Home / Romansa / GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA / BAB. 21 Mulai Memata-matai

Share

BAB. 21 Mulai Memata-matai

last update Last Updated: 2024-12-31 09:54:46

Di kafetaria kampus, Dahlia bertemu dengan Lilian dan Junot yang sedang menikmati makan siang.

Dari aromanya, sang gadis tahu jika makanan itu hasil masakan Lilian.

"Cie, yang dimasakin sama Lilian? hanya untuk Junot saja, kah? tanya Dahlia dengan wajah cemberut.

"Hai Dahlia, apa kabar?" sapa, Junot.

"Ada di rumah buat kamu, Dahlia. Oh yah bagaimana tugas dari Pak Andi?" Tanya Lilian, kepada saudaranya itu.

"Aman dong, aku dapat nilai A+!" ucapnya senang.

"Wah selamat ya, Dahlia." ujar Lilian ikut senang.

Tiba-tiba ponselnya bergetar dia lalu membuka ponselnya, dan ada pesan masuk dari Noah untuknya.

Noah : "Sayang, aku sudah menunggumu di parkiran." demikian isi pesan dari Noah.

"Lilian, gue cabut dulu ya? Gue mau ganti shift sama Dita di tempat kerja."

"Tolong jaga sepupu gue ya, Mas Junot!" ucap Dahlia kepada pria itu.

"Beres, Dahlia!" gawab Junot tegas.

"Ih.., apaan sih, memangnya aku anak kecil? Yang harus selalu dijagain?" gerutu Lilian.

"Ha-ha-ha," Junot tertawa bahagia mende
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 22 Jalan-jalan Ke Pantai

    Setelah makan siang di kafetaria kampus, Junot mengajak Lilian untuk berjalan-jalan ke Pantai Indah Kapuk di daerah Jakarta Utara. Hari itu cerah, matahari bersinar dengan lembut, menyinari kota metropolitan Jakarta yang sibuk. Junot dan Lilian memasuki mobil, bersiap untuk perjalanan menuju pantai yang indah itu."Apakah kamu siap, Lilian?" tanya Junot sambil memasang sabuk pengamannya."Siap, Mas Junot! Aku sangat penasaran dengan pantai yang ada di Jakarta," jawab Lilian dengan mata yang berbinar-binar.Sepanjang perjalanan, Lilian tak henti-hentinya melihat keluar jendela mobil. Gedung-gedung tinggi, jalan-jalan yang ramai, dan hiruk-pikuk kota benar-benar memukau baginya. Jakarta dengan segala kemegahannya sungguh berbeda dari desa tempat tinggalnya yang tenang dan hijau."Jakarta benar-benar luar biasa, ya? Aku tidak pernah melihat gedung setinggi ini sebelumnya," ucap Lilian dengan penuh kekaguman.Junot tersenyum mendengar antusiasme Lilian. "Iya, Jakarta memang kota yang sib

    Last Updated : 2024-12-31
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 23 Memilih Untuk Jujur

    "Selamat datang Tuan Muda," ujar salah satu pekerja di vila itu."Halo, Maid." sapa Junot sopan."Selamat datang Nona Lilian," sang maid juga tidak lupa menyapa calon kekasih tuan mudanya.Lilian yang disapa seperti itu, hanya bisa tersenyum dan masih terheran-heran kenapa perempuan paruh baya itu, mengetahui namanya."Kamu duduk dulu ya, aku mau ganti baju," ujarnya, lalu mengusap rambut Lilian.Tanpa malu, Junot membuka bajunya di hadapan Lilian. Otot-otot tubuhnya yang kokoh bak roti sobek terpampang nyata di depan mata gadis itu. Lilian sejenak terpesona dan terus menatap tubuh Junot tanpa berkedip sekali pun."Ini baju ganti Anda, Tuan." ucap sang maid. Lilian buru-buru melepas tatapan matanya dari tubuh atletis milik pria itu.Junot tersenyum simpul saat melihat Lilian terpesona dengan otot-otot di tubuhnya."Silakan diminum tehnya, Nona." Sang maid datang lagi ke ruangan itu dan menawarkan teh untuk Gretcheel."I ... iya, terima kasih." ucap Lilian terbata. Dia masih saja bing

    Last Updated : 2024-12-31
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 24 Lilian Sangat Kecewa

    “Oh, jadi segampang itu rupanya kamu menganggapku, Mas? Kamu tidak tahu, jika aku merasakan sakit dibohongi olehmu?" Junot seakan mati kutu mendengar perkataan sang gadis yang sungguh menusuk itu."Lilian, Please. Maafkan aku yang sudah membohongimu. Itu semata-mata aku lakukan agar komunikasi diantara kita tetap lancar. Aku tahu berbohong itu salah, makanya aku jujur kepadamu, sekarang!" hardiknya marah, karena Lilian tetap keras kepala."Kamu kok jadi marah gitu, sih?" Lilian mulai menitikkan air matanya. karena dibentak oleh Junot. Dia lalu menyeka air matanya. Seraya berkata,"Antarkan aku pulang, Mas!" lirihnya."Lilian, Please. Maafkan aku." Junot terlihat memelas kepada gadis itu."Kamu mau mengantarku pulang, atau aku akan pulang sendiri?" ujarnya, lalu siap-siap beranjak untuk pergi."Tunggu, Lilian!" Junot mencoba menggenggam tangannya."Lepas, Mas! Aku nggak sudi tangan ku di pegang oleh seorang pembohong!" Junot segera melepas tangannya dari Lillian karena mendengar perka

    Last Updated : 2024-12-31
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 25 Menyimpan Rahasia

    Dahlia membiarkan Lilian menangis dalam pelukannya tanpa mengatakan apapun.Lilian merasa lega setelah menangis dalam pelukan saudaranya."Aku tidak memaksamu untuk bercerita sekarang. Apakah kamu sudah makan?" tanya Dahlia kepada Lilian.Lilian mengangguk, lemah. "Ya sudah, kamu istirahatlah. Aku juga mau mandi." Lilian pun kembali berbaring dan mulai menangis lagi.Lalu Dahlia keluar dari kamarnya. Dia sangat kaget melihat Bu Jayanti."Ibu? Ibu dari, dari mana?" tutur Dahlia saat melihat Bu Jayanti baru masuk ke dalam rumah."Ya ampun, Dahlia. Ibu jadi kaget. Ibu kirain kamu, siapa." Bu Jayanti seketika memegang dadanya, yang menandakan jika dirinya memang benar-benar terkejut."Lagian Ibu, sih. Masuk ke dalam rumah dengan mengendap-endap gitu. Ayo, Ibu habis dari mana nih?" goda Dahlia."Pak Rantonya mana, Bu?" tanya Dahlia lagi."Mas Ranto baru saja pulang, oups!" Bu Jayanti langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya."Cie ... cie, sudah ada panggilan sayang segala nih!" go

    Last Updated : 2025-01-03
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 26 Kabar Dari Rumah Sakit

    Sebuah panggilan telepon,Nyonya Meli :"Halo, Mas. Lastri, Mas. Anak kita." isaknya Mami Meli histeris.Tuan Jhon :"Apa? Maksud kamu apa, Meli?"Nyonya Meli :"Lastri mencoba mengakhiri hidupnya, Mas. Segera datang ke sini?" Nyonya Nyonya Meli lalu menyebutkan sebuah nama rumah sakit kepada Tuan Jhon. "Antarkan saya ke rumah sakit, segera!" perintahnya kepada pengawal pribadinya bernama Toni. Tak lupa, dia menyebutkan sebuah nama rumah sakit ternama di Jakarta.Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Tuan Jhon bertanya-tanya maksud perkataan istrinya.Ternyata Tuan Abian lebih duluan sampai ke rumah sakit.Sesampai di rumah sakit, Tuan Abian mengendap-endap masuk ke sebuah ruangan yang ada di rumah sakit tersebut. "Mas Abian," lirih Nyonya Melo. Dia langsung memeluk kekasih hatinya itu sambil menyerahkan selembar kertas hasil test DNA, Lastri.Alangkah terkejutnya Tuan Abian, saat melihat jika Lastri 99,9% adalah darah dagingnya."Lastri? Apakah ini benar?" Cecarnya."Iya Mas

    Last Updated : 2025-01-03
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 27 Teringat Masa Lalu

    "Tentu saja Papa keberatan! Apakah kamu tidak punya pilihan lain? Begitu banyaknya wanita-wanita cantik di Jakarta ini, masa kamu memilih gadis desa itu? Mau ditaruh di mana muka Papa jika semua orang tahu menantu Papa berasal dari desa?" tutur Tuan Abian mengeluarkan isi hatinya."Oh, begitu? Baiklah lebih baik aku pergi dari sini!" ujarnya lalu hendak melangkah keluar dari ruang kerja ayahnya.“Noah! Kamu mau ke mana?" Kejar sang ayah, dia menghadang Noah di depan pintu."Aku mau pulang! Untuk apa aku di sini?" ketusnya."Noah, tolong bantu Papa kali ini," mohonnya lagi."Aku akan membantu Papa, tapi Papa juga harus menyetujui syarat dariku!" Tuan Abian terdiam mendengar keinginan sang putra."Apakah kamu tidak ada pilihan lain, Noah?""Aku tidak ada pilihan lain Papa! Aku hanya mencintai Dahlia!" Tuan Abian, lagi-lagi tersentak mendengar nama perempuan pilihan anaknya yang memiliki nama yang sama dengan mendiang istrinya yang sudah lama meninggal."Apakah karena namanya sama denga

    Last Updated : 2025-01-03
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 28 Masih Menyimpan Amarah

    "Pasien dinyatakan meninggal pukul 16.00 WIB," penjelasan dokter yang mengatakan jika istrinya telah meninggal dunia sontak membuat Tuan Abian histeris. Dia lalu memeluk tubuh kaku istrinya dan mengucapkan kata maaf ribuan kali.Namun tubuh kaku Nyonya Dahlia sudah tidak merespon sama sekali.Sejak istrinya meninggal, Tuan Abian telah bersumpah untuk tidak akan menikah lagi. Karena dalam hati dan pikirannya tidak ada satu wanita pun yang mampu menggantikan posisi mendiang Dahlia di dalam hatinya. Bahkan mulai saat itu, dia memupuk dendam kepada Tuan Jhon. Akhirnya pun Tuan Abian diam-diam mendekati Nyonya Meli, calon istri dari Tuan Jhon kala itu dan menjalin hubungan gelap dengannya sampai mereka pun memiliki anak dari hasil hubungan gelapnya itu.Kembali di ruang kerja Tuan Abian,"Papa! Papa, kenapa?" Noah tampak mengguncang-guncang tubuh ayahnya. "Eh iya, Noah." ujarnya gugup, lalu mengusap air matanya yang mengalir keluar."Papa menangis, ya?""Ha-ha-ha ternyata Tuan Abian yang

    Last Updated : 2025-01-03
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 29 Tidak Suka Dibohongi

    Junot hanya bisa melihat kepergian perempuan yang sudah mencuri hatinya itu memasuki kampus tempat dia menimba ilmu.Setelah sang pria mengetahui jika Lilian sudah semakin memasuki area kampusnya. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan tempat itu dengan perasaan sesak di dadanya.Sementara Harjo mulai melancarkan aksinya. Dia pun pura-pura menabrak Lilian. "Ma ... maaf," ucap Lilian, kepada Harjo."Maaf, Mbak. Saya yang salah. Ini buku-buku, Anda." Dia lalu menyerahkan beberapa buku milik Lilian yang ikut terjadi saat mereka tabrakan tadi."Iya, terima kasih." ujar sang gadis lalu mencoba berlalu dari hadapan Harjo."Mbak, maaf bolehkah saya bertanya?" serunya, sopan."Iya, silakan. Anda mau nanyain, apa?" Jawabnya, datar."Perpustakaan di sebelah mana, ya?" "Oh perpustakaan, itu ...." Lilian pun memberitahukan arah di mana perpustakaan kampus terletak. "Terima kasih, Mbak." tutur Harjo sopan."Sama-sama," jawab Lilian lalu kembali melangkah menuju ke perpustakaan.Harjo yang juga h

    Last Updated : 2025-01-03

Latest chapter

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 72 Tak Bersemangat

    "Cepat katakan di mana alamat rumah bordil itu berada!" teriak, Asisten Eki.Keduanya terdiam dan saling melirik. "Kami tidak tahu apa-apa, Tuan." ujar keduanya, takut."Oh, jadi kalian tidak mau jujur juga?" tanyanya, tajam."Pengawal, hajar mereka!" Beberapa orang mulai memberi pelajaran bagi keduanya karena memilih untuk diam. Namun salah satu dari antara mereka, mulai menyerah."Tuan, tolong jangan pukul saya lagi. Saya mau jujur tentang semuanya," lirihnya, sambil menahan sakitnya pukulan-pukulan dari para pengawal itu.Lalu dengan cepat, orang itu memberitahukan di mana alamat rumah bordil itu berada.Asisten Eki segera mencatat alamat yang mereka katakan."Coba jelaskan secara detail, di mana letaknya dan bisnis itu khusus untuk siapa?" tanya Asisten Eki, lagi.Karena sudah kepalang basah, keduanya pun kembali jujur.Salah satu diantara mereka, mengatakan jika rumah bordir itu, berada di salah satu perumahan mewah sehingga tidak ada yang curiga jika di dalamnya ada perbudakan

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 71 Bisnis Tante Belva

    "Cih! Tapi kan gue baru kali ini gue nggak fokusnya!" ujar Junot mencoba membela diri."Justru karena Anda berubah seperti ini, makanya mereka menjadi berubah juga Tuan Muda." tutur Asisten Eki."Makanya tadi saya katakan tolong Anda bisa memilah-milah dan bisa memisahkan mana yang menjadi prioritas dalam perusahaan dan mana yang tidak," lanjut, Asisten Eki.Junot terdiam sambil memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing."Lilian, ternyata kehilanganmu sangat menyakitkan bagiku, tapi aku harus bangkit! Aku tidak mau terpuruk terus seperti ini!" tegasnya, dalam hati."Asisten Eki, apakah masih ada jadwal meeting untuk sore ini?" tanyanya, kepada asistennya. "Ada Tuan Muda, meeting sore ini terkait dengan kerjasama kita dengan perusahaan yang berasal dari China." ujarnya, menjelaskan."Siapkan mobil ke lokasi meeting. Kita berangkat sekarang," seru Junot."Tuan Muda, apa Anda yakin akan menghadiri meeting sore ini?" tanya Asisten Eki kepada Junot."Tentu saja! Ayo buruan nanti kit

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 70 Junot Tidak Fokus

    Junot kembali ke kantor dengan wajah kusut. Dia benar-benar tidak bersemangat hari ini.Bahkan dirinya membiarkan Asisten Eki yang memimpin rapat kali ini, sementara dia hanya menjadi pendengar setia.Junot malah asyik melihat-lihat ponselnya yang berisikan foto Lilian.Asisten Eki memperhatikan tingkah Junot yang tidak fokus tersebut. Padahal ini adalah meeting yang sangat penting."Tuan Muda, bagaimana pendapat Anda tentang penjelasan saya tadi?" tanya Asisten Eki kepada Junot selaku CEO di perusahaan itu."Mantap dan ok banget! Saya sangat setuju, Asisten Eki! Silakan lanjutkan lagi meeting nya." seru Junot asal. Padahal sebenarnya dia tidak tahu sama sekali mengenai apa yang sedang dibahas di ruang meeting tersebut.Asisten Eki dan beberapa orang di ruang meeting itu seketika melongo mendengar jawaban Junot yang tidak nyambung sama sekali.Junot yang langsung tahu jika dia salah ngomong langsung berbicara lagi, "Apakah saya salah ngomong, ya?" Dia, malah balik bertanya."Maaf,

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 69 Penyesalan Junot

    “Dahlia, gue ... gue sangat menyesal telah melakukan pemaksaan itu kepada Lilian! Gue khilaf! Gue juga sangat menyesalinya.Tolong sampaikan permohonan maaf gue kepada Lilian. Please, tolong bantu gue kali ini." lirih Junot, sambil memelas."Ha-ha-ha, Lo pikir Lilian akan semudah itu memaafkanmu? Tidak segampang itu! Saat ini dia sangat terluka dengan apa telah Lo lakukan, kepadanya!" cecar Dahlia."Untuk itu, Lo bantu gue, Dahlia. Please ... Lo tahu kan, gue sangat menyayangi Lilian.""Bulshit! Jika Lo memang benar-benar menyayanginya, Lo tidak mungkin memaksanya melakukan apa yang tidak dia sukai! Asal Lo tahu, Lilian sangat trauma saat ini! Dan semua gara-gara, Lo!" hardik Dahlia lagi."Sial! Sial! Sial!" Junot merutuki perbuatan jahatnya kepada Lilian."Dahlia, menurut Lo apa yang harus gue lakukan sekarang?""Gue nggak tahu dan nggak mau tahu lagi! saran gue cuma satu, tolong jangan dekati Lilian lagi, lupakan dirinya! Jangan buat dia semakin membenci Lo!" seru Dahlia lantang.

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 68 Dilarang Tersenyum

    "Papa dan Mama, kok tega banget sih!" kesal Sherly dalam hatinya."Maafkan aku, Sherly. Untuk sementara aku belum bisa memperjuangkanmu." gumam Doan, dalam hati."Sudah, kita jangan memikirkan hal itu dulu. Untuk sementara aku akan fokus untuk membesarkan perusahanku, sehingga tidak ada satu pun yang menganggap ku remeh lagi! Termasuk keluargamu!" tegas, Doan.Keluarga Sherly memang tidak menyetujui hubungan Doan dan Sherly karena pria itu berasal dari keluarga sederhana, sementara keluarga Sherly tergolong berasal dari keluarga berada. Untuk itu, Doan telah bertekad untuk membalas perbuatan keluarga Sherly yang merendahkannya, dengan kesuksesan yang pelan-pelan mulai diraih olehnya saat ini."Ayo, aku antar kamu," ucap Doan kepada sang pacar."I ... ya, Doan." Keduanya pun meninggalkan apartemen itu dengan perasaan yang berkecamuk.Sepanjang perjalanan keduanya terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak terasa mobil sampai tepat di depan kantor Sherly."Doan, aku masuk du

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 67 Ada Yang Cemburu

    Padahal sesungguhnya selama ini Tuan Alfonso tidak ke mana-mana, hanya berada di rumah Puput dan bermesraan terus dengannya.Lalu keduanya mengakhiri panggilan itu dengan hati bahagia. Karena apa yang mereka inginkan telah terwujud."Kecurigaanku tidak terbukti, ternyata Alfonso tidak curiga kepadaku. Dan mungkin saja Junot hanya sekedar bertanya tadi." Demikian spekulasinya.Sang nyonya lalu melangkah masuk ke dalam toilet kamarnya untuk membersihkan dirinya.Di apartemen Doan,Pagi pun tiba, Sherly terbangun dan mendapati dirinya hanya sendiri di atas ranjang. Namun bunyi gemericik air shower terdengar dari dalam kamar mandi. "Sepertinya, Doan sedang mandi." gumamnya, pelan.Sherly yang dulu sudah biasa berada di apartemen Doan, segera mengambil inisiatif sendiri untuk membersihkan dirinya di toilet yang berada di kamar tamu.Dia lalu meraih paper bag yang telah disediakan oleh Doan kepadanya dan membawa ke dalam kamar itu.Sesampai di dalam kamar, Sherly lalu masuk ke dalam toilet

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 66 Junot Mogok Makan

    Di Kediaman Rivaldo,"Tuan muda, tolong makanlah, dari tadi pagi Tuan belum makan." seru Asisten Eki kepada Junot."Gue mau tidur! Gue nggak lapar!" sahut Junot malas."Tapi Tuan muda, hari sudah semakin malam, nanti Anda bisa saja masuk angin." serunya, lagi."Gue nggak peduli!" jawab Junot. Saat ini dia malah sedang asyik memandang foto Lilian yang dulu diam-diam dirinya foto."Tuan muda, jika Anda tidak makan, terus bagaimana Anda bisa mengejar cinta Nona Lilian, lagi?" tukas Asisten Eki, menakut-nakuti Junot."Maksud Lo, apa ngomong gitu?" tanyanya."Iya Tuan muda, jika Anda tidak makan, pasti tubuh Anda akan merasa lemah. Itu berarti Anda tidak bisa masuk kantor dan terbaring di kamar." "Terus apa hubungannya dengan Lilian?""Tentu ada hubungannya Tuan muda. Jika Anda berbaring terus di dalam kamar. Tuan Doan pasti akan semakin dekat dengan Nona Lilian. Apakah Anda mau jika itu terjadi?" tutur Asisten Eki lagi.Junot mulai berpikir jika apa yang dikatakan oleh sang asisten itu a

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 65 Tinggallah Bersamaku

    "Hanya perasaan kita saja yang sudah berbeda sekarang," lirih Sherly dengan wajah sedih."Masaklah sesukamu, aku pasti akan memakannya." sahut Sherly, lagi. Lalu dia duduk di mini bar yang ada di dapur Doan sambil menunggunya selesai memasak.Doan sejenak terdiam mendengar penuturan Sherly itu. Dia mencoba kembali menguasai dirinya dan mulai memasak masakan andalannya yang selalu gadis itu sukai.Setelah berkutat lama di dapur, akhirnya Doan selesai memasak.Dia lalu menata hasil masakannya di sebuah mini bar yang ada di dapurnya."Makanlah, selagi masih panas," seru Doan. Tak lupa dia menuangkan segelas air putih ke dalam gelas.Keduanya pun makan dalam diam, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang sedang berlomba di atas piring keduanya."Rasa masakanmu tetap sama, aku tetap menyukainya." ujar Sherly memuji hasil masakan Doan yang memang sangat enak itu."Oh, ya? Jika kamu mau, kamu bisa mampir ke sini, kalau-kalau saja kamu merindukan masakanku," tawar Doan kepada Sh

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 64 Cemburu Buta

    Kedua bersaudara itu pun saling berpelukan pertanda mereka saling menguatkan. Ditengah berbagai masalah yang menderanya.Di Kediaman Rivaldo,Junot terbangun dari tidurnya dan melihat kondisi tangannya yang sudah terpasang selang infus.Dokter Adi dan Asisten Eki terlihat sedang tertidur di sofa. Tadi malam Junot mengamuk lagi. Asisten Eki terpaksa kembali menelepon dokter Adi untuk kembali memeriksa Junot. Dan karena takut sang bos kembali mengamuk, Asisten Eki pun meminta dokter Adi untuk menginap saja. Alhasil keduanya tidur di sofa kamar Junot saat ini.Junot melirik jam di dinding kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi."Shit! Gue kok baru bangun! Padahal pagi ini gue harus menghadiri meeting penting." Asisten Eki juga terbangun diikuti oleh dokter Adi yang juga ikut bangun."Selamat pagi, Tuan Muda. Bagaimana keadaan Anda, pagi ini?" tanya dokter Adi."Sudah mendingan, dok." jawab Junot dingin."Tapi kenapa ya, dok? Badan saya terasa sakit semua?" tanyanya lagi.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status