Batara pov
"Selamat siang pak." Ucap security saat aku baru saja sampai di depan rumah papa.
Aku tidak menjawab sapaan itu dan langsung masuk kesana.
Terlihat mobil mba irene yang terparkir di halaman depan.
"Sudah pasti mba Irene ada di dalam." Ucapku
Aku berjalan masuk dan segera mencari keberadaan mba irene.
"Mba!" Panggilku saat melihat mba irene sedang duduk bersantai di sofa bersama papa dan mama
"Kenapa dek ?" Tanya mba irene
"Kok mukanya datar gitu ?. Sini duduk dulu." Kata mba irene lagi
"Nggak usah! "Tolakku
"Saya mau tanya soal Stevie. Dimana dia ?" Tanyaku langsung tanpa berbasa-basi lagi
"Stevie ?" Ulang mba irene
"Stevie lagi tugas ke Singapura." Jawab mba irene
Aku mengepalkan tanganku kuat setelah mendengar itu.
"Duduk dulu sayang!" Ajak mama namun tidak aku hiraukan.
"Kenapa Stevie disuruh kesana ?" Ujarku kesal
Bagaimana bisa stevie pergi ke luar negeri d
"Permisi pak." Kata Rio yang baru saja datang ke ruangan batara."Ada yang bisa saya bantu pak ?" Tanya rio"Kosongkan jadwal saya untuk satu minggu kedepan. Saya akan segera ke Singapura hari ini." Jelas batara"Batalkan semua janji. Dan saya tidak ingin diganggu dengan urusan kantor." Ucap batara lagiRio hanya mengangguk paham. Padahal mereka baru saja kembali dari Taiwan. Tetapi bossnya itu sudah akan terbang lagi."Apa ada urusan penting pak ?" Tanya rio.Dia baru saja memberanikan diri untuk bertanya."Apa kamu tidak tahu ?" Tanya batara"Tidak pak." Jawab rio sambil menggelengkan kepalanya."Cewek kamu itu, sudah menugaskan calon istri saya ke Singapura." Kata bataraRio hanya menaikkan sebelah alisnya saat mendengar itu.Ceweknya ?. Dan pacar pak batara ?. Apa maksudnya ?Rio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena merasa kebingungan."Maaf pak. Maksud bapak apa yah ?" Tanya
Waktu berlalu dan rio baru saja mengantarkan batara ke Bandara.Bahkan tidak perlu menunggu lama lagi, batara langsung terbang menemui stevie.Rio kembali bersama supir batara dan akan mengambil alih pekerjaan kantor selama satu minggu.“Halo. Irene!” Ucap rio saat panggilannya baru saja diangkat oleh irene“Kenapa Rio ?” Tanya irene“Gini, aku mau tanya soal Stevie.” Ucap rio“Stevie beneran kamu tugasin ke Singapura ?” Tanya rio lagi“Iya. Baru juga kemarin berangkat sama Kevin.” Jawab irene“Memangnya kenapa ?. Ada masalah lagi sama Batara ?” tanya ireneRio mengangguk walau dia tahu irene tidak dapat melihat itu.“Ini pak Batara baru aja terbang ke Singpura.” Jelas rio“Beneran nih ?” tanya irene lagi“Iya beneran.” Jawab rio“Terus kantornya gimana ?” kata irene penasara
“Stevie !” Panggil kevin“Kenapa ?” Ucap stevie“Lo udah siap-siap kan ?. Kita udah harus berangkat sekarang.” Kata kevin“Udah dong. Yuk berangkat.” Jawab stevieMereka akan mengadakan rapat hari ini. Mungkin tidak akan berlangsung lama, karena mereka juga sudah sempat bertemu kemarin.Tak lama, mereka sudah selesai dengan rapat yang tadi mereka bicarakan.“Makan dulu bentar.” Kata kevinMereka memesan makanan dan menghabiskan makan siang disana.“Salsa lagi ngapain yah sekarang ?” Tanya kevin saat mereka sedang menunggu makanan mereka.“Pasti lagi kerja dong. Ini kan masih jam kantor.” Kata stevie“Bener juga sih. Kita kan cuman beda satu jam.” Balas kevin“Tapi tuh anak pasti nggak sibuk-sibuk banget. Coba deh telepon.” Saran stevieKevin mengangguk setuju.Dia mengeluarkan ponselnya dan
Stevie merasakan sebuah panggilan masuk di ponselnya.“Siapa Vie ?” Tanya kevin“Nggak tahu,” ucap stevie karena dia belum melihat siapa nama penelponnya.“Oh, dari Batara.” Jawab stevieSaat melihat nama My Future Husband di ponselnya, stevie sudah bisa menebak itu dari batara.“Namanya My Future Husband ?” Tanya kevin yang barusan mengintip layar ponsel stevie“So sweet..” Kata kevin“Ini itu ditulis sendiri sama Batara.” Jawab stevie“Gue tahu, pak Batara itu emang the best banget.” Puji kevin lagiStevie mengangkat panggilan itu sebelum panggilan itu berakhir.“Halo beib!” sapa batara“Kenapa lama banget angkat teleponnya ?” tanya batara“Aku lagi makan siang. Memangnya kenapa ?” tanya stevie langsung“Kamu lagi dimana ?” tanya batara“Di Singapura.
Batara dan stevie sudah selesai dengan makan siang mereka.Walau tadi hanya batara yang makan siang, dan stevie hanya meminum cappuccino miliknya.“Beib, kamu masih marah sama aku ?” Tanya batara“Apa itu pertanyaan ?” Tanya stevie balik“Iya beib. Pliss maafin aku.” Kata batara lagi“Kita lihat aja nanti.” Kata stevieDia memilih diam saja selama berada dalam perjalanan.Batara juga tidak berbicara apapun lagi. Dia bisa mengerti bahwa stevie tidak ingin berbicara dengannya saat ini.“Ayo beib.” Ajak batara saat mereka sudah sampai disana.“Ini apartment kamu ?” tanya stevie“Iya.” Jawab batara“Terus, Kevin tinggal dimana ?” tanya stevieSetelah batara memberitahukan tempatnya, stevie langsung mengirimkan alamat mereka pada kevin.“Aku masuk duluan.” Pamit stevie“Wait beib
Hari berlalu dan setiap harinya, batara selalu mengikuti di setiap pertemuan kevin dan stevie.Dia seperti penjaga saja. Tidak terlalu banyak bicara, namun selalu kesal saat diabaikan oleh stevie.“Beib.” Panggil batara“Namaku Stevie.” Jelas stevie“Aku nggak peduli beib.” Balas bataraYa sudahlah. Sudah stevie bilang kan, percuma berdebat dengan pria itu.“Aku mau keluar dulu sebentar.” Kata batara“Yasudah. Kamu bisa langsung pergi dan tidak perlu memberitahuku.” Kata stevie“Kamu perlu tahu beib.” Kata batara“Aku nggak mau berdebat lagi.” Kata batara sebelum stevie mengatakan apapun lagi“Jangan kemana-mana, okey ?” ucap batara“Aku nggak janji.” Kata stevieCupp.Batara mencium dahi stevie lembut.“Jangan marah lagi. Aku cuman bentar kok!” kata bataraPria itu
“Beib!” Panggil batara saat dia sudah kembali ke apartemen.“Dimana Stevie ?” Pikir bataraDia sudah memanggilnya sejak tadi, namun sepertinya dia tidak ada disana.Batara berjalan kearah kamar kevin dan mulai mengetuk.“Apa mereka pergi bersama ?” Ujar batara pada dirinya sendiri.Dia menelpon nomor stevie, namun hanya terdengar nada tersambung disana.“Kemana mereka ?” Tanya bataraWaktu terus berlalu. Stevie dan kevin masih juga memilih cincin yang cocok untuk salsa.Bukan hanya untuk salsa, mereka juga mencari cincin untuk kevin.“Udah belum ?. Kayaknya yang ini cocok deh.” Kata stevie memberi saran“Iya. Menurut gue juga cocok. Sekarang tinggal ukurannya.” Kata kevinMereka mencoba cincin itu dan memperkirakan ukuran jari salsa“Lo tahu ukurannya ?” tanya stevie karena kevin terlihat sangat santai.“
Keesokan harinya, kevin dan stevie pulang ke Jakarta.Urusan mereka sudah selesai disana. Jadi tidak perlu lagi tinggal lebih lama.Berbicara tentang itu, stevie bahkan tidak menemukan batara di apartemen pagi ini.Kemana perginya pria itu ?. Dia membuat stevie tidak bisa tidur nyenyak semalaman karena memikirkannya.“Ayo Vie!” Ajak kevinPesawat mereka sudah mendarat beberapa saat lalu.“Halo gengs..” Sapa salsa yang menjemput mereka di bandara.“Halo Sa!” Balas stevie“Gimana ? Asik nggak Singapura ?” Tanya salsa“Nggak asik.” Jawab kevin“Loh. Kenapa ?” tanya salsa“Karena nggak ada kamu disana!” jelas kevin“Ekhemmm. Yang udah bisa gombal sekarang.” Ledek stevie“Ada-ada aja deh lo.” Kata salsaMereka menuju ke mobil salsa dan memasukkan barang-barang mereka.“Eh Vi
Keesokan paginya, Ryan sudah bangun lebih dulu dibanding Yaya.“Tumben..” ucap Ryan saat melihat istrinya masih tertidur pulas.Biasanya, Yaya akan bangun lebih dulu dibanding Ryan. Tapi mengapa hari ini berbeda?Ryan berjalan mendekati Yaya, dan akan menciumnya. Namun..“Emm kak..” ucap yayaDia menjauhkan wajahnya dan itu membuat Ryan tidak bisa mencium istrinya.“Sayang. Kok gitu sih?” tanya Ryan“Jangan dekat-dekat aku.” Jawab YayaRyan menaruh tangannya di pinggang karena merasa aneh.“Kita ke dokter sekarang.” Kata Ryan“Nggak usah!” tolak yaya“Nggak ada penolakan.” Balas Ryan“Semalam aku disuruh tidur di sofa. Dan pagi ini, kamu nggak mau aku cium. Aku nggak tahan kalau jauh-jauh dari kamu sayang.” Jelas RyanYaya hanya tertawa mendengar itu. Walau begitu, dia tetap mengikuti perintah suami
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.~Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada sean yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku terlihat cantik ?” tanya yaya“Apa kamu yakin ?” kata ryanAda apa lagi ini ?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy ?” tanya ryan pada sean“kenapa sih sayang ?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya sean ?”Huffhh, yaya menghela napas lega. Untung saja gaunn
“Oh iya, pada belum makan kan ?, ke resto dulu yuk” ajak papa“Emm, yaya balik duluan aja yah pa, kasian Sean udah lapar sama ngantuk banget” kata yaya“Yaudah sayang. Kalian balik duluan aja” kata mama“maaf yah ma, pa” kata ryan“iya enggak papa” jawab papa“yaudah balik duluan aja, kasian cucu oma” kata tante sofieYaya mengangguk. Mereka segera memasuki mobil dan lainnya menuju ke restoran.“ayo sayang” ajak ryan. Saat dia ingin menyentuh yaya, yaya lebih dulu berjalan meninggalkannya.“Sean mau minum susu dulu” yaya mulai menyusui sean“Kok duduknya di belakang sih sayang ?” tanya ryan tidak sukaYaya menatap sekitar lalu menepuk jidatnya.“kok malah duduk di belakang yah, lagian udah terlanjur juga, kasian Sean udah nyusu” jawab yaya.Begini nih kebiasaan yaya kalau seda
Yaya memilih gaun dengan bentuk sebelah lengan, dan sebelahnya lagi kosong. Gaun kekinian yang tidak terlalu terbuka.Gaun itu tidak begitu saja dipilihnya, dia harus berdebat dengan ryan dulu tadi. karena merasa gaunnya terlalu terbuka.“Sayang” panggil ryan saat yaya sedang berada di depan cermin.Yaya sedang mencoba gaun tanpa lengan.“Kok gaunnya kebuka gini sih ?” tanya ryan menilai gaun yang sedang dikenakan yaya.Dia mengangkat-angkat gaun tersebut dan memberi penilaian layaknya juri fashion.“Ini itu kebuka banget. Udah punya anak juga.” Cibir ryanSalah, sepertinya dia bukan juri fashion. Tapi emak-emak tukang nyinyir. Entahlah apa sebutannya.“ini enggak kebuka sayang, tanpa lengan doang” kata yaya. Memang menurutnya dress ini aman-aman saja.“ganti sayang” perintah ryan“Tap-“Enggak ada penolakan” kata ryan final.
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur“Hmm ?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban“Lagi ngapain ?” tanya ryanDia berjalan mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya dari belakang.“Ngapain sih ?” kata ryan mengulangp ertanyaannya“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryanYaya meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang.” Panggil ryan“Iyaa ?” tanya yaya“Kita nggak usah fitting baju hari ini yah ? Aku lagi males banget.” Ujar ryan“Bohong. Bilang aja kalau kamu nggak mau pergi.” Balas yaya“Bukan gitu. Aku tahu kalau kamu kesana, mama pasti ngajak kamu kesana kemari. Aku kan maunya sama kamu sayang.” Jelas ryan“Tuh kan. Kita kan fittingnya nggak lam
“Kak!” panggil yayaDia sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini.“Hmm ?” balas ryan“"Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan" ucap yaya pada ryan.Dia meminta izin agar suaminya itu bisa membiarkan dirinya pergi ke rumah mama.“Kok gitu sih sayang ?” tanya ryanYaya yang mendengar itu, hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.“Maksudnya gimana ?” ujar yayaRyan yang sedang fokus dengan laptopnya, langsung meletakkan itu di meja."kok bahasanya gitu sih sayang ?" Ulang ryanApa yang terjadi dengan suaminya itu ?. Yaya masih merasa bingung saat mendengar itu."Memangnya ada yang salah ?" tanya yayaRyan mengangguk sebagai jawaban."Iyaa. Kayak aneh gitu" jawab ryanEntahlah. Padahal yaya merasa tidak ada yang aneh dengan ucapannya barusan. Kenapa suaminya malah bersikap seperti itu ?"Coba d
“Mungkin awalnya terasa sulit. Tapi setelah itu,semua pasti akan baik-baik saja.”~Saat ini yaya sedang asik dengan ponselnya hingga dia senyum-senyum sendiri."Ihh ganteng banget" ujar yaya. Bahkan senyuman nya tidak luntur sejak tadiRyan yang melihat istrinya itu pun, menjadi penasaran. Dia menatap yaya dengan pandangan yang penuh selidik."Nontonin apa sih ?" Tanya kak ryanNamun yaya tidak menjawab nya. Entah dia mendengar pertanyaan suaminya atau tidak. Karena dia terlihat sangat serius saat ini.“Sayang. Nonton apaan sih ?” tanya kak ryan lagi mengulang perkataan nya"Enggak kok" jawab yaya dengan singkat“Masa sih ?. Nggak percaya” ujar kak ryan. Dia ingin merebut ponsel istrinya, namun Yaya malah menjauhkan ponsel itu dari ryan.
“Aku kira, kamu akan menyerah dengan hubungan kita”~Pagi ini yaya membangunkan suaminya karena sudah tiga hari dia tidak bekerja."Kak. Bangun" kata yaya menggoyangkan tubuh ryan agar segera bangun“Kak ryan, bangun dong. Nanti kakak enggak ke kantor lagi" paksa yayaBukannya bangun, ryan malah menarik yaya kedalam pelukannya."Kak" panggil yaya"Bentar aja sayang. Biarin kayak gini dulu" jawab kak ryan"Ayo bangun. Sarapannya udah disiapin" kata yaya"Aku hitung sampai 3 yah, kalau enggak bangun juga -" belum sempat yaya menyelesaikan kata-katanya, kak ryan sudah membuka matanya.Cupp..Dia mencium bibir yaya sebentar."Morning kiss sayang" ujarnya lalu berlari ke kamar mandi.Dasar. Kin
“Setidaknya masih ada yang menarik yang bisa di kenang dari pernikahan mereka.”~Yaya merasa ada yang mengecupnya berkali-kali pagi ini. dan itu sangat mengganggu tidurnya. Dia bergerak sedikit namun merasa ada sesuatu yang melingkar di perutnya"Good morning sayang" itu ucapan pertama yang yaya dengar saat dia membuka matanya.Ternyata penyebab nya adalah kak ryan yang melingkarkan lengan nya pada pinggang yaya"Masih lelah ?" Tanya kak ryan.Yaya mengangguk sebentar."Uhh, istriku ini memang yang pantik" kata kak ryan. Yaya hanya menatapnya dalam diam dan tidak ingin bersuara.Kak ryan mulai menciumnya agak lama."Morning kiss" ucapnyaYaya memukul bahunya pelan"Mana ada morning kiss lama gitu" ejek yaya