Home / Romansa / Fated / Chapter 16

Share

Chapter 16

Author: Cassia
last update Last Updated: 2021-09-28 20:09:40

Aku membuka mataku, terbangun dari tidurku, ketika aku merasakan seseorang membelai pipiku dengan lembut. Aku melihat bosku sedang berbaring di sampingku, tersenyum, dengan matanya yang lembut menatap mataku.

“Selamat pagi, bidadariku," katanya dengan suara lembut.

Aku membalas senyumannya. “Selamat pagi," jawabku.

Pipiku tiba-tiba merona saat aku mengingat kejadian semalam. Aku segera menghindari matanya, menggigit bibirku malu-malu.

Dia tertawa pelan, lalu dia berbisik di telingaku, “Kamu rasanya sangat enak membuatku ingin memakanmu setiap malam."

Aku tersenyum malu dengan jantungku yang berdebar kencang.

Bosku sangat suka menggodaku. Dia senang melihatku malu. Dia selalu membuat jantungku berdebar kencang dan membuat pipiku merona.

Dia tersenyum lembut padaku sebelum dia mencium keningku dan memelukku. Aku tersenyum aku merasa sangat bahagia dalam pelukannya. Aku tidak ingin ini berakhir; Aku ingin ini untuk selamanya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Fated   Chapter 17

    “Angela, apa yang kamu lakukan di sini? Apakah kamu tidak tahu caranya mengetuk?” Amanda berkata sambil menatapku.Aku berdiri diam dengan mulut tertutup, menatap mereka. Aku tidak percaya apa yang aku lihat, dan aku tidak ingin percaya bahwa apa yang aku lihat itu benar terjadi. Amanda tersenyum jahat saat melihatku menyeka air mata dari pipiku. Bosku mengalihkan pandangannya dariku seakan dia tidak ingin melihatku menangis.Bosku lalu mengelus pipi Amanda dengan lembut. “Amanda, bisakah kamu meninggalkan kami sebentar? Aku ingin berbicara dengannya,” kata bosku, dan tersenyum lembut kepadanya.Amanda mengangguk sambil tersenyum. Dia lalu mencium pipi bosku dan berdiri dari pangkuannya. Dia mencibir ke wajahku saat dia berjalan melewatiku dan keluar dari ruangan.Aku terus berkata kepada diriku untuk tidak menangis saat bosku menatap mataku. “Mulai hari ini, Amanda akan menjadi sekretarisku dan tugasmu adalah membantunya. Dia akan tin

    Last Updated : 2021-09-28
  • Fated   Chapter 18

    Aku membuka mataku. Jantungku tiba-tiba berdetak kencang dengan rasa takut yang mencengkeramku saat aku menyadari aku sedang berbaring telanjang dengan kedua tanganku terikat ke kepala tempat tidur. Aku mengenali tempat ini. Ini adalah penthouse milik bosku. Dia hampir memperkosaku di ranjang ini.Saat aku mencoba melepaskan tanganku, aku terkejut melihat bosku yang sedang duduk di sofa dengan matanya tertuju kepadaku.Aku bernapas dalam ketakutan saat dia bangkit dari sofa dan berjalan mendekat dan berdiri di samping tempat tidur. Matanya yang penuh nafsu menjelajahi tubuhku, mulai dari wajahku, perlahan turun ke payudaraku, dan berhenti di v*ginaku.“Tolong pak. Tolong... biarkan aku pergi. Tolong… aku mohon,” pintaku padanya. Aku sangat takut; aku hampir menangis. Dia mengabaikan permintaanku. Dia melepas baju tidurnya dengan perlahan dan bergerak sehingga dia berada di atas tubuhku.Aku terus meronta, tetapi itu tidak ada gunanya. Tanganny

    Last Updated : 2021-10-02
  • Fated   Chapter 19

    Angela’s VOP Aku sedang duduk di kursi di belakang meja kerjaku dengan rasa penasaran memenuhi pikiranku. Aku terus bertanya pada diriku mengapa mantel bosku bisa ada padaku. Pagi tadi saat aku mengembalikan mantel bosku kepada Carson, aku bertanya tentang hal ini kepadanya. Dia tidak mengatakan apapun dan hanya mencoba tersenyum kepadaku. Aku semakin merasa penasaran melihat kesedihan di matanya.Aku menoleh ke pintu ruang kerja bosku saat itu terbuka dan aku melihat Carson berjalan keluar dari dalam ruangan dan berdiri di dekatku. “Angela, Vincent ingin bertemu denganmu sekarang,” katanya sambil menatap mataku. Aku terdiam dengan jantung berdebar ketakutan. Aku takut dan aku tidak mau bertemu dengan bosku, tetapi aku tidak berani melawan perintahnya dan hanya bisa patuh.Aku lalu mengangguk kepada Carson dan memaksa diriku untuk berdiri dari kursiku. Aku berjalan ke ruang kerja bosku dan mengetuk pintu.“Masuk,” kata bosku. Aku

    Last Updated : 2021-10-02
  • Fated   Chapter 20

    Aku menenangkan diri setelah berada di ruang perpustakaan. Aku akan bersembunyi di sini sampai pesta selesai. Bosku sangat marah kepadaku. Aku tidak boleh membiarkan dia melihatku bersama dengan Stefan lagi.Aku melihat ke sekeliling ruangan. Aku sangat merindukan ruangan ini. Ketika aku tinggal di sini, setiap malam aku selalu datang ke ruangan ini untuk membaca buku sebelum aku tidur. Aku melangkahkan kakiku dan berdiri di depan rak buku. Pintu ruangan tiba-tiba terbuka saat aku hendak mengambil buku. Aku berbalik. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang saat mataku melihat bosku masuk kedalam ruangan dan mengunci pintu. Aku menatapnya ketakutan dengan mulut tertutup rapat saat dia berjalan mendekat dan berdiri di depanku. Dia menyelipkan tangannya di belakang leherku dan mencengkram wajahku dengan matanya yang marah tertuju ke mataku.“Kamu benar-benar seorang pelacur! Kamu membiarkan pria itu menyentuhmu dengan mudahnya. Aku akan menghukummu dengan

    Last Updated : 2021-10-03
  • Fated   Chapter 21

    Dua minggu telah berlalu sejak hari itu. Aku sudah berhenti dari pekerjaanku dan sekarang aku bekerja di galeri milik Stefan. Stefan sangat baik kepadaku. Dia memberiku tempat tinggal, pekerjaan, dan dia juga membelikan aku banyak pakaian. Dia sangat memperhatikanku dan memperlakukanku dengan begitu lembut. Dia selalu membuatku tertawa dengan leluconnya. Aku merasa sangat bahagia dan aman bersamanya. Aku terus berusaha untuk melupakan bosku, tapi aku tidak bisa. Aku menangis diam-diam setiap malam di tempat tidurku, memikirkan dia. Aku membenci diriku karena aku tidak bisa membencinya setelah semua hal buruk yang telah dia lakukan padaku. Jika aku tahu bahwa cinta bisa membuat hati seseorang sangat menderita, maka aku tidak akan pernah ingin jatuh cinta untuk selamanya.******Aku sekarang sedang duduk sendirian di kursi di belakang meja resepsionis. Stefan sedang keluar untuk makan siang dengan teman lamanya dan rekan kerjaku sedang membeli mak

    Last Updated : 2021-10-03
  • Fated   Chapter 22

    Aku sedang duduk di kursi di belakang meja resepsionis. Aku tidak bisa tidur semalam. Aku ketakutan memikirkan apa yang akan dilakukan bosku kepadaku. Aku memutuskan untuk menceritakan tentang bosku kepada Stefan saat kami makan malam malam ini.Aku melihat ke jam, sekarang sudah hampir pukul 9 pagi. Aku bertanya-tanya mengapa Beth terlambat bekerja hari ini. Aku lalu melihat Stefan sedang berjalan ke arahku dari ruang kerjanya dengan tergesa-gesa. Aku segera berdiri dari tempat dudukku dan menghampirinya. “Stefan, ada apa? Kenapa kamu terlihat panik?” tanyaku dengan khawatir.“Aku baru saja mendapat telepon. Ibuku, dia ada di rumah sakit sekarang.” Aku terkejut mendengar apa yang dia katakan. “Ya Tuhan! Apakah ibumu baik-baik saja?”“Aku tidak tahu. Aku akan pergi ke sana sekarang.” “Aku ikut denganmu.” Dia menjawabku dengan anggukan. Kami segera keluar dari galeri dan pergi ke rumah sakit dengan mobilnya.******

    Last Updated : 2021-10-06
  • Fated   Chapter 23

    Bosku dan aku sekarang sedang berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju ke mansionnya. Kami berdua terdiam dalam keheningan. Aku terus melihat ke luar jendela kaca mobil. Air mata mengalir di pipiku dengan hatiku yang menangis sedih. Aku menyeka air mataku, berusaha berhenti menangis saat mobil memasuki pintu gerbang mansion dan parkir di depan pintu utama. Bosku dan aku kemudian turun dari mobil. Aku terkejut ketika mataku melihat mantan manajerku, Linda Blonde, sedang berdiri di samping kepala pelayan di dekat pintu.Mereka berdua tersenyum dan membungkuk dengan sopan kepada bosku saat kami berdiri di hadapan mereka.Linda kemudian mengalihkan pandangannya, menatap lurus ke mataku. “Angela, Senang bertemu denganmu lagi,” katanya sambil tersenyum jahat. Aku menatapnya dalam diam. Aku bertanya-tanya mengapa dia ada di sini. Bosku menoleh kepadaku, menatap mataku. “Mulai sekarang kamu akan bekerja sebagai pembantuku dan Linda akan men

    Last Updated : 2021-10-07
  • Fated   Chapter 24

    Vincent sekarang sedang berada di ruang kerjanya di dalam mansion. Dia sedang duduk di kursi di belakang meja sambil mengepalkan telapak tangannya dalam kemarahan.Seseorang kemudian mengetuk pintu. "Masuk!” kata Vincent. Linda berjalan masuk ke dalam ruangan ketika pintu itu terbuka dan berdiri di depan mejanya. “Selamat pagi Pak. Apakah anda sedang mencari saya?” tanyanya dengan sopan. “Sudah kubilang jangan pernah menyakitinya! Beraninya kau menamparnya!” Vincent berteriak menatap wajah Linda sambil memukul meja.“Saya... saya minta maaf. Saya berjanji tidak akan melakukan itu lagi,” kata Linda, ketakutan.Vincent menatap matanya dengan amarah. “Tampar wajahmu seperti yang kau lakukan padanya,” katanya dengan suara berat. Linda terdiam dengan wajah pucatnya.“Lakukan sekarang! Atau aku yang akan menamparmu!” Linda memejamkan matanya dengan ketakutan saat Vincent membentaknya. Dia lalu menampar pipinya dengan keras sambil

    Last Updated : 2021-10-07

Latest chapter

  • Fated   Chapter 60

    Selasa sore di kantor Vincent. Seperti biasa, aku duduk di sofa seperti boneka sementara bosku duduk di kursi di belakang meja kerjanya di depanku sibuk dengan pekerjaannya, tetapi kali ini aku tidak berani menatap wajahnya. Aku terus menunduk, menyembunyikan pipiku yang semerah kepiting rebus. Aku menggigit bibirku, memejamkan rapat mataku, menahan rasa maluku sambil aku bertanya pada diriku mengapa aku bisa berubah menjadi iblis nafsu dan memperkosa bosku sepanjang malam.Aku membuka mataku menatap wajah bosku saat aku mendengar tawa lembutnya. Jantungku berdetak lebih cepat dan lebih cepat saat dia bangkit dari kursinya dan berjalan mendekat dan berdiri di depanku. Dia membungkukkan tubuhnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. “Kenapa kau terlihat sangat malu padaku? Kamu terlihat sangat berbeda malam itu,” katanya dan tersenyum menggoda menatap mataku. Aku menghindari tatapannya dengan pipiku yang terbakar. Aku merasa sangat malu dan gugup seka

  • Fated   Chapter 59

    Aku sekarang duduk di kursi malas mengenakan bikini merah, menatap bosku, yang sedang berenang di kolam renang di depanku. Aku tidak bisa berkedip dengan jantungku yang berpacu saat melihat tubuh berototnya yang sempurna. Aku menggigit bibirku dalam nafsu saat aku merasakan pahaku mengencang dan v*ginaku basah. Dia kemudian keluar dari kolam. Aku menelan nafsuku saat aku melihat tonjolan kemaluannya di bawah celana renang ketat hitamnya. Pria ini sangat tampan dan seksi sehingga para wanita yang melihatnya ingin bersamanya dan ingin bercinta dengannya. Aku segera mengalihkan pandanganku dan mengambil krim tabir surya di atas meja di samping kursi tempat aku duduk saat aku melihatnya tersenyum padaku. Aku berusaha menenangkan kegugupanku sambil mengoleskan krim itu ke lenganku saat dia berjalan mendekat dan duduk di sebelahku.“Biarkan aku membantumu,” katanya menatap ke mataku dan mengambil krim dari tanganku. Aku tidak bisa menolaknya karena tubuhku sangat in

  • Fated   Chapter 58

    Siang hari di kantor Vincent. Aku sedang duduk di sofa di ruang kerja bosku menatap bosku, yang sedang duduk di kursi di belakang meja kerjanya di hadapanku. Dia sudah sibuk bekerja sejak pagi sementara aku tidak melakukan apa-apa, hanya duduk di sini seperti boneka. Carson telah memberi tahuku bahwa Olivia akan membantu pekerjaanku, tapi justru dialah yang melakukan semua pekerjaanku. Yang aku lakukan hanyalah membuat kopi untuk bosku. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari bosku. Wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang berotot sempurna membuat hatiku meleleh. Tapi aku masih marah padanya karena sikapnya padaku. Dia seperti pangeran tampan dengan hati iblis. Sampai sekarang, aku masih tidak percaya bahwa aku bisa jatuh cinta padanya.Aku segera menghindari tatapannya saat mata kami bertemu. Dia tertawa pelan, melihat aku gugup. “Kemarilah,” katanya dengan suara lembut, membuatku melihat kembali ke matanya. Aku kemudian berdiri dari sofa sa

  • Fated   Chapter 57

    Aku langsung memeluk nenekku saat pria itu melepaskanku dari cengkeramannya. “Vincent Gray, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini," kata pria itu menatap mata bosku."Mengapa kamu ada disini?” bosku bertanya, menatap mata pria itu dengan tatapan dingin. Pria itu tersenyum pada bosku, lalu dia mengalihkan pandangannya ke wajahku. “Gadis ini berutang uang pada bos kami. Kami di sini untuk menagih hutang tersebut,” katanya sambil menunjuk ke arahku. Aku menatap mata bosku dengan wajah memohon saat mata kami bertemu. Aku memohon padanya untuk membantu kami. "Apakah Anda mengenal mereka?” tanya pria itu kepada bosku.Bosku mengalihkan pandangannya dari mataku ke mata pria itu. "Gadis itu milikku." Kedua pria itu tertawa setelah mendengar apa yang dikatakan bosku. Pria dengan pisau di tangannya kemudian berkata kepada bosku, “Karena gadis ini milikmu, maka kamu pasti akan melunasi hutangnya. Benarkan Tuan Gray?” Pria

  • Fated   Chapter 56

    Aku sedang berada di dalam mobil sekarang dalam perjalanan menuju ke rumah nenekku. Air mata mengalir di pipiku, membaca buku harian ibuku di tanganku. Bosku, yang duduk di sebelahku di kursi belakang, menatapku dengan mata sedihnya begitu juga dengan Carson, yang duduk di sebelah pengemudi, dia juga bersedih untukku.Bosku telah memberi tahuku semua yang terjadi. Detektif yang dia sewa untuk menyelidiki pembunuh ibunya memberitahu bosku kalau pria yang membunuh ibunya bukanlah ayahku. Ibuku sedang hamil satu bulan ketika dia menikah dengan pria itu. Ibuku menyembunyikan kehamilannya dari pria itu sehingga pria itu tidak tahu kalau ibuku sedang mengandungku.Ayahku adalah teman sekolah ibuku, dan mereka telah saling mencintai sejak lama. Nama ayahku adalah Drew Scott dan nama ibuku adalah Eliza Violet.Pembunuh itu sangat mencintai ibuku sampai tergila-gila padanya. Dia membunuh ayahku, dan dia juga membunuh sahabat baik ibuku. Ibuku sangat takut dan sangat

  • Fated   Chapter 55

    Sekarang sudah malam. Bosku terus menemaniku duduk di kursi di sebelah tempat tidur dimana aku sedang berbaring. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutku maupun mulutnya. Kami berdua terdiam dengan air mata memenuhi mata kami. Aku terus mengatakan pada diriku untuk tabah dan menerima takdir ini. Aku telah kehilangan bayiku untuk selamanya dan tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku harus tetap tegar meski hatiku berduka dan menangis. Bosku mengangkat kepalanya melihat ke wajahku saat aku menyeka air mata yang menetes di pipiku. “Angela…” Suara sedihnya memecah kesunyian, membuatku menatap ke matanya. “Kumohon... maafkan aku,” katanya. Aku bisa melihat kesedihan dan penyesalan yang mendalam di matanya. Aku kemudian menghindari tatapan matanya, melihat ke depanku. “Aku tidak sungguh-sungguh mengatakan itu. Saat itu aku sangat marah sehingga aku tidak bisa berpikir dengan akal sehatku. Aku tidak akan mengatakan itu jika aku tahu kamu sedang menga

  • Fated   Chapter 54

    Vincent mengikat kembali ikat pinggang baju tidurnya lalu dia menghela nafas sambil memejamkan matanya. Dia sangat sedih. Dia tidak pernah ingin menyakiti Bianca dan membuatnya menangis. Dia tiba-tiba membuka matanya saat kecemasan menguasai dirinya. Dia takut dan khawatir kalau Bianca akan mencoba bunuh diri lagi. Dia segera berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya menuju ke kamar Bianca.****** Bianca menangis sambil duduk di atas tempat tidur berbicara di telepon dengan Ivy. “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sudah mencoba merayunya. Aku sudah melakukan segalanya, tetapi dia masih tidak menginginkanku.” Dia terdiam sejenak, mendengarkan kata-kata Ivy. “Gak mau! Aku gak mau pura-pura bunuh diri lagi. Rasanya sakit banget tau!” katanya dengan ketakutan. Kemarahan tiba-tiba memenuhi matanya, lalu dia berkata, “Gadis jalang itu! Ini semua salah dia. Aku benci banget sama dia! Aku bakal bikin dia menderita.”Mata Bianca tib

  • Fated   Chapter 53

    Bianca dan aku saat ini sedang duduk di sofa di bar hotel milik bosku. Kami duduk saling berhadapan.Tempat ini begitu indah dan mewah. Bar ini bergaya modern, dengan lampu bersinar keemasan menerangi seluruh ruangan. Aku bisa melihat pemandangan malam yang indah dari jendela kaca di dalam ruangan ini.Bianca terus menatapku dengan kebencian di matanya. Aku berpura-pura tidak melihatnya sambil terus melihat ke luar jendela di sebelah kiriku. Dia mengenakan gaun pendek merah sementara aku mengenakan gaun pendek hitam. Dia sangat cantik sehingga membuat semua orang yang ada di sini terpesona melihatnya.Aku menoleh melihatnya saat dia tiba-tiba berdiri dari sofa dengan senyum manis di wajahnya, melihat ke arah depannya. Aku lalu melihat ke arah yang dia lihat dan aku melihat bosku sedang berjalan ke arah kami dan berdiri di depan kami. Bosku sangat tampan dan seksi memakai setelan jas hitamnya.“Vincent, kenapa kamu terus sibuk seharian? Kamu memb

  • Fated   Chapter 52

    Kami semua sekarang sedang berada di dalam pesawat milik bosku dan sedang makan siang. Sejak kami berada di sini satu jam yang lalu, Bianca terus bersikap manja pada bosku. Dia meminta untuk duduk di sebelahnya. Dia terus menyentuhnya, memeluknya. Bosku tidak bisa menolaknya dan hanya bisa membiarkan dia melakukan apa pun yang dia mau kepadanya. Carson dan aku, yang duduk bersebelahan, terus menatap ke arah Bianca dengan wajah marah kami. Kami benar-benar sudah tidak tahan lagi melihat perilakunya. “Aku sangat membencinya. Aku berharap aku bisa mengubahnya menjadi kutu dan mengirimnya ke bulan sekarang,” kata Carson.Aku mengangguk dengan setuju. Carson lalu mengalihkan pandangannya, menatap ke mataku. “Saatnya untuk memberikan ular itu pelajaran,” katanya, lalu dia berbisik di telingaku. Dia mengatakan kepadaku apa yang harus aku lakukan. Kami kemudian saling menatap dengan senyum jahat di wajah kami. Aku kemudian menoleh ke arah bosku. Aku te

DMCA.com Protection Status