Share

13. Menguntit

Author: Ratu sambi
last update Last Updated: 2021-06-17 23:10:08

Selesai jam pelajaran olah raga Daiki kembali ke ruang ganti untuk berganti seragam. Dia membuka lokernya dan mengambil kemeja serta celananya.

 

“Hei! Ada apa denganmu?” Ginji mulai khawatir melihat Daiki yang tak bisa fokus hari ini.

 

“Aku tidak apa-apa!!” seketika Daiki terdiam, entah apa yang membuatnya kesal. Mengingat kebelakang bahwa Yukie berjualan bakpao setiap pulang sekolah lalu teringat ketika Yukie marah karena barang dagangannya di buang oleh pelayan coffee dan lagi tubuhnya yang memar di mana-mana membuat Daiki penasaran.

Tidak tahu apa penyebabnya namun melihat Yukie seperti kesakitan saat itu dia merasa tak bisa tinggal diam.

Mungkin itulah penyebabnya Daiki jengkel karena terlalu memikirkan Gadis itu.

 

“Aaaaaaa!!!!!!” suara teriakan itu berasal dari ruangan sebelah, di mana di sana adalah ruangan tempat untuk para murid perempuan berganti baju.

 

Semua murid berhamburan keluar, Daiki tak mau ambil pusing setelah selesai berganti baju dengan santai dia melangkah keluar.

Di depan ruang ganti masih ramai, Daiki yang penasaran mulai berjalan mendekat dengan kedua tangan tersimpan di saku celana.

 

“Ada yang pingsan!” teriak salah satu murid dari arah dalam.

 

Mendengar hal itu entah mengapa pikiran Daiki langsung tertuju kepada Yukie, mengingat tubuh mungilnya itu terlihat lemar dan lagi bekas luka di seluruh tubuhnya membuat Daiki berpikir kalau terjadi sesuatu dengan gadis itu. Dia bergerak cepat melangkah ke dalam namun seketika tubuhnya terpaku. Dia terlambat dan benar saja gadis itu tengah di gendong oleh Endo yang kebetulan lewat di depan ruangan saat kejadian terjadi.

 

Daiki terdiam melihat wajahnya berpapasan dengan wajah Endo. Melihat Yukie tengah berada di gendongannya, Daiki hanya bisa diam. Lelaki itu membawanya ke ruang kesehatan yang terletak di ujung sana. Daiki sempat terdiam namun kemudian dia akhirnya mengikuti Endo menuju ke ruang kesehatan.

                                           *************

 

“Dia tidak apa-apa... hanya sedikit kelelahan” jelas petugas kesehatan yang piket hari itu. Setelahnya dia meninggalkan Yukie yang masih terbaring di ranjang.

 

Daiki hanya diam melihat wajah sedih Yukie, gadis itu terlihat sangat lemah namun ketika beradu mulut dengannya seolah kekuatannya tak akan pernah ada habisnya. Pandangannya kini teralihkan ke Endo yang juga masih berada di ruang itu.

 

“Apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Daiki dengan ketus dan wajah dinginnya.

 

“Kau sendiri? Kenapa kau masih di sini?” balasnya tak mau kalah.

 

Rahangnya menguat saat menahan emosi karena Endo, Daiki berusaha keras menahan diri agar tak membuat keributan di sana.

“Dia ketua tim biologiku. Jadi kalau sesuatu terjadi dengannya itu akan menjadi tanggung jawabku” kedua alisnya terangkat secara bersamaan seolah sedang mempertanyakan pertanyaan yang sama kepada Endo untuk apa dia masih berada di ruangan itu.

 

Endo hanya tersenyum lalu berucap dengan lirih sengaja agar tak membangunkan Yukie.

“Dugaanku benar, kau sepertinya lupa denganku!”

 

“Apa maksudmu??” sahut Daiki.

 

“Kau ingat waktu kau masih duduk di bangku sekolah dasar? Kau seperti pahlawan kesiangan yang selalu membri tahu kepada Sensei bahwa aku mendapat nilai bagus karena menyontek?” 

 

Daiki terdiam namun otaknya bekerja keras memutar rekaman yang ada di dalam kepalanya kembali ke kejadian silam.

 

“Kau dengan bangga membocorkan rahasiaku karena aku selalu menyontek di dalam kelas saat mengerjakan soal. Sampai Sensei akhirnya tak percaya lagi padaku karenamu. Ya kau memang benar waktu itu aku bodoh dan selalu menyontek saat itu tapi sekarang kau bisa lihat aku membuktikan bahwa aku bisa berubah. Aku selalu mendapat nilai A+ untuk semua mata pelajaran karena aku giat belajar. Inilah caraku membalasmu, Daiki! Lalu kau... apa yang kau dapatkan selama tinggal di Amerika??” Endo tersenyum sinis, akhirnya dia bisa merasa berada di atas Daiki yang dulu tak pernah terkalahnKan.

 

Daiki mulai ingat, namun dia hanya diam tak menggubris ocehan Endo.

 

“Apa yang kau dapatkan di Amerika? Hmmm? Aku dengar semua nilaimu di bawah C” Endo menepuk bahu Daiki beberapa kali, seakan memperlihatkan kepada lelaki itu bahwa dia mampu berada di atasnya.

 

Daiki tak berkutik, dia masih diam sembari mengepalkan tangannya kuat namun ekspresi wajahnya terlihat datar.

“Kau, terlalu banyak omong. Pergilah Yukie membutuhkan waktu untuk istirahat!” ucapannya langsung menusuk dada Endo.

 

Seakan usahanya untuk pemar kepada Daiki percuma saja, Endo lalu memilih keluar dari ruangan itu dengan kesal.

 

Setelah Endo keluar, Daiki perlahan mendekati Yukie yang masih belum sadar. Pandnagannya mulai menyapu seluruh tubuh gadis itu.

Penasaran dengan apa yang sempat dilihatnya, Daiki pun berencana untuk memastikan lagi bahwa apa yang dilihatnya tak salah.

Kebetulan kaos olah raga Yukie tersingkap ke atas sehingga tanpa membukanya, Daiki bisa dengan jelas melihat memar warna ungu tua yang ada di pinggang kanannya.

 

Wajahnya langsung terpaku, luka itu benar-benar nyata. Daiki bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Yukie. Lagi, Daiki meraih tangan Yukie menarik lengan kaosnya ke atas ternyata di sana juga terdapat luka seperti bekas cubitan yang mulai menghitam.

Dari luar gadis itu terlihat normal biasa saja, namun melihat luka di sekujur tubuhnya membuat Daiki yakin bahwa kehidupan Yukie sangatlah keras.

 

“Mmh!”  rintih Yukie yang mulai tersadar. Dia langsung meraih tangan daiki yang ada di sampingnya dengan kuat. Keningnya berkerut seperti mendapat mimpi buruk.

Namun perlahan akhirnya Yukie membuka matanya. Perlahan dia mengerjapkan mata untuk memastikan wajah siapa yang nampak berbayang di depannya.

“Kau??” ucapnya setelah melihat Daiki dengan jelas. Setelah sadar secara cepat Yukie langsung menepis tangan Daiki yang ada di genggamannya.

“Kenapa aku bisa ada di sini?” Yukie nampak memegangi kepalanya yang sakit.

 

“Bukankah sudah aku bilang, kalau kau tidak mampu ikut estafet kenapa kau tidak menolaknya saja?” karena kesal Daiki tak bisa manahan emosinya, dia sampai mengeraskan suaranya saat berucap.

 

"Cabang lari adalah satu-satunya yang aku kuasai, lagi pula aku juga tak ingin mengecewakan yang lain. Terlebih lagi hanya tersisa cabang renang yang kosong sementara aku tak bisa berenang!" Yukie mulai kesal. “Kau ini kenapa sih?? Hah sudahlah aku tak ingin berdebat denganmu!! Lagipula apa urusannya denganmu kalau aku ikut atau tidak dalam kompetisi sekolah?”

 

“Kau ketua dari tim biologiku! Kalau sampai sesuatu terjadi denganmu siapa yang akan mengurus tugasnya nanti? Kau harus tetap sehat! Aku tak ingin mendapat nilai C di pelajaran bioligi. Kau paham!” tak ingin berdebat lagi Daiki memilih pergi meninggalkannya, setidaknya melihat Yukie baik-baik saja Daiki sudah sudah lega.

 

Melihat sikap Daiki yang selalu marah-marah dengannya membuat Yukie semakin kesal. Jika saja Daiki bisa bersikap manis seperti Kakaknya, mungkin Yukie juga akan mengubah sikpanya agar lebih baik dengan Daiki.

 

                                 **************

 

Jam sekolah telah selesai, Yukie harus bejalan kaki untuk menuju ke stasiun kereta bawah tanah. Sepanjang jalan dia merasa seperti ada yang mengikutinya dari arah belakang. Namun ketika menoleh dia tak melihat siapapun berada di sana.

 

Akhirnya dia tiba di stasiun kereta bawah tanah, penumpang hari itu begitu sangat ramai dan sepertinya membludak dari biasanya. Tak ingin terlambat naik kereta yang biasa dia tumpangi, Yukie menelusup agar bisa berdiri di barisan paling depan.

 

Dari arah belakang ternyata Daiki mengikutinya sejak dari sekolah. Dia memakai hoodie hitam dengan memakai kupluk yang menutupi kepalanya. Dia sengaja menyingkirkan setiap orang yang hendak mendorong mendesak Yukie dari belakang.

 

Tentu saja tak ada yang berani melawan Daiki, melihat tubuhnya yang besar akhirnya mereka pun memilih diam dan menyingkir. Dengan begitu Daiki bisa berdiri tepat di belakang Yukie.

 

Entah apa yang terjadi pada Daiki dia benar-benar sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu. Maka dia memutuskan untuk mengikuti Yukie pulang sampai ke rumahnya.

Related chapters

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   14. Mengantar Pulang

    Ting ting ting!Bel berbunyi tanda bahwa kereta akan segera tiba, Yukie langsung memposisikan dirinya di barisan paling depan. Sementara Daiki di belakangnya menahan para gerombolan orang yang berdesak-desakan agar tubuh Yukie tak terdorong ke depan karena pastinya sangat berbahaya.Kereta berhenti tepat di depannya, setelah pintu terbuka Yukie pun masuk. Daiki yang berdiri di belakang tak mampu lagi menahan mereka yang jumlahnya semakin bertambar dan lebih banyak, zseperti arus yang kuat dia ikut terdorong sampai menabrak tubuh Yukie. Mereka saling mendorong masuk karena takut akan tertinggal kereta.Yukie terkejut saat tubuhnya terdorong maju. Tak siap menahan dorongan dari belakang, tubuhnya seperti terseret arus yang membuatnya sampai terhimpit ke ujung.Brugh!!“Aduh” rintih Yukie, hampir saja kepalanya terbentur besi.Kejadian itu membuat Daiki terkejut dan langsung re

    Last Updated : 2021-06-18
  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   15. Benarkah Kau Gadis Kecil Itu?

    Yukie hanya bisa diam menunduk menatap tangannya yang di genggam oleh Daiki. Sangat erat, tangan Daiki begitu besar dan lebar. Nampak terlihat urat halus di punggung tangannya.Yukie bisa merasakan tangan Daiki begitu terasa dingin namun rasanya seperti mengalirkan arus panas seperti tersengat listrik melalui tangannya yang membuat sekujur tubuh Yukie menjadi hangat.“Lepas! Aku bukan anak kecil!” Yukie berusaha menepis tangannya karena sangat gugup.Bukannya mengindahkan permintaan Yukie, Daiki justru semakin menguatkan cengkeraman tangannya kepada Yukie.Daiki membuang pandangannya ke sekitar.“Apa rumahmu masih jauh!” Daiki mencoba mengalihkan pembicaraan.Yukie yang sengaja memperlambat langkah kakinya mulai mengalihkan perhatiannya dari Daiki yang langkahnya jauh lebih cepat selangkah darinya.“Ada apa dengan lelaki ini sebenarnya! Setiap saat membuatku kesal tapi dia sepertinya

    Last Updated : 2021-06-18
  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   16. Ponsel

    Bayangan wajah gadis kecil itu terlintas di benaknya namun tidak lama wajahnya berbayang dan berganti dengan wajah Yukie yang tepat berada di depan matanya."Apa kau bilang? Gadis kecil, Apa maksudmu?" Yukie terlihat bingung tak mengerti apa yang diucapkan oleh Daiki."E... lupakan!" dia kembali berjalan sambil terus memikirkan dan mengingat tentang masa lalu.“Dia Kenapa sih, hari ini sangat aneh sekali!" gumam Yukie sembari mempercepat langkahnya yang tertinggal oleh Daiki.Sesampainya di ujung jalan Daiki terpaku melihat pintu yang sama persis dengan yang ada di bayangannya.Langkah Yukie terhenti tepat di depan pintu itu kemudian berucap Kepada Daiki."Kau hanya bisa mengantarku sampai disini, kau tidak bisa masuk!”Lamunannya terbuyarkan oleh ucapan Yukie."Lagi pula siapa yang ingin masuk ke dalam?" Sahut Daiki.Mereka pun terdiam sejenak membuat suasana menjadi canggung sementara Daiki mula

    Last Updated : 2021-07-12
  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   17. Melindungi Yukie

    Daiki sengaja membelikan ponsel untuk Yukie karena baginya itu akan mempermudahkan untuk mereka berdua saling menghubungi satu sama lain. Namun ternyata Yukie menolak pemberian ponsel darinya."Maaf aku tidak bisa menerima ponsel ini" Yukie mengembalikan ponsel pemberian dari Daiki dia mendorong paperbag itu kembali ke arahnya.Daiki yang nampak duduk santai di bangkunya hanya melirik kearah paper bag di atas meja. Dia terlihat kesal karena Yukie menolak ponsel darinya namun dia terlalu pandai menyembunyikan perasaan tak sukanya.Mengingat bahwa Yukie tadi pagi sempat tersenyum kearah Daisuke, Daiki pun kemudian berbohong bahwa ponsel itu adalah pemberian kakaknya."Ponsel itu bukan dariku!” dia terpaksa melakukan itu, karena Daiki ingin sekali Yukie menerima ponsel darinya.Seperti dugaannya, Yukie langsung bereaksi senang namun itu membuat Daiki semakin kesal."Apa kau bilang? Ponsel ini dari kakakmu?" raut wajahnya pun bahkan nampak ter

    Last Updated : 2021-07-13
  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   18. Kalung

    Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, ketinggian gunung Inasa yang tak lebih dari 400 meter itu menjadi pilihan mereka.Walaupun mereka tak perlu mendaki sampai ke puncak namun cukup berada di kaki gunung Inasa untuk mencari beberapa contoh tumbuhan dan hewan yang mereka butuhkan.Sesampainya di sana cuaca tak mendukung langit mulai gelap bahkan kabut mulai menurun. Mereka bertiga berjalan menyusuri kaki gunung, beruntung di sana sudah terdapat bekas jalan kaki setapak yang biasanya dilewati oleh para pendaki. Sehingga mereka tak perlu kesusahan untuk menuju ke hutan yang lebih dalam.Semakin masuk ke dalam tekstur jalan semakin becek dan ada lumpur bercampur air. Yukie bertugas mencari contoh tumbuhan sementara Ginji bertugas mencari hewan kecil yang jarang di temui. Sedangkan Daiki mengambil tugas paling mudah. Dia hanya berdiri sembari mengambil foto untuk dokumentasi tugasnya.Tampak Daiki sesekali terdiam menikmati rasa perih bercamp

    Last Updated : 2021-07-14
  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   19. Tumbang

    Daiki berlari membelah hujan mendatangi tempat-tempat yang tadi sempat di datangi oleh mereka berharap Daiki akan menemukan kalung yang entah bentuknya seperti apa, namun Daiki tetap terus berusaha mencarikan kalung milik Yukie.Terlihat Daiki mengelilingi tempat pertama kali mereka datang, dia membungkuk mencari siapa tahu kalung itu jatuh dan tertimbun dedaunan. Benar-benar seperti menjadi jarum di tumpukan jerami.Tempat itu sangat luas Daiki sempat beberapa kali memutari tempat itu sampai nafasnya terengah-engah.Terakhir dia naik ke atas ke tempat terakhir mereka kunjungi. Daiki mencoba mengingat-ingat di mana saja Yukie sempat berdiri.“Di mana kalungnya?? Kenapa susah sekali mencari kalungnya?” Daiki hampir menyerah karena cuaca semakin dingin.Rasa dingin yang merasuk ke dalam tubuhnya tak seperti biasa, kali ini rasanya sangat menusuk sampai ke dalam tulang membuat tubuhnya menggigil.Rambutnya telah basah kuyup, bibirnya samp

    Last Updated : 2021-07-15
  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   20. Foto Si Kembar

    Ting tong!Yukie sempat ragu untuk datang menjenguk Daiki, namun mengingat lelaki itu terluka karenanya sehingga mau tak mau dia akhirnya datang ke rumah Daiki setelah mendengar kabar dari Ginji kalau Daiki telah pulang dari Rumah Sakit.Cklek!Emiko membuka pintu setelah mendengar bel berbunyi, melihat wajah asing berdiri di depan pintu, Emiko pun bertanya.“Kau siapa?”“Oh, maaf aku lupa memperkenalkan diri. Aku Yukie Matsuda” dia membungkukkan badannya ke Emiko sebagai salam perkenalan.“Oh, aku Emiko... ada yang bisa aku bantu?” Emiko mulai menyelidik ke arah Yukie dari ujung rambut hingga kaki.“Umm, aku” belum selesai berucap, Yukie mendengar suara Daisuke dari arah dalam.“Siapa yang datang?” sahutnya Daisuke kemudian.“Aku tidak tahu, kak. Sepertinya temanmu atau teman Kak Daiki” ucap Emiko sembari membuka pintu lebih lebar.“Yukie?” Daisuke terlihat senang

    Last Updated : 2021-07-15
  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   21. Cinta Segi Tiga

    "Anak yang ada di foto ini, apakah itu kau dan Daisuke?” pertanyaan Yukie masih menggantung di udara bahkan ketika kedua kalinya pertanyaan itu terlontar dari mulutnya Daiki masih diam membisu."Daiki!!" Yukie duduk di bibir ranjang, menatap wajah Daiki dengan tatapan tajam penuh harap menunggu jawaban dari pertanyaannya.Bimbang, saat inilah yang sedang di rasakan oleh Daiki. Antara ingin menjawab, keraguan itu bergelayut di hatinya.Namun karena Yukie sudah melihat foto itu mau tak mau Daiki pun mengakuinya.“Iya, anak kecil yang ada di foto itu adalah aku dan kakakku" Daiki mengalihkan pandangannya ke mata Yukie yang nampak berbinar.Gadis itu terlihat sangat bahagia senyum lebar kemudian terulas di bibirnya."Ya ampun kenapa kau tidak bilang padaku dari awal!" Yukie meletakkan kembali foto itu diatas nakas."Aku harus mengatakan apa? Aku tahu kalau kau gadis kecil itu juga setelah menemukan kalung itu kalau aku tidak menemukanny

    Last Updated : 2021-07-15

Latest chapter

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   41. Taruhan

    Ini pertama kali bagi Yukie naik motor berboncengan dengan Daiki. Belum akur seperti semula tapi setidaknya dia sangat senang akhirnya bisa lagi dekat dengannya. Tak beda jauh dengan Yukie yang tersipu malu, Daiki pun merasakan hal yang sama. Hanya saja masih terlalu besar egonya karena Daiki termasuk tipe orang yang tak mudah mengutarakan perasaannya. Lelaki seperti dia cenderung akan merasa bahwa dirinya memiliki hak penuh atas kepemilikan terhadap orang yang menurutnya masuk ke dalam kriteria. Seperti halnya Yukie, meskipun mereka dekat baginya hubungan antara dirinya dan Daiki hanya berteman tapi berbeda dengan Daiki, dia merasa bahwa Yukie miliknya dan akan merasa cemburu apabila ada orang lain yang mendekatinya. Terlepas hubungan mereka hanya berteman tapi Daiki akan menjadi sangat posesif dengan Yukie. Bruuummm!! Mereka akhirnya sampai di depan rumah Yukie. Belum sempat turun dari motor mereka dikejutkan dengan Bibi Mai yang tiba-tiba muncul da

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   40. Hubungan Mulai Membaik

    Teeeeeeeettt!Selesai jam pelajaran hari itu semua murid berhamburan keluar dari kelas. Namun masih ada juga sebagian dari mereka yang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah untuk menambah nilai.Kebetulan Daiki dan Endo masih bersitegang memperebutkan satu kursi untuk bisa masuk dalam tim utama basket. Mereka berdua terlihat mengikuti latihan bersama dengan tim yang sudah resmi menjadi anggota utama.Beberapa hari yang lalu Daiki dan Endo sudah melewati dua sesi penilaian. Hanya tinggal satu sesi lagi penilaian yang nantinya akan menentukan siapa terbaik di antara mereka berdua.“Setelah Olimpiade antar kelas selesai penilaian sesi penilaian terakhir kalian akan diadakan. Poin sementara kalian sampai saat ini sama, aku harap kalian berusaha semaksimal mungkin sampai akhir nanti. Karena itu menentukan salah satu dari kalian untuk ikut bergabung dengan klub utama sekolah! Kalian paham?!” Kapten tim basket memberi petuah untuk mereka berdua,

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   39. Berhenti Peduli Padaku!

    Rencana Daiki tak mungkin begitu saja dilaksanakan, dia membutuhkan waktu satu minggu untuk mencari waktu yang tepat. Tapi setidaknya Daisuke telah meminta kepada Ibunya untuk mengulur waktu agar tidak menandatangani surat perjanjian jual beli tanah bangunan sekolah dan yayasan sampai Daiki bisa memastikan akan mendapatkan dana.Di suatu sisi semua murid sedang dibuat ramai dengan berita dari media. Belum selesai tentang foto yang diunggah oleh Kira kini mereka dikejutkan dengan postingan Daiki di akun pribadinya.Dia mengunggah satu foto seorang gadis berambut panjang yang sengaja di posting setengah badan dan itu dari arah belakang. Membuat semua murid semakin penasaran apakah benar orang yang ada di foto itu adalah Kira. Sementara beberapa hari lalu Kira mengunggah fotonya yang sedang mencium pipi Daiki.Membuat dugaan para murid semakin kuat bahwa mereka kini sedang berkencan. Lokasi yang sama tepatnya di pantai di mana saat itu hanya ada mereka bertiga. Dai

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   38. Izumie Dilema

    Jam pelajaran masih berlanjut, Sensei masih menjelaskan materi di depan kelas. Ginji semula fokus dengan pelajaran tapi bangku Daiki yang kosong mengalihkan perhatiannya. “Di mana Daiki? Apa dia melewatkan jam pelajaran terakhir?”Yukie terdiam saat mendengar ucapan Ginji, dia tak ingin ambil pusing lagi. Tetapi matanya tak bisa dialihkan dari bangku Daiki. Mengingat apa yang telah diucapkannya tadi kepada Daiki dan melihat kini dia tak mengikuti jam pelajaran akhir membuat Yukie berpikir apakah lelaki itu marah dan mencoba menghindarinya. ‘Lupakan Yukie, kau sudah mengambil keputusan untuk tidak memikirkan hal itu lagi!’***Izumie menghabiskan waktunya di ruang Kepala Sekolah. Raut wajahnya terlihat sangat kelelahan dan bingung. Terlihat benar-benar sangat frustasi. Akhir-akhir ini masalah menimpa dirinya, baik perusahaan maupun yayasan.Tok tok tok!! Lamunannya tersadar saat mendengar suara ketukan pintu.Secepat mu

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   37. Kesepakatan

    Yukie bisa saja menolak ajakan Daiki tapi, saat dia sadar tangannya digenggam erat oleh lelaki itu dia merasa sangat nyaman. Timbul perasaan aneh saat tangan mereka bersentuhan, hingga dengan sendirinya Yukie pun membalas genggaman tangannya sembari berusaha mengikuti langkah kaki Daiki yang terbilang cukup lebar membuatnya kualahan ketika mengikutinya dari belakang.Di saat itu Daiki sempat terkejut karena dia bisa merasakan jari-jemari kecil milik Yukie mulai bergerak membalas genggaman tangannya tapi, dia sama sekali tak menghentikan langkahnya.Tiba di tempat biasa Yukie menghabiskan jam istirahatnya, yaitu di bawah pohon samping stadion mini yang biasa digunakan untuk berolah raga, Daiki melepaskan tangannya. Itu sempat membuat Yukie terkejut tapi akhirnya dia sadar bahwa beberapa detik yang lalu tubuhnya seakan terhipnotis hingga menuruti perintah Daiki tanpa perlawanan.“E.kenapa kau membawaku kemari?” pertanyaan itu terlontar setelah Yukie me

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   36. Perlakuan Kasar

    “Oh ya ampuuun! Tuhan kenapa kau titipkan anak ini kepadaku kalau tahu dia akan menjadi pemalas seperti ini??” Bibi Mai terus mengoceh. “Kalau tahu hidupku akan semakin menderita karenanya kenapa dulu kau tidak ambil sekalian nyawanya!!” Setelah puas meluapkan amarah dan kekesalannya, Bibi Mai meninggalkan Yukie di halaman begitu saja. Rambut acak-acakan serta kondisi seragam yang lusuh dan kotor menambah kesedihan Yukie berlipat. Setelah beberapa tahun harus bersembunyi mencuri waktu saat ingin belajar dan kini ketika berhasil memakai seragam impiannya berharap Bibi akan bangga, namun ternyata di luar dugaan Bibi Mai justru mematahkan semangatnya. Akan tetapi mimpi yang sudah Yukie bangun sejak dari kecil tak akan mudah hilang begitu saja.Tertatih saat berjalan menuju ke kamarnya, menahan sakit yang menghujam punggung, kepala dan juga wajahnya. Saat mengingat Bibinya sempat menampar pipi beberapa kali, Yukie cepat-cepat pergi menuju ke kamar mandi un

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   35. Cemburu??

    “Maaf sudah membuat kalian menunggu lama.”Yukie sangat bersyukur akhirnya Daisuke datang juga, karena beberapa saat yang lalu dia merasa sangat canggung berada di antara mereka berdua yang terlihat mesra. Apa lagi Daiki yang sepertinya sengaja pamer mesra di depan Yukie padahal kalau dilihat dari sikap tubuhnya lelaki itu merasa risih berdekatan dengan Kira.“Kak? Kau sudah selesai?” Yukie menyambutnya dengan senyum lebar disertai wajah ceria, membuat Daiki yang duduk di seberang meja mulai terganggu.“Umm...maaf membuatmu menunggu lama” ucapnya sembari mengusap lembut kepala Yukie.Huuufftt!! Daiki menghela nafas kasar melegakan dadanya dengan kata lain sebagai bentuk luapan rasa kesal melihat perhatian Kakaknya kepada Yukie.“Kau baik-baik saja?” Kira merasa cemas setelah melihat Daiki murung.Terlihat dari raut wajahnya yang tampak sangat kesal, namun sebisa mungkin dia menyembunyikannya. W

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   34. Teman??

    Untuk mempersingkat waktu dan juga agar tak terjebak kemacetan, Daisuke sengaja memakai motor milik adiknya. Mesin telah menyala dia sudah berada di atas motor dan tengah memakai helm.Yukie berdiri di sampingnya memamerkan raut wajah cemas, membayangkan nantinya entah bagaimana menghadapi situasi canggung yang akan tercipta ketika ditinggalkan oleh lelaki itu.“Aku tinggal sebentar” Daisuke mengusap lembut pipinya, dia bisa melihat kegelisahan dari raut wajahnya. “Aku hanya sebentar, kau tidak apa-apa ‘kan, aku tinggal?”Dari kejauhan tampak Daiki yang sedang bersama Kira menoleh mengalihkan pandangan ke Yukie. Melihat Kakaknya tengah membelai pipi gadis itu, Daiki hanya bisa diam menikmati rasa aneh yang bahkan dia sendiri tak mampu mendeskripsikannya.“Hei!” Kira berlari kearahnya ketika melihat Daiki terus melamun, memeluk lengannya membuat lelaki itu tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya.

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   33. Cemburu?

    Tanpa menjawab Daiki langsung mengenakan lagi helmnya, saling melempar pandangan dengan Daisuke yang berada di dalam mobil lalu menganggukkan kepala menyetujui tantangan itu. Daiki tengah siap dengan kedua tangan berada di setir motor menunggu lampu hijau menyala yang hanya tinggal beberapa detik lagi. Brrruuuuuummmm!!Motor itu melaju dengan kecepatan tinggi, berada di barisan paling depan dari deretan kendaraan yang baru saja terkena lampu merah. Daisuke tahu dan sadar kalau dia akan kalah dari Daiki, meskipun kecepatan mobil jauh lebih unggul ketimbang motor tapi dia tak bisa menerobos kemacetan, sementara Daiki dengan mudah melewati kepadatan mobil untuk mencapai lokasi terlebih dulu. Melihat jalan asing yang sedang dilewatinya, Yukie baru tersadar kalau perjalanan menuju rumahnya terasa lebih lama karena terus melamun. Pantas itu bukan jalan yang biasa dia lewati setiap harinya. “Tunggu! Ini mau ke mana?” setelah puas meneliti pemandangan di luar

DMCA.com Protection Status