Usai melakukan aksi ciuman mesranya selama beberapa menit, sepasang kekasih sedang bercinta melepaskan tautan bibirnya yang kini terasa sedikit basah, karena mereka melakukannya dalam durasi lama. Dengan jari jempolnya, Gabriel mengusap bibir lembut istrinya, hingga sorot matanya sangat terpaku padanya.
“Aku sangat merindukan kita melakukannya. Sekarang rasanya aku sudah puas dan kembali bersemangat bermain piano bersamamu.”
“Kita melakukannya bahkan sampai hampir lupa waktu. Seperti biasa kau melakukannya sangat posesif,” ujar Charlotte tersenyum manis.
“Charlotte, setiap kali bersamamu, tidak ada yang namanya waktu. Karena momen kebersamaan kita mampu menghentikan waktu berjalan, sehingga kita selalu bisa bersama lebih lama lagi. Walaupun matahari sudah terbenam, tapi aku menghentikan waktunya sejenak supaya tidak berjalan dengan cepat.”
“Kau bisa saja berkata seperti itu. Teknik gombalanmu semakin hari semakin meningkat.” Pipi Charlote merah merona
Kini semua orang duduk bersebelahan dengan pasangannya masing-masing kecuali Lucas. Walaupun status Violet dan Alfred bukanlah sepasang kekasih, tapi perlakuan mereka tidak kalah manisnya dengan dua pasang kekasih lainnya. Sorot mata Violet terpaku pada pesona ketampanan pria yang disukainya sejak dulu, sambil menopang dagunya. Melihat reaksi Violet yang membuatnya sedikit gugup, Alfred melambaikan tangan di hadapannya. “Violet, apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Alfred bingung. “Oh, aku hanya membayangkan kejadian tadi saat kau menerima penghargaan. Kau terlihat sangat keren, apalagi pakaianmu sekarang membuatmu semakin tampan,” lontar Violet terkagum padanya. “Benarkah? Kalau kau memujiku seperti itu, sebagai gantinya aku akan memujimu. Tadi kau sangat keren juga, terutama penampilanmu sangat cantik di mataku.” Alfred sedikit menggombalnya dengan tatapan tulus. Mendengar gombalan yang pertama kali terucap dari mulutnya, Violet sedikit terkejut hin
Mendengar cerita panjang lebar oleh keempat orang itu, Lucas membelalakan matanya menunjuk Charlotte dan Alfred yang duduk sedikit berjauhan, dengan sedikit menertawai mereka. Sedangkan Gabriel sedikit geram mengingat kehidupan cinta masa lalunya rumit karena adanya cinta segi empat. “Jadi, kau sungguh pernah menyatakan perasaanmu dengannya?” tanya Lucas. “Iya, tapi sayangnya aku tidak tahu kalau dia adalah kekasih pangeran,” jawab Alfred datar. “Maka dari itu, kau jangan pernah berani merebut Charlotte dariku! Kalau sampai kau melakukannya, aku akan memenggal kepalamu di tempat!” Gabriel mempertegasnya dengan tatapan menyeringai. “Aku tidak mungkin merebut Charlotte darimu, Gabriel. Justru aku sangat mendukung pernikahan kalian secepatnya, supaya tidak ada pria lain yang ingin merebut wanitamu darimu. Lagipula, aku sudah melupakan perasaanku sejak hari itu. Daripada aku terus memaksakan hatiku terhadap orang yang tidak mencintaiku, lebih baik aku mel
Untuk pertama kalinya seumur hidup Violet, pada akhirnya pria yang disukainya selama ini menyatakan perasaan padanya dan mengajaknya untuk menjadi kekasihnya. Air mata bahagianya terus mengalir dari kelopak matanya hingga pipinya sangat basah. Kedua tangannya perlahan menerima pemberian buket bunga dari Alfred, dengan tatapan bahagia memandanginya. “Aku mencintaimu, Alfred. Aku ingin menjadi kekasihmu dan selalu bahagia setiap kali bersamamu,” ungkap Violet tulus. Alfred menyentuh pundaknya dengan kedua tangan mendekatkan bibirnya pada bibir lembut Violet, melakukan aksi ciuman manisnya tiba-tiba. Tanpa ragu, Violet melingkarkan kedua tangannya pada punggung lebarnya membalas ciumannya sambil memejamkan mata. Hanya dalam durasi singkat, Alfred melepas tautan bibirnya sambil mendekapnya hangat. “Alfred,” panggil Violet manis. “Ada apa, Violet?” “Aku tidak menyangka kau menciumku, padahal aku baru saja memberi jawaban kepastiannya padamu.”
Mengingat salah satu momen terindah mereka, sang Pangeran menuntun wanitanya dengan menggandeng tangannya menuju tempat pelamaran saat itu. Persis dengan apa yang mereka lakukan, kini mereka mengulangi memperagakkan lamarannya, namun bedanya kali ini tidak ada ornamen apapun. Walaupun tidak ada ornamen yang menghiasi suasana romansa, tapi apa yang mereka lakukan terlihat sangat romantis. Sepasang kekasih itu saling bergandengan tangan mengikuti jalur yang dibuat, lalu berhenti tepat di posisi proses lamaran terjadi. “Tepat di sini, aku melamarmu waktu itu,” ucap Gabriel tersenyum hangat. “Aku masih mengingatnya dengan jelas. Bahkan kau sampai bertanya aneh padaku dulu, kau sungguh berlebihan!” “Karena aku takut kau masih meragukanmu. Kita sudah memiliki hubungan asmara selama bertahun-tahun, aku takut mungkin kau akan merasa bosan padaku.” Tangan kanan Charlotte menyentuh pipi suaminya, menatap dengan senyuman bahagia. “Aku tidak mungkin bosan
Menjelang hari pernikahan, sang Pangeran dan tunangannya kembali mempersiapkan pernikahan mereka dengan memeriksa kembali kelengkapan kebutuhan yang akan dibutuhkan pada saat itu juga. Seperti dekorasi ballroom untuk menggelar acara resepsi pernikahan, kelengkapan bahan makanan yang akan dihidangkan saat acara nanti, kualitas kereta kuda, ketersediaan katedral kerajaan yang akan dijadikan tempat pemberkatan pernikahan, dan masih banyak hal lagi yang harus dipastikan supaya nantinya akan berjalan sempurna. Di antara semua persiapan yang harus mereka lakukan, bagian paling utama adalah melakukan fitting gaun pengantin untuk terakhir kalinya. Kini sang Pangeran dan kekasihnya berada di sebuah ruangan istana, yang merupakan ruangan khusus untuk mencoba gaun apapun. Tubuh Charlotte dibaluti gaun pengantin megah yang bermotif rumbai pada bagian rok dan memiliki ekor gaun sedikit panjang. Gaun yang dipakainya saat ini merupakan gaun rancangan khususnya yang juga dibantu kekasihnya
Usai berkuda bersama, sang Pangeran dan wanitanya beristirahat bersama sambil memberi makan kuda putih yang sempat mengambek akibat iri dengan momen kemesraan majikannya. Memang inj terdengar sangat konyol dan aneh, apalagi hanya seekor hewan berani mengambek terang-terangan. Untungnya dengan memberi wortel andalan berkualitas tinggi membuat kuda itu menjadi jinak. Charlotte hanya bisa tertawa anggun membayangkan kejadian tadi sambil melepas pelindung kepala. “Dasar kuda aneh!” ketus Charlotte menggelengkan kepala. “Kau jangan mengejek kudanya begitu. Justru aku harus berterima kasih padanya karena bisa memiliki perasaan cemburu pada kita.” Gabriel mengelus kepala kuda sambil tertawa usil. “Untung saja kudanya masih pengertian padaku. Tetap saja dia membuatku takut.” “Tenang saja, kuda ini selalu menurutiku sejak aku masih remaja. Tidak mungkin dia memberontakku hanya karena masalah kecil begini.” “Sedangkan sama aku tidak menurut. Das
Sebenarnya dibalik kemesraan sang Pangeran dan kekasihnya di ruang silsilah kerajaan, tanpa sengaja sang Ratu mengintip momennya secara diam-diam bersembunyi di balik tembok. Walaupun dirinya sudah sering menyaksikan itu, namun entah kenapa kali ini memiliki perasaan berbeda seperti ruangan ini awalnya hampa, kini menjadi terasa manis akibat energi manis tersalurkan sepasang kekasih itu sampai menyebar ke seluruh ruangan. Awalnya ingin menaruh kalung pemberian Raja di dalam kotak khusus itu, ia mengurungkan niatnya merusak momen itu, memilih kembali menuju ruang santainya sambil tersenyum sendiri. Sebagai seorang ibu yang baik, tidak mungkin menjadi perusak momen demi kebahagiaan putranya. Sementara sang Pangeran dan kekasihnya memutuskan meninggalkan ruangan itu, menyapa orang tuanya di ruang santai itu. Sepanjang jalan menuju sana, Charlotte sengaja menggoyangkan tangan kanan Pangeran seperti ayunan, tatapannya terpaku padanya. “Sayang,” panggil Charlotte m
Semua orang sibuk mempersiapkan apa yang diperlukan saat pesta perjamuan anggur nanti. Ratu Evelyn memerintahkan salah satu asistennya untuk mendekorasi taman tempat perjamuannya sesuai dengan rancangannya. Tata letak para tamu menikmati santapannya dan juga gazebo untuk sang Pangeran dan wanitanya memimpin acara harus didekor dengan sempurna. Sementara Raja Arthur menghubungi anggota keluarga kerajaan lainnya dan beberapa pejabat pemerintah yang dekat dengannya juga turut meramaikan acara ini. Bintang tamu dari acara ini yaitu Pangeran dan wanitanya sendiri mempersiapkan pakaian yang akan dikenakan mereka nantinya. Sudah pasti urusan ini diserahkan langsung pada Diana, semua pasti diselesaikan dengannya cepat. Diana sendiri juga memiliki studio khusus untuknya membuka usaha rancang pakaian, meski ia bekerja sama dengan Charlotte mengelola sebuah butik pakaian luxury. Kali ini Charlotte dan Gabriel yang menghampirinya di studio sambil menata