Beranda / Fantasi / Fantarna / Falfayria Dan Kerajaanya (III)

Share

Falfayria Dan Kerajaanya (III)

Penulis: Nagia Z. A.
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-26 14:45:09

Danil terkesiap memandang pemuda itu, matanya terbuka lebar dan jantungnya nyaris copot. Falfayria pun menengang. Tapi sikap dan roman mukanya masih terlihat tenang. Lalu semak tinggi yang di sebelah Danil menyemprotkan serbuk dari bunganya ke rambut Danil. Dan rambutnya makin ungu. Ia agak kesal dan menutup matanya saat serbuknya mulai melebar ke udara. Ia lalu menggoyangkan kepalanya lagi. Falfayria mengangkat tangannya ke mukanya dan memejamkan matanya. Lelaki itu hanya melihat dengan bengong. Sehelai rambut jatuh dikeningnya.

“Hmm, aku tidak tahu kau sepertinya terganggu saat serbuknya menyebar kemana-mana. Tapi aku belum tahu namamu. Jadi kuperkenalkan diriku. Namaku Byzan Mauvo. Pangeran negeri ini, juga ahli waris kerajaanku. Dan gadis yang kau ajak bicara itu adalah adikku, kau...” Byzan menunggu jawaban dari Danil. Danil menyisir rambutnya dengan jemarinya. Tapi ia tidak mau membersihkan semua serbuk itu agar rambut tebalnya yang coklat muda itu tak terli

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Fantarna   Gadis Yang Tidak Dapat Dipercaya

    Mereka sampai di bukit yang berdekatan dengan hutan yang lebat. Istana yang terlihat agak jauh masih bisa terlihat di balik bukit itu. Falfayria mengeluarkan cermin di tasnya. Cermin itu ada pegangannya. Di sekitar cerminnya terukir motif-motif spiral. Ganggang cerminnya bewarna ungu terang. Bahkan pantulan sinar dari cermin itu bewarna keunguan, yang biasanya bewarna biru.“Pegang ini! Aku mau menambil batu portalnya. Dan kau jangan masuk ke hutan. Jika kau pergi kedalam hutan, kau akan menemukan sarang dan kerajaan Waemon,” Falfayria memperingatkan. Ia merogoh tasnya untuk mencari batu itu. Tapi tidak ada. Kemudian Danil melihat kilatan besi dari tas Falfayria, seperti pisau. Danil yang gusar dan ragu, kini menjadi takut. Falfayria mencari-cari lagi dengan cemas. Ia lalu berhenti dan mengeluarkan tangannya dari tasnya. Matanya terbuka lebar.“Celaka, aku lupa kalau tadi aku sudah mengembalikannya. Aku takut ayahku melihatnya. Demi Sang Maha Pencipta

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • Fantarna   Halangan Yang Tak Terduga di Hutan Terlarang (I)

    Danil melesat begitu cepat saat Falfayria pandangannya teralih. Ia berusaha untuk tidak membuat suara sedikit pun.Ia sebenarnya tidak bermaksud pergi ke hutan. Tapi hanya itu tempat persembunyian yang bagus, dipikirannya. Ia berlari dan berjalan, sampai tiba di tengah hutan. Ia lalu berhenti sejenak untuk mengatur napasnya. Ia menyandar di pohon yang lumayan panjang dan besar. Ia lalu duduk di bawah pohon itu. Letak pohon itu di tengah-tengah pohon-pohon lainnya. Danil teringat ia masih memegang pecahan cermin tadi. Danil mencengkram kaca itu saat berlari, untung pecahan kaca itu tidak melukainya. Tapi ia merasa sakit karena memar yang disebabkan ia mencengkram kaca itu, lumayan kuat. Ia mengambil kalung kristal yang ia temukan waktu itu.“Baiklah, sekarang apa?” kata Danil sambil terengah-engah.Ia mengangkat cemin dan kalungnya itu. Kemudian mendekatkan mereka. Ia berharap cahaya itu muncul lagi. Tapi tidak terjadi apa-apa.&ldq

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Fantarna   Halangan Yang Tak Terduga di Hutan Terlarang (II)

    Danil tersentak dan berteriak begitu kencang saat ia berseluncur di tanah yang curam itu.Awalnya saat ia berlari, ia berhenti dan melihat semak-semak tebal itu. Ia kira lahan di depannya itu lebih panjang kira-kira lima langkah sebelum ke tebing itu yang seperti seluncuran. Ia melangkah ke semak-semak sisi tebing itu dan saat tiga langkah ia tersungkur dan jatuh berguling. Kemudian saat pohon kering menabrak kedua kakinya, posisinya berubah dengan kepala diatas tebing dan kakinya menuju tanah, seperti berseluncur di seluncuran, tapi punggung dan bokongnya akan jadi sangat sakit, ditambah kaki yang tertabrak pohon, dan anak itu harus menyeimbangkan tubuhnya dulu.Namun Danil sepertinya menikmatinya, meskipun seluruh badannya terasa sakit, susah bangun, dan lalu terhuyung-huyung saat jalan. Ia terkekeh-kekeh. Disini malahan tidak berbeda dari yang tadi, malahan lebih buruk. Daerah disini berkabut dan berdebu, seperti habis bencana gunung meletus. Pohon-pohon tidak berda

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Fantarna   Ilalang Ikab (I)

    Didalam hutan yang suram itu, ada kastil suram tempat kerajaan Waemon. Disana Raja Waemon dan Selirnya memimpin para Waemon.Kastil itu tidak seindah kastil Negeri Ungu, tapi lumayan besar. Warganya para Waemon yang liar, suka merusak, dan kasar. Mereka suka mengelilingi hutan dan mengacaukan beberapa pohon dan tanaman lainnya. Kadang-kadang mereka juga menakuti rakyat negeri ungu, para Warnarish.Dan Raja mereka suka mengadakan perang, kadang-kadang mendadak menyerang istana Raja Ungu. Dia merencanakan hal-hal buruk lainnya. Ia membuat jimat yang mempunyai kekuatan sihir untuk membunuh atau menghancurkan sesuatu. Dan ia mempunyai sepasang belati yang menghisap warna para Warnarish, nantinnya mereka akan jadi kusam dan suram.Didalam hutan ada kereta roda yang ditarik Wagal, binatang yang kalau di Bumi kuda. Kereta itu mengangkut selir Waemon. Wanita itu mengenakan gaun berumbai-rumbai seperti gulungan asap, dan memang kadang-kadang asap ungu-kehitaman pucat dib

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • Fantarna   Ilalang Ikab (II)

    Falfayria dan Fanggo berhenti di tepi tebing. Mereka mengelilingi setiap sisi-sisinya. Falfayria melihat kebawah tebing, meskipun masih banyak kabut, jejak-jejak kaki. Mungkin mereka sedang berlarian, atau mungkin mengejar sesuatu. Falfayria berpikir mereka harus ke bawah untuk memeriksanya. Mereka harus berbalik arah untuk turun kebawah. Tapi mereka menyadari jejak itu mengarah mengelilingi tebing itu, dan pada akhirnya ke Hutan Terlarang, hutan para Waemo. Falfayria makin gelisah. Ia berpikir Danil pasti berada dalam bahaya besar. Ia lalu berlari ke hutan itu. Fanggo ingin menegurnya, tapi kemudian ia ikut berlari mengejarnya.Danil benar-benar membenci cara para Waemon mengajaknya ke lembah berlubang itu. Ia diseret untuk mengkuti mereka. Dan saat mereka berhenti, terutama Monster batu. Ia tersentak dan hampir jatuh. Ia mulai membenci para Waemon. Pantas saja Falfayria begitu sebal menceritakan tentang mereka.Beberapa Waemon mengangkat sebuah kurungan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • Fantarna   Jasa Yang Terbalas

    Danil akhirnya terbangun dari mimpi buruknya itu. Tapi saat melihat ke langit-langit ruangan tinggi yang cekung dan dihiasi mozaik, Danil jadi sakit kepala.Apa ia di Surga.? Tidak mungkin karena harusnya ia di menemui malaikat dahulu dan menunggu hari kiamat, jadi ia buang pemikiran itu.Apa ia di istana Waemon? Mungkin saja tapi harusnya ia di sel tahanan, atau dimanapun karena mereka sangat menyebalkan.Atau di istana Falfayria?Danil duduk tegak di tempat tidur. Ia menyadari kalau ia ganti pakaian, bagaimana bisa? Dan gaya pakaian itu kuno dan berumbai-umbai di setiap kerahnya. Kemudian pintu terbuka. Ia melihat wanita yang berpakaian gaun yang terbalut-balut dan membawa nampan makanan. Danil mengerutkan sudut matanya. Pandangannya masih berkunang-kunang. Wanita itu menaruh nampanya di meja sebelah kasur yang bertirai itu. Jendela yang lebar ditembus sinar matahari. Danil merasa agak malu dengan apa yang terjadi saat dia pingsan. Tapi sepertinya wanit

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Fantarna   Kembali Ke Bumi (I)

    Mereka berhadapan dengan cermin kayu di gudang sekolah. Cahaya yang terang lama-kelamaan meredam dan akhirnya mereka bisa melihat dengan jelas. Mereka memandang berkeliling.“Wow, kita sudah sampai! Tidak terlalu buruk kalau kau kembali,” kata Danil.“Yah, jika kau pernah satu kali menggunakan kristal portal, perjalanannya semakin cepat,” jelas Falfayria. “Kau akan terbiasa jika kau sering menggunakannya.”“Baiklah. Jadi kita kembali ke rumahku dan mencari kotak itu?” sahut Danil. Falfayria mengganguk.Danil melihat jendela gudang sekolah. Ia pikir masih pagi seperti terakhir kali ia pergi ke Negeri Ungu. Sinar matahari mengarah ke barat. Dan langit sepertinya sudah sangat sore karena terlihat ungu.“Um, Falfayria. Kau tahu jam berapa sekarang?” tanya Danil.“Tidak, aku tidak tahu,” jawab Falfayria. Ia mengamati dinding gudang. “Tidak ada jam disini.”

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • Fantarna   Kembali Ke Bumi (II)

    “Untuk apa kalian ribut di depan pintu. Kalian pikir aku tidak dengar pagar yang dibuka tadi,” ujar Hawa, ibunya Danil. Danil dan Falfayria hampir copot jantungnya saking kagetnya. Terutama Danil.“Maaf Ibu, tapi aku ...."“Sudahlah, ayo cepat masuk!”Danil masuk duluan, Falfayria masih tercengang. Tapi Danil mengundangnya juga masuk ke rumah. Falfayria melihat berbagai pajangan di meja dan dinding rumah. Ruangan depan hanya berisi pajangan dan foto, foto keluarga. Ada juga rak-rak yang dihiasi tanaman di pot. Mereka melepaskan sepatu mereka. Danil menaruh sepatunya di wadah sepatu di samping pintu. Falfayria melakukan hal yang sama.“Kau lapar Danil. Sholat dulu baru makan sana,” tukas Hawa. Danil hanya berguman.“Dan kau gadis manis. Kau bisa tunggu di ruang tamu. Kalau kau juga mau ... ““Ah, tidak. Aku tunggu di ruang tamu saja,” Falfayria buru-buru menjawab.&ldquo

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19

Bab terbaru

  • Fantarna   THE RED ONE: My Fire My Color (I)

    “Wuah, jadi begitu! Apa kalian semua setuju?” seru Taffie penuh semangat.Kedua belas Auru terdiam sembari mengerjap bingung. Bayru menelan ludah, teringat akan kejadian lama tentang manusia. Ivoria juga terlihat tak yakin. Blazore terdiam, tak peduli. Pytch memandang Nayle yang semringah. Salvero memandang warnarish berlalu-lalang, tak mau peduli. Maya menatap Taffie serius. Kochop mengernyit. Karmin memainkan api di tangannya. Boltya memandang api di tangan Karmin menari-nari.“Taf, aku sudah bilang padamu, akan bahaya kalau kita benar-benar berbaur dengan manusia. Dan jumlah yang ingin masuk ke sekolah ada … dua belas? Hampir sepertiga dari angkatan kelas baru setiap tahunnya!” tutur Falfayria. “Lagipula, apa kita terus bisa menahan kekuatan kita dan mengubah warna-warna di sekitar kita?”“Aku setuju, lagipula aku tidak perlu sekolah lagi!” sahut Karmin, Auru Abu-Abu. “Bayru pun coba-coba mencari pekerjaan di Bumi, dan lihatlah apa yang terjadi. Selain murid apa kau mau kami bekerj

  • Fantarna   THE PINK ONE: COLOR OF THE HEART (II)

    Taffyandria dipandang sinis oleh Peonie. Raja Pinqoe menatap lirih putrinya.“Apa yang akan kau lakukan?” tanya sang raja.“Apa yang Ayahanda lakukan dengan seenaknya pada warnarish yang tidak bisa apa-apa dan hanya mengikuti eksekusi sampai akhir! Ayahanda tidak pernah peduli para warnarish Pink yang dieksekusi! Dan sekarang Ayahanda juga akan melakukannya pada Meagantya? Hanya karena selir baru dengan paras cantik, anggun, pintar, bisa segalanya, kebalikan dariku ini menuduhnya pembunuh karena sebuah botol beracun yang ditemukan Meagantya? Kenapa Ayah juga tidak curiga dengan botol racun yang sudah ada di kamar Nyonya Peonie? Apa yang selir itu lakukan? Apa dia mau bunuh diri? Atau mau meracuni salah satu dari kita?”“Taffyandria!” gertak Raja Pinqoe.“Kenapa tiba-tiba Meagantya dijadikan tersangka pembunuhan? Apa motifnya? Karena pertemuan kemarin siang? Sikap Nyonya Peonie yang menyebalkan karena terus menggan

  • Fantarna   THE PINK ONE: COLOR OF THE HEART (I)

    Tubuh Taffie bergetar saat mendengar saat Meagantya divonis ingin meracuni Selir Peonie. Mentor favoritnya yang selalu mendidiknya dengan sabar dan penuh ilmu membuatnya semakin yakin kalau itu semua hanya tuduhan palsu. Meagantya akan dieksekusi hari ini. Sungguh kejam dan tergesa-gesa. Taffie tahu perbuatan siapa ini. Namun, kotak hadiah di nakasnya membuatnya bertanya-tanya siapa gerangan yang memberinya. Dia membaca kalau Peonie memberikan kotak itu, tetapi tatapan sinisnya saat Taffie mengamuk ketika mendengar eksekusi Meagantya, dia ragu wanita titisan waemon itu yang memberinya. Taffie teringat tempo hari ketika Peonie, Meagantya, dan dirinya duduk di taman. Dia tidak tahu kalau wanita mengerikan itu akan datang. Meagantya tersenyum selayaknya sebuah rencana berhasil. Taffie hamper saja menembakkan bola-bola cahaya di sekitarnya. Dia tidak sudi bertemu Peonie di waktu luangnya. Lain hal dengan Meagantya, kalau bisa Taffie bisa sekamar d

  • Fantarna   All in Colors

    FantarnaAll in ColorsPetualangan Para Auru WarnaWarnarish yang selamat dari pemusnahan akhirnya tinggal di sebuah gua tersembunyi di suatu pulau di Bumi. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan Bumi di sekitarnya. Bersama dengan para warna lainnya, mereka hidup bersama, secara rahasia. Namun, para Auru penjaga yang penasaran dengan seisi Bumi memutuskan untuk berpetulangan. Beretemu dengan penduduk Bumi dengan sifat bermacam-macam.Tantangan ddan rintangan diarungi, resiko dihadapi, maut pun menanti.Namun, yang paling buruk adalah penyihirr terkuat Waemon akhirnya menemukan cara untuk bergabung dengan para Warnarish.Memusnahkan mereka untuk selamanya!The Pink One: Color of The HeartTaffie hanya mengingkan kebah

  • Fantarna   XTRA STORIES: Gladiator Warnarish

    Malam ini merupakan malam yang paling bersejarah. Malam yang paling berbeda dari malam yang lain. Setidaknya itulah menurutku. Meskipun aku hanya menjadi pengurus dalam acara ini tetapi tetap saja malam ini sangat berarti untuk kita semua, para warnarish. Baiklah, mungkin aku agal berlebihan. Tetapi aku sudah tidak sabar dengan acara ini. Dan—ohh, sang auru biru juga ada disini, pengawalnya adalah kekasihku. Entah kemana dia dua hari kemarin, tetapi karena dia sudah ada disini jadi mungkin ini adalah hal yang bagus. Aku masih tidak tahu kalau para auru akan melawan warnarish lain juga atau melawan sesama auru juga. Yang pasti malam ini akan menjadi malam yang tidak terlupakan. Olimpiade ini adalah olimpiade dimana setiap warnarish dari semua warna yang berbeda, 12 warnanya, akan berduel sampai ke final, UNTUK PERTAMA KALINYA!!! Dan aku, Shyan Chann akan ikut juga. Melawan warnarish yang hebat dan juga berkompeten. Ah, aku sudah tidak sabar. Tiba-tiba aku mendenga

  • Fantarna   Mengarungi Ombak Kematian

    Sang Ketua yang mereka bicarakan ternyata hampir mirip dengan mereka. Dia tinggal di sebuah gubuk yang terbuat dari bambu. Tirai masuknya dibuat dari kulit kelapa. Bayru dipaksa masuk kesana dan melihat ketua tiga orang tadi duduk bersila. “Apa ini? Orang yang terdampar lagi?” kata Sang Ketua. “Begitulah,” kata salah satu dari mereka. “Tapi yang satu ini aneh,” yang sebelahnnya menjelaskan, “Tidak ada kapal atau sampan apapun!” “Mungkin dia jatuh dari kapal dan kemari!” ujar yang satu lagi. “DIAM!” seru Sang Ketua. Bibir Bayru berkedut. Kemarin dia bertemu profesor psikopat, sekarang sekte orang aneh. “Apa sejak pertama kali melihatnya dia basah, atau bagaiman?” Kedua orang itu saling berpandangan dan yang satu lagi menggarukkan kepala. “Kami tidak tahu! Dia tiba-tiba ada di depan pulau.” “APA??? Itu tidak mungkin! Jika dia sudah ada disini dari kemarin, seharusnya kita tahu bukan?” Tidak! Ka

  • Fantarna   Langit Malam dan Lautan

    Falfayria agak terkejut saat ibu Danil yang membukakan pintu untuknya dan langsung memeluknya.“Oh, kau pasti ketakutan ya, Anak Manis!” serunya.Pasti ada sesuatu yang salah. Apa Danil tidak sengaja menceritakan apa yang terjadi?“Umma! Kenapa tiba-tiba?” kata Danil.“Oh, dia pasti kemari untuk memastikan kau baik-baik saja. Lagian kenapa kalian malah berpisah?”“Soal itu ....” Falfayria berhenti sejenak. “Sebenarnya aku sudah pulang dari tadi, tetapi karena rumahku gelap karena masih direnovasi jadi aku sebenarnya ingin menginap disini, maksudku ... ya—sebenarnya—”“Ohoho, pantas saja. Lagipula tidak apa-apa kau menginap disini. Dan apakah itu saudaramu?”Falfayria mengernyit. Dia tidak menduga ada yang mengikutinya. Jika itu Byzan, maka habislah dia.“Ah, bukan! Apa aku temannya Danil, juga?”Falfayria menoleh. Ternyata buk

  • Fantarna   Kriminal Yang Menyamar

    Niatnya untuk membantu Arabella menjelaskan semuanya, Arabella sendiri yang menjelaskan semua. Mereka hanya mendengarkan sembari Arabella menjabarkan apa yang terjadi dan menunjukkan-nunjuk ke siapapun yang dia ceritakan. Setidaknya Falfayria bisa tenang sedikit. Tetapi luka di bahu Danil membuatnya bersalah. Dia memandang Danil yang kini sudah siuman di mobil ambulans. Danil tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia memaksa. Memang peluru yang mengenainya itu kecil, tetapi tentu saja dia perlu pengobatan yang serius.Di sisi lain, Bayru dan Aquwamarie saling membisu. Tidak ada lagi perdebatan antara pengawal dan tuannya. Bayru masih merasa tidak enak karena dia bertindak senaknya, dan kejadian yang menimpanya ini memang tidak pernah ia pikirkan. Aquwamarie juga merasa begitu, sebagai penjaga Auru dia seharusnya lebih memperhatikan Bayru dan mengawasinya di setiap waktu dimanapun.Semua warnarish menjaga perasaan dan emosi mereka agar mereka tidak sepenuhnya berubah. Untuk

  • Fantarna   Jinayah

    Falfayria tidak menduga bahwa pria itu sudah tahu dia berbeda. Bahkan Aquwamarie.Seharusnya kami menyelinap lebih cepat. Danil sekarang terluka. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku jika Arabella disini! Falfayria membatin.“Dasar pria tua kejam! Apa yang kau lakukan pada Danil?” hardik Arabella.Tomo hanya terkekeh-kekeh. Tidak peduli apa yang dikatakan gadis itu.Arabella semakin kesal. Dia berteriak menerkam Tomo, tetapi Tomo menghindarinya dan menjambak rambutnya, membenturkan ke tembok. Darah mengalir di dahi Arabella, dia pun terjatuh.Falfayria tertegun. Dia saling berpandangan dengan Aquwamarie.Yah, mungkin saatnya untuk menunjukkan kekuatanku.“Nah, dua gadis favoritku! Gadis asing dari planet lain. Kalian juga akan bergabung dengan penelitian besarku. Aku tidak akan memberikan kalian pilihan. Bergabung denganku atau teman kalian tidak akan selamat, kalian tahu,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status