Bibir James langsung tersenyum melihat Nami yang tertidur dengan tenang di ranjang. Ada kebahagiaan tersendiri melihat gadis itu tidur di dalam rumah sewanya. Langkah kaki James tidak bisa dikendalikan untuk mendekati Nami. Tangannya langsung mengelus rambut Nami yang panjang sebahu.'Lembut, halus, masih sama seperti dulu.' batin James. Namun kemudian sisi hatinya mencibir karena begitu mudahnya dia melupakan dendam yang harusnya dibalaskan.'Tahan James, tahan. Bagaimana bisa lo begitu mudahnya luluh.' umpat James dalam hatinya. Dan kini sisi liarnya keluar. Melihat Nami yang saat ini hanya memakai celana pendek sebatas paha atas. Kulit putihnya yang mulus terlihat menggoda sehingga James bergàirah untuk menyentuhnya. Hampir saja James menyentuh paha Nami jika ia tidak ingat kalau saat ini bukan waktu yang tepat untuk menyentuh Nami lebih jauh. Bisa-bisa Nami marah dan sulit untuk didekati oleh James.James meletakkan tas punggungnya di meja lalu mencuci tangan dan kembali ke ranjang
"Aduh," Patrick mengadu kesakitan karena Nami mencubit perutnya."Jaga matamu, Patrick!" Aku tidak suka kalau kamu memandangku seperti itu." "Aku tidak memandangmu mesum. Aku hanya ….""Hanya apa?""Hanya … tidak ada, Nami, sungguh." ucap Patrick untuk menutupi pikiran mesumnya yang membayangkan tubuh mungil Nami, basah oleh keringat sehingga kaos yang dikenakannya mencetak bentuk tubuhnya. "Sekarang kamu ingin ke mana?" tanya Patrick yang mengikuti langkah Nami."Aku sudah berkata padamu, kan? Kalau aku ingin membeli sarapan untuk nenek.""Oh iya, aku lupa. Baiklah aku akan mengantarmu.""Tidak usah, kau meremehkanku, ya? Aku sudah tinggal lama di sini tapi kamu masih ingin mengantarku seperti anak kecil.""Pikiranmu tidak peka Nami, tawaranku itu hanyalah alasanku untuk berdekatan denganmu. Bagaimana kalau pagi ini kita kencan?" tanya Patrick konyol."Pikiran apa itu? Pagi-pagi kamu sudah membuatku kesal." keluh Nami."Hei, tunggu!" teriak Patrick yang ditinggalkan oleh Nami.'Sial
"K-kak Oliver," Nami tergagap memanggil nama James.James menatap Nami dalam lalu menyingkirkan anakan rambutnya yang berada di dahinya. Gerakan tangannya begitu pelan dan jari-jarinya sempat menyentuh kulit wajahnya Nami. Jantung Nami seolah berhenti berdetak. Rasa asing yang menelusup di dadanya begitu menyiksa."Nami," James memegang dagu Nami lalu mendekatkan wajah mereka berdua. Suara jantung keduanya terdengar keras, saling bersahutan seperti irama sebuah lagu.Nami menutup kedua matanya. Kedua tangannya mengepal erat. Jantungnya semakin berdebar dan tubuhnya menegang. Suara deru napasnya juga terdengar jelas.Kali ini James sudah tidak tahan lagi, ia ingin mencium Nami. Melihat kepasrahan Nami membuat James semakin ingin melanjutkan niatnya. Bibir mungil Nami ingin segera dikulumnya.'Ya Tuhan, kenapa aku diam saja. Kenapa tubuh ini pasrah. Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku.' batin Nami yang tidak tahu dengan perasaannya yang begitu mudah jatuh ke dalam pesona James begi
"Pfft…." Nami menyemburkan spaghetti yang di mulutnya karena tebakan James hingga ke piring yang berisikan spaghetti."Maaf, aku tidak sengaja." Nami berusaha membersihkan bekas Spaghetti yang disemburkannya."Sebaiknya jangan dimakan, ganti dengan spaghetti yang baru." Nami segera berdiri dan panik ingin mengganti spaghetti yang berada di piring. Ia merasa tidak enak karena spaghetti yang sedang mereka nikmati terkena semburan mulutnya."Nami tenang, tenang lah. Tidak apa-apa, spaghetti ini masih bisa dimakan.""Tapi…." Nami menatap James dengan penasaran. Bolehkah dirinya berharap jika James menyukainya sehingga spaghetti yang tersembur oleh mulutnya tetap dimakan tanpa rasa jijik."Tambah lagi," James menyodorkan piringnya kepada Nami."Kak Oliver, Kakak …." Nami tidak sadar jika James sudah melahap habis spaghetti yang berada di piring."Aku masih lapar," James menjilat bibir bawahnya. Wajah Nami langsung memerah, seperti terbakar karena ulah James yang memesona."B-baiklah" Nami s
Nami terkejut karena melihat keberadaan James yang sudah berada di belakangnya."Aku sudah berdiri di sini dari tadi." James yang tidak sabar menunggu kedatangan Nami, memutuskan untuk mencari keberadaan gadis itu. James dari jauh mengamati Nami yang baru saja pulang dari pesta bersama neneknya. Ia sangat kecewa karena Nami mengingkari janjinya. Padahal Nami pulang ke rumah lebih awal. Namun tidak mau mengunjunginya. James menghabiskan waktunya di luar rumahnya Nami sambil memikirkan rencana berikutnya.Tidak disangka satu jam kemudian James melihat Nami keluar dari rumahnya. James diam-diam mengikuti Nami dari belakang. Ternyata Nami menuju ke rumahnya dan semua yang dikatakan Nami tadi didengar jelas oleh James. Tentu saja James merasa senang karena Nami sedang memikirkannya."Kak Oliver, kenapa kakak ada di luar?""Aku tidak bisa tidur sehingga mencari udara segar sambil menikmati pantai.""Oh," Nami lalu terdiam."Lalu kenapa kamu berada di luar?""A-aku hanya….""Nami kehabisan ka
"Nami," James tubuhnya menegang karena saat ini Nami membuka matanya sambil menatap James."A-aku," James kehilangan kata-kata. Seharusnya iya mengecek keadaan Nami. Apakah gadis itu benar-benar tidur atau pura-pura saja. Namun dengan cerobohnya iya mengatakan rahasia pentingnya."Kak Oliv, panggil Nami sekali lagi namun kemudian mata gadis itu tertutup lalu kepalanya jatuh di dadanya James. Jantung James berdetak lebih kencang dengan pelan-pelan ia menyentuh bahunya Nami sambil mengguncangnya pelan."Nami, Nami, kamu tidak tidur, kan?" tanya James yang merasa was-was."Nami," James meremas pundak Nami untuk menguji kesadaran gadis itu. Namun hanya suara embusan napas yang keluar dari mulutnya Nami yang sedikit terbuka.James seperti tidak percaya, baru saja dirinya sangat khawatir karena Nami bangun setelah mendengar pengakuan rahasianya. Namun sekarang gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya bahkan tidak bisa dibangunkan. Mungkinkah Nami mempunyai kebiasaan seperti ini? Yang kalau s
"Tidak!" Nami berteriak keras hingga membangunkan James yang sedang tidur memeluknya."Nami, ada apa?" tanya James sambil mengerjapkan matanya."K-kak Oliv.""Tidurlah, di luar masih gelap." James merasa nyaman tidur memeluk Nami sehingga ia tidak sadar dengan perkataannya dan anehnya, Nami mengikuti kata-kata James untuk kembali tidur. Keduanya saling memeluk dengan nyaman hingga pagi menjelang.Pagi harinya James yang bangun terlebih dulu. Sedangkan Nami masih dengan nyaman tidur terlelap di pelukannya James. Bulu lentik mata Nami bergerak naik turun seiring dengan deru napasnya. James menatapnya dengan tatapan kagum. Entah sejak kapan, James merasa memiliki Nami. Ia menganggap gadis itu adalah miliknya dan Nami sudah menggenggam perasaannya.'Sial,' umpat James dalam hati karena sisi hati buruknya datang lagi mengingatkan ia untuk balas dendam.'Aku tidak mengingat apapun di masa laluku. Aku ingin mengingatnya, hidupku terasa hampa tanpa ingatan.' Kata-kata Nami teringang-ngiang d
James terdiam. Ia berkonsetrasi mendengarkan cerita Nathalie selanjutnya."Kakak bilang, kita bertunangan dan aku meninggalkan kakak di Altar pada detik-detik terakhir waktu kita akan menikah." Nami mengeratkan tangannya di cangkir yang berisikan kopi."Mimpi itu sangat nyata dan hatiku terasa sesak saat mengingatnya.""I merasa ….""Nami," James langsung menggenggam tangan Nami. Ia tidak suka melihat Nami bersedih. Untuk sementara ini, James juga tidak ingin secepat ini ingatan gadis itu kembali."Itu hanya mimpi, mimpi buruk yang bisa dialami oleh semua orang termasuk aku. Jadi jangan kamu pikirkan. Itu semua tidak nyata, kita terpisah oleh jarak dan tidak saling mengenal semuanya. Tidak mungkin kita saling mengenal, ok?"Nami menatap wajah James. Kedua mata Nami terlihat sendu seperti menginginkan perlindungan."Ingat, itu adalah mimpi." tegas James."Tambah lagi, makan yang banyak. Aku tidak suka memeluk gadis kurus." "Kak Oliv!" Teriak Nami lalu menarik tangannya dari genggaman
Pov Nami Aku tidak menyangka Kak Oliv masih memperlakukanku dengan romantis. Bahkan ia tidak peduli ketika aku sudah hamil besar. Ia sudah paham bagaimana cara memperlakukan ibu hamil ketika bercinta. Aku perhatikan suamiku sangat rajin bertanya tentang seputar kehamilan dan kegiatan seks yang harus dihindari dengan wanita hamil. Ia tidak sungkan bertanya dan berkonsultasi. Aku juga sempat memergokinya sedang mencari artikel yang membahas percintaan dengan wanita hamil dengan segala resikonya. Tentu saja ia tidak lupa mencari tahu bagaimana posisi bercinta dengan ibu hamil agar aman untuk bayinya. "Kak," aku medongakkan wajahku ketika kejantanannya memompa kewanitaanku. Entah kenapa aku selalu bergairah ketika berdekatan dengannya. Mungkin karena efek hormon kehamilanku. Padahal dulu sebelum hamil aku tidak seperti ini. Tidak menginginkan percintaan setiap hari. Dulu Kak Oliv sering merayuku agar aku mau bercinta dengannya. Namun beda ketika aku hamil, tanpa dirayu pun kadang aku me
Pov James Delapan bulan kemudian. Aku menatap istri kecilku yang sedang terlelap dalam dekapanku dengan perutnya yang membuncit. Ia tidur miring menghadap ke arahku dengan perutnya yang diganjal oleh sebuah bantal kecil khusus. Setelah kepulangan kami dari bulan madu, Nami dinyatakan positif hamil. Saat itu aku sangat bahagia karena sesuai dengan harapan kedua orang tuaku yang menginginkan cucu. Nami langsung hamil. Aku yang dari pertama juga menginginkan seorang anak melarang Nami untuk melakukan program KB dan untungnya Nami menyetujuinya sehingga tidak ada penundaan kehamilan setelah pernikahan kami. Dan sekarang Nami sudah hamil tujuh bulan. Namun yang membuat aku heran badannya tidak mengalami perubahan hanya bagian perutnya saja yang membesar. Dengan tubuhnya yang mungil, kadang aku merasa kasihan karena sepasang kaki kecilnya harus menahan beban beberapa kilo yang berada di perutnya. Kami sudah pergi ke dokter melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin anak kami. Karena kami
POV James Aku tersenyum mengingat percintaan panas kami di jet waktu itu. Nami sangat liar, membuat gairahku naik beberapa kali lipat dibanding biasanya. "Kamu serius? Aku masih bertanya di saat Nami telah melepas kaosnya. Tentu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku pun segera melepas semua pakaianku tanpa terkecuali. Langsung kudekati Nami lalu kupeluk tubuhnya yang hangat. Aku sangat merindukan momen ini. Sejak kami berbaikan, terhitung hanya beberapa kali kami bercinta. Aku haus kehangatan, aku ingin memasuki kewanitaannya yang sempit. Merasakan setiap pijatan lembut di kejantananku. Istri kecilku bagaikan candu untukku. Membuatku melayang dan puas pada saat yang bersamaan. "Kak Oliv," Nami mendesah saat kukecup tengkuknya. Tubuhnya menggeliat setelah mendapat rangsangan dari tanganku. "Kakak sudah memastikan semua kru tidak akan melihat kita?" tanya Nami dengan suara yang sudah terengah. "Tentu Sayang, aku tidak mungkin memperlihatkan percintaan kita kepada orang l
Lima jam sebelumnya. "Hei, kamu kan gadis tadi?" tanya Becky saat melihat Nami keluar dari kamar hotelnya. "Kamu bicara denganku?" Nami pura-pura tidak paham dengan maksud Becky. "Kemarin James memanggilmu Sayang." "Sayang? Apa maksudmu?" Hati Nami yang sedikit membaik berubah kesal dengan kehadiran Becky. "Laki-laki tampan yang bersamamu, ke mana dia?" Nami menghela napasnya, "aku tidak mengenalnya." "Kumohon pertemukan aku dengannya. Aku sangat mencintainya dan aku ingin menikah dengannya." "Dengar Nona aku tidak tahu tentang keberadaannya dan kamu ingin aku membawamu …." Nami terkesiap melihat Becky berlutut di hadapannya. "Tolonglah, aku mohon. Aku tidak bisa melupakannya. Aku mencoba bercinta dengan laki-laki lain tapi itu tidak bisa menghapus kenanganku bersama James. Hanya James yang bisa memuaskanku di ranjang. Perlakuannya sangat manis dan lembut. Sungguh aku tidak bisa melupakannya." Nami langsung emosi mendengar Becky menceritakan percintaan James dengannya. "Nona
"Babe!" James mencari Nami di kamarnya. Istrinya itu memutuskan pisah kamar setelah pertemuan mereka dengan Becky. Apalagi setelah James jujur mengatakan jika pernah bercinta dengan Becky. Nami langsung marah sehingga tidak mau tidur sekamar dengan James. Jangankan bulan madu indah, makan malam saja Nami tidak ingin bersama James. Dan pagi ini Nami sudah menghilang dari kamarnya. "Bodohnya gue, harusnya gue lebih mengawasi keberadaannya." James memang berada di kamar lain. Tapi ia mengawasi keberadaan Nami dari balik pintu. Tadinya ia akan menunggui di depan pintu kamarnya Nami. Namun karena beberapa pengunjung hotel menatapnya curiga, James memutuskan kembali ke kamarnya. Lagipula James takut Becky datang lagi dan membuat Nami semakin marah. "Ke mana dia, ya?" James berjalan mondar-mandir di lobi hotel. "Mungkin dia ke sana, menemui Takeshi." James terkesiap saat mengingat Takeshi. Teman Nami yang berpura-pura menjadi sepupunya dengan tujuan ingin memiliki Nami sebagai kekasih. "T
'Becky?' Alis Nami terangkat, siapa lagi wanita ini? Wanita yang mempunyai bentuk tubuh seperti model artis panas. Tinggi tubuh Becky sebatas telinga James. Rambutnya panjang di atas pinggul yang diwarnai merah. Kulitnya cokelat eksotis dan wajahnya cantik. Buah dada dan pantatnya menonjol sempurna. Jika dibandingkan dengan dirinya, sungguh Nami tidak ada apa-apanya. James langsung menarik tangan Nami untuk masuk ke dalam. Ia ingin menjelaskan identitas Becky agar tidak salah paham "James," Becky memeluk James dari belakang. Tubuh seksi wanita itu menempel dan kedua buah dada montoknya menekan punggung James. Mata Nami melotot, ia kesal karena Becky cuma mengenakan bikini two-piece dan saat ini buah dada montoknya tersingkap separuh. Puncak dada kecoklatan itu menyembul keluar dan Nami bisa melihat jika puncak dada itu sudah menegang, menandakan wanita seksi itu sedang bergairah. James langsung melepas tangan Becky, "maaf saya tidak mengenal Anda. Anda salah orang." "Tidak mungkin
"Lo sedang chat dengan siapa?" tanya James kepada Doni. "Dela, Bos." "Dela? Kalian berpacaran? " "Ck, Bos, saya hanya menganggap Dela sebagai adik kandung saya sendiri. Kami berteman dan bekerja sama selama dua tahun di Surabaya. Walaupun dia kadang menyebalkan, tapi Dela banyak membantu pekerjaan saya." James nenggedikkan bahunya, "gue udah putus dengan Dela. Kalau lo suka, deketin aja. Dela bukan cewek matre." "Ck, saya dan Dela teman biasa. Saya menyukai gadis lain." "Gadis macam apa? Siapa?" "Ups, Anda menjebak saya, Bos." Doni mendengkus. "Hahaha, gue udah anggap lo sebagai saudara kandung gue, Don. Lo bisa cerita ke gue, mungkin gue bisa bantu lo." "Tapi saya belum berhasil mendapatkan hatinya," keluh Doni. "Payah, bawa bunga, ajak dia makan malam. Setelah itu mampir di toko tas branded lalu ajak dia ke hotel untuk bercìnta." "Itu jurus Anda dulu saat menjadi playboy." gerutu Doni. James hanya tergelak saat menggoda Doni. "Harusnya Bos memberitahu saya bagaimana cara
"May," panggil Rico. Saat ini laki-laki itu sedang berada di sebuah rumah sakit swasta di mana Malika yang baru saja melahirkan.Malika memalingkan mukanya saat Rico membawa bayi laki-laki yang baru dilahirkannya. Ia masih belum menerima kenyataan jika hubungannya dengan James telah berakhir. Setelah terbongkarnya kebohongannya di restauran saat itu. Rico memaksa Malika untuk tinggal bersama di apartemennya. Bagaimanapun Rico ingin bertanggung jawab penuh kepada Malika dan bayinya. Walaupun Malika menunjukkan sikap yang menyebalkan. Rico tidak menyerah, ia bertekat akan meluluhkan hati Malika, terlebih ada bayi yang sudah dilahirkan oleh gadis itu. Darah daging yang diharapkan Rico bisa menjadi jembatan bersatunya hubungan antara dirinya dan Malika."Bawa dia pergi." Malika enggan melihat bayi yang baru saja dilahirkannya.Mendengar kata-kata ketus Malika, dokter dan suster saling berpandangan. Mereka heran karena baru pertama kali ini mereka mendengar seorang ibu yang tidak mau menima
James terkesiap mendengar penuturan Nami. Jadi yang menyebabkan Nami melarikan diri di hari pernikahan mereka karena Malika mengirimkan video percintaan mereka. 'Sial,' umpat James dalam hati. James mengetatkan rahangnya, tidak menyangka jika Malika akan begitu licik menggagalkan pernikahannya dengan merekam kegiatan panas mereka. 'Oh, malam di mana gue mabuk itu dia sengaja merekamnya lalu mengirimkannya kepada Nami.' James sangat menyesal karena telah berpikiran buruk kepada Nami selama dua tahun ini. Ternyata dirinya sendiri yang menyebabkan Nami patah hati lalu meninggalkan Jakarta hingga kecelakaan dan amnesia. Beruntung Nami selamat dan belum bisa dimanipulasi oleh Takeshi. Jika tidak, James akan menghukum dirinya sendiri karena kecerobohannya. Namun karena peristiwa itu James patut bersyukur karena hilang ingatan, Nami gampang didekati oleh James. Dan niatnya balas dendam urung dilaksanskan karena tanpa sadar James jatuh cinta kepada Nami. "Hei, dengar. Kakak sudah jujur pada