lebih banyak lagi.Oliver semakin memperdalam ciumannya dan merasakan debaran yang tidak biasa. Laki-laki itu siap untuk mendayung perahunya menuju lautan cinta yang begitu luas penuh riak dan ombak.Sonya tampak tersengal-sengal dengan wajah yang memerah. Laki-laki itu tersenyum tipis sambil membelai pipi wanita yang tengah tertunduk dengan perasaan campur aduk.Dengan penuh kelembutan. Laki-laki itu mengikis jarak di antara mereka dan segera mengangkat tubuh Sonya dan membaringkannya di bath tub. Oliver bahkan tidak mampu membendung rasa yang tengah bergejolak hebat di dalam dirinya.Dengan sigap Oliver segera memposisikan diri. Laki-laki itu memeluk Sonya dari belakang dan
Oliver tampak terkejut. Laki-laki itu hanya tersenyum ketika mendengar pertanyaan istrinya.“Apa maksudmu, Sonya? Aku bahkan tidak paham dengan pertanyaanmu,” kekeh Oliver dengan tatapan penuh arti.“Oliver, aku hanya ingin bertanya mengenai wanita di masa lalumu. Aku pikir, pria sepertimu pasti banyak dikelilingi wanita. Apa lagi, kamu memiliki segalanya.” Sonya berbicara dengan wajah tertunduk. Ia merasa cemburu ketika membayangkan kedekatan Oliver dengan mantan kekasihnya terdahulu.“Sonya, kamu pikir aku pria macam apa? Aku bahkan tidak akan segampang itu mengajak wanita itu naik ke atas ranjangku. Jadi, jangan berpikiran yang tidak-tidak!” Oliver mengangkat dagu istrinya. Laki-laki itu berbicara dengan nada serius.“Apa kamu benar-benar belum pernah melakukannya dengan siapa pun?” tanya Sonya dengan tatapan lekat.Oliver tersenyum dan mengangguk. Laki-laki itu memastikan kalau dirinya belum pernah menyentuh wanita mana pun selain istrinya. Namun, Sonya sepertinya belum puas denga
“Jadi, apa yang harus aku lakukan supaya kamu mau memaafkan aku?” Oliver tampak pasrah ketika Sonya tetap berkeras untuk tidak memaafkan dirinya.Sonya terdiam cukup lama sambil mencari jawaban yang tepat untuk suaminya. Sebenarnya Sonya tidak tega melihat Oliver seperti itu, hanya saja ia merasa kesal ketika Oliver begitu menjaga Yura dengan penuh cinta. Meski wanita itu hanyalah masa lalu untuk suaminya, tetap saja Sonya merasa cemburu kepada wanita itu.“Cium aku!” jawab Sonya dengan nada singkat.Oliver tampak terkejut. Laki-laki itu bahkan tidak menyangka kalau Sonya akan meminta sebuah ciuman darinya.“Hanya ciuman?” tanya Oliver dengan tatapan menggoda.Sonya hanya tersenyum dan berusaha menghindar dari laki-laki yang tengah berada di dekatnya. Ia sengaja menjauh ketika Oliver ingin menggodanya.“Kenapa kamu lari? Apa kamu pikir aku tidak bisa menangkapmu!” seru Oliver sambil berlari ke arah Sonya. Laki-laki itu sudah tidak sabar ingin memberikan pelajaran kepada istrinya.“Cob
“Kalau boleh tahu, siapa nama calon menantuku, Zack?” tanya Nyonya Prita dengan tatapan penuh harap.Zack tampak terkejut, laki-laki itu hanya tersenyum dan merangkul tubuh Nyonya Prita.“Bu, kalau waktunya sudah tepat, aku akan membawa dia ke hadapanmu. Sekarang, aku ingin berbincang banyak hal denganmu, Bu.” Zack berbicara dengan netra berbinar. Laki-laki itu memeluk erat wanita yang telah mengandung dan melahirkannya ke dunia.“Zack, kenapa harus nanti? Apa tidak sebaiknya sekarang saja kamu beritahu Ibu? Ibu bahkan sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya. Apa dia sosok yang cantik? Atau dia sosok yang sangat ramah sehingga kamu jatuh cinta kepadanya? Ayo, ceritakanlah padaku!” rajuk Nyonya Prita dengan nada penuh permohonan.“Bu, kenapa harus sekarang? Aku bahkan belum siap untuk menceritakan sosoknya. Dia itu terlalu indah dan aku merasa beruntung mendapatkannya,” ucap Zack dengan tatapan menerawang.“Dia pasti sangat istimewa dan Ibu yakin, dia sosok yang luar biasa.” Nyonya P
“Zack, apa ini?” tanya Nyonya Prita dengan tatapan dingin dan mengintimidasi.Tubuh Zack menegang. Netranya menangkap sesuatu yang berada di dalam genggaman tangan ibunya. Tubuhnya bahkan sudah bergetar hebat dan membuat lidahnya terasa kelu.“Zack, apa kau mendengarku? Apa ini dan tolong jelaskan kepadaku?!” seru Nyonya Prita dengan nada penuh pekenakan.“Benda ini milik siapa?” lanjut Nyonya Prita dengan netra berkilat-kilat.“B-bu, aku bisa jelaskan semuanya. Sekarang, biarkan aku duduk dulu.” Zack berusaha menenangkan Nyonya Prita. Laki-laki itu berjanji akan memberikan penjelasan terkait dengan benda terjatuh dari saku celananya.“Zack, selama ini Ibu sangat percaya padamu. Lalu, kenapa kamu tega menghancurkan kepercayaanku? Kenapa kamu tega menyakiti hatiku?” ucap Nyonya Prita dengan nada bergetar. Wanita itu sangat terluka dengan kenyataan yang baru saja dilihatnya.“Bu, ini tidak seburuk yang Ibu kira. Aku memang bersalah, tapi aku tidak pernah berniat menyakiti hatimu. Percay
Zack tampak gugup ketika menekan bel apartemen Yura. Laki-laki itu berkali-kali mengembuskan napas kasar untuk menyembunyikan kegugupan di dalam dirinya.“Zack, apa kamu yakin kalau Yura ada di dalam sana? Jangan-jangan, Yura sedang pergi,” ucap Nyonya Prita dengan nada penuh kekhawatiran.“Tidak, sepertinya Yura ada di dalam sana. Mungkin dia sudah tertidur mengingat hari sudah mulai malam.” Zack berusaha menenangkan ibunya. Ia yakin kalau Yura ada di apartemennya.Setelah Zack menekan bel kembali, tiba-tiba pintu apartemen terbuka. Seorang tampak terkejut dengan kehadiran Zack di sana.“Zack!” ucap Yura dengan tatapan terkejut.“M-maaf, aku kembali lagi ke apartemenmu. Apa aku mengganggu waktu istirahatmu?” ucap Zack dengan nada gugup. Ia tahu kalau Yura tengah beristirahat di dalam sana.“Tidak, kebetulan aku sedang menonton drama. Ada perlu apa kamu kembali ke sini? Aku bahkan tidak memintamu untuk berkunjung ke sini.” Yura tampak kebingungan melihat kedua wanita yang tengah berd
“A-apa menikah?” tanya Yura dengan wajah pias. Ia tidak menyangka kalau Nyonya Prita akan berbicara seperti itu kepadanya.“Ya, menikah. Bukankah hubungan kalian sudah sangat jauh. Apa lagi kalian sebentar lagi akan menjadi orang tua. Jadi, sudah sepantasnya kalian segera menikah demi kebaikan anak yang ada di dalam kandunganmu. Ibu tidak ingin cucuku terlahir tanpa orang tua yang lengkap.” Nyonya Prita berbicara dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu ingin Yura dan Zack segera menikah.“A-apa Nyonya berbicara serius?” tanya Yura dengan tatapan terkejut. Ia tidak menyangka kalau Nyonya Prita akan berbicara hal yang sangat penting kepadanya.“Tentu saja aku serius. Kalian harus segera menikah dan tidak ada yang perlu ditunggu-tunggu lagi. Kapan aku bisa bertemu dengan keluargamu?” Nyonya Prita menatap lembut wajah Yura. Wanita itu sudah tidak sabar ingin menemui keluarganya.Yura hanya tersenyum dengan wajah gugup. Ia benar-benar tidak menyangka kalau Zack akan mengajaknya menikah