[Im Aerum’s POV]
“Bagaimana kalau kau yang kerjakan bagian ini saja?”
“Boleh. Kalau begitu kau kerjakan yang bagian ini, ya.”
Setelah Eun Ha memilih untuk duduk denganku ketika makan di kantin pada saat itu, kami menjadi semakin dekat. Terdengar cukup klise memang, tapi cukup tidak terduga di saat yang bersamaan pula. Jujur saja pada awalnya aku cukup kesal kepadanya, karena ia selalu terlihat acuh tak acuh.
Sekarang aku jadi mengetahui bahwa memang seperti itu lah sifat aslinya. Setidaknya ia tidak semenjengkelkan Seo Hana. Ah, mengingat-ingat soal Seo Hana, ia sudah seminggu tidak datang ke sekolah. Aku tahu memang ia sangat sibuk, tapi bukankah dia masih membutuhkan sekolah? Atau anak orang kaya sepertinya mungkin memang tidak membutuhkan sekolah? Itu bisa jadi.
“Hei? Kau dengar penjelasanku barusan?” tangan Eun Ha bergerak-gerak di depanku untuk menyadarkanku dari lamunanku.
&ldq
[Kim Young Mi’s POV]Aku berdiri tepat di hadapan Hyenjin dengan raut wajah kebingungan terpatri di wajahku. Sedari tadi aku melihatnya dengan tatapan seperti apa-maksudmu-aku bingung. Tapi, Hyenjin lagi-lagi tidak menjawab pertanyaanku mengapa ia menyuruhku melakukan itu.“Sudahlah. Pokoknya turuti aku saja,” ucapnya seolah tak ingin diganggu gugat.Satu hal yang baru-baru ini ku sadari dari Hyenjin adalah ia termasuk orang yang cukup keras kepala. Jika ia sudah menginginkan suatu hal, tentu ia harus mendapatkan hal itu. Entah bagaimanapun caranya, susah ataupun mudah. Dan, untuk kali ini aku juga akan mengalah kepadanya.“Baiklah. Aku tidak tahu apa maksudmu, tapi aku harap suatu saat nanti kau akan menjelaskannya pa—” Aku langsung berhenti dan tidak lanjut mnegucapkan kata-kataku barusan.Sosok yang kami tunggu-tunggu baru saja datang. Ia berjalan dengan sangat percaya diri seperti biasanya. N
[Im Aerum’s POV]Sepertinya pernyataan yang baru saja diungkapkan oleh Eun Ha benar-benar membuatku terkejut. Kami bahkan masih berdiam-diaman satu dengan lainnya selama beberapa detik. Apa ini ada hubungannya dengan artikel yang dibuat di Naver pada saat itu? Mungkin saja ini semua memiliki dasar yang sama.“Kau masih terkejut?” tanya Eun Ha seolah bisa membaca pikiranku.“Ya, seperti itu. Sepertinya ini masih berhubungan dengan artikel yang dibuat di Naver itu?” tanyaku balik untuk memenuhi rasa ingin tahuku.Eun Ha mengedikkan bahunya. “Aku tidak tahu. Lagipula bukankah lebih baik kita tidak usah ikut campur dengan urusan Seo Hana?”Jujur saja, aku sedikit terkejut dengan ucapan Eun Ha barusan. Tidak akan mengira jika ucapan seperti itu akan keluar dari mulutnya. Tapi, yang diucapkannya memang benar. Lagipula siapa aku hingga mengurusi kehidupannya? Aku pun langsung ter
[Kim Young Mi’s POV]Huh, benar saja ternyata kami berdua memang terlalu lama menghabiskan waktu di kantin dengan bercengkerama ria. Akhirnya, kami jadi menghiraukan suara bel dan telat datang ke kelas. Sepertinya keberuntungan masih berpihak kepada kami berdua, karena waktu aku dan Hera memasuki kelas, wali kelas kami belum datang.Saat aku memasuki kelas, entah mengapa seisi kelas nampak menatapku aneh. Maksudnya, memang sudah jelas aku terlambat … tapi tidak usah menatapku dengan terang-terangan bukan? Aku segera menghiraukannya dan duduk di tempatku. Mungkin karena aku terlambat, maka mereka melihatiku, pikirku positif.Sekilas aku melihat Hyenjin yang duduk agak jauh dariku, ia sama sekali tak melihatku. Padahal aku ingin memberinya sebuah kode. Kode yang menandakan jika aku sudah mengikuti arahannya dengan baik. Ah, sepertinya aku terlalu berlebihan bukan? Padahal itu sesuatu yang biasa saja. Tapi, bagaimanapun dia tetap berhu
[Im Aerum’s POV]Aku menginjakkan kakiku ke dalam sebuah kafe ber-interior vintage itu. Semerbak harum kopi yang pekat dan tajam langsung mengikat di indera penciumanku. Aku tidak pernah menyukai kopi seumur hidupku, tapi patut kuakui bahwa aku sangat suka perasaan setiap kali aku memasuki sebuah kafe.Berbagai keik dan juga kukis terpajang di rak pajangan. Aku langsung memilih keik bertuliskan ‘Almond Marble Cake’ di dalam hatiku. Kenapa di dalam hati? Karena aku masih harus menunggu Eun Ha untuk keluar dari toilet terlebih dahulu sebelum aku akan memesan keik yang ku pesan.Ini pertama kalinya aku keluar bersama teman SMA-ku. Rasanya cukup aneh dan mendebarkan. Karena di saat yang bersamaan aku belum terlalu mengenal Eun Ha, namun aku mempunyai perasaan bahwa ia akan menjadi teman dekatku. Sebuah perasaan yang familiar menelusup hatiku.Dulu, setiap pulang sekolah aku selalu berkumpul dengan
[Kim Young Mi’s POV]Kata-kata Hyenjin terus terngiang-ngiang di dalam kepalaku. Apa maksudnya aku tidak boleh berteman dengan Hera? Bukankah itu sangat egois? Lagipula aku menganggap mereka semua temanku. Seharusnya ia tidak boleh merasa tinggi hati seperti itu. Sikapnya kekanak-kanakkan sekali.“Young Mi! Tolong bantu ambilkan kok yang berhamburan, ya?”“A-ah, baik.”Aku tersadarkan dari lamunanku itu dan segera bangkit berdiri, membantu mengambil kok bulutangkis yang berserakkan di lantai. Sudah banyak murid yang meninggalkan aula ruang olahraga ini. Tinggallah beberapa murid yang ditugaskan untuk membereskan peralatan olahraga tadi. Banyak anak berlalulalang melewatiku dan segera kembali untuk mengganti pakaian mereka.“Young Mi-ah, kami akan ganti baju lebih dulu.”“Oh, ne. Gwaenchana, aku akan ganti baju sendiri jika sudah selesai merapikan ini semua.”
[Im Aerum’s POV]“Kau pulang dengan berjalan kaki?” tanya Eun Ha.Aku mengangguk. “Aku sudah biasa berjalan kaki, kok. Gwaenchana-yo, tidak usah mengkhawatirkanku.”“Baiklah, kalau kau sudah terbiasa. Aku akan pergi ke stasiun kalau begitu.”Aku tersenyum lebar dan melambaikan tangan ke arahnya. Saat aku sudah memastikan bahwa ia tidak akan berbalik lagi, aku diam-diam melompat-lompat karena kegembiraanku. Apa seperti ini rasanya memiliki teman lagi? Rasanya sudah lama sekali aku tidak memiliki teman yang bisa kuajak berbicara saat di sekolah.Meski begitu, ada sedikit perasaan takut di dalam hatiku. Apakah Eun Ha akan pergi meninggalkanku? Ah, sudahlah. Hal terpenting yang ku ketahui saat ini adalah aku sangat berbahagia. Seakan-akan langit menjatuhkanku berbagai macam berkat hari ini. Pertama, aku lolos audisi itu. Refleks tanganku menutup mulutku, karena aku masih tak percaya ji
[Kim Young Mi’s POV]“Young Mi-ah, apa kau tahu jika Kitae dulu pernah berteman dengan Hera?”“K-Kitae?”Di depanku Yoon Jae sedang menghembuskan napasnya, seolah-olah ia akan bersiap untuk menceritakan cerita yang sangat panjang padaku. Aku pun sampai menutup kotak makanku dan mengalihkan atensiku kepadanya.“Sebenarnya dulu Kitae, Hera, Yuri, bahkan Jung Dae sangat dekat. Mereka selalu kemana-mana bersama. Tapi, ada satu kebiasaan buruk yang Hera punya dengan temannya itu.”“Kebiasaan buruk?” Alisku mengernyit tanpa sadar. Sepertinya topik ini semakin menarik. Aku pun memajukan badanku, tanda aku bersemangat mendengar cerita dari Yoon Jae.“Hm. Ia sangat suka bergosip. Yah, aku tahu terkadang bergosip itu sangat seru. Masalahnya adalah Hera sangat berlebihan.”“Jeongmal? Benarkah Hera seperti itu?”Yoon Jae mengedikkan bahu
[Im Aerum’s POV]Kakiku berjalan di tengah tumpukkan salju. Suara langkahku yang biasanya terdengar itu teredam oleh tebalnya salju yang dingin. Bulan pertama di tahun baru, tetapi cuaca Seoul masih tetaplah dingin. Ku sembunyikan tanganku di dalam tebalnya jaket padding berwarna hitam yang sedang kupakai.Terakhir kali aku melewati jalan ini, daun-daun berwarna kecoklatan masih berguguran. Lagi-lagi aku teringat dengan seorang trainee yang bahkan tidak aku kenal itu. Bagaimana kabarnya, ya? Akankah nanti aku bertemu dengannya saat berlatih bersama? Aku tersenyum memandangi sebuah plang bertuliskan ‘Cheesy Lemonade Café’. Dari luar kafe, aku bisa melihat seorang gadis sedang menunggu temannya.Kling. Suara bel kafe berdenting setiap kali ada pelanggan baru yang masuk. Gadis itu pun lantas menoleh ke arah pintu dan mata kami bertemu. Aku segera mendekatkan jarak kepadanya dan meme