Sebelum para tahanan dituntun paksa keluar dari ruang sidang, Harvey dan Agnes menghampiri ayah mereka sejenak. Reaksi mereka berdua ada kalanya sedih dan lega. Bersedih karena mereka sudah tidak bisa melihat ayah mereka lagi sepanjang hidup mereka, sedangkan lega karena kini negeri ini sudah tidak ada lagi penjahat kejam seperti mereka. Langkah ayah mereka terhenti sejenak menghampiri anaknya, walaupun dibatasi pagar pembatas antara pengunjung dan terdakwa.
“Ayah,” panggil Agnes datar.
“Ayah tidak menyangka kau sungguh datang melihat persidangannya, Agnes.”
“Sebenarnya aku masih tidak rela ayah mendapatkan hukuman mati, tapi karena ayah melakukan perbuatan tidak sepatutnya, kini aku rela melepas kepergian ayah.” Agnes menghembuskan napasnya kasar sambil berkacak pinggang.
“Ternyata begitu jawabanmu. Memang sekarang ayah menyadari bahwa perbuatan ayah adalah salah besar. Kali ini ayah tidak ingin mengharapkan banyak hal, karena hidup ayah sebentar lag
Usai melakukan aksi ciuman mesranya selama beberapa menit, sepasang kekasih sedang bercinta melepaskan tautan bibirnya yang kini terasa sedikit basah, karena mereka melakukannya dalam durasi lama. Dengan jari jempolnya, Gabriel mengusap bibir lembut istrinya, hingga sorot matanya sangat terpaku padanya. “Aku sangat merindukan kita melakukannya. Sekarang rasanya aku sudah puas dan kembali bersemangat bermain piano bersamamu.” “Kita melakukannya bahkan sampai hampir lupa waktu. Seperti biasa kau melakukannya sangat posesif,” ujar Charlotte tersenyum manis. “Charlotte, setiap kali bersamamu, tidak ada yang namanya waktu. Karena momen kebersamaan kita mampu menghentikan waktu berjalan, sehingga kita selalu bisa bersama lebih lama lagi. Walaupun matahari sudah terbenam, tapi aku menghentikan waktunya sejenak supaya tidak berjalan dengan cepat.” “Kau bisa saja berkata seperti itu. Teknik gombalanmu semakin hari semakin meningkat.” Pipi Charlote merah merona
Kini semua orang duduk bersebelahan dengan pasangannya masing-masing kecuali Lucas. Walaupun status Violet dan Alfred bukanlah sepasang kekasih, tapi perlakuan mereka tidak kalah manisnya dengan dua pasang kekasih lainnya. Sorot mata Violet terpaku pada pesona ketampanan pria yang disukainya sejak dulu, sambil menopang dagunya. Melihat reaksi Violet yang membuatnya sedikit gugup, Alfred melambaikan tangan di hadapannya. “Violet, apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Alfred bingung. “Oh, aku hanya membayangkan kejadian tadi saat kau menerima penghargaan. Kau terlihat sangat keren, apalagi pakaianmu sekarang membuatmu semakin tampan,” lontar Violet terkagum padanya. “Benarkah? Kalau kau memujiku seperti itu, sebagai gantinya aku akan memujimu. Tadi kau sangat keren juga, terutama penampilanmu sangat cantik di mataku.” Alfred sedikit menggombalnya dengan tatapan tulus. Mendengar gombalan yang pertama kali terucap dari mulutnya, Violet sedikit terkejut hin
Mendengar cerita panjang lebar oleh keempat orang itu, Lucas membelalakan matanya menunjuk Charlotte dan Alfred yang duduk sedikit berjauhan, dengan sedikit menertawai mereka. Sedangkan Gabriel sedikit geram mengingat kehidupan cinta masa lalunya rumit karena adanya cinta segi empat. “Jadi, kau sungguh pernah menyatakan perasaanmu dengannya?” tanya Lucas. “Iya, tapi sayangnya aku tidak tahu kalau dia adalah kekasih pangeran,” jawab Alfred datar. “Maka dari itu, kau jangan pernah berani merebut Charlotte dariku! Kalau sampai kau melakukannya, aku akan memenggal kepalamu di tempat!” Gabriel mempertegasnya dengan tatapan menyeringai. “Aku tidak mungkin merebut Charlotte darimu, Gabriel. Justru aku sangat mendukung pernikahan kalian secepatnya, supaya tidak ada pria lain yang ingin merebut wanitamu darimu. Lagipula, aku sudah melupakan perasaanku sejak hari itu. Daripada aku terus memaksakan hatiku terhadap orang yang tidak mencintaiku, lebih baik aku mel
Untuk pertama kalinya seumur hidup Violet, pada akhirnya pria yang disukainya selama ini menyatakan perasaan padanya dan mengajaknya untuk menjadi kekasihnya. Air mata bahagianya terus mengalir dari kelopak matanya hingga pipinya sangat basah. Kedua tangannya perlahan menerima pemberian buket bunga dari Alfred, dengan tatapan bahagia memandanginya. “Aku mencintaimu, Alfred. Aku ingin menjadi kekasihmu dan selalu bahagia setiap kali bersamamu,” ungkap Violet tulus. Alfred menyentuh pundaknya dengan kedua tangan mendekatkan bibirnya pada bibir lembut Violet, melakukan aksi ciuman manisnya tiba-tiba. Tanpa ragu, Violet melingkarkan kedua tangannya pada punggung lebarnya membalas ciumannya sambil memejamkan mata. Hanya dalam durasi singkat, Alfred melepas tautan bibirnya sambil mendekapnya hangat. “Alfred,” panggil Violet manis. “Ada apa, Violet?” “Aku tidak menyangka kau menciumku, padahal aku baru saja memberi jawaban kepastiannya padamu.”
Mengingat salah satu momen terindah mereka, sang Pangeran menuntun wanitanya dengan menggandeng tangannya menuju tempat pelamaran saat itu. Persis dengan apa yang mereka lakukan, kini mereka mengulangi memperagakkan lamarannya, namun bedanya kali ini tidak ada ornamen apapun. Walaupun tidak ada ornamen yang menghiasi suasana romansa, tapi apa yang mereka lakukan terlihat sangat romantis. Sepasang kekasih itu saling bergandengan tangan mengikuti jalur yang dibuat, lalu berhenti tepat di posisi proses lamaran terjadi. “Tepat di sini, aku melamarmu waktu itu,” ucap Gabriel tersenyum hangat. “Aku masih mengingatnya dengan jelas. Bahkan kau sampai bertanya aneh padaku dulu, kau sungguh berlebihan!” “Karena aku takut kau masih meragukanmu. Kita sudah memiliki hubungan asmara selama bertahun-tahun, aku takut mungkin kau akan merasa bosan padaku.” Tangan kanan Charlotte menyentuh pipi suaminya, menatap dengan senyuman bahagia. “Aku tidak mungkin bosan
Menjelang hari pernikahan, sang Pangeran dan tunangannya kembali mempersiapkan pernikahan mereka dengan memeriksa kembali kelengkapan kebutuhan yang akan dibutuhkan pada saat itu juga. Seperti dekorasi ballroom untuk menggelar acara resepsi pernikahan, kelengkapan bahan makanan yang akan dihidangkan saat acara nanti, kualitas kereta kuda, ketersediaan katedral kerajaan yang akan dijadikan tempat pemberkatan pernikahan, dan masih banyak hal lagi yang harus dipastikan supaya nantinya akan berjalan sempurna. Di antara semua persiapan yang harus mereka lakukan, bagian paling utama adalah melakukan fitting gaun pengantin untuk terakhir kalinya. Kini sang Pangeran dan kekasihnya berada di sebuah ruangan istana, yang merupakan ruangan khusus untuk mencoba gaun apapun. Tubuh Charlotte dibaluti gaun pengantin megah yang bermotif rumbai pada bagian rok dan memiliki ekor gaun sedikit panjang. Gaun yang dipakainya saat ini merupakan gaun rancangan khususnya yang juga dibantu kekasihnya
Usai berkuda bersama, sang Pangeran dan wanitanya beristirahat bersama sambil memberi makan kuda putih yang sempat mengambek akibat iri dengan momen kemesraan majikannya. Memang inj terdengar sangat konyol dan aneh, apalagi hanya seekor hewan berani mengambek terang-terangan. Untungnya dengan memberi wortel andalan berkualitas tinggi membuat kuda itu menjadi jinak. Charlotte hanya bisa tertawa anggun membayangkan kejadian tadi sambil melepas pelindung kepala. “Dasar kuda aneh!” ketus Charlotte menggelengkan kepala. “Kau jangan mengejek kudanya begitu. Justru aku harus berterima kasih padanya karena bisa memiliki perasaan cemburu pada kita.” Gabriel mengelus kepala kuda sambil tertawa usil. “Untung saja kudanya masih pengertian padaku. Tetap saja dia membuatku takut.” “Tenang saja, kuda ini selalu menurutiku sejak aku masih remaja. Tidak mungkin dia memberontakku hanya karena masalah kecil begini.” “Sedangkan sama aku tidak menurut. Das
Sebenarnya dibalik kemesraan sang Pangeran dan kekasihnya di ruang silsilah kerajaan, tanpa sengaja sang Ratu mengintip momennya secara diam-diam bersembunyi di balik tembok. Walaupun dirinya sudah sering menyaksikan itu, namun entah kenapa kali ini memiliki perasaan berbeda seperti ruangan ini awalnya hampa, kini menjadi terasa manis akibat energi manis tersalurkan sepasang kekasih itu sampai menyebar ke seluruh ruangan. Awalnya ingin menaruh kalung pemberian Raja di dalam kotak khusus itu, ia mengurungkan niatnya merusak momen itu, memilih kembali menuju ruang santainya sambil tersenyum sendiri. Sebagai seorang ibu yang baik, tidak mungkin menjadi perusak momen demi kebahagiaan putranya. Sementara sang Pangeran dan kekasihnya memutuskan meninggalkan ruangan itu, menyapa orang tuanya di ruang santai itu. Sepanjang jalan menuju sana, Charlotte sengaja menggoyangkan tangan kanan Pangeran seperti ayunan, tatapannya terpaku padanya. “Sayang,” panggil Charlotte m
Kejutan yang dimaksud sang Pangeran sebelumnya adalah sebuah video romantis mengenai perjalanan hubungan cintanya sejak berteman hingga memiliki seorang anak. Masih di puncak menara luas, Pangeran dan istrinya menyaksikan video editannya sambil menimang putranya yang terlihat mulai mengantuk. Sambil menikmati wine juga sebagai pelengkap merayakannya. Berdurasi selama beberapa menit, tidak hanya tampilan foto kemesraan mereka saja dan video-video berkaitan aktivitas romantis, tapi diselipkan juga ungkapan isi hati Pangeran setiap kali video itu bergilir dan disertai backsound kumpulan lagu romantis favorit mereka. Yang lebih mengharukan lagi, video kejutan itu ditutupi dengan video acara pernikahan mereka yang berlangsung dari pemberkatan di gereja hingga pesta dansa, dengan backsound lagu ciptaannya sendiri untuk istri tercinta berjudul “Love Charlotte”. Manik mata Charlotte semakin berkaca-kaca, tidak bisa menahan rasa bahagianya l
Seketika pertandingan berakhir, mengamati sang pemenang yang berhak membawa pulang medali emas, dengan cepat Charlotte membangkitkan tubuhnya bertepuk tangan meriah menyorakki suaminya yang menjadi pemenang dalam perlombaan ini. Sedangkan sang Ratu juga turut bahagia mengetahui putranya memenangkan perlombaan, langsung mendekap tubuh menantunya hangat. “Ibu…Gabriel berhasil!” sorak Charlotte girang. “Sudah ibu duga sejak awal, suamimu pasti berjuang demi dirimu, Charlotte. Ibu sangat bangga pada kalian berdua.” Sedangkan yang berhasil meraih medali perak dan perunggu adalah Alfred dan Harvey. Meski Alfred tidak berhasil meraih posisi pertama, tetap saja Violet sudah sangat bersyukur bahkan masih sempat memberi selamat kepada Charlotte. Begitu juga Agnes yang awalnya percaya diri suaminya akan menang, ia tetap menerima pencapaian yang berhasil diraih suaminya dengan lapang dada. Ketiga sahabat Charlotte menghampiri Charlotte untuk memberi selamat sambil saling
Seiring waktunya berjalan, keluarga kecil sang Pangeran terus terlihat harmonis, bahkan saat dilanda kesibukan mengurus urusan kerajaan, tetap saja hubungan antara orang tua dan anak semakin dekat. Setiap kali Pangeran dan istrinya bepergian mengadakan pertemuan, pangeran kecil dirawat ibunya Charlotte, karena tidak ingin mengandalkan pengasuh. Apalagi takut terjadi sesuatu pada anak mereka jika dirawat orang lain. Seperti biasa sang Pangeran mengajak istrinya pergi berkuda di tempat pacuan kuda khusus keluarga kerajaan. Tapi, kali ini mereka melakukannya saat hari biasa, karena besok Pangeran harus berpartisipasi dalam turnamen berkuda. Sebelum mengajak kuda putihnya yang suka cemburu, Gabriel memberinya makan wortel berkualitas tinggi supaya tidak mengambek di tengah jalan. “Ngomong-ngomong Sayang, apakah White bisa diajak kerjasama besok?” tanya Charlotte sedikit ragu, mengingat White terkadang memberontak. “Tenang saja, sejak dulu dia bisa diandal
Waktu terus berjalan tanpa hentinya, semua orang dalam negeri ini masih hidup dengan damai tanpa adanya gangguan apapun. Terutama semua kerabat dekat Gabriel dan Charlotte, kini mereka menjalani kehidupan bahagia mereka masing-masing. Seperti halnya Harvey dan Agnes kini hidup mereka semakin terasa bahagia seiring waktu berjalan, karena mereka sekarang adalah sepasang suami istri sama seperti halnya dengan dua pasangan lainnya yang sudah menikah lebih awal. Karena hari ini adalah hari libur, seperti biasa Harvey mengajak istrinya menuju sebuah pusat perbelanjaan elit untuk keluarga bangsawan membelikan banyak masker wajah untuk mereka berdua. Apalagi melihat Harvey yang memborong banyak masker wajah dengan merk mahal, hingga Agnes menganga berdiri mematung. “Harvey, bukankah ini kebanyakan?” Mata Agnes terbelalak sempurna. “Wajahmu harus terlihat berkilauan saat kau sekarang menjadi istriku. Maka dari itu, aku sengaja membelikan semua masker mahal unt
Detik demi detik terus berjalan. Tidak terasa sang Pangeran dan istrinya menjalin kehidupan rumah tangganya beberapa bulan. Tidak hanya mereka yang selalu menjalani kehidupan mereka dengan bahagia, semua kerabatnya yang telah memiliki pasangan masing-masing juga tidak kalah bahagia. Apalagi agen rahasia kerajaan juga telah menikah dengan wanita paling dicintainya. Saat ini, usia kandungan memasuki masa dua bulan. Bisa dikatakan berat badan Charlotte semakin bertambah, namun perutnya belum terlihat terlalu buncit. Segala aktivitas yang ia lakukan mulai berkurang, mengingat peringatan dokter kandungan demi kesehatan bayi mungil dalam kandungan. Yang bisa dilakukannya selama mengandung bayinya adalah bersantai di sofa menonton TV sambil mengemil cookies favoritnya sendirian. Sebenarnya kegiatan Pangeran juga tidak terlalu banyak belakangan ini, namun terkadang ia harus meninggalkannya sendirian untuk melaksanakan kewajibannya demi kerajaan Godnation. Mengadakan
Di sisi lain, sepasang kekasih lainnya juga saling bermesraan. Namun, bedanya kali ini mereka tidak berkencan di manapun. Penampilan Alfred sudah terlihat sempurna, bersiap ingin bertemu dengan calon mertuanya langsung. Sejak hari lamaran, Alfred dan Violet sudah merencanakan pertemuannya serta melakukan reservasi restoran bintang lima terlebih dahulu. Penampilan ibunya Violet kini tidak kalah cantik dengan putrinya, dengan balutan gaun elegan walaupun terlihat sederhana. Sebenarnya dirinya sedikit bingung dengan rencana putrinya tiba-tiba mengajak makan malam tiba-tiba. Sambil menunggu kedatangan Alfred, ibunya Violet terus bermondar-mandir di ruang tamu seperti sedang menyetrika baju. Melihat tingkah ibunya sangat memusingkan, Violet beranjak dari sofa sejenak menghentikan aksinya. “Ibu sebaiknya menunggu sabar saja,” usulnya pelan. “Sebenarnya ibu sangat penasaran dengan kalian, kenapa kalian tiba-tiba ingin mengadakan makan malam bersama? Padahal
Lucas memperlihatkan agenda hariannya pada sang Pangeran melalui layar tab. Reaksi Pangeran langsung memutar bola matanya bermalasan, karena dirinya sebenarnya malas menjalani tugasnya kembali menjadi Pangeran negeri ini. “Aku malas melakukannya, lebih baik aku di istana selama seharian bersama istriku.” “Sayang,” panggil Charlotte manis. Secara spontan Gabriel merangkul pundaknya mesra, sorot matanya terfokus padanya. “Semakin manis kau memanggilku, aku juga akan memperlakukanmu semakin manis juga.” “Sayang, sebaiknya kau pergi bertugas saja. Jangan menetap di sini terus,” saran Charlotte lembut. “Tidak mau, nanti siapa yang akan menemanimu di sini. Kalau terjadi sesuatu padamu, gimana nantinya. Lagipula kunjungan ini juga tidak terlalu penting.” “Memangnya hari ini kau ada kunjungan ke mana?” “Ke panti asuhan untuk membaca dongeng.” “Oh, kalau hanya ke panti asuhan, sudah pasti aku ingin ikut denganmu
Tidak terasa kini hari sudah gelap. Usai menyantap makan malam, sepasang pengantin baru melanjutkan aktivitasnya lagi di dalam kamar mereka. Sejak memasuki masa hamil, sikap Charlotte sedikit kekanak-kanakan suka merengek pada suaminya. Apalagi sekarang ia duduk sendirian di ranjang luas, menunggu sang Pangeran selesai membersihkan dirinya sampai sedikit bosan. Baru saja lima menit berlalu, entah kenapa rasanya ia sudah merindukannya dan ingin melihat wajahnya dalam durasi lama. Kedua kakinya merapat di ranjang, lututnya digunakan untuk menopang kepalanya sambil merenungkannya dengan wajah cemberut. “Aku merindukanmu, Sayang. Jangan mandinya terlalu lama,” gumamnya lesuh. Tak lama kemudian, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka lebar. Dengan cepat kepalanya terangkat ringan sambil memandangi suaminya terlihat sangat menyegarkan dalam kondisi rambutnya basah dan dada bidangnya yang kekar. Sorot matanya terpaku padanya saat ini, tanpa disadari senyuman ceri
Jantung Violet kini berdebar kencang hingga tidak bisa mengendalikan air matanya terus membasahi pipinya. Pada akhirnya setelah menunggu lama, dirinya dilamar langsung oleh pria dicintainya walaupun hubungan asmara mereka baru berjalan hampir dua bulan. Tanpa perlu berpikir lama, Violet mengangguk pelan, mengukir senyuman bahagia pada wajahnya sambil menggenggam buket bunga erat. “Tentu saja aku bersedia menikah denganmu. Aku tidak sabar menjadi pendamping hidupmu nanti. Aku sangat mencintaimu, Alfred.” Violet mengungkapnya lantang dengan penuh percaya diri. Alfred memakaikan cincin lamaran pada jari manis kekasihnya sambil membangkitkan tubuhnya perlahan. “Aku juga mencintaimu, Violet. Mulai sekarang statusmu adalah tunanganku dan menjadi milikku.” “Terima kasih sudah bersedia menerimaku sebagai tunanganmu.” Secara spontan mereka saling menautkan bibir mereka bersamaan, melakukan ciuman manisnya untuk merayakan momen terindah dalam hidup mere