"Kamu harus segera pulang. Sebentar lagi gaun dan makanan-nya akan sampai di rumahmu" ucap pak ryan
"Makanan ?" Tanya yaya bingung
"Tentu saja. Saya ragu kau bisa memasak" kata pak ryan meremehkan.
“Bukan itu. Maksudnya untuk apa mengirimkan itu ke rumah saya ?” tanya yaya bingung
“Jangan berlagak lupa. Saya sudah mengatakan nya tadi” jawab pak ryan
“Jadi.. Itu bukan lelucon ?” tanya yaya lagi. Dia kira boss nya itu hanya main-main tadi
“Tentu saja tidak. Saya tidak suka memainkan lelucon” jelas pak ryan
“Sekarang cepat pulang. Gaun dan makanan nya datang sebentar lagi” jelas pak ryan lagi
“Enggak usah kirimin makanan. Saya bisa masak sendiri” ketus yaya tanpa melihat boss nya
Apa dia mengira, yaya tidak bisa memasak hingga di
“Kadang orang memang berubah tanpa kamu ketahui penyebab nya”~Keesokan harinya di kantor"Eh yay. Selamat yah" ucap beberapa rekan kerja yaya saat dia baru saja memasuki kantorAda apa dengan mereka ?. Tumben memberi selamat saat yaya baru saja datang ke kantor. Aneh. Dia merasa tidak melakukan apapun."Selamat buat apa yah ?" Tanya yaya bingung."Yah buat tunangan lo sama pak boss. Kok enggak bilang sih lo pacarnya" desak merekaOh, apa berita pertunangan itu tersebar secepat itu ?. Yaya melihat cincin berlian yang melingkar di jari manisnya. Dia bahkan lupa bahwa dia sudah bertunangan semalam."Kenapa juga enggak bilang lo anak konglomerat. Lo ramah banget sih" ucap mereka lagiMereka mulai berbicara tanpa henti. Apa status nya juga harus dia jelaskan
“Orang memang terbiasa penasaran dengan kehidupan orang lain,tanpa berniat membantu”~Yaya baru saja ingin turun ke kafeteria dan membuat kopi pagi ini. Sudah beberapa hari dia tidak membuat kopi disana. Jadilah dia akan membuatnya hari ini.“Yay” panggil nina saat yaya akan berbelok ke kafeteria“Iyaa ?” tanya yaya menghentikan langkah nyaNina terlihat memegang sebuah dokumen di tangan nya. Pasti dia baru saja menyelesaikan sebuah urusan.“Mau ke mana ?” tanya nina“Mau buat kopi nih. Mau ikut ?” tanya yaya setelah menjawab pertanyaan nina“Kuy lah. Gue juga mau beli minuman” jawab ninaMereka berdua berjalan bersama kesana. Ternyata urusan nina sudah selesai dan dia tidak sibuk hari in
"Kan kita seumuran. Jadi enggak tua sendirian dong" kata yudha. Mereka bahkan masih mengobrol sebentar disana.Sekarang yaya sedang berjalan keruangannya, karena yudha yang sudah kembali ke kantornya. Tumben dia tidak mampir lebih dulu ke ruangan kakak nya."Mba yaya" panggil kang dadang, cleaning service perusahaan saat yaya akan menaiki lift"Iya kang ?" Tanya yaya"Dipanggil pak boss mba. Disuruh keruangan-nya" ucap kang dadangYaya mengangguk. Pasti boss nya itu akan mengomeli dirinya lagi."Makasih kang" kata yaya"Sip mba, sama-sama" jawab kang dadangYaya yang awalnya ingin pergi ke ruangan nya, malah menuju ruangan pak ryan tanpa menaruh barang-barangnya lebih dulu."Pak dika" panggil yaya pada sekretaris pak ryan saat dia sudah sampai di sana."Iya bu. Mau ketemu pak
“Bukan lemah. Hanya saja, dia merasa belum menemukan solusi atas semua masalahnya saat ini.”~“Ikut saya” ucap pak ryan saat yaya sedang menunggu sopir untuk menjemputnya.“Tidak perlu pak. Saya sedang menunggu sopir” balas yaya tanpa memperhatikan lawan bicaranya.“Apa saya meminta pendapat ? Tidak kan” ucap pak ryan. Dia berjalan keluar dari mobil nya dan memaksa yaya untuk masuk.Sudahlah. Dia lelah setelah pulang bekerja, dan sedang malas berdebat.Setelah itu, mereka berdua menuju sebuah butik. Karena mami dan mama reni sudah lebih dulu berada disana. Sesampainya disana, yaya disibukkan dengan acara fitting baju. Sebenarnya mami dan mama-nya pak ryan sudah memutuskan rancangannya. Mereka hanya tinggal membuat ukurannya.Syukurlah. Setidaknya yaya tidak perlu ber
Kak ryan langsung saja berjalan meninggalkan yaya begitu saja. Bahkan dia tidak mengajaknya untuk masuk."Dasar bossy" ejek yaya. Dia berjalan masuk sendirian kesana. Mustahil menunggu kak ryan untuk menyuruhnya masuk."Selamat malam nyonya" sapa para maid disana saat yaya sudah sampai disana"Selamat malam semua" senyum yaya. Mereka sangat banyak. Bahkan mungkin belasan orang."Mari nyonya, kamarnya dilantai atas. Biar saya bantu" kata salah seorang dari mereka sambil membawa koper yayaYaya berjalan kekamar yang ditunjuk pelayan disana. Mereka juga sudah meletakan kopernya di depan pintu kamar tersebut. Dari pintunya saja sudah sangat besar.“Baiklah. Terimakasih” ucap yayaDia membuka pintu itu namun malah mendapati kak ryan yang hanya memakai handuk di pinggang nya."Sedang apa kau disini ?" Suara itu
“Mau atau tidak. Seseorang harus meneruskan semua yang sudah dia mulai”~Pagi ini yaya bangun dengan perasaan lega. Tidurnya semalam sangat nyenyak. Padahal kemarin itu sangat melelahkan. Entahlah.Yaya mulai membersihkan dirinya. Dia menatap koper milik nya. Mungkin dia akan merapikan pakaian nya nanti. Dia hanya akan merapikan alat rias nya saat ini. Tak lama kemudian, dia sudah rapi dengan celana panjang berbahan kain, dan baju yang tidak berlebihan.“Pagi nyonya” sapa bibi saat melihat yaya yang baru saja turun“Panggil saja yaya” ucap yaya. Dia tidak suka dipanggil seperti itu.Namun bukan nya menjawab, mereka hanya tertawa mendengar perkataan yaya barusan. Apa itu lucu ?. Sudahlah.“Nyonya ingin sesuatu ?” tanya bibi&ld
“Apa sih mi ? Yaya enggak ngerti” tanya yaya“Masa sih nggak ngerti. Semalam kamu ngapain aja ?” Ucap mami di seberang sana“Yaya cum-“ ucapan yaya sengaja dia hentikan sesaat.Sekarang yaya paham. Mami sedang bertanya tentang malam pertama nya. Jangankan malam pertama, tidur bersama dalam satu kamar saja tidak.“Kenapa sayang ?” tanya mami“Enggak kok mi. Yaya baru inget mau nyiapin sarapan dulu” ujar yaya“Udah yah mi. Lain kali yaya telepon lagi” yaya langsung memutus panggilan itu setelah mami mengatakan salam perpisahan.Dia harus turun kebawah dan sarapan. Kak ryan pasti sudah ke kantor saat ini. Yaya tidak ingin memikirkan tentang nya lagi.Saat hampir men
“Jangan nyerah. Pernikahan itu cuman sekali dan sebisa mungkin kamu harus mempertahankan pernikahanmu”~Keesokan pagi-nya, yaya berjalan kelantai bawah untuk menyiapkan makanan seperti hari kemarin."Pagi bi" sapa yaya pada para pekerja disana"Pagi nyonya" jawab mereka"Tidak usah di panggil begitu, panggilnya yaya aja" ucap yaya kembali memberitahu mereka"Enggak bisa gitu nyonya. Kan sekarang rumah ini sudah punya nyonya besar" Yaya mengangguk, walau dia merasa risih dipanggil seperti itu. Sebenarnya beberapa pekerja disini kebanyakan seumuran mami, dan sisanya mungkin berumur 30 sampai 40-an. Jadi yaya yang paling muda disana."Yaya masak aja yah bi" kata yaya segera memasuki dapur untuk membuat makanan."Tapi kalau di tanya sama kak ryan, bilang aja
Keesokan paginya, Ryan sudah bangun lebih dulu dibanding Yaya.“Tumben..” ucap Ryan saat melihat istrinya masih tertidur pulas.Biasanya, Yaya akan bangun lebih dulu dibanding Ryan. Tapi mengapa hari ini berbeda?Ryan berjalan mendekati Yaya, dan akan menciumnya. Namun..“Emm kak..” ucap yayaDia menjauhkan wajahnya dan itu membuat Ryan tidak bisa mencium istrinya.“Sayang. Kok gitu sih?” tanya Ryan“Jangan dekat-dekat aku.” Jawab YayaRyan menaruh tangannya di pinggang karena merasa aneh.“Kita ke dokter sekarang.” Kata Ryan“Nggak usah!” tolak yaya“Nggak ada penolakan.” Balas Ryan“Semalam aku disuruh tidur di sofa. Dan pagi ini, kamu nggak mau aku cium. Aku nggak tahan kalau jauh-jauh dari kamu sayang.” Jelas RyanYaya hanya tertawa mendengar itu. Walau begitu, dia tetap mengikuti perintah suami
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.~Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada sean yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku terlihat cantik ?” tanya yaya“Apa kamu yakin ?” kata ryanAda apa lagi ini ?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy ?” tanya ryan pada sean“kenapa sih sayang ?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya sean ?”Huffhh, yaya menghela napas lega. Untung saja gaunn
“Oh iya, pada belum makan kan ?, ke resto dulu yuk” ajak papa“Emm, yaya balik duluan aja yah pa, kasian Sean udah lapar sama ngantuk banget” kata yaya“Yaudah sayang. Kalian balik duluan aja” kata mama“maaf yah ma, pa” kata ryan“iya enggak papa” jawab papa“yaudah balik duluan aja, kasian cucu oma” kata tante sofieYaya mengangguk. Mereka segera memasuki mobil dan lainnya menuju ke restoran.“ayo sayang” ajak ryan. Saat dia ingin menyentuh yaya, yaya lebih dulu berjalan meninggalkannya.“Sean mau minum susu dulu” yaya mulai menyusui sean“Kok duduknya di belakang sih sayang ?” tanya ryan tidak sukaYaya menatap sekitar lalu menepuk jidatnya.“kok malah duduk di belakang yah, lagian udah terlanjur juga, kasian Sean udah nyusu” jawab yaya.Begini nih kebiasaan yaya kalau seda
Yaya memilih gaun dengan bentuk sebelah lengan, dan sebelahnya lagi kosong. Gaun kekinian yang tidak terlalu terbuka.Gaun itu tidak begitu saja dipilihnya, dia harus berdebat dengan ryan dulu tadi. karena merasa gaunnya terlalu terbuka.“Sayang” panggil ryan saat yaya sedang berada di depan cermin.Yaya sedang mencoba gaun tanpa lengan.“Kok gaunnya kebuka gini sih ?” tanya ryan menilai gaun yang sedang dikenakan yaya.Dia mengangkat-angkat gaun tersebut dan memberi penilaian layaknya juri fashion.“Ini itu kebuka banget. Udah punya anak juga.” Cibir ryanSalah, sepertinya dia bukan juri fashion. Tapi emak-emak tukang nyinyir. Entahlah apa sebutannya.“ini enggak kebuka sayang, tanpa lengan doang” kata yaya. Memang menurutnya dress ini aman-aman saja.“ganti sayang” perintah ryan“Tap-“Enggak ada penolakan” kata ryan final.
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur“Hmm ?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban“Lagi ngapain ?” tanya ryanDia berjalan mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya dari belakang.“Ngapain sih ?” kata ryan mengulangp ertanyaannya“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryanYaya meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang.” Panggil ryan“Iyaa ?” tanya yaya“Kita nggak usah fitting baju hari ini yah ? Aku lagi males banget.” Ujar ryan“Bohong. Bilang aja kalau kamu nggak mau pergi.” Balas yaya“Bukan gitu. Aku tahu kalau kamu kesana, mama pasti ngajak kamu kesana kemari. Aku kan maunya sama kamu sayang.” Jelas ryan“Tuh kan. Kita kan fittingnya nggak lam
“Kak!” panggil yayaDia sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini.“Hmm ?” balas ryan“"Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan" ucap yaya pada ryan.Dia meminta izin agar suaminya itu bisa membiarkan dirinya pergi ke rumah mama.“Kok gitu sih sayang ?” tanya ryanYaya yang mendengar itu, hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.“Maksudnya gimana ?” ujar yayaRyan yang sedang fokus dengan laptopnya, langsung meletakkan itu di meja."kok bahasanya gitu sih sayang ?" Ulang ryanApa yang terjadi dengan suaminya itu ?. Yaya masih merasa bingung saat mendengar itu."Memangnya ada yang salah ?" tanya yayaRyan mengangguk sebagai jawaban."Iyaa. Kayak aneh gitu" jawab ryanEntahlah. Padahal yaya merasa tidak ada yang aneh dengan ucapannya barusan. Kenapa suaminya malah bersikap seperti itu ?"Coba d
“Mungkin awalnya terasa sulit. Tapi setelah itu,semua pasti akan baik-baik saja.”~Saat ini yaya sedang asik dengan ponselnya hingga dia senyum-senyum sendiri."Ihh ganteng banget" ujar yaya. Bahkan senyuman nya tidak luntur sejak tadiRyan yang melihat istrinya itu pun, menjadi penasaran. Dia menatap yaya dengan pandangan yang penuh selidik."Nontonin apa sih ?" Tanya kak ryanNamun yaya tidak menjawab nya. Entah dia mendengar pertanyaan suaminya atau tidak. Karena dia terlihat sangat serius saat ini.“Sayang. Nonton apaan sih ?” tanya kak ryan lagi mengulang perkataan nya"Enggak kok" jawab yaya dengan singkat“Masa sih ?. Nggak percaya” ujar kak ryan. Dia ingin merebut ponsel istrinya, namun Yaya malah menjauhkan ponsel itu dari ryan.
“Aku kira, kamu akan menyerah dengan hubungan kita”~Pagi ini yaya membangunkan suaminya karena sudah tiga hari dia tidak bekerja."Kak. Bangun" kata yaya menggoyangkan tubuh ryan agar segera bangun“Kak ryan, bangun dong. Nanti kakak enggak ke kantor lagi" paksa yayaBukannya bangun, ryan malah menarik yaya kedalam pelukannya."Kak" panggil yaya"Bentar aja sayang. Biarin kayak gini dulu" jawab kak ryan"Ayo bangun. Sarapannya udah disiapin" kata yaya"Aku hitung sampai 3 yah, kalau enggak bangun juga -" belum sempat yaya menyelesaikan kata-katanya, kak ryan sudah membuka matanya.Cupp..Dia mencium bibir yaya sebentar."Morning kiss sayang" ujarnya lalu berlari ke kamar mandi.Dasar. Kin
“Setidaknya masih ada yang menarik yang bisa di kenang dari pernikahan mereka.”~Yaya merasa ada yang mengecupnya berkali-kali pagi ini. dan itu sangat mengganggu tidurnya. Dia bergerak sedikit namun merasa ada sesuatu yang melingkar di perutnya"Good morning sayang" itu ucapan pertama yang yaya dengar saat dia membuka matanya.Ternyata penyebab nya adalah kak ryan yang melingkarkan lengan nya pada pinggang yaya"Masih lelah ?" Tanya kak ryan.Yaya mengangguk sebentar."Uhh, istriku ini memang yang pantik" kata kak ryan. Yaya hanya menatapnya dalam diam dan tidak ingin bersuara.Kak ryan mulai menciumnya agak lama."Morning kiss" ucapnyaYaya memukul bahunya pelan"Mana ada morning kiss lama gitu" ejek yaya