FESTIVAL TERAKHIR

FESTIVAL TERAKHIR

By:  prettyroyals  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
7Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Jevian Mavazka Pradipta selalu menjadi panutan bagi adiknya, menjadi kebanggaan keluarganya dan menjadi kekasih impian semua wanita. Suatu saat masa kelamnya terungkap, kini statusnya bukan lagi seorang single idaman wanita. Ia merupakan seseorang yang sudah memiliki tanggungjawab

View More

Latest chapter

Free Preview

Prolog

Lampu kerlap-kerlip, lampion yang diterbangkan, kembang api yang menghias langit semalam ternyata hanya kebahagiaan sesaat yang dirasakan. Hanya ada jendela kecil yang sedikit terbuka, bagaimana celah sinar matahari menyadarkan tidur pendek mereka setelah semalaman melakukan sebuah dosa, yang manusia sebut sebagai dosa terindah. Seorang gadis bertubuh polos yang kini berada dalam dekapan seorang pemuda tengah menangis tanpa suara. Kehidupannya tidak akan pernah sama seperti waktu semalam dosa itu tercipta. Mohon ampun kepada Ayah dan Ibunya yang selama ini memercayai dan mengharapkan masa depan di tangannya, puteri sulung mereka. Namun kenyataan jarang sekali sejalan dengan harapan yang dipanjatkan.Manusia membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk memperindah bentuk rupa, memperlihatkan kebaikan terhadap sesama, namun hanya ada waktu satu detik untuk menghacurkan itu semua. “Sayang, sudah bangun?”

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
bunnylovely
Seruuu, lanjut lagi dong kak
2021-10-27 17:44:10
1
user avatar
Sky
Suka pembawaan ceritanya, showingnya mantep, jadi lebih berasa kek nonton film...
2021-10-22 11:55:47
3
7 Chapters

Prolog

Lampu kerlap-kerlip, lampion yang diterbangkan, kembang api yang menghias langit semalam ternyata hanya kebahagiaan sesaat yang dirasakan.  Hanya ada jendela kecil yang sedikit terbuka, bagaimana celah sinar matahari menyadarkan tidur pendek mereka setelah semalaman melakukan sebuah dosa, yang manusia sebut sebagai dosa terindah.  Seorang gadis bertubuh polos yang kini berada dalam dekapan seorang pemuda tengah menangis tanpa suara. Kehidupannya tidak akan pernah sama seperti waktu semalam dosa itu tercipta.  Mohon ampun kepada Ayah dan Ibunya yang selama ini memercayai dan mengharapkan masa depan di tangannya, puteri sulung mereka. Namun kenyataan jarang sekali sejalan dengan harapan yang dipanjatkan. Manusia membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk memperindah bentuk rupa, memperlihatkan kebaikan terhadap sesama, namun hanya ada waktu satu detik untuk menghacurkan itu semua.  “Sayang, sudah bangun?”
Read more

Bab 1 - Tawa Seharga Berlian

“Segala hal yang dapat menambah nilai, maka lakukanlah.”                                   ***** Jevian Mavazka Pradipta, nomor ke-empat setengah. Dia adalah pria tidak bernilai, makanya dia menguras seluruh tenaga dan pikirannya untuk dapat bernilai. Ia ingin berharga, namun kenyataannya tidak ada rasa peduli kepadanya sebelum kata “kecuali” tercipta. Anak lelaki itu menatap datar panggung peresmian yang telah dihadiri kakak lelaki serta ayahnya. Keduanya berdiri dengan gagah; jas yang rapi dan mahal, badan yang tegap serta rambut yang klimis. Iri? Tidak sama sekali, nyatanya mata elang itu mendominasi mata sayu lainnya sehingga semua yang ditampilkan hari itu hanyalah kepalsuan. Keyakinan semakin menggenggam erat hatinya kala netranya menemui lelaki itu kini mengepalkan tangan. “Dengan ini, pada tanggal 14 Juli 2021 tepatnya di Jakarta, perusahaan teknologi
Read more

Bab 2 - Hati Yang Kemarau

“Di tanah yang tandus kekurangan air, retak berpola tercipta.”                                   ***** Tahun yang kering kerontang kala itu, tahun yang membawa seorang lelaki pada kenangannya yang pahit. Kata Ayah, orang yang pertama kali menyambutnya dengan adzan, tangannya yang lembut tidak cocok untuk memainkan alat musik. Kata Ibu, perempuan pertama yang memberinya kehidupan, wajah tampannya dilahirkan bukan untuk mengemis perhatian orang-orang dengan tampil di depan panggung mengalunkan lirik. Beserta kata mereka, nama belakangnya hanya pantas jika disandingkan dengan jas, kemeja, dasi, sepatu pantofel hitam mengkilat dan rambut klimis. Jevian memejamkan kembali kedua matanya kala memori itu terus berputar. Sekarang hidupnya sudah mapan dan bisa dianggap sempurna. Namun sempurna bukan berarti bahagia, karena jauh di dalam sana, rasanya masih koson
Read more

Bab 3 - Pra Perayaan

“Berjalan pelan saat mendaki lebih baik daripada diam menatap puncak.”                                     ***** Jevian bukanlah cicit pertama keluarga Pradirga sehingga hal semacam perjodohan tai kucing ini sudah pernah terjadi. Sepupunya yang bernama Kinara dua tahun yang lalu ditunangkan dengan putera pengusaha kelapa sawit asal Jambi yang bernama Rezza, huruf Z nya pakai dua, hasil perjodohan singkat juga. Bulan lalu saja, Jevano sempat ingin dijodohkan dengan sepupu sesama keturunan Pradirga yang bernama Devara, namun Jevano menolak. Alasan perjodohan ini tidak terlalu dipaksakan adalah karena Jevano bersikeras tidak ingin melompati sang Kakak, padahal memang dia secara pribadi tidak menyukai Devara. Gadis itu terlalu manja dan semaunya sendiri memerintah apapun yang ia inginkan, dan fakta yang diungkap kemarin adalah bahwa perjodohan tersebut atas dasar ide dari De
Read more

Bab 4 - (Bukan) Sebuah Perayaan

“Kebahagiaan itu mahal harganya, tidak pantas dihentikan dengan cara murahan.”                                    ***** Apartemen minimalis milik Jevian kini tidak terlalu sunyi karena Jevano. Pria yang lebih muda delapan tahun dari kakaknya itu kini tengah menikmati game PlayStation yang ternyata Jevian sempat membelinya tahun lalu tetapi tidak sempat ia gunakan. Jevano tidak tahu mengapa ia sebahagia itu, semisal diumpamakan, perasaannya sama seperti ketika dibelikan permen waktu umur empat tahun, atau seperti diperbolehkan menaiki sepeda setelah les. Masa kanak-kanak yang seharusnya ia lalui malah dirampas, meskipun memang ia tidak kekurangan sandang, pangan, maupun papan. Pernah sekali ketika ia berada di kelas lima sekolah dasar menjadi perwakilan olimpiade matematika tingkat nasional. Sebelum lomba dimulai, ia berjalan santai sejenak menikmati suasana gedun
Read more

Bab 5 - Sebuah Hadiah Kecil

“Jika itu cinta, dari ribuan nyawa yang ada, hati selalu menuntun ke arahnya. Dan, benar dia hadir di sana. Dan, hatiku masih menjadi singgasana.”                                     ***** Malam-malam panjang telah berlalu, menyisakan kantuk yang tiba-tiba menyerang pagi itu. Jevian menyesali perbuatannya yang membuat dirinya dan Jevano begadang semalaman penuh karena asik bercerita. Tapi tidaklah dia tega membuat kebahagiaan Jevano rusak, ia terlalu semangat untuk menanti hari esok. Masalahnya, pagi harinya Jevano enak-enak tidur sedangkan dirinya harus berangkat kerja pagi-pagi sekali karena kegiatan hari itu sudah penuh di rentetan jadwal resmi yang dicatat oleh sekretarisnya. Jevian harus menuntaskan jadwal hariannya itu, termasuk jadwal legalitas komunitas PPB. Diakui menjadi sukses dan kaya bukanlah tujuan utamanya, yang terpenting ia ingin membuat pertahanan
Read more

Bab 6 - Dia

“Hal yang paling menyakitkan dari sebuah perpisahan ialah kenangan.”                                    ***** Jevian telah sampai di suatu tempat, di sebuah tanah lapang yang terdiri atas sekat-sekat berupa selendang beranekaragam warna untuk menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya. Ia menilik satu-persatu detail tempat yang sudah lama tidak ia datangi. Tidak banyak yang berubah, bahkan perasaannya. Meskipun tidak berdesak-desakan, keceriaan malam itu tidak berkurang sedikitpun. Lampu warna-warni yang menyala terang, lampion yang dilepas dan kembang api yang menghiasi langit malam yang begitu indah. Muda-mudi menampakkan wajah bahagia untuk malam terakhir mereka di kampus sebelum menyambut libur panjang.   Kaki panjangnya menelusuri jalanan kecil di sebelah lapangan, yang berjejer di samping kanan kirinya pohon-pohon besar. Ia baru menyadari tern
Read more
DMCA.com Protection Status