Ethan tak menangkap maksud dari kata-kata Grace barusan, karena menurutnya laki-laki tadi tak memberi kesan apa pun padanya. Bahkan dia sendiri tak terlalu memperhatikan ketika laki-laki itu bicara.
Ethan hanya berpikir jika Edward telah mensugesti pikiran Grace, sehingga Grace berpikir jika suara laki-laki yang didengarnya mirip seperti suara Edward.
“Aku tak mendengar ketika dia berbicara,” jawab Ethan jujur.
“Entahlah, aku merasa suaranya sangat mirip dengan Edward. Bahkan ketika dia berbalik meninggalkan kita, punggung itu terlihat serupa dengan Edward. Atau aku saja yang terlalu berlebihan,” ucap Grace dengan suara yang nyaris tak terdengar Ethan.
Ada kerinduan yang sangat mendalam merayap di dalam dadanya, dia merindukan Edward, sangat merindukannya, sehingga dia merasa tak lama lagi akan kehilangan kewarasannya.
Kenangannya bersama Edward terlalu banyak. Terkadang Grace merasa, dia yang terlalu terobsesi untuk bisa be
Hilangnya Edward masih terus diusut oleh Vanes dan orang kepercayaannya. Tapi masih belum ada perkembangan berarti selain berita terakhir yang didapatkannya dari rumah sakit saat itu.Hal tersebut membuat Kevin kembali terbang ke Detroit. Ada perasaan gelisah yang membuat Kevin tak tenang. Bagaimana bisa Edward hilang begitu saja bagai ditelan bumi, sangat tak masuk akal bagi Kevin dan yang lainnya.“Aku tak yakin berita ini belum sampai ke telinga Mr. Jason dan istrinya. Aku benar-benar tak mengerti, kenapa Edward bisa menghilang seperti ini?” tanya Kevin. Satu tangannya memainkan gelas berisi anggur, memutarnya, membuat es batu yang berada di dalamnya menimbulkan bunyi.“Seseorang harus memberitahukannya pada Grace dan Ethan, biar bagaimanapun, Grace berhak mengetahuinya. Gadis itu mencintai Edward, jika dia tak mengetahui apa pun, dia pasti akan merasa kita tak memedulikannya,” ujar Mark seraya menatap ke arah Kevin.Kevin sanga
Di tempat lain, seorang pemuda dan seorang gadis duduk di sebuah bangku taman. Mereka seakan tak memedulikan keadaan di sekitarnya. Sesekali pemuda itu mengusap dengan lembut pipi gadis itu, membuat gadis itu merona tersipu malu.“Apakah pipimu masih terasa sakit?” tanya pemuda itu.“Tidak akan pernah terasa sakit, selama kau ada di sisiku, Nathan,” jawab gadis itu pada Nathan—pemuda yang duduk di sampingnya.“Lily, katakan satu hal padaku,” pinta Nathan dengan tatapan dari kedua matanya yang sangat lembut. Dia menatap Lily seakan gadis itu adalah satu-satunya yang dia cinta. Digenggamnya satu tangan Lily lalu dikecupnya punggung tangan gadis itu.“Katakan,” jawab Lily.“Apakah aku benar-benar mencintaimu?” tanya Nathan.Lily mengangguk dengan pasti seraya mengusap wajah Nathan.“Maafkan aku, karena menyelamatkanku, aku telah merusak setengah wajahmu,” ucap
“Hari ini aku mau mengajakmu ke suatu tempat, Grace.”Ethan berjalan mendekati Grace yang sedang berdiri di depan sebuah cermin besar. Gadis itu tak ada jadwal pemotretan hari ini, jadi dia ingin mengajak Grace melepaskan penat sejenak. Grace bekerja keras selama hampir beberapa hari untuk menyelesaikan sebuah iklan yang dibintanginya.Ethan merasakan, kehidupan berjalan lebih menyenangkan dari sebelumnya. Semua karena Grace yang berada di sampingnya. Tanpa Grace, hidup Ethan benar-benar hampa.Dia tak mampu membayangkan jika Grace benar-benar meninggalkannya kelak.Ethan memeluk pinggang Grace dari belakang, ada desiran hangat mengalir di dalam dadanya.“Grace, apa kau akan meninggalkanku suatu saat?”Grace menggerakkan kepalanya, agak terkejut dengan pertanyaan Ethan barusan.Meninggalkannya?Meski dia belum mencintai Ethan, tak pernah terbesit di dalam pikirannya untuk meninggalkan Ethan saat ini. Apa
Tanpa memedulikan Grace, Nathan mempercepat langkahnya meninggalkan Grace yang masih membeku di tempatnya semula. Grace tak sadar, saat itu sepasang mata menatapnya dengan gemuruh hebat di dalam dadanya. Dia pun tak percaya dengan pemandangan yang baru saja disajikan di hadapannya. Laki-laki itu ... Edward? Ethan sempat berpikir, apakah Edward menguntit keduanya sampai ke Italia? Jika Edward benar-benar mengikutinya dan Grace, berarti semua rencana yang telah disusunnya untuk menikah dengan Grace akan batal total. Dia tak menginginkan kegagalan untuk kedua kalinya. Tapi melihat bagaimana Nathan begitu acuh pada Grace seakan tak mengenalnya membuat Ethan bertanya-tanya. Tak ada tanda kecemburuan di kedua mata laki-laki yang mirip dengan Edward barusan. Bahkan Ethan merasa, tatapan kedua mata dari laki-laki yang menyerupai Edward sangat berbeda dengan Edward yang dikenalnya. Tatapan itu lebih lembut, berbeda dengan bias yang selalu dipancarkan E
Di tempat lain, Lily dan Nathan baru saja keluar dari sebuah restoran cepat saji. Seperti biasa gadis itu terlihat sangat manja pada laki-laki yang berwajah mirip Edward itu. Nathan sendiri tak keberatan dengan sikap manja Lily padanya.Nathan tahu betapa dia menyayangi gadis di sampingnya, meski wajahnya tak seperti dulu. Kecelakaan itu merenggut semua kesempurnaan yang ada pada Lily sebelumnya.“Lily, apa kau sudah meminum obat yang diberikan dokter padamu?” tanya Nathan seraya mengusap wajah Lily yang masih ditutupi perban. Gadis itu menyesap segelas kopi yang berada dalam genggamannya.“Sudah. Luka ini tak akan sepenuhnya hilang dari wajahku. Belum lagi luka yang berada di bahuku, bekasnya—““Apa pun jadinya wajahmu, apa kau berpikir aku akan meninggalkanmu, Ly?” potong Nathan.Saat Nathan terbangun di pagi itu, yang dia lihat hanya Lily berada di sampingnya, tertidur dengan kepala berada di atas dadany
“Hei, kenapa kau terdiam?” tanya Kevin. Dia yakin, Lily pasti menyembunyikan sesuatu. Diam-diam, Kevin telah menyelidiki segalanya seorang diri dan telah menemukan beberapa kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa dijawab sebelumnya. “Aku tak mengerti maksudmu, Tuan. Kau tak perlu membuktikan apa pun, karena laki-laki yang bersamaku adalah benar tunanganku,” jawab Lily dengan angkuh kali ini. Kedua tatapan matanya pun berubah dari sebelumnya, tak lagi lembut, tetapi lebih tajam dan menantang. Kevin tertawa kecil, membuat Lily tak mengerti apa yang ditertawakan Kevin. Tak ada hal yang lucu, tapi kenapa laki-laki itu tertawa. “Jadi begitu ya? Kuperingatkan kau, jika aku sampai tahu kau berbohong, jangan salahkan aku jika aku membuatmu dan laki-laki ini berpisah untuk selamanya,” ancam Kevin. Dylan yang cukup mengenal Kevin kali ini sedikit terkejut dengan penuturan Kevin barusan. Kevin yang selalu terlihat tenang di antara
Keadaan di Detroit semakin tegang ketika Jason kembali. Lelaki tua itu terlihat menyeramkan dengan wajah yang penuh kesuraman. Bahkan ketika salah satu orang kepercayaannya menjemputnya di bandara, wajah laki-laki itu seratus kali lipat terlihat suram dari biasanya.Semua pelayan yang berada di dalam rumah besar itu memasang wajah tegang begitu mengetahui Jason telah kembali.Rumah besar itu benar-benar terlihat sepi dan dingin, tak ada Edward, maupun Ethan. Jason hanya terdiam berdiri di depan jendela seraya memandang ke arah taman. Ada perasaan yang sulit dijelaskannya saat itu.Jason tak habis pikir, bagaimana bisa Edward menghilang begitu saja. Jika dalam waktu dekat Edward tak bisa juga ditemukan, maka jalan satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah membujuk Ethan untuk segera kembali ke Detroit dan mengurus perusahaan.“Timothy, kau bilang saat itu, kalian sudah menemukan jejak Edward, aku ingin semua dipercepat. Bawa dia kem
Kevin tertawa, kali ini dia tawanya meledak, sembari memegangi perutnya, seakan ada lelucon di sebuah televisi yang diperankan oleh seorang pelawak terkenal yang membuat tertawa terbahak-bahak, menggelitik perut dan sekujur tubuhnya.Kevin memegang moncong dari senapan yang masih berada di pelipisnya, kemudian dia bangkiti berdiri.Laki-laki berjas hitam dibuatnya menganga, melihat betapa tenang sikap Kevin.“Kenapa aku harus ikut dengan kalian? Apa ada sebuah kesalahan yang telah kuperbuat?” tanya Kevin masih dengan raut wajah yang sangat tenang, setenang aliran sungai tanpa riak.“Tuan Muda—“Dylan hendak bangkit dari tempat duduk, tetapi laki-laki yang berada di belakangnya menekan pundaknya dengan cukup kuat, membuat Dylan tampak seperti lembu yang dicucuk hidungnya.Dia tak ingin sesuatu terjadi pada Kevin.Jika sesuatu terjadi pada Kevin, maka tamatlah riwayatnya. Tuan mudanya pasti akan segera meng