Share

HADIAH UNTUK SARAH

Penulis: arafaq_9
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 23:06:12

Hari itu, setelah sepekan menikmati bulan madu mereka, Edwin dan Sarah kembali ke kota. Sepanjang perjalanan, Edwin terlihat sangat tenang, namun tatapan matanya sesekali menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak oleh Sarah.

"Sayang, kita mau langsung pulang ke apartemen?" tanya Sarah sambil menyandarkan kepalanya di bahu Edwin.

Edwin tersenyum kecil, tangannya menggenggam erat tangan Sarah. "Kita ada sedikit pemberhentian sebelum pulang," jawabnya penuh teka-teki.

Rasa penasaran Sarah semakin memuncak saat mobil mereka berhenti di depan sebuah gerbang besar dengan ornamen besi berukir yang megah. Gerbang itu perlahan terbuka, memperlihatkan jalan beraspal yang dikelilingi taman luas dan indah.

"Edwin... ini tempat apa?" bisik Sarah sambil memandangi pemandangan di depannya dengan takjub.

Edwin hanya tersenyum misterius, mengisyaratkan Sarah untuk bersabar. Mobil mereka terus melaju hingga akhirnya berhenti di depan sebuah mansion megah.

Bangunan itu berdiri kokoh dengan desain ars
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
arafaq_9
hahaha ngakak ara......
goodnovel comment avatar
Atut Manto
sampe lupa sama ini cerita ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   ULANG TAHUN SIKEMBAR

    Angin laut berhembus lembut, membawa aroma asin yang menyegarkan di bawah langit biru yang cerah. Di dek sebuah yacht mewah yang tengah berlayar di tengah lautan, terdengar tawa ceria anak-anak. Kenneth dan Felix, putra kembar Kiara dan Victor, bermain di atas karpet tebal yang diletakkan di atas dek. Kedua bayi laki-laki itu kini berusia 11 bulan, sebentar lagi genap satu tahun. Kiara duduk di salah satu kursi berjemur, matanya tak lepas dari kedua anaknya yang tengah bermain dengan bola-bola kecil berwarna cerah. Wajahnya berseri-seri, menunjukkan kebahagiaan seorang ibu yang tengah menikmati momen bersama keluarganya. Victor, yang berdiri tidak jauh darinya, sesekali mengangkat Kenneth atau Felix dan melemparkan mereka ke udara sebelum menangkap mereka kembali, membuat gelak tawa kedua bayi itu semakin pecah. “Aku masih tak percaya mereka akan genap satu tahun minggu depan,” ujar Kiara dengan senyum lembut. Victor mendekatinya, menggendong Kenneth di satu tangan dan mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   MENGGELORA

    Matahari pagi menyingsap perlahan, menebar cahaya keemasan yang menari-nari di atas permukaan laut tenang. Yacht megah itu berayun lembut, seakan masih terbuai oleh kenangan malam penuh gairah. Sisa-sisa dekorasi pesta kemarin bergoyang ditiup angin sepoi, balon biru dan putih sesekali bersentuhan dengan riak air yang berkilauan. Kiara berdiri di tepi dek, kedua tangannya bertumpu pada pagar. Gaun putih tipis yang dikenakannya berkibar-kibar, memperlihatkan siluet tubuhnya yang ramping diterpa cahaya mentari pagi. Rambutnya yang berwarna brown diterbangkan angin, menciptakan aurora kegelisahan yang diam-diam diamati oleh sepasang mata biru tajam dari kejauhan. Victor melangkah mendekat dengan diam-diam, sepatunya nyaris tak bersuara di atas lantai dek yang masih lembap oleh embun pagi. Bau laut yang asin bercampur wangi vanilla dari parfum Kiara memenuhi indranya. Tanpa kata, kedua tangannya merangkul pinggang rambut itu dari belakang, menarik tubuh istrinya hingga pung

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   KITA AKAN BERCINTA LAGI

    Matahari telah naik lebih tinggi, memantulkan kilau keemasan di atas permukaan laut yang tenang. Kiara berbaring terlentang di atas selimut putih, dadanya masih bergerak naik-turun perlahan. Victor memandanginya dengan mata penuh kepuasan, jari-jarinya yang besar dengan lembut mengusap lekuk tulang rusuk sang istri. “Kau masih hidup?” goda Victor, suaranya serak namun penuh kelembutan. Bibirnya menempel di bahu Kiara, mengecap keringat asin yang mengering. Kiara memicingkan mata, tangan mungilnya menampar lembut dada Victor. “Hampir tidak,” jawabnya sambil tertawa ringan. “Kau benar-benar … tidak pernah kehabisan tenaga.” Victor menggeram rendah, mendekapnya erat sebelum bangkit dengan gesit. Tubuh atletisnya terpampang sempurna di bawah sinar matahari. “Ayo kita bersihkan diri,” ujarnya sambil merentangkan tangan. “Sebelum Sofia datang dan melihat kita seperti dua remaja mabuk cinta.” Kiara menggigit bibir, matanya menyapu tubuh Victor dari kepala hingga ujung kaki. “Kau yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   KABAR BAHAGIA DARI SARAH

    Mansion keluarga Anderson berdiri megah di atas lahan luas, dikelilingi taman berhiaskan mawar putih yang bermekaran. Di halaman belakang, air mancur berlapis marmer memantulkan sinar matahari sore, menciptakan suasana damai yang selalu dirindukan Kiara setelah bepergian jauh. Hari itu, keluarga kecil mereka baru saja kembali dari perjalanan di laut. Kenneth dan Felix tidur nyenyak di kamar bayi, sementara Victor mengawasi mereka dari kursi di sudut ruangan, lengan bersilang di dada. Kiara berdiri di ambang pintu, mengamati suaminya yang tampak begitu tenang. "Kau terlihat seperti penjaga gerbang surga," godanya sambil melangkah masuk. Victor menoleh, seulas senyum tipis di bibirnya. "Jika begitu, berarti kau bidadarinya." Ia menepuk pahanya, memberi isyarat agar Kiara mendekat. Tanpa ragu, Kiara duduk di pangkuannya. Tubuhnya bersandar pada dada bidang Victor, menikmati kehangatan yang selalu membuatnya merasa aman. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Suara deru me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   SOSOK MASALALU

    Pagi menjelang dengan tenang di mansion keluarga Anderson. Matahari baru saja menyentuh puncak pohon ketika Kiara terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih diselimuti kehangatan Victor, yang lengannya melingkari pinggangnya dengan posesif. Ia tersenyum tipis, membiarkan dirinya menikmati momen itu sebelum akhirnya mencoba beranjak.Namun, begitu ia bergerak, lengan Victor mengencang."Jangan pergi," gumamnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.Kiara terkekeh, membelai rambut suaminya. "Anak-anak bisa bangun kapan saja. Aku harus melihat mereka."Victor membuka matanya perlahan, menatapnya dengan pandangan yang selalu berhasil membuat Kiara kehilangan napas. "Biarkan Sofia mengurus mereka sebentar lagi. Aku masih ingin bersamamu."Kiara menggigit bibir, hampir tergoda, tapi suara dentingan piring dari lantai bawah mengingatkannya bahwa hari sudah dimulai. Ia pun mencium pipi Victor singkat sebelum berhasil meloloskan diri dari pelukannya.Saat turun ke ruang makan, aroma kop

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   RENCANA ELEANOR & CECIL

    Di sebuah kafe dengan desain klasik nan elegan, dua wanita duduk berhadapan di sudut ruangan yang sedikit tersembunyi. Aroma kopi hitam yang pekat bercampur dengan wangi vanilla dari lilin aroma terapi di setiap meja, menciptakan suasana yang nyaman. Namun, meski suasananya tampak damai, percakapan di meja itu jauh dari kata tenang. Eleanor mengaduk cangkir kopinya dengan pelan, pandangannya lurus ke depan dengan ekspresi yang sulit ditebak. Sementara itu, wanita di hadapannya, Cecil, tersenyum miring sambil memainkan sendok peraknya. "Kau terlihat terlalu serius, Eleanor," ucap Cecil dengan nada santai, tapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam. "Apa kau masih tidak terima kalau Victor sudah menjadi milik wanita lain?" Eleanor tersenyum tipis, tapi matanya berkilat tajam. "Victor bukan 'milik' siapa pun, apalagi wanita biasa seperti Kiara. Aku mengenalnya lebih lama. Aku tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Dia hanya… tersesat sejenak." Cecil terkekeh pela

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   ANCAMAN EDWIN

    Keesokan harinya, suasana di sebuah kafe mewah di pusat kota terasa sibuk. Para eksekutif dengan setelan mahal memenuhi ruangan, membahas bisnis mereka dengan serius. Aroma kopi berkualitas tinggi bercampur dengan suara dentingan gelas dan piring, menciptakan harmoni yang khas. Di salah satu sudut ruangan yang lebih privat, Edwin Anderson duduk tegap di kursinya, ekspresi wajahnya tenang dan profesional. Seorang pria paruh baya dengan jas hitam yang rapi duduk di hadapannya, sementara beberapa dokumen terbuka di atas meja. "Mr. Anderson, saya harus mengakui, proposal Anda sangat mengesankan," ucap pria itu sambil melirik berkas yang tersusun rapi. "Namun, kami tetap ingin memastikan bahwa kerja sama ini akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kami membutuhkan jaminan bahwa distribusi produk ini akan berjalan lancar tanpa kendala logistik." Edwin menyandarkan tubuhnya, menyesap espresso hitamnya sebelum menjawab dengan suara dalam yang tegas, "Anda tidak perlu khawatir, Mr. Col

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   CIUM AKU, DADDY

    Di sebuah toko bunga mewah yang terletak di sudut jalan kota, Victor berdiri dengan tenang, matanya menelusuri berbagai macam bunga yang tertata indah di dalam vas kaca. Wangi mawar dan lily bercampur lembut di udara, menciptakan suasana yang menenangkan. Tangan Victor yang besar dan kokoh mengambil seikat mawar merah dengan kelopak yang masih segar, lalu menatapnya sejenak. Senyum tipis tersungging di sudut bibirnya saat membayangkan bagaimana ekspresi Kiara ketika menerimanya nanti. Namun, momen itu terganggu oleh suara langkah kaki seseorang yang mendekat. "Victor." Sebuah suara lembut namun tajam bergema di udara. Victor menegang sejenak sebelum menoleh sekilas. Sosok wanita dengan gaun berwarna biru tua berdiri di sana, rambut panjangnya tergerai sempurna, matanya menatap Victor dengan penuh arti. Eleanor. Namun, Victor hanya menoleh sebentar sebelum kembali menatap mawar di tangannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia melangkah ke kasir. Eleanor memicingkan matanya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26

Bab terbaru

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   MOBIL BERGOYANG

    Langit malam menjingga saat Victor dan Kiara melangkah keluar dari mobil mewah hitam mereka, disambut kilau lampu taman dan alunan musik jazz yang lembut dari dalam mansion bergaya kolonial milik rekan bisnis Victor. Suara tawa halus dan denting gelas sampanye mengisi udara, membawa aroma elegan dari pesta eksklusif itu.Victor tampil dalam setelan jas armani berwarna abu-abu gelap yang membentuk tubuh tegapnya dengan sempurna. Dasi hitamnya rapi, dan sikapnya seperti biasa—tenang, dingin, penuh kuasa. Namun malam ini, tak satu pun mata tertuju padanya.Semua mata memandang wanita di sisinya.Kiara mengenakan gaun hitam panjang berpotongan rendah di dada, dengan belahan tinggi di paha yang menyibak langkahnya. Kain satin yang membungkus tubuhnya memeluk setiap lekuk dengan anggun, seolah diciptakan khusus untuknya. Rambut panjangnya disanggul sebagian, membiarkan beberapa helaian jatuh liar membingkai wajah cantiknya. Bibir merahnya melengkung dalam senyum memikat, dan matanya berkila

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   G-STRING MERAH

    Keesokan paginya, cahaya lembut itu memantul di dinding berlapis aksen emas, menciptakan suasana hangat yang kontras dengan udara segar pagi. Aroma kopi yang baru diseduh dari mesin espresso di sudut ruangan bercampur dengan wangi samar parfum Kiara yang selalu memikat.Victor baru saja selesai mandi. Rambutnya masih sedikit basah, tetesan air sesekali jatuh dari ujung-ujungnya saat ia menggosok kepalanya dengan handuk kecil. Ia hanya mengenakan celana panjang linen hitam yang tergantung rendah di pinggulnya, memperlihatkan garis otot perut yang terpahat sempurna. Dengan langkah santai, ia keluar dari kamar mandi, berniat mengambil kemeja dari lemari. Namun, langkahnya terhenti seketika. Ia meneguk salivanya, matanya terkunci pada pemandangan di depannya.Kiara berdiri di dekat cermin besar bergaya art deco, tubuhnya dibalut g-string merah yang begitu menggoda, dengan tali tipis yang nyaris tak terlihat melingkari pinggul rampingnya. Sehelai bra renda senada membingkai lekuk tubuhnya

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   AYO BERCINTA LAGI

    Malam hari menyapa penthouse mewah keluarga Anderson dengan langit New York yang berkelip lembut dari balik jendela kaca besar. Kota itu tampak hidup, namun di dalam, kehidupan yang jauh lebih hangat sedang berlangsung—bersama dua bocah laki-laki berusia satu tahun yang menjadi pusat semesta pasangan kuat ini.Di ruang keluarga yang didesain dengan nuansa hangat dan elegan, karpet lembut membentang di atas lantai marmer. Mainan edukatif premium berserakan rapi, dan aroma lembut lavender menyebar dari diffuser di sudut ruangan.“Ken... jangan ganggu Felix, Sayang,” ucap Kiara sambil tersenyum lembut, membetulkan posisi duduk Kenneth yang tengah berusaha merebut boneka singa dari saudara kembarnya.Felix meringis kecil, matanya bulat menatap sang ibu, lalu tiba-tiba menghambur ke arah Victor dengan tangan terentang. “Pa...pa...”Victor yang tengah melepas dasi dan jasnya segera berjongkok, menyambut bocah kecil itu ke dalam pelukannya. “Felix-ku! Sudah belajar manggil Papa, ya?” bisikny

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   TAMPARAN NYONYA ANDERSON

    Cahaya pagi menelusup masuk melalui jendela kaca setinggi langit-langit, menyinari interior elegan ruang rapat utama Anderson Corporation yang berada di jantung kota New York. Lampu gantung kristal berkilau lembut di atas meja konferensi panjang berlapis kayu walnut Italia, dikelilingi pria dan wanita dalam setelan rapi dan penuh kharisma. Victor Anderson duduk di kepala meja, tegap dan tak tergoyahkan dalam balutan jas bespoke berwarna charcoal, kemeja putih bergaris tipis dan dasi sutra biru navy. Wajahnya tak menunjukkan emosi, namun jemarinya yang mengetuk permukaan meja menunjukkan ada yang tak sabar bergolak dalam dirinya. Di layar besar, grafik pertumbuhan pasar ditampilkan dengan presisi. Presentasi tengah berlangsung, namun Victor hanya sesekali meliriknya. “As expected,” ucapnya datar namun menohok, setelah kepala divisi pemasaran selesai memaparkan. “Namun ekspektasi saya bukan hal yang biasa. Saya menginginkan progres, bukan stabilitas semu.” Ruangan hening. Bebera

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   MELIAR DI TAMAN

    Victor mencium Kiara dengan penuh gairah, bibirnya menyapu dengan lembut namun menuntut, membuat wanita itu tenggelam dalam arus hasrat yang menggelora. Tangan besar Victor menelusuri lekuk tubuh Kiara, menariknya semakin dekat hingga dada mereka saling bertemu, seakan ingin menyatu lebih dalam. Kiara menggeliat dalam pelukan Victor, jemarinya menyusuri rambut pria itu, menariknya lebih dekat sementara desahan penuh nikmat meluncur dari bibirnya. Victor menyeringai, menikmati bagaimana istrinya menjadi begitu patuh dalam kungkungannya. "Kau benar-benar menggoda, Baby," gumam Victor dengan suara serak sebelum melumat bibir Kiara lagi, kali ini lebih menuntut, lebih mendominasi. Kiara tersentak, namun tubuhnya segera menyesuaikan, menerima setiap sentuhan Victor dengan penuh hasrat. Dengan satu gerakan kuat, Victor mengangkat Kiara dan mendudukkannya di bangku kayu yang dingin. Gaun rumah yang sederhana dengan mudah tersingkap saat tangan Victor mengelus pahanya, jemarinya meny

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   CIUM AKU, DADDY

    Di sebuah toko bunga mewah yang terletak di sudut jalan kota, Victor berdiri dengan tenang, matanya menelusuri berbagai macam bunga yang tertata indah di dalam vas kaca. Wangi mawar dan lily bercampur lembut di udara, menciptakan suasana yang menenangkan. Tangan Victor yang besar dan kokoh mengambil seikat mawar merah dengan kelopak yang masih segar, lalu menatapnya sejenak. Senyum tipis tersungging di sudut bibirnya saat membayangkan bagaimana ekspresi Kiara ketika menerimanya nanti. Namun, momen itu terganggu oleh suara langkah kaki seseorang yang mendekat. "Victor." Sebuah suara lembut namun tajam bergema di udara. Victor menegang sejenak sebelum menoleh sekilas. Sosok wanita dengan gaun berwarna biru tua berdiri di sana, rambut panjangnya tergerai sempurna, matanya menatap Victor dengan penuh arti. Eleanor. Namun, Victor hanya menoleh sebentar sebelum kembali menatap mawar di tangannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia melangkah ke kasir. Eleanor memicingkan matanya,

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   ANCAMAN EDWIN

    Keesokan harinya, suasana di sebuah kafe mewah di pusat kota terasa sibuk. Para eksekutif dengan setelan mahal memenuhi ruangan, membahas bisnis mereka dengan serius. Aroma kopi berkualitas tinggi bercampur dengan suara dentingan gelas dan piring, menciptakan harmoni yang khas. Di salah satu sudut ruangan yang lebih privat, Edwin Anderson duduk tegap di kursinya, ekspresi wajahnya tenang dan profesional. Seorang pria paruh baya dengan jas hitam yang rapi duduk di hadapannya, sementara beberapa dokumen terbuka di atas meja. "Mr. Anderson, saya harus mengakui, proposal Anda sangat mengesankan," ucap pria itu sambil melirik berkas yang tersusun rapi. "Namun, kami tetap ingin memastikan bahwa kerja sama ini akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kami membutuhkan jaminan bahwa distribusi produk ini akan berjalan lancar tanpa kendala logistik." Edwin menyandarkan tubuhnya, menyesap espresso hitamnya sebelum menjawab dengan suara dalam yang tegas, "Anda tidak perlu khawatir, Mr. Col

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   RENCANA ELEANOR & CECIL

    Di sebuah kafe dengan desain klasik nan elegan, dua wanita duduk berhadapan di sudut ruangan yang sedikit tersembunyi. Aroma kopi hitam yang pekat bercampur dengan wangi vanilla dari lilin aroma terapi di setiap meja, menciptakan suasana yang nyaman. Namun, meski suasananya tampak damai, percakapan di meja itu jauh dari kata tenang. Eleanor mengaduk cangkir kopinya dengan pelan, pandangannya lurus ke depan dengan ekspresi yang sulit ditebak. Sementara itu, wanita di hadapannya, Cecil, tersenyum miring sambil memainkan sendok peraknya. "Kau terlihat terlalu serius, Eleanor," ucap Cecil dengan nada santai, tapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam. "Apa kau masih tidak terima kalau Victor sudah menjadi milik wanita lain?" Eleanor tersenyum tipis, tapi matanya berkilat tajam. "Victor bukan 'milik' siapa pun, apalagi wanita biasa seperti Kiara. Aku mengenalnya lebih lama. Aku tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Dia hanya… tersesat sejenak." Cecil terkekeh pela

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   SOSOK MASALALU

    Pagi menjelang dengan tenang di mansion keluarga Anderson. Matahari baru saja menyentuh puncak pohon ketika Kiara terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih diselimuti kehangatan Victor, yang lengannya melingkari pinggangnya dengan posesif. Ia tersenyum tipis, membiarkan dirinya menikmati momen itu sebelum akhirnya mencoba beranjak.Namun, begitu ia bergerak, lengan Victor mengencang."Jangan pergi," gumamnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.Kiara terkekeh, membelai rambut suaminya. "Anak-anak bisa bangun kapan saja. Aku harus melihat mereka."Victor membuka matanya perlahan, menatapnya dengan pandangan yang selalu berhasil membuat Kiara kehilangan napas. "Biarkan Sofia mengurus mereka sebentar lagi. Aku masih ingin bersamamu."Kiara menggigit bibir, hampir tergoda, tapi suara dentingan piring dari lantai bawah mengingatkannya bahwa hari sudah dimulai. Ia pun mencium pipi Victor singkat sebelum berhasil meloloskan diri dari pelukannya.Saat turun ke ruang makan, aroma kop

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status