Home / Romansa / GADIS PENEBUS HUTANG MR. A / Part 4. CEMBURU TANDA CINTA

Share

Part 4. CEMBURU TANDA CINTA

Author: Haryani
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kenapa lama sekali? Apa yang kamu lakukan di sana?”

Alfa menatap tajam ke arah Devon. Tanpa mengucap sepatah kata pun, asisten serba bisanya itu langsung bergerak untuk menyusul Vellza. Langkah kaki yang lebar membawanya cepat sampai di ruang kerja Alfa.

Belum sempat Vellza beranjak, ia mendengar langkah-langkah berat mendekat ke arah ruang kerja. Dalam kepanikan, Vellza menyembunyikan surat itu kembali di tempat semula dan berpura-pura tidak tahu apa-apa.

Devon, asisten pribadi Alfa, memasuki ruangan dengan ekspresi serius di wajahnya. "Nyonya Vellza, Tuan Alfa membutuhkanmu segera. Ada proyek penting yang harus kamu bantu selesaikan, kenapa lama sekali!” ucapnya dengan suara tegas.

“I-iya, maaf.”

Meski hatinya masih berdebar kencang, Vellza mengikuti Devon keluar dari ruangan. Di sisi lain, ia tidak bisa menahan rasa ingin tahu dan kebingungannya untuk mencari tahu rahasia tentang suaminya itu, tapi ia juga tetap berusaha bersikap profesional dalam bekerja.

"Kamu kerja atau tidur? Kenapa mengambil dokumen saja lama sekali!"

"Maaf, saya takut salah mengambil dokumen."

"Cih, dokumen hanya satu saja sudah membuat bingung. Dasar pekerja tidak profesional!"

Meskipun berucap seperti itu, Vellza tidak mendengarnya. Pikirannya masih berkelana tidak menentu. Bahkan ketika Alfa memanggilnya, Vellza tidak menyahut.

Sementara itu Devon berusaha menenangkan Alfa agar tidak mengamuk saat Vellza mengabaikannya.

"Tuan, jangan marah. Mungkin saja Nyonya sedang banyak pikiran."

Tentu saja sorot mata tajam Alfa menghunus tajam ke dalam mata Devon. Beruntung Devon sudah biasa mendapatkan hal seperti itu.

Dengan memakai alasan ingin ke toilet, akhirnya Vellza bisa keluar dari ruang rapat. Secara tidak sengaja ia melihat ibu tirinya di gedung itu. "Mama, kenapa ada di sini?"

Dari tempat Vellza berdiri, ia bisa mendengar percakapan Anne dengan orang asing itu. Niat hati menyegarkan pikiran, sirna sudah. Kini hati Vellza terasa hancur ketika rahasia tersembunyi di balik tindakan Anne terungkap. Rupanya, Anne memiliki motif tersembunyi yang menghancurkan hubungan Vellza dengan Alfa.

"Jadi, mama sudah merencanakan hal ini sampai sejauh ini?" bisiknya sambil meremas ujung kemeja miliknya.

Setelah sebelumnya Anne menjual Vellza kepada Alfa untuk membayar hutang, rupanya ibu tirinya masih ingin menghancurkan hidup Vellza dengan mengirim putri kandungnya untuk menggantikan kedudukan Vellza sebagai pendamping Alfa. Vellza merasa terperangkap dalam jaring pengkhianatan yang tak terduga ini.

“Kenapa Mama tega melakukan ini padaku?”

“Setelah semua hal yang dilakukan olehnya? Masihkah kamu mempercayainya?”

Hati kecil Vellza semakin bertanya-tanya kenapa nasib buruk selalu menimpanya. Ibunya meninggal karena sakit keras, sementara ayahnya justru berselingkuh dan kini menikah dengan selingkuhannya yaitu Anne.

Setelah mengetahui kebenaran yang pahit, Vellza merasa marah dan kecewa. Dia merasa dikhianati oleh ibu tirinya yang seharusnya menjadi keluarga dan mendukungnya. Namun, dia juga merasa bersalah karena merasa telah gegabah dalam mempercayai Anne tanpa curiga.

Setelah bekerja seharian Vellza segera pulang tanpa pamit pada Alfa. Saat ini Vellza duduk sendirian di kamar, air matanya mengalir deras di kedua pipi. Dia merasa sendirian dan terluka, tidak tahu bagaimana cara memperbaiki kehidupannya yang hancur.

Dalam keputusasaan dan kebingungan, Vellza mencoba berfikir untuk bisa menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri untuk menghadapi pengkhianatan yang tak terduga ini. Beruntung Devon sudah memberikan peringatan pada Alfa sehingga ia tidak marah ketika Vellza pulang duluan. Lamunan Vellza terhenti saat Devon memanggilnya untuk makan malam.

“Maaf, Nyonya, Anda dipanggil Tuan Alfa untuk makan malam bersama.”

Bergegas Vellza menghapus air matanya. “Iya, sebentar lagi saya turun.”

Seketika pikirannya teringat akan foto yang ditemukan tadi. Tidak mau Alfa mengetahui perasaannya, segera mungkin ia menghapus air matanya.

Baru setelah itu, Vellza memutuskan untuk tidak membiarkan foto tersebut mengganggu momen makan malam bersama Alfa dan segera turun. Dia tahu bahwa saat ini adalah kesempatan untuk berbicara dan memperkuat hubungan mereka.

Vellza segera turun ke ruang makan agar Alfa tidak lama menunggu. Dia berusaha mempertahankan sikap tenang dan mencoba terbuka terhadap apa pun yang akan terjadi selama makan malam nanti.

Ketika Vellza tiba di ruang makan, dia melihat Alfa sudah menunggunya dengan senyuman hangat.

'Dia nggak marah aku pulang duluan?'

'Syukurlah,' batinnya.

Bahkan Alfa menyapanya dengan tersenyum ramah, sementara Devon berdiri di belakang Alfa.

Hatinya berdebar ketika Alfa tiba-tiba menyapanya dengan senyuman hangat. Sapaan itu terasa berbeda dari sebelumnya, yang lebih dingin dan kurang ramah. Vellza merasa senang melihat perubahan ini dan berharap bahwa hubungan mereka akan membaik.

"Selamat malam Alfa, senang bertemu denganmu."

"Selamat malam Vellza! Terima kasih. Kamu terlihat cantik sekali hari ini."

Seketika Vellza merasa hatinya meleleh mendengar kata manis dari bibir Alfa. Entah mengapa ia merasa dihargai dan diakui oleh Alfa. Hal itu membuatnya semakin bahagia.

Vellza pun tersenyum malu-malu, "Terima kasih, Alfa. Kamu juga terlihat tampan seperti biasa."

Alfa tersenyum lebih lebar "Terima kasih, Vellza. Aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu hari ini di kantor."

"Aku juga senang, Alfa. Terima kasih untuk kerja sama seharian ini di kantor."

"Kamu tidak kapok bekerja denganku, bukan?"

Pertanyaan dari Alfa terdengar frontal, tapi Vellza paham jika mungkin Alfa sangat suka berterus terang.

"Tentu tidak, aku sangat menyukai pekerjaan hari ini."

"Syukurlah."

Setelah perbincangan sebentar tadi, kini mereka mulai menikmati hidangan yang lezat. Vellza mencoba untuk menekankan pikirannya dan mengabaikan ketidakpastian yang masih ada agar suasana sedikit santai.

Setelah selesai makan, Vellza tidak ragu mengatakan keinginannya agar berganti posisi di tempat kerja. Namun, dengan tegas Alfa menolak dan meminta Vellza tetap menjadi sekretarisnya dan juga meminta Devon mengajari semua tugasnya ketika di kantor.

Meskipun pikiran Vellza masih terganggu oleh foto tersebut, ia memilih untuk menunda pembicaraan tentang hal itu. Dia ingin memberikan kesempatan pada Alfa untuk menjelaskan dan memberikan konteks yang lebih jelas tentang masa lalunya.

Keesokan harinya, Vellza masih bekerja sebagai sekretaris Alfa. Bahkan Devon benar-benar membantunya. Namun, selama di kantor identitas Vellza tetap dirahasiakan. Devon pun memanggilnya dengan sebutan nama, bukan Nyonya lagi. Hal itu dilakukan atas permintaan Alfa sendiri.

Vellza merasa sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh Devon dalam mengerjakan tugas sebagai sekretaris Alfa. Devon benar-benar berdedikasi untuk membantu Vellza dan memastikan semua pekerjaan berjalan lancar.

Vellza duduk di meja kerjanya, sibuk menyelesaikan beberapa tugas yang harus diselesaikan. Devon dengan sigap menghampiri Vellza, membawa secangkir kopi hangat.

"Hai Vellza, aku melihat kamu sedang sibuk. Aku punya secangkir kopi untukmu. Semoga bisa memberikan energi tambahan."

Vellza menoleh dan tersenyum, "Terima kasih, Devon. Kamu selalu begitu perhatian. Aku benar-benar menghargainya."

"Tidak ada masalah, Vellza. Itu adalah tugas saya sebagai asisten pribadi Tuan Alfa untuk membantu kamu dalam pekerjaan sehari-hari. Ada sesuatu yang bisa aku bantu?"

Vellza menunjuk ke arah monitor dan beberapa dokumen, "Sebenarnya, ada beberapa dokumen yang perlu dikumpulkan dan disiapkan untuk pertemuan penting besok. Bisakah kamu membantu saya mengumpulkannya?"

"Tentu, Vellza. Aku akan segera melakukannya. Kamu bisa fokus pada tugas lainnya."

Devon dengan cekatan mulai mengumpulkan dan menyusun dokumen-dokumen yang diperlukan. Dia bekerja dengan efisien dan teliti, memastikan semua dokumen terorganisir dengan baik.

Dari ruang kerjanya, Alfa merasa merasa lega sekaligus cemburu, dua hal itu berkecamuk dalam dirinya saat melihat Devon membantu pekerjaan Vellza. Perasaan cemburu muncul ketika Alfa melihat Devon memegang tangan Vellza saat membantu istrinya sebagai sekretaris.

Alfa menggertakkan gigi, "Sepertinya Devon butuh liburan panjang setelah ini. Kalau tidak, bukan aku yang semakin dekat dengannya, tapi justru dia yang dekat dengan istriku. Hm, benar-benar kurang ajar!"

Related chapters

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 5. UJIAN DALAM RUMAH TANGGA

    Alfa merasa cemburu dan kesal melihat kedekatan antara Vellza dan Devon. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan rasa tidak aman. Dia meremas pulpen miliknya dengan keras, mencerminkan ketegangan yang dirasakannya.Namun, di tengah kecemburuan dan kemarahan tersebut, Alfa mencoba untuk mengendalikan emosinya. Dia menyadari bahwa rasa cemburu tidak akan membantu memperbaiki hubungan mereka. Alfa perlu mengevaluasi perasaannya dan berbicara dengan Vellza secara jujur tentang apa yang dia rasakan.Alfa pun menghirup napas dalam-dalam, "Aku harus tenang. Aku perlu bicara dengan Vellza tentang perasaanku. Mungkin ada penjelasan yang bisa membantu kami memahami situasi ini."Alfa berusaha untuk meredakan emosinya dan menemukan cara yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya kepada Vellza. Alfa menekankan bahwa komunikasi yang jujur dan terbuka adalah kunci dalam mengatasi rasa cemburu dan memperbaiki hubungan mereka.Di sisi lain, Vellza merasa lega dan terbantu dengan bantuan Devon. Di

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 6. KEDATANGAN NENEK ALFA

    Setelah kepergian Anne, Alfa mulai menatap kamar Vellza. Hatinya merasa berkecamuk karena wanita yang menjadi istrinya tidak bisa bersikap tegas seperti dirinya. Tidak mau berpikiran aneh-aneh, Alfa langsung berinisiatif naik."Kenapa aku memiliki perasaan rumit?""Ada apa dengan hatiku?"Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku, tanpa sadar kedua kakinya menuntun ke kamar Vellza. Beberapa saat kemudian, Alfa terdiam tepat di depan kamar, "Vellza, bisa kita bicara sebentar?"Vellza yang sedang menunggu kabar dari Alfa segera bangkit dan berlari menuju pintu. Dengan cepat ia membuka pintu. "Iya, Alfa masuklah!"Bukannya menatap wajah tampan suami, Vellza justru menunduk sambil memundurkan langkahnya."Kenapa kamu terlihat ketakutan? Apakah wajahku semenakutkan itu? Sampai kau tidak berani menatapku?"Reflek Vellza menggeleng, "Tentu saja tidak. Masuklah!"Alfa tersenyum menyeringai, "Dengan senang hati."Akhirnya Vellza menatap wajah Alfa. Tat

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 7. CINTA DAN KESETIAAN

    Apa yang ditakutkan Alfa sepertinya akan menjadi kenyataan. Meski dari luar nenek dan Isabella tampak bisa menerima kehadiran Vellza, tapi instingnya berkata lain.“Kenapa Tuan terlihat murung? Apakah karena kedatangan nenek lampir itu?”“Ck, kau tau sekali jalan pikiranku,” ucap Alfa spontan.Dia bahkan sedang membenarkan posisi duduknya. “Sebenarnya ketakutan itu bukan untukku, tapi untuk wanita itu!” Ucap Alfa sambil menunjuk kamera yang mengarah tepat ke bilik tempat Vellza bekerja.Meski saat ini Vellza terlihat biasa saja, tapi ketakutan Alfa cukup beralasan. Pasalnya dulu saat mereka merekayasa kematian Isabella, Alfa benar-benar masuk dalam perangkap nenek. Dia bahkan hampir depresi karena cinta pertamanya itu dikabarkan meninggal. Akan tetapi, semua hanyalah kebohongan karena ternyata itu hanyalah bagian dari skenario Nenek Alfa agar dapat membantu mewujudkan keinginan Isabella agar bisa menjadi model profesional. Isabella tidak sepolos penampilannya. Di lua

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 8. CEMBURU TANDA CINTA

    Ternyata orang itu adalah Kakek Alfa. Dia sengaja bersembunyi dan selalu mengawasi Alfa dari kejauhan. Akan tetapi, dia pula yang memilihkan Vellza sebagai calon istri Alfa tanpa sepengetahuan dirinya.Hal ini dilakukan untuk menjaga semua aset yang akan menjadi milik Alfa pada akhirnya. Dia begitu senang melihat perubahan signifikan yang ditujukan pada Vellza. Ternyata, diam-diam Alfa mulai perhatian pada Vellza.Saat ini, Kakek Alfa sangat tahu jika Vellza tidak akan mungkin bisa menyelesaikan masa lalu Alfa bersama Isabella. Maka dari itu dia memutuskan untuk ikut campur.“Kenapa lama sekali?” ucap sang kakek pada asistennya itu.“Maaf, Tuan. Tadi Tuan Alfa memberikannya banyak pekerjaan di kantor sehingga cukup sulit untuk membawanya kemari!”Vellza yang tidak paham dengan kondisi saat itu hanya bisa mematung di tempatnya. Wajahnya menunduk karena ia takut salah dalam bersikap. Apalagi di perjalanan tadi Vellza sudah cukup banyak mendapatkan penjelasan dari a

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 9. TIDAK TERIMA

    Vellza yang ketakutan benar-benar menutup kedua matanya dengan rapat. Terlihat dia sangat ketakutan, tapi aroma mint yang ia hirup menyadarkan dirinya jika yang barusan ditabrak adalah Alfa."Astaga, maafkan aku, Alfa. Tadi aku ketakutan dan tidak tau harus bersikap apa ....”DegRupanya Alfa mengecup bibir Vellza yang sedari tadi berbicara tanpa henti. Sorot mata tajam Alfa mampu menghipnotis Vellza dalam beberapa detik.“Bernafas bodoh!”Ucapan Alfa menyadarkan dia untuk tetap bernafas. Dengan bodohnya, Vellza menghirup udara sebanyak-banyaknya seolah takut kehilangan oksigen.‘Gadis nakal, rupanya kamu belum pernah ciuman? Seperti ini saja sudah tidak bernafas.’Dengan tanpa rasa bersalah, Alfa justru meninggalkan Vellza yang masih terbengong. Vellza merutuki sikapnya yang membiarkan Alfa mencuri ciuman pertamanya. Sialnya, Vellza justru mengusap bekas bibir Alfa yang tertinggal di bibirnya.‘Rasanya manis, apakah begini rasanya ciuman?’Sejena

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 10. KETEGASAN ALFA

    Berbeda dengan Vellza yang merasa canggung, Alfa justru merasa tidak ada orang di dalam ruangan itu. Sehingga ia bebas melakukan apapun, seperti saat mandi yang mengharuskan seseorang tidak memakai pakaian meski sehelai benang. Di luar kamar Alfa, Isabella meraung-raung seperti orang gila. Posisinya masih berada di luar kamar Alfa. Dia merasa kedatangannya sama sekali tidak dihargai dan justru dihalangi oleh Devon sang asisten. Merasa kesal ia pun mencoba berteriak dan bersikap seolah-olah menjadi orang gila di sana. Tentu saja Alfa merasa tidak nyaman buru-buru menyelesaikan ritual mandinya. Sebelum keluar, salah satu tangan Alfa meraih jubah mandi lalu memakainya. Tidak lupa menyuruh Vellza untuk mandi di sana.“Cepatlah mandi! Aku tidak mau sekretarisku sampai telat datang kantor!”“Ck, bukankah kita sudah telat! Dasar bos omes!” Umpat Vellza kesal.Meskipun kesal, Vellza melakukan semua perintah suaminya itu. Lagipula saat ini ia sudah merasa nyaman, setida

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 11. KENYATAAN

    “Asem!” Pekik Vellza tak tertahan.Bagaimanapun dia adalah wanita biasa yang punya jantung dan masih bernafas. Sehingga wajar jika Vellza kaget ketika Alfa tiba-tiba muncul di hadapannya. Alfa tergelak melihat mimik wajah Vellza yang sudah seperti bom atom siap meledak. Semerah kepiting rebus yang hendak disantap.“Bisa nggak sih, nggak usah ngagetin kayak gitu! Kayak setan aja!” Omel Vellza tak terkendali.“Wajah kamu lucu banget, tau!”Tanpa sadar Vellza menggembungkan pipinya dan sukses membuat Alfa tertawa lepas. Jika Alfa bahagia, hal yang sama juga dirasakan oleh Devon. Binar kebahagiaan terpancar jelas di wajah Alfa sehingga membuat Devon sangat bersyukur. Pada akhirnya sahabatnya bisa kembali seperti dulu dan memiliki kehidupan yang sewajarnya selayaknya manusia normal.Perubahan sikap dan perilaku Alfa terlihat jauh lebih baik setelah Alfa menikah dengan Vellza. Wanita pilihan sang kakek memang tidak pernah salah. Ditambah lagi latar belakang Vellza bukanlah dari keluarga ka

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 12. MENGHADAPI KETEGUHAN HATI NENEK

    Saat Alfa dan Vellza melenggang masuk ke dalam perusahaan, mereka melihat neneknya yang murka. Namun, Alfa justru terlihat santai dan tenang dalam menghadapinya. Dia memahami bahwa neneknya mungkin masih merasa kesal dan tidak setuju dengan keputusannya untuk memperbaiki hubungan dengan Vellza.Devon yang berjalan mengekor di belakangnya hanya bisa terpaku, tetapi tidak mau bersikap sok tau sebelum Alfa memberikan perintah padanya. Devon pun mempercepat langkahnya agar tidak tertinggal sambil sesekali menoleh pada Nenek Alfa.Nenek Alfa mengepalkan tangannya, menunjukkan rasa kekesalannya, sementara Alfa tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh reaksi neneknya. Dia tahu bahwa ini adalah langkah yang dia yakini benar untuk dirinya dan Vellza. Dari dalam mobil yang terparkir di dekatnya, seorang lelaki tua tersenyum senang saat melihat kekesalan mantan istrinya. Dia merasa lega bahwa sang cucu tidak mewarisi kebodohan dan kesalahan di masa lalu mereka.

Latest chapter

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 72. SALAH

    Namun, apa yang diharapkan Vellza tak seindah bayangan. Nyatanya Kenzo berhasil membuat pandangan Alfa terhadapnya berubah. Alfa bahkan percaya dengan semua perkataan dari Kenzo ketimbang istrinya sendiri. "Aku tak pernah menyangka jika kamu berubah, Sayang. Setelah apa yang aku perbuat selama ini nyatanya kamu hanyalah sebuah barang transaksi!" ucap Alfa ketus lalu meninggalkan Vellza sendiri.Setelah apa yang mereka perbuat semalam, manisnya cinta tak berarti apapun. Semua musnah ketika Kenzo mengirimkan beberapa video ke ponsel Alfa. Vellza tak tau apa yang terekam di sana. Hanya kilatan amarah terpancar jelas di wajah Alfa.Di kediaman Kenzo, tawa penuh keceriaan terdengar memenuhi ruangan yang bernuansa gold. Suara tawa itu seolah menyatu dengan gemerincing perhiasan dan mengisi ruangan dengan kehangatan. Kenzo, tuan rumah yang kaya raya, terlihat bahagia di tengah kerumunan tamu yang bergembira. Sementara itu, Devon, pelayan setia Kenzo, m

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 71. MANISNYA CINTA

    Vellza tak menyangka jika Tuhan masih memberikan kesempatan kedua padanya. Alfa yang ia kira sudah meninggal kini tertidur pulas di samping tubuhnya. Tanpa pakaian dan hanya berlapiskan selimut tebal yang menutup tubuh polos mereka."Tuhan, aku mohon jangan kau ambil kebahagiaan ini lagi. Aku sangat mencintai Alfa," ucap Vellza lirih sambil menyentuh selimut miliknya.Vellza sangat takut jika harus berpisah kembali dengan Alfa. Pasalnya banyak orang yang ingin melengserkan posisinya sebagai pemegang saham terbesar di perusahaan Alfa. Sebelumnya Alfa memang telah membuat Vellza mempunyai kedudukan tinggi yang sama dengannya karena meminimalisir kejadian tak terduga. Buktinya, Alfa sempat kecelakaan dan dikabarkan meninggal. Hal itu tentu dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk merebut perusahaan Alfa.Maka dari itu, dari saran dan bantuan Devon semua aset miliknya masih aman. Apalagi pewaris semua kekayaan Alfa sudah beralih atas nama Noah. Putra satu-satunya bersama Vellza

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 70. MERAJUT ASA

    Niat hati ingin merajut asa dengan Vellza karena kebaikan hatinya. Sayang, semua rencananya gagal karena suami Vellza ternyata masih hidup. Tentu hal itu membuat Keanu marah besar. Jelas ia cemburu, semua asa yang ingin ia rajut harus pupus ketika Vellza kembali bersama Alfa."Kurang ajar! Kenapa dia justru masih hidup? Bukankah semua sudah jelas jika waktu itu dia meninggal!"Tampak jika Keanu marah besar. Tangannya mengepal, urat-urat di tangan terlihat menonjol. Bahkan hembusan nafasnya terdengar naik turun. Jika saja ada barang di hadapannya, sudah dipastikan akan hancur saat itu juga.Mendengar keributan dari kamar kakaknya, Melly bergegas naik. Gaya centil ciri khas pembawaan Melly tak pernah bisa membuat sang kakak marah dalam waktu lama. Maka dari itu, Melly berniat untuk langsung memberikan surprise padanya. Setidaknya sang kakak tidak lagi marah-marah.Tanpa mengetuk pintu, Melly langsung menerobos masuk. Melihat kakaknya berdiri mematun

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 69. FLASH BACK

    "Kalau cinta tuh bilang aja, napa pake gengsi segala, sih!"ujar Vellza sambil tertawa, merespons komentar konyol Alfa.Alfa juga ikut tertawa, menatap Vellza dengan penuh cinta. Mereka berdua memang memiliki awal yang tidak biasa dalam percintaan mereka, bermula dari sebuah transaksi hutang piutang. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka berdua saling mengenal dan menemukan kecocokan satu sama lain."Lagian aku tuh sadar diri, aku bukan tipe kamu."Sepasang suami istri itu saling tertawa satu sama lain. Awal percintaan mereka bukanlah sebuah kisah manis, tapi berawal dari sebuah transaksi hutang piutang. Bahkan Alfa mempunyai sebuah trauma yang mendalam pada seorang wanita. Awalnya, Alfa memiliki trauma yang mendalam terhadap seorang wanita, namun kehadiran Vellza dalam hidupnya membawa perubahan yang besar. Meskipun Vellza juga memiliki luka emosional dari masa lalunya, Alfa berusaha menyembuhkan luka itu dengan cinta dan pengertian.

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 68. SALAH PAHAM

    "Keanu ..." panggil Vellza terkejut. Bagaimana tidak terkejut apalagi saat ini Alfa ada di sana juga."Iya, sayang. Aku datang kemari untuk memastikan apakah kamu benar-benar masih mencintai mantan suamimu atau aku?" tanya Keanu dengan nada ketus.Vellza merasa terjepit dalam situasi yang rumit. Dia merasakan kebingungan dan kekhawatiran di dalam hatinya. Semua ini adalah salah paham yang terjadi, dan sekarang semakin memanas dan berpotensi menyulut konflik yang lebih besar.Sebenarnya Vellza bebas memilih, tapi semuanya terlambat. Salah paham yang terjadi kali ini pasti akan lebih berkelanjutan dan semakin runyam.Alfa yang semula hendak memeluk istrinya justru kembali melepaskan niatnya dan ikut berbalik menghadap Keanu. Senyum yang ŵ terukir, kini sirna sudah. Berganti dengan sorot mata tajam yang siap mengoyak siapapun yang berniat merebut Velkza sari"Hei, Tuan Keanu yang terhormat. Apa kabar?""Ck, kamu kira kita pernah ber

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 67. KEJUTAN

    Melihat kepergian Noah dengan wajah sedih, tentu membuat Devon mendapatkan PR besar. Bagaimana pun Devon mempunyai kewajiban baru kali ini. Ia tidak akan membiarkan Noah bersedih.Alfa akhirnya sadar dan berterima kasih pada Devon karena telah merawatnya sampai sembuh. Alfa juga bahagia karena Noah masih mengenalinya.“Sayang, kemarilah!”“Papa ….”Noah dengan senang hati memeluk papanya. Ia merasa bahagia karena papanya kembali. Itu artinya ia tidak akan khawatir kalau kehilangan sosok ibunya. Apalagi saat ini ibunya sedang bersama Keanu. Lelaki asing yang tidak disukainya."Kamu masih ingat papa, sayang?""Tentu, Pa. Kenapa Noah harus lupa?"Alfa akhirnya sadar dan berterima kasih pada Devon karena telah merawatnya sampai sembuh. Alfa juga bahagia karena Noah masih mengenalinya.“Sayang, kemarilah!”“Papa ….”Noah dengan senang hati memeluk papanya. Ia merasa bahagia karena papanya kembali. Itu artinya ia tidak akan khawatir kalau kehilangan sosok ibunya. Apalagi saat ini ibunya seda

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 66. SIUMAN

    Bangun dari tidur panjang membuat Alfa sedikit linglung. Apalagi setelah tidur panjang, Alfa merasakan kerinduan yang mendalam pada sosok istri tercinta."Velza, dimana kamu?" panggil Alfa dengan suara lembut, mencari sosok yang sudah lama tidak ia jumpai.Devon mendengar suara familiar berasal dari kamar. Buru-buru dia datang dan mengecek kondisi Alfa. Air matanya tumpah saat tahu jika atasannya sudah siuman.Bangun dari tidur panjang, Alfa merasa sedikit linglung. "Alfa, kamu sudah siuman! Kamu sudah kembali!" seru Devon bersuka cita. Alfa, masih sedikit bingung, melihat wajah Devon yang penuh emosi. Dia merasa terharu dan bersyukur atas kehadiran Devon yang selalu setia menjaga dan merawatnya selama dia dalam keadaan tidak sadar."Dimana aku?""Rumah sakit."Seketika ingatannya membawa Alfa pada sebuah kecelakaan hebat. Di sana ia sampai tak sadarkan diri karena hebatnya benturan itu hingga wajahnya terasa

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 65. TERNYATA

    Apa yang dikhawatirkan Devon terbukti. Selama ini Keanu tampak baik pada Vellza dan Noah itu hanyalah sebuah topeng. Nyatanya, dia yang merencanakan kecelakaan Alfa."Itu tidak mungkin, Dev. Aku yakin jika Keanu tidak sepicik itu hanya demi mendapatkan cintaku.""Benarkah? Jika memang demikian kamu mau apa? Aku yakin jika Alfa tau, ia pasti akan sangat kcewa padamu, Vellza.""Aku mohon padamu, Dev. Jangan katakan apapun pada Alfa."Devon sama sekali tidak menghiraukan rengekan Vellza. Baginya, Vellza yang dulu sama sekali tidak sama dengan wanita di hadapannya itu. Seringkali Devon mendapati Vellza yang sangat rapuh dan mudah sekali terpengaruh keadaan. Padahal dulu Devon sempat kagum padanya karena Vellza wanita tangguh dan cerdas.Devon, dengan tatapan yang tajam, melihat Vellza yang tampak rapuh dan terpengaruh oleh situasi. Dia merasa sedih melihat wanita tangguh dan cerdas yang pernah dia kagumi berubah menjadi seperti ini.

  • GADIS PENEBUS HUTANG MR. A   Part 64. FAKTA BARU

    Kematian Alfa yang mendadak telah meninggalkan luka yang mendalam pada semua orang, termasuk Vellza dan Noah. Mereka merasa terpukul dan berduka, terutama karena Noah sedang dalam masa tumbuh kembang dan sangat membutuhkan sosok ayah. "Kita semua merasa kehilangan Alfa, terutama Noah. Dia sangat membutuhkan sosok ayah di masa tumbuh kembangnya."Devon berdiri di belakang Vellza masih tak percaya jika sahabat serta atasannya itu telah meninggal. Kecelakaan pesawat membuat semua penumpang di dalamnya meninggal termasuk Alfa."Vellza, apa kamu telah menyelidiki kebenarannya?" tanya Devon hati-hati.Devon, yang masih sulit mempercayai kenyataan bahwa Alfa telah meninggal, mencoba untuk mencari kejelasan dari Vellza. Dia bertanya dengan hati-hati apakah Vellza telah menyelidiki kebenaran di balik kecelakaan pesawat tersebut. "Vellza, apakah kamu telah menyelidiki kebenaran di balik kecelakaan ini? Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."

DMCA.com Protection Status