Kesibukan rutin CEO Eldrian membuatnya hampir tidak sempat melakukan penyamarannya. Ziyan si OB sudah lama tidak main ke kantor cabang devisi 1. Sore hari yang agak senggang membuatnya ingin pergi ke sana dan bertemu Ilona. Setelah menugaskan Daniel untuk mewakilinya bertugas. Eldrian pergi ke kantor cabang dengan membawa mobil box milik kantornya. OB serba bisa itu perannya, mobil kantor bukan sesuatu yang tampak mewah tapi cukup menjadi kakinya agar sampai ke kantor cabang.
Eldrian masuk dan membawa sekotak kue. Dia duduk di lobi ruang tunggu dan membuat panggilan. Panggilan untuk Ilona teman barunya di kantor pemasaran. Teman yang cukup cantik dengan karakter baik hati yang gila kerja. Sore hari sudah dekat dengan waktu jam pulang staff. Ilona menerima panggilannya dan segera datang.
Terakhir kali mereka bertemu adalah saat makan malam, sebuah malam yang menyenangkan sekaligus canggung. Ziyan tidak pernah menghubungi Ilona begitu juga Ilona. Baru sore hari itu merek
Hari Minggu pagi, janji kencan dengan Jeremy akhirnya disanggupi oleh Ilona. Dia teringat apa kata Ziyan bahwa mencoba bukanlah sesuatu hal yang salah. Pikirkan saja kalau Jeremy adalah saudaramu dan pahami karakternya. Saran yang bagus sekaligus agak menyesatkan bagi wanita yang sangat jarang berkencan dengan pria itu. Ilona mencari baju yang manis, dan berdandan agar tampak menarik. Bukan karena dia ingin tampil cantik di depan Jeremy tapi karena dia ingin mendalami suasana kencan dengan seorang pria. Maklum status jomblo yang sering menjadi bahan ledekan teman-temannya membuat Ilona merasa muak dan ingin juga memiliki satu pacar yang bisa dia ajak nongki bersama teman-temannya. Meskipun Ilona juga paham betul bahwa hati tidak bisa dipaksakan. Ilona membawa mobilnya sendiri dan mengajak Jeremy untuk bertemu langsung di bioskop saja. Hal itu dilakukan Ilona untuk mengantisipasi agar Jeremy tidak tau dimana dia tinggal karena dia teringat apa kata Ziyan ada sebagian pria yang memang
Kantor Cabang Pemasaran“Hahh...Hah....Hah!” Ilona terengah-engah setelah sampai dan bertemu Wenny.Sahabatnya itu langung pergi setelah berterima kasih pada Ilona yang menggantikannya. Tampak mata yang sembab pada wajah Wenny, hal itu sungguh membuat Ilona tak tega. Sambil melambaikan tangan pada sahabatnya yang berlari keluar kantor, Ilona tampak lebih lega.“Semoga Ibu Wenny dapat segera ditolong!” doanya dalam hati.Seperti Wenny, Ilona juga sangat sayang pada ibunya, oleh karena itu dia merasa iba seolah-olah dia sendiri yang ada di posisi Wenny.“Kalau aku jadi Wenny pasti aku juga sangat cemas!” itu pikirnya.Ilona masuk ke lokasi pameran produk, disana tampak ramai seperti biasa, Ilona bertanya pada rekannya tentang apa tugas Wenny hari itu. Segera saja Ilona bisa mengover handle semua nya, “Aman” pikirnya. Ilona tampak berbincang pada beberapa calon customer dan mulai
Hongkong, Pukul 14.00Daniel memanggil Eldrian untuk masuk ke ruang rapat. Eldrian yang sedang menghirup udara di luar ruangan akhirnya mengikuti sekretarisnya untuk memulai rapat pemegang saham. Eldrian juga memiliki beberapa saham di perusahaan asing di Hongkong. Karena terjadi kemerosotan harga saham start up tekno Eldrian harus ikut datang dalam rapat karena memang dia punya investasi yang cukup besar pada perusahan asing itu.Terlihat beberapa orang melakukan presentasi dalam bahasa Mandarin dan Inggris. Daniel mencoba mencatat beberapa hal penting dari rapat itu, tentu saja untuk disampaikan pada Bosnya itu. Eldrian memang CEO yang pintar hanya saja kadang dia tidak mau mendengarkan bila tidak terlalu berminat pada materi rapat. Tugas Daniel lah untuk mengingatkan hal-hal penting yang mungkin Eldrian lewatkan.Tampak Eldrian mulai memainkan ballpointnya tanda dia mulai bosan, sesekali dia melihat Daniel dengan tatapan yang seperti berujar
Ilona tiba-tiba terbangun, sudah pukul 02.00 WIB (dini hari), hari itu dia ketiduran setelah sampai di RS. Sembari menguap dan menutup mulutnya tampak Wenny juga sedang tidur sambil memeluk badan Tante Sri. Ilona ingin melanjutkan tidur tapi dia ingin ke kamar kecil terlebih dahulu. Usai keluar dari kamar kecil mata Ilona sudah tidak terlalu mengantuk dia memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan-jalan sebentar.Lorong rumah sakit tampak sepi, udara cukup dingin membuat Ilona harus melipat tangannya agar merasa hangat. Meskipun sudah malam tapi Ilona masih bisa menemukan beberapa perawat yang lalu lalang untuk jaga malam. Perut Ilona mulai lapar dia berjalan menunju kantin RS, memeriksa barangkali di sana masih buka.Sebenarnya agak ngeri berjalan malam di RS tanpa teman, tapi hantu di dunia nyata tidak akan muncul tiba-tiba seperti di film horor. Hal itu membuat Ilona masih cukup berani meskipun sudah sepi.Ilona berjalan mengikuti petunjuk ar
Hongkong 03.00 (dini hari) Eldian yang sedang tertawa di balkon aula hotel tempat mereka makan malam, menarik perhatian Daniel yang penasaran dengan tingkahnya dini hari itu. Daniel hanya ingin mengecek apa sahabatnya itu benar-benar sedang senang ataukah ada yang tidak beres di otaknya. Daniel melihat Eldrian sedang video call dengan seseorang, itu membuatnya lebih tenang karena berarti bosnya itu masih waras. "Telepon siapa?" Daniel penasaran. "Ih kepo, kaya cewek gue aja!" jawab Eldrian yang tampak tidak mau Daniel tau siapa yang diajaknya berbincang saat itu. "Najis!" ujar Daniel tampak kesal. "Oh iya Niel, tolong carikan dokter spesialis jantung yang paling bagus ya, untuk operasi di Harapan Jaya!" pinta Eldrian tiba-tiba. "Siapa yang sakit?"tanya Daniel tetap penasaran. "Ibu dari kenalanku, beliau butuh bypass jantung," jawab Eldrian. "Okay, aku carikan datanya hari ini," sanggup Daniel. Makan malam dan pesta sudah usai, El
Pagi yang cukup cerah untuk memulai hari yang menyenangkan. Hati Ilona senang karena kantornya akan mengajak mereka gathering akhir bulan. Ilona masuk ke gedung kantornya dengan wajah yang cerah. Jeremy yang kebetulan baru datang langsung menyapa wanita itu."Hai Ilona, Selamat Pagi" sapa Jeremy."Selamat pagi Jeremy, maaf ya soal kemarin" Ilona tersenyum sungkan setelah dia kabur dari acara nonton kapan hari."Haha, iya santai aja, maaf ya aku ga tau kalau kamu tidak suka horor," ujar Jeremy sembari tersenyum kecil."Iya, aku memang cemen kalau film horor" aku Ilona sembari masuk ke lift yang menuju ruangan mereka bekerja.Jeremy ikut masuk, terlihat disana ada beberapa rekan Jeremy staf desain iklan. Mereka berbincang seputar iklan baru yang akan mereka buat hari ini. Ilona memencet tombol lift dan sabar menunggu benda itu naik mengantarnya ke ruangan tempat dia bekerja. Tampak beberapa staf keluar masuk lantai demi
Daniel yang menjadi moderator meeting siang hari itu tampak tenang. Presentasi yang di bawakan oleh Eldrian membuat banyak orang terkesan, Bosnya itu memang handal dalam memikat hati dewan direksi, pemegang saham dan beberapa calon investor untuk selalu setia berbisnis dengan perusahaannya. Tak tampak di wajahnya mata lelah atau badan yang lemas akibat kurang tidur, sebaliknya Eldrian selalu tampil dengan performa prima dan meyakinkan.Presentasi Eldrian sudah selesai disambung dengan beberapa presentasi co manager dan beberapa devisi tentang perkembangan dan target perusahaan ke depan. Hampir semuanya bagus tidak ada masalah, Eldrian memang beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang hebat dibidangnya.Pak Fariz seorang co manager dari devisi pemasaran juga mengundang Eldian untuk sesekali datang dan melihat direct sales di show room kantor pusat. Beliau juga bilang bahwa banyak produk baru yang menarik untuk Eldrian coba.Eldrian menyanggupinya dia berencana u
Setelah hari yang melelahkan Pak Tony mengantarkan Daniel ke apartemennya dan langsung pulang menuju kediaman bosnya yaituEldrian."Langsung pulang kan Pak? tanya Tony."Ya Pak! Saya capek, pengen rebahan di kamar!" ujarnya.Eldrian yang diantar pulang oleh Pak Tony segera masuk ke rumah dan bersantai di kamarnya. Kamar adalah tempat paling nyaman baginya. Sembari melihat ke arah aquarium kecilnya Eldrian mengambil pakan ikan dari laci meja dan mulai menaburkan sedikit ke ikan-ikan cantiknya."Halo Lupin! Halo Morphel! Hai Geko!" Eldrian menyapa ikan kecilnya satu persatu.Kadang pria 28 tahun ini punya jiwa kekanakan yang menyebabkan dia tampak imut di usianya yang tak lagi anak-anak.Sambil duduk di ranjangnya yang empuk Eldrian melepas kemejanya, celana panjangnya dan menaruhnya di samping ranjang. Sembari menghidupkan AC di kamarnya dia tiduran di ranjangnya berguling-guling menikmati kain sprei katun yang menyimpan suhu lebih
Hari pernikahan, semua kru EO tampak begitu sibuk, meskipun beberapa hari Eldrian tidak bertemu Ilona dia tetap mempersiapkan pernikahan dengan baik. Dia tahu Ilona tak akan datang, tapi dia masih berdandan setampan mungkin dengan setelan jas putih ala pengantin eropa yang membuat Eldrian semakin tampan."Wah ganteng banget!" goda Daniel. "Haha," jawab Eldrian terpaksa tertawa. "Kok wajahmu muram gitu? Bukannya hari ini kamu bakal nikah sama Ilona! Harusnya kamu senang dong!" Hhhh..! Eldrian menghela nafas kasar. "Kenapa tuh? Kok kaya banyak pikiran?" "Udahlah Niel, kamu ga usah ikut acara nikahan gua deh! Lagian ga bakalan datang juga si Ilona," jelas Eldrian. "Hah? Gimana? Kamu ngomong apa?" "Ilona gabakal datang! Gua ditolak sama dia, lalu dia bilang ga mau nikah!" bisik Eldrian jelas di telinga Daniel. "Apaaa?" "Sssttt! Jangan berisik! Cuma kamu yang tau!" "Gila! Terus kalau batal kenapa kamu masih pakai baju tuxedo ganteng gini? Kenapa kamu ga batalkan semuanya?" "Kare
Eldrian yang datang menemui Ilona tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Ilona kaget. "Apa maksudmu?" "Undang saja semua temanmu, saudaramu, kerabatmu, kita menikah! Jangan memikirkan perceraian!" "Hah? Bukankah ini hanya berlaku satu tahun?" "Memang apa bedanya satu tahun atau selamanya? Kita benar-benar melakukan pernikahan!" "Tapi__bukankah kita teman Eldrian! Kau gila!" "Lalu? Apa kau tidak sedih kalau kita memulai pernikahan untuk perceraian? Apa kau sama sekali tidak punya perasaan?" "Sebentar? Apa maksudmu kau mulai memakai perasaan untuk hubungan kita?" "Setidaknya aku menyukainya!" "Menyukai apa?" "Makan bersama, bercanda, berbincang, belanja, aku suka jika aku bersama denganmu!" jawab Eldrian. "Tapi bedakan antara pertemanan dan percintaan! Itu beda Eldrian!" "Lalu apa kau pikir teman akan menikah! Hubungan kita itu tidak normal Ilona! Coba katakan apa kau tidak peduli padaku!" "Aku peduli!" "Apa kau tidak sayang?" "Aku sayang!" "Itu artinya
Sampai di lobi hotel Ilona menelepon Eldrian, entah ada apa tapi tanpa pikir panjang Eldrian langsung mengangkatnya. "Ya, ada apa?" jawab Eldrian. "Kamu lagi apa?" "Belanja! Bukannya kamu minta oleh-oleh!" "Oh ya? Mana lihat!" Edrian langsung mengganti panggilan dengan video call. "Nih!" ucapnya sembari menunjukkan barang-barang saat Ilona menerima ajakan video call. "Wah! Banyak banget! Kamu pasti habisin duit banyak!" "Nggak! Kan di kaki lima! Ini aku juga nawar. Aku beli kaos murah banget masak kena 150 bath per pcs," ujar Eldrian bangga. "Hooo! Ya ya! Bagus!" "Hahaha, kamu lagi apa?" "Ini di rumah, stafmu datang ke rumah Mama antar banyak undangan jadi kami lagi pilih siapa saja yang akan di undang," jawab Ilona. "Ah, sudah siap ya, undang aja semua temanmu, saudaramu, jangan khawatir biayanya," jelas Eldrian. "Ah, aku malah sembunyikan sebagian undangan dari mamaku!" "Kenapa?" "Bukannya kita akan cerai 1 tahun lagi? Kenapa harus aku undang semua?" tany
Eldrian yang malam itu datang ke apartemen Ilona cukup membuat Ilona kaget dengan informasi kalau mereka akan menikah dua minggu lagi. "Jangan gila! Dua minggu lagi itu masih bulan ini!" protes Ilona."Ya memang, lebih tepatnya 14 hari lagi, tapi aku rasa 10 hari lagi pernikahan kita akan dilaksanakan! Astaga sungguh tak disangka ya Ilona!" ujar Eldrian terlihat santai. "Tapi aku bahkan belum melakukan apapun! Ini pernikahan Eldrian!" "Kenapa kau begitu serius, bukannya kamu tahu ini hanya sebuah kerjasama? Jangan terlalu menjiwai kalau tidak mau jatuh cinta dan tergila-gila padaku!" ucapnya. "Huh! Semakin kau banyak bicara kau semakin terdengar menyebalkan! Sudah sana pergi ke Thailand!" "Hahaha, hei jangan galak kita akan tinggal bersama satu tahun ke depan!" "Astaga mimpi buruk!""Hahaha, apa kau mau oleh-oleh? Di Thailand banyak yang unik!" tawar Eldrian. "Emm, aku mau coklat saja!" "Coklat? Hei, kenapa cuma coklat? Apa kamu ga mau mau oleh-oleh yang lain?" Eldrian heran.
Ilona yang tidak bisa menemukanEldrian di kantor segera duduk di lobi kantor pusat dan mulai membuat panggilan. Dia tak menyangka pria itu bahkan tidak sedang di Indonesia saat menerima semua panggilannya. "Halo? Ada apa lagi?" jawabnya. "Di mana kamu?" tanya Ilona. "Aku__sedang kerja! Kenapa?" "Kerja di mana? Aku sedang di kantormu tapi kamu tak ada!" keluh Ilona. "Hah? Kamu ke kantorku? Oh, ya aku memang sedang tidak di tempat. Ada masalah apa?" tanya Eldrian. "Aku menarik semua kesepakatan kita! Lebih baik aku di marahi oleh Mamaku dari pada aku terjebak masalah besar denganmu!" ucap Ilona to the point. "Apa? Kamu berubah pikiran? Tapi kenapa? Bukankah menikahi pria kaya adalah impian semua wanita?" tanya Eldrian bingung. "Kata siapa? Aku tidak!" jawab Ilona. "Kenapa?" "Karena kekayaanmu bukan segalanya! Kenapa kamu malah terdengar sombong! Aku lebih suka kau saat menjadi Ziyan!" keluh Ilona. "Tapi Ilona, coba tanyakan ke ibumu apa dia mau membatalkan pernikahan kita? An
Ilona dan Eldrian melakukan kesepakatan, mereka akan menikah satu tahun dengan perjanjian bermaterai. Sebuah tindakan bodoh yang malah membuat hubungan mereka semakin jauh meskipun secara fisik mereka berdekatan. Ilona berpikir kalau Eldrian hanyalah pria yang suka bermain-main, sementara Eldian juga merasa kalau Ilona mulai sama gilanya dengan wanita lain yang dikencaninya karena mengajukan syarat harta sebagai hukuman. Tapi, setelah Ilona turun dari mobil dan Eldrian juga pergi mereka sama-sama berharap kalau sebenarnya mereka bisa bersama dalam hubungan yang sebenarnya. "Gila! Aku gila!" gerutu Eldrian memaki dirinya sendiri. "Apa yang kamu pikirkan Eldrian, pernikahan! Dengan Ilona? Huh! Bagaimana kamu bisa sepakat secepat itu? Pernikahan itu sah secara hukum dan agama! Itu artinya kau akan segera berstatus suami orang!" gerutunya lagi. Fyuuuh..! Pria itu menghela nafas, mengendarai mobilnya dengan tidak semangat. "Tapi, Ilona! Ya__ dia Ilona, aku yakin Ilona berbeda dengan
Makan malam Eldrian dan Ilona malah berakhir dengan rencana pernikahan untuk mereka. Dalam perjalanan pulang Ilona langsung protes pada Eldrian. "Ian! Apa kamu mulai gila? Orang tuamu berencana menikahkan kita!" protes Ilona. "Ya aku tahu, tapi sudahlah jangan kau anggap itu serius," "Begitu? Baiklah, aku tak akan peduli lagi dan langsung menolak saat ada tawaran pernikahan. "Hemm, ya lakukan apa yang kamu mau," jawab Eldrian kesannya seperti bermain-main. Sebenarnya pria itu merasa malu, dia tak menyangka kalau orang tuanya malah berbicara seperti itu pada Ilona. "Ya, pria kaya memang selalu bermain dengan pernikahan," gerutu Ilona. "Tidak seperti itu, aku bahkan belum pernah menikah," "Ya, tapi kau sudah berencana mengacaukannya! Jangan libatkan aku lagi!" "Ya, ya. Aku akan mengarang alasan yang mengatakan kalau kita sudah putus," jawab Eldrian. "Ya, kita putus malam ini! Hahaha," ucap Ilona tertawa seperti tidak ada beban. Eldrian sangat yakin wanita di sebela
Ilona yang menyetujui rencana Eldrian untuk berpura-pura menjadi pacar Eldrian, mulai merasa kalau akan ada masalah yang cukup serius menimpanya. Keringat dinginnya mulai keluar ketika mata tegas Pak Dewangga melihatnya, dari atas sampai ke bawah."Silahkan duduk!" ucapnya pada Ilona."Terima kasih," sahutnya.Eldrian tersenyum, nampak dia sama sekali tidak merasa grogi. "Kenapa lambat sekali!" protes Pak Dewangga."Biasa Yah, macet! Ini bukan Jepang, ini Jakarta!" jelasnya."Alasan saja! Ayah sudah pesan menu seafood, apa ada alergi?" tanya Pak Dewangga bertanya ke arah Ilona."Oh nggak Pak! Saya suka Seafood," jelas Ilona."Bagus!"Ilona melirik ke arah Eldrian, sementara Eldian menatap Ilona tanpa ragu dengan senyuman yang sangat manis."Jadi kalian pacaran?" tanya pria paruh baya itu."Ya begitulah! Cantikkan pacarku!" ujar Eldrian spontan memuji Ilona.Wajah Ilona merah, dia tak menyangka Eldrian sama sekali tidak grogi di depan ayahnya."Apa pekerjaanmu Nona?" tanya Pak Dewangg
Mendengar perkataan Ilona sepanjang perjalanan Eldrian diam. Dia merasa sedih karena Ilona bahkan terlihat sama sekali tidak tertarik menjalin hubungan sesungguhnya dengannya. Dia menyetir dengan wajah cemberut seperti tidak semangat dengan apa yang akan dia lakukan hari itu.“Kenapa mukamu gitu amat?” tanya Ilona yang mulai sadar kalau lawan bicaranya terlihat berbeda.“Emang kenapa kalau pacaran sama gua bisa jadi masalah?” tanya Eldrian menanggapi pernyataan Ilona sebelumnya.“Haha, gua bercanda! Jangan diambil hati! Aku cuma mikir kaya di sinetron gitu aja sih Ian! Orang kaya biasanya lebih suka memilihkan jodoh yang selevel sama mereka. Kalau tahu anaknya pacaran sama orang biasa, kebanyakan sih ga setuju! Trus sekarang aku pura-pura jadi siapa? Pasti nanti ayahmu tanya, aku kerjanya apa, anaknya siapa? Lulusan apa?” ujar Ilona menebak apa yang akan dia hadapi saat nanti bertemu dengan Pak Dewangga.“Bilang aja apa adanya, Ilona staf marketing! Kerja di kantor cabang, ga usah dib