HRD itu menatap yaya dengan pandangan ramah. Bukan pandangan menilai pantas atau tidak, seperti beberapa orang yang pernah yaya temui.
“Karenina ?” tanya HRD itu pada yaya
“Iya bu. Saya karenina raisa wijaya. Biasa di panggil yaya. Ibu bisa juga panggil saya yaya” jawab yaya sopan
“Oke. Saya memang nungguin kamu tadi. Mari ikut saya" ajak wanita itu.
“Yaya” ucap HRD menggulang nama yaya
“Untung saja kamu tidak dipanggil nina” ujar wanita itu lagi. Namanya Nina. Pantas saja dia berkata seperti itu. Semoga saja namanya bukan karenina. Karena akan benar-benar mirip dengan yaya. Walau sebenarnya sama pun tak apa.
Itu karena dia memakai name tag. Jadi yaya bisa mengetahui namanya. Jangan mengira bahwa yaya bisa mengetahui namanya begitu saja. Jika ia bisa, ia akan mencari tahu juga nama jodohnya. Siapa tahu mem
Yaya kaget saat mendegar itu dan membulatkan kedua matanya. Entah ada apa dengan boss aneh itu. Yaya saja tidak mengingat namanya sama sekali.Entah mengapa orang membencimu, padahal kamu tidak pernah sekalipun berbincang dengan mereka. Kadang manusia memang se aneh itu.“Kenapa diam ? Tidak perlu bersikap polos seperti itu” kata nya lagi“Baiklah” jawab yaya. Dia bahkan tidak bisa menyembunyikan tawa lucunya walau dia sudah mencoba menahan nya.“Kenapa tertawa ?” tanya pria itu“Hanya merasa lucu. Sebenarnya sudut pandang mana yang ada lihat ?. Hingga bisa mengatakan bahwa saya mencoba mendekati adik bapak” jelas yaya“Saya bukan bapak kamu” protes boss nya itu“Lalu harus saya panggil siapa ?. Lagipula, saya sudah lupa siapa nama anda” jawab yaya
“Walau tidak tahu apa yang akan terjadi, sepertinya menghindar adalah ide terbaik”~Keesokan harinya, yaya datang ke kantor seperti hari kemarin. Sebenarnya tidak se-awal kemarin. Tapi setidaknya semangat nya masih sama seperti hari kemarin. Tepat waktu, rapi, dan selalu tersenyum.Mungkin orang lain akan merasa risih karena mereka bermasalah dengan boss besar perusahaan saat hari pertama. Tapi tidak bagi yaya. Dia semakin semangat datang ke kantor agar bisa bertemu dengan boss nya itu.Yaya masih belum tahu namanya dan tidak berniat untuk bertanya. Nanti saja lah. Jika yaya memilili urusan dengan boss nya lagi. Barulah dia cari tahu namanya."Pagi yaya" sapa pak arya. Manajer keuangan sekaligus atasan yaya."Pagi juga pak" jawab yaya ramah. Mereka sudah bertemu kemarin, jadilah sudah tidak begi
“Bukan karena tidak suka basa-basi. Tapi karena aku enggak suka kamu”~“Pagi yay” sapa nina saat melihat yaya berdiri di depan meja resepsionis“Pagi nina. Mau ke ruangan ?” tanya yaya yang diangguki nina“Bentar” yaya menyelesaikan urusan nya dan berjalan berdampingan bersama nina. Ruangan mereka berbeda satu lantai. Jadi tak apa jika naik lift bersama.“Hari ini lo sibuk nggak ?” tanya ninaYaya yang sedang membenarkan beberapa lembar kertas di tangan nya langsung menoleh.“Kenapa ? Gue mau ditraktir nih ?” bukan nya menjawab, yaya malah balik bertanya“Enggak. Orang gue cuman nanya doang kok” kata nina“Lo mah gitu. Dari kapanan hari gue minta traktir. Elo nya sibu
Ucapan yaya terpotong karena seseorang yang memanggilnya. Bahkan boss nya juga menoleh bersamaan dengan yaya.Itu yudha. Dia ternyata masih ada di sana. Entah apa maunya pria itu."Kalian kenapa ?" Tanya yudha saat melihat kakak nya masih memegang pergelangan tangan yaya."Tuh kan pak. Maksa sih" yaya memberi tatapan tidak suka kepada atasan nya itu. Semoga setelah ini dia dipecat.“Kenapa enggak mau ngobrol sama adik saya ?” tanya boss nya“Bukan karena tidak suka basa-basi. Tapi karena saya enggak suka sama adik kamu” jelas yayaYaya langsung keluar dari lift dan diikuti boss. Tidak sambil berpegangan tangan tentunya.“Kalian barusan kenapa ?” tanya yudha"Enggak papa kok. Tadi disuruh masuk ruangan aja" jawab yaya seadanyaYudha mengangguk setelah mendengar jawaban yaya ba
“Kadang, sekeras apapun mencoba, sesuatu itu tetap tidak bisa di ubah”~Beberapa hari kemudian, Di Sanjaya Company“Selamat siang bu” sapa seorang petugas keamanan yang baru saja yaya persilahkan masuk.“Siang pak” balas yaya dengan ramah“Ada apa pak ?” tanya yaya“Maaf mengganggu, ini pesanan ibu udah datang” ucap pak satpamYaya langsung berdiri dari kursi kerja nya dan mengambil sebuah kantong yang di pegang pak satpam barusan.“Oh iya. Makasih banyak pak” ucap yaya“Sama-sama bu” jawab pak satpam“Tapi kok kurir nya enggak kasih tahu yah, kan saya bisa langsung turun. Jadi bapak enggak perlu repot anterin kesini” ujar yaya“Engga
“Enggak ada yang beda. Kamu cuman belum nemu alasan buat jatuh cinta sama mereka aja”~Setelah pulang kantor, ryan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah nya. Tidak ada lagi urusan nya hari ini. Jadi dia bisa langsung kembali.Ingin sekali dia mengikuti mobil yudha dan yaya. Tapi setelah di pikir kembali, sepertinya itu tidak perlu. Itu hanya akan membuat ryan terlihat seperti orang yang tidak memiliki pekerjaan, sehingga harus membuntuti mereka.Ryan ini seorang CEO sekaligus direktur perusahaan IT terbesar di Jakarta. Jadi dia tidak ingin membuat jelek statusnya dengan membuntuti yudha dan yaya.Lebih baik dia kembali ke rumah. Sudah lama dia tidak beristirahat dengan nyaman, dan pastinya dia sudah lama tidak pulang kantor tepat waktu. Jadi biarlah dia pulang dan tidur dengan nyenyak hari ini.Sesampainy
“Aku yang enggak peka, atau kamu yang terlalu memaksa ?”~Keesokan harinya, yaya berjalan ke kantor dengan perasaan yang kurang enak. Dia lupa jika kemarin pak ryan melihat dia dan yudha bersama. Dia pasti akan di interogasi hari ini oleh pak ryan.Oh semoga saja tidak. Bagaimana yaya bisa membersihkan namanya yang sejak awal tidak sudah buruk di mata pak ryan. Bukannya tambah bersih, malah tambah buruk ini.Saat memasuki ruangan, yaya terkejut karena disana ada si boss, pak ryan. Sedang apa boss besarnya itu sudah ada di ruangan se-pagi ini."Selamat pagi pak" sapa yaya sopan, sembari sedikit menunduk.Dia tidak menjawab sapaan yaya. Tapi tatapan-nya terlihat marah. Apa benar dia marah karena kejadian kemarin ?. Harusnya yaya sudah bisa menebaknya.“Kenapa berdiri saja disana ? Duduklah. Ini ruangan mu&rdq
"Kamu harus segera pulang. Sebentar lagi gaun dan makanan-nya akan sampai di rumahmu" ucap pak ryan"Makanan ?" Tanya yaya bingung"Tentu saja. Saya ragu kau bisa memasak" kata pak ryan meremehkan.“Bukan itu. Maksudnya untuk apa mengirimkan itu ke rumah saya ?” tanya yaya bingung“Jangan berlagak lupa. Saya sudah mengatakan nya tadi” jawab pak ryan“Jadi.. Itu bukan lelucon ?” tanya yaya lagi. Dia kira boss nya itu hanya main-main tadi“Tentu saja tidak. Saya tidak suka memainkan lelucon” jelas pak ryan“Sekarang cepat pulang. Gaun dan makanan nya datang sebentar lagi” jelas pak ryan lagi“Enggak usah kirimin makanan. Saya bisa masak sendiri” ketus yaya tanpa melihat boss nyaApa dia mengira, yaya tidak bisa memasak hingga di
Keesokan paginya, Ryan sudah bangun lebih dulu dibanding Yaya.“Tumben..” ucap Ryan saat melihat istrinya masih tertidur pulas.Biasanya, Yaya akan bangun lebih dulu dibanding Ryan. Tapi mengapa hari ini berbeda?Ryan berjalan mendekati Yaya, dan akan menciumnya. Namun..“Emm kak..” ucap yayaDia menjauhkan wajahnya dan itu membuat Ryan tidak bisa mencium istrinya.“Sayang. Kok gitu sih?” tanya Ryan“Jangan dekat-dekat aku.” Jawab YayaRyan menaruh tangannya di pinggang karena merasa aneh.“Kita ke dokter sekarang.” Kata Ryan“Nggak usah!” tolak yaya“Nggak ada penolakan.” Balas Ryan“Semalam aku disuruh tidur di sofa. Dan pagi ini, kamu nggak mau aku cium. Aku nggak tahan kalau jauh-jauh dari kamu sayang.” Jelas RyanYaya hanya tertawa mendengar itu. Walau begitu, dia tetap mengikuti perintah suami
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.~Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada sean yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku terlihat cantik ?” tanya yaya“Apa kamu yakin ?” kata ryanAda apa lagi ini ?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy ?” tanya ryan pada sean“kenapa sih sayang ?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya sean ?”Huffhh, yaya menghela napas lega. Untung saja gaunn
“Oh iya, pada belum makan kan ?, ke resto dulu yuk” ajak papa“Emm, yaya balik duluan aja yah pa, kasian Sean udah lapar sama ngantuk banget” kata yaya“Yaudah sayang. Kalian balik duluan aja” kata mama“maaf yah ma, pa” kata ryan“iya enggak papa” jawab papa“yaudah balik duluan aja, kasian cucu oma” kata tante sofieYaya mengangguk. Mereka segera memasuki mobil dan lainnya menuju ke restoran.“ayo sayang” ajak ryan. Saat dia ingin menyentuh yaya, yaya lebih dulu berjalan meninggalkannya.“Sean mau minum susu dulu” yaya mulai menyusui sean“Kok duduknya di belakang sih sayang ?” tanya ryan tidak sukaYaya menatap sekitar lalu menepuk jidatnya.“kok malah duduk di belakang yah, lagian udah terlanjur juga, kasian Sean udah nyusu” jawab yaya.Begini nih kebiasaan yaya kalau seda
Yaya memilih gaun dengan bentuk sebelah lengan, dan sebelahnya lagi kosong. Gaun kekinian yang tidak terlalu terbuka.Gaun itu tidak begitu saja dipilihnya, dia harus berdebat dengan ryan dulu tadi. karena merasa gaunnya terlalu terbuka.“Sayang” panggil ryan saat yaya sedang berada di depan cermin.Yaya sedang mencoba gaun tanpa lengan.“Kok gaunnya kebuka gini sih ?” tanya ryan menilai gaun yang sedang dikenakan yaya.Dia mengangkat-angkat gaun tersebut dan memberi penilaian layaknya juri fashion.“Ini itu kebuka banget. Udah punya anak juga.” Cibir ryanSalah, sepertinya dia bukan juri fashion. Tapi emak-emak tukang nyinyir. Entahlah apa sebutannya.“ini enggak kebuka sayang, tanpa lengan doang” kata yaya. Memang menurutnya dress ini aman-aman saja.“ganti sayang” perintah ryan“Tap-“Enggak ada penolakan” kata ryan final.
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur“Hmm ?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban“Lagi ngapain ?” tanya ryanDia berjalan mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya dari belakang.“Ngapain sih ?” kata ryan mengulangp ertanyaannya“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryanYaya meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang.” Panggil ryan“Iyaa ?” tanya yaya“Kita nggak usah fitting baju hari ini yah ? Aku lagi males banget.” Ujar ryan“Bohong. Bilang aja kalau kamu nggak mau pergi.” Balas yaya“Bukan gitu. Aku tahu kalau kamu kesana, mama pasti ngajak kamu kesana kemari. Aku kan maunya sama kamu sayang.” Jelas ryan“Tuh kan. Kita kan fittingnya nggak lam
“Kak!” panggil yayaDia sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini.“Hmm ?” balas ryan“"Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan" ucap yaya pada ryan.Dia meminta izin agar suaminya itu bisa membiarkan dirinya pergi ke rumah mama.“Kok gitu sih sayang ?” tanya ryanYaya yang mendengar itu, hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.“Maksudnya gimana ?” ujar yayaRyan yang sedang fokus dengan laptopnya, langsung meletakkan itu di meja."kok bahasanya gitu sih sayang ?" Ulang ryanApa yang terjadi dengan suaminya itu ?. Yaya masih merasa bingung saat mendengar itu."Memangnya ada yang salah ?" tanya yayaRyan mengangguk sebagai jawaban."Iyaa. Kayak aneh gitu" jawab ryanEntahlah. Padahal yaya merasa tidak ada yang aneh dengan ucapannya barusan. Kenapa suaminya malah bersikap seperti itu ?"Coba d
“Mungkin awalnya terasa sulit. Tapi setelah itu,semua pasti akan baik-baik saja.”~Saat ini yaya sedang asik dengan ponselnya hingga dia senyum-senyum sendiri."Ihh ganteng banget" ujar yaya. Bahkan senyuman nya tidak luntur sejak tadiRyan yang melihat istrinya itu pun, menjadi penasaran. Dia menatap yaya dengan pandangan yang penuh selidik."Nontonin apa sih ?" Tanya kak ryanNamun yaya tidak menjawab nya. Entah dia mendengar pertanyaan suaminya atau tidak. Karena dia terlihat sangat serius saat ini.“Sayang. Nonton apaan sih ?” tanya kak ryan lagi mengulang perkataan nya"Enggak kok" jawab yaya dengan singkat“Masa sih ?. Nggak percaya” ujar kak ryan. Dia ingin merebut ponsel istrinya, namun Yaya malah menjauhkan ponsel itu dari ryan.
“Aku kira, kamu akan menyerah dengan hubungan kita”~Pagi ini yaya membangunkan suaminya karena sudah tiga hari dia tidak bekerja."Kak. Bangun" kata yaya menggoyangkan tubuh ryan agar segera bangun“Kak ryan, bangun dong. Nanti kakak enggak ke kantor lagi" paksa yayaBukannya bangun, ryan malah menarik yaya kedalam pelukannya."Kak" panggil yaya"Bentar aja sayang. Biarin kayak gini dulu" jawab kak ryan"Ayo bangun. Sarapannya udah disiapin" kata yaya"Aku hitung sampai 3 yah, kalau enggak bangun juga -" belum sempat yaya menyelesaikan kata-katanya, kak ryan sudah membuka matanya.Cupp..Dia mencium bibir yaya sebentar."Morning kiss sayang" ujarnya lalu berlari ke kamar mandi.Dasar. Kin
“Setidaknya masih ada yang menarik yang bisa di kenang dari pernikahan mereka.”~Yaya merasa ada yang mengecupnya berkali-kali pagi ini. dan itu sangat mengganggu tidurnya. Dia bergerak sedikit namun merasa ada sesuatu yang melingkar di perutnya"Good morning sayang" itu ucapan pertama yang yaya dengar saat dia membuka matanya.Ternyata penyebab nya adalah kak ryan yang melingkarkan lengan nya pada pinggang yaya"Masih lelah ?" Tanya kak ryan.Yaya mengangguk sebentar."Uhh, istriku ini memang yang pantik" kata kak ryan. Yaya hanya menatapnya dalam diam dan tidak ingin bersuara.Kak ryan mulai menciumnya agak lama."Morning kiss" ucapnyaYaya memukul bahunya pelan"Mana ada morning kiss lama gitu" ejek yaya