Oliver tampak terkejut. Laki-laki itu hanya tersenyum ketika mendengar pertanyaan istrinya.“Apa maksudmu, Sonya? Aku bahkan tidak paham dengan pertanyaanmu,” kekeh Oliver dengan tatapan penuh arti.“Oliver, aku hanya ingin bertanya mengenai wanita di masa lalumu. Aku pikir, pria sepertimu pasti banyak dikelilingi wanita. Apa lagi, kamu memiliki segalanya.” Sonya berbicara dengan wajah tertunduk. Ia merasa cemburu ketika membayangkan kedekatan Oliver dengan mantan kekasihnya terdahulu.“Sonya, kamu pikir aku pria macam apa? Aku bahkan tidak akan segampang itu mengajak wanita itu naik ke atas ranjangku. Jadi, jangan berpikiran yang tidak-tidak!” Oliver mengangkat dagu istrinya. Laki-laki itu berbicara dengan nada serius.“Apa kamu benar-benar belum pernah melakukannya dengan siapa pun?” tanya Sonya dengan tatapan lekat.Oliver tersenyum dan mengangguk. Laki-laki itu memastikan kalau dirinya belum pernah menyentuh wanita mana pun selain istrinya. Namun, Sonya sepertinya belum puas denga
“Jadi, apa yang harus aku lakukan supaya kamu mau memaafkan aku?” Oliver tampak pasrah ketika Sonya tetap berkeras untuk tidak memaafkan dirinya.Sonya terdiam cukup lama sambil mencari jawaban yang tepat untuk suaminya. Sebenarnya Sonya tidak tega melihat Oliver seperti itu, hanya saja ia merasa kesal ketika Oliver begitu menjaga Yura dengan penuh cinta. Meski wanita itu hanyalah masa lalu untuk suaminya, tetap saja Sonya merasa cemburu kepada wanita itu.“Cium aku!” jawab Sonya dengan nada singkat.Oliver tampak terkejut. Laki-laki itu bahkan tidak menyangka kalau Sonya akan meminta sebuah ciuman darinya.“Hanya ciuman?” tanya Oliver dengan tatapan menggoda.Sonya hanya tersenyum dan berusaha menghindar dari laki-laki yang tengah berada di dekatnya. Ia sengaja menjauh ketika Oliver ingin menggodanya.“Kenapa kamu lari? Apa kamu pikir aku tidak bisa menangkapmu!” seru Oliver sambil berlari ke arah Sonya. Laki-laki itu sudah tidak sabar ingin memberikan pelajaran kepada istrinya.“Cob
“Kalau boleh tahu, siapa nama calon menantuku, Zack?” tanya Nyonya Prita dengan tatapan penuh harap.Zack tampak terkejut, laki-laki itu hanya tersenyum dan merangkul tubuh Nyonya Prita.“Bu, kalau waktunya sudah tepat, aku akan membawa dia ke hadapanmu. Sekarang, aku ingin berbincang banyak hal denganmu, Bu.” Zack berbicara dengan netra berbinar. Laki-laki itu memeluk erat wanita yang telah mengandung dan melahirkannya ke dunia.“Zack, kenapa harus nanti? Apa tidak sebaiknya sekarang saja kamu beritahu Ibu? Ibu bahkan sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya. Apa dia sosok yang cantik? Atau dia sosok yang sangat ramah sehingga kamu jatuh cinta kepadanya? Ayo, ceritakanlah padaku!” rajuk Nyonya Prita dengan nada penuh permohonan.“Bu, kenapa harus sekarang? Aku bahkan belum siap untuk menceritakan sosoknya. Dia itu terlalu indah dan aku merasa beruntung mendapatkannya,” ucap Zack dengan tatapan menerawang.“Dia pasti sangat istimewa dan Ibu yakin, dia sosok yang luar biasa.” Nyonya P
“Zack, apa ini?” tanya Nyonya Prita dengan tatapan dingin dan mengintimidasi.Tubuh Zack menegang. Netranya menangkap sesuatu yang berada di dalam genggaman tangan ibunya. Tubuhnya bahkan sudah bergetar hebat dan membuat lidahnya terasa kelu.“Zack, apa kau mendengarku? Apa ini dan tolong jelaskan kepadaku?!” seru Nyonya Prita dengan nada penuh pekenakan.“Benda ini milik siapa?” lanjut Nyonya Prita dengan netra berkilat-kilat.“B-bu, aku bisa jelaskan semuanya. Sekarang, biarkan aku duduk dulu.” Zack berusaha menenangkan Nyonya Prita. Laki-laki itu berjanji akan memberikan penjelasan terkait dengan benda terjatuh dari saku celananya.“Zack, selama ini Ibu sangat percaya padamu. Lalu, kenapa kamu tega menghancurkan kepercayaanku? Kenapa kamu tega menyakiti hatiku?” ucap Nyonya Prita dengan nada bergetar. Wanita itu sangat terluka dengan kenyataan yang baru saja dilihatnya.“Bu, ini tidak seburuk yang Ibu kira. Aku memang bersalah, tapi aku tidak pernah berniat menyakiti hatimu. Percay
Zack tampak gugup ketika menekan bel apartemen Yura. Laki-laki itu berkali-kali mengembuskan napas kasar untuk menyembunyikan kegugupan di dalam dirinya.“Zack, apa kamu yakin kalau Yura ada di dalam sana? Jangan-jangan, Yura sedang pergi,” ucap Nyonya Prita dengan nada penuh kekhawatiran.“Tidak, sepertinya Yura ada di dalam sana. Mungkin dia sudah tertidur mengingat hari sudah mulai malam.” Zack berusaha menenangkan ibunya. Ia yakin kalau Yura ada di apartemennya.Setelah Zack menekan bel kembali, tiba-tiba pintu apartemen terbuka. Seorang tampak terkejut dengan kehadiran Zack di sana.“Zack!” ucap Yura dengan tatapan terkejut.“M-maaf, aku kembali lagi ke apartemenmu. Apa aku mengganggu waktu istirahatmu?” ucap Zack dengan nada gugup. Ia tahu kalau Yura tengah beristirahat di dalam sana.“Tidak, kebetulan aku sedang menonton drama. Ada perlu apa kamu kembali ke sini? Aku bahkan tidak memintamu untuk berkunjung ke sini.” Yura tampak kebingungan melihat kedua wanita yang tengah berd
“A-apa menikah?” tanya Yura dengan wajah pias. Ia tidak menyangka kalau Nyonya Prita akan berbicara seperti itu kepadanya.“Ya, menikah. Bukankah hubungan kalian sudah sangat jauh. Apa lagi kalian sebentar lagi akan menjadi orang tua. Jadi, sudah sepantasnya kalian segera menikah demi kebaikan anak yang ada di dalam kandunganmu. Ibu tidak ingin cucuku terlahir tanpa orang tua yang lengkap.” Nyonya Prita berbicara dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu ingin Yura dan Zack segera menikah.“A-apa Nyonya berbicara serius?” tanya Yura dengan tatapan terkejut. Ia tidak menyangka kalau Nyonya Prita akan berbicara hal yang sangat penting kepadanya.“Tentu saja aku serius. Kalian harus segera menikah dan tidak ada yang perlu ditunggu-tunggu lagi. Kapan aku bisa bertemu dengan keluargamu?” Nyonya Prita menatap lembut wajah Yura. Wanita itu sudah tidak sabar ingin menemui keluarganya.Yura hanya tersenyum dengan wajah gugup. Ia benar-benar tidak menyangka kalau Zack akan mengajaknya menikah
Zack segera meraih sebuah kotak cincin yang ada di tangan ibunya. Laki-laki itu tampak terharu ketika bersiap menyematkan sebuah cincin berlian di jari manis Yura.“Yura, will you marry me?” ucap Zack dengan tatapan penuh harap. Laki-laki itu tengah menatap wanita yang tengah duduk di hadapannya.Yura terdiam dengan tatapan lurus ke depan. Wanita itu masih ragu dengan jawaban yang ingin dilontarkan kepada pria yang selama ini telah membersamainya.“Yura, ikuti kata hatimu,” ucap Nyonya Prita sambil mengusap lembut bahu wanita yang masih tertunduk di hadapannya.Zack tampak terdiam dengan dada yang berdegup kencang. Ia bahkan sudah siap dengan segala jawaban yang akan diberikan oleh Yura.Tiba-tiba, Yura mengangkat wajahnya dan mengangguk pelan. Ya, dia menerima lamaran Zack dan membuat laki-laki itu terdiam beberapa detik.“B-benarkah kamu mau menerima lamaranku?” tanya Zack dengan tatapan terkejut. Laki-laki itu seketika tersenyum penuh keharuan ketika melihat Yura menganggukkan kepa
“Ayah, apa dia…?” lirih Yura dengan wajah gugup.Tuan Yoshio hanya mengangkat bahu dan segera berjalan menuju ke ruang tamu. Laki-laki itu sudah tidak sabar melihat sosok yang tengah bertamu ke kediamannya.Dengan tatapan lekat, laki-laki itu mendekat ke sebuah ruangan yang tampak megah. Tubuhnya seketika menegang saat menyadari sosok yang tengah berada di ruang tamu rumahnya.“Weni,” lirih Tuan Yoshio dengan tatapan terkejut. Ia tidak menyangka kalau wanita itu berada di sana.Bibi Weni tampak tersentak, ia tidak pernah menduga kalau dirinya kembali akan dipertemukan dengan sosok yang sangat dikenalnya di masa lalu.“Weni, itukah kamu?” lirih Tuan Yoshio dengan tatapan lekat. Laki-laki itu mendekat ke arah Bibi Weni yang tengah duduk di samping Zack.“Tuan, apa Anda dan bibiku saling mengenal?” tanya Zack dengan tatapan keheranan. Selama ini, Bibi Weni tidak pernah bercerita apa pun tentang Tuan Yoshio. Wanita itu bahkan terlihat sangat canggung ketika bertatap muka dengan laki-laki