[Kim Young Mi’s POV]Setengah jam sudah berlalu dan aku masih tersedu-sedu. Eomma memegang pundakku dan menenangkanku. Beberapa lembar tisu sudah kuhabiskan untuk mengelap air mataku yang terus menerus keluar. Pada akhirnya, Eomma pun juga menyerah dan melepaskan pegangannya pada pundakku. Ia membiarkanku sendiri selama beberapa waktu sembari berbicara dengan Pengacara Kang.Sekilas, aku bisa mendengarkan pembicaraan mereka, meski tidak bisa begitu jelas. Aku mengambil selembar tisu dan mengelapnya pada mataku dan membuang ingusku. Diriku sendiri pun kelelahan dengan drama yang kubuat-buat. Aku mengambil segelas air yang disediakan oleh sekretaris pengacara Kang beberapa menit yang lalu. Kuteguk minuman itu dengan rakus.“Tidak apa-apa, Young Mi-ah. Kau sudah melakukan yang terbaik.” Itu adalah Pengacara Kang. Beberapa menit yang lalu, ia pun mengatakan hal yang sama kepadaku.“Sudah, ya, Sayang. Lagipula akan ada kesempatan kedua. Kau bisa bersiap untuk sidang kedua.”Eomma langsung
[Im Aerum’s POV]Latihan di agensi sepulang sekolah sudah menjadi kebiasaanku selama kurang lebih seminggu terakhir ini. Meski aku merasa sangat lelah, aku yakin jika rasa lelahku itu tidak sebanding dengan uang yang harus kukeluarkan jika aku memutuskan kontrak yang sudah menjadi perjanjianku dengan mereka. Satu-satunya jalan keluar adalah aku harus debut.Saat sedang membereskan pakaian yang kugunakan untuk latihan, Eun Ha mendatangiku.“Hari ini kau latihan lagi?” tanyanya.“Setiap hari.”“Wah, kau pasti sangat lelah. Dulu, aku tidak sampai latihan setiap hari. Hanya jadwal latihan pribadi saja, karena aku ingin berlatih sendiri.”“Itu karena aku harus berlatih untuk ajang survival show dua bulan ke depan.”“Survival show? Bukankah kau trainee baru? Jinjja … kau sangat keren. Agensimu juga nampaknya sangat ambisius dengan pelatihan yang mereka berikan.”“Andwae andwae.” Kugelengkan kepalaku. “Bukan aku yang akan mengikuti acaranya. Tapi trainee laki-laki yang akan melakukan debut i
[Kim Young Mi’s POV]Sesampainya di rumah, aku langsung menyalakan lampu kamar. Kamar yang baru saja kutinggal dua hari belakangan itu nampak sangat kosong. Meski begitu, di dalamnya, keadaan kamar itu sangatlah kacau. Beberapa baju berserakan di lantai dan ada beberapa helaian rambut rontok. Nampaknya keadaan kamarku saat ini sangat menggambarkan perasaanku saat ini. Kacau.Selama beberapa detik menatap kosong pada kamarku yang sangat berantakan, aku langsung tersadar dan mengambil handukku untuk bersiap mandi. Tubuhku terasa sangat lelah setelah perjalanan di kereta yang memakan waktu kurang lebih satu jam. Terlebih keadaan mentalku saat ini yang kurang stabil. Aku pun masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh tubuhku. Tidak membutuhkan waktu yang lama dan aku sudah selesai mandi.Setelah selesai mandi, aku langsung mengenakan pakaian yang kutemukan di lantai itu dan mengenakannya. Setelahnya, aku langsung membaringkan tubuhku di tempat tidur dan membuka ponselku yang tidak sempat kub
[Im Aerum’s POV]Seonsaengnim mengadakan pertemuan di kantin lantai bawah. Seharusnya, kantin itu memang diperuntukkan untuk umum dan orang-orang luar yang berniat berkunjung ke dalam agensi kami. Namun, khusus malam ini, kantin itu ditutup dan digunakan khusus untuk pertemuan kami.Setelah kami selesai mengadakan latihan vokal, kami langsung turun ke lantai satu untuk bersiap mengikuti pertemuan. Namun, sesampainya di sana, ternyata kantin masih sangat sepi. Nampaknya, mereka semua belum datang.“Eonnie, belum ada yang datang,” ucap Naeun dan Yerim yang berjalan jauh di depan kami.Kami pun hanya berpandang-pandangan satu sama lain. Hingga Miyeong Eonnie lah yang langsung memutuskan.“Gwaenchana-yo, kita tunggu di dalam. Mereka pasti tidak akan lama.”Miyeong Eonnie adalah orang yang sangat tegas. Dia sangat cocok dijadikan seorang pemimpin. Mungkin dia lah yang akan menjadi leader bagi grup kami, jika suatu saat nanti kami dapat melakukan debut. Kami pun masuk ke dalam resto yang ba
[Kim Young Mi’s POV] Kring … Kring …. Sudah sekian lama aku tidak pernah mendengar lagi suara deringan dari telepon kabel itu. Dan, hari ini adalah pertama kalinya aku mendengar deringan telepon itu setelah sekian lama tidak mendengarnya. Siapa yang masih menggunakan telepon kabel saat ini, batinku menerka-nerka. “Annyeonghaseyo? Dengan Young Mi di sini, apa ada yang bisa saya bantu?” “Annyeonghaseyo, Young Mi-ah. Ini saya, Seonsaengnim Choi. Bisa kau datang ke acara anak-anak malam hari ini?” “Ah, selamat malam Seonsaengnim! Saya tentu bisa datang. Semua pekerjaan saya sudah selesai.” “Baiklah kalau begitu. Sebentar lagi saya akan pergi ke kantin. Kita langsung bertemu di sana saja, ya. Anak-anak pasti sudah menunggu.” “Ne.” Ah, ternyata itu Seonsaengnim. Padahal aku sudah berburuk sangka padanya. Setelah memastikan semua perlengkapan tidak ada yang tertinggal dan meja pun rapi, aku langsung turun dan menuju kantin tempat di mana pertemuan itu berada. * * * * Sesampainya
[Im Aerum’s POV]Aku mengerjapkan mataku berulang kali. Merasa terheran-heran dengan agensi ini. Mereka menyuruh kami untuk selalu menjaga pola makan dan berat badan kami, tapi di saat yang bersamaan, lihatlah. Mereka menyuguhkan makanan yang sangat lezat dan kuyakin sangat akan kalori.Hanna berbisik kepadaku, “Jika mereka sudah memberikan ini, itu tandanya mereka memberikan kita waktu istirahat sejenak dari diet kita,” ucapnya girang.Apa yang Hanna katakana ada benarnya juga. Hampir seminggu ini, Eonnie Hong menyuruh kami untuk lebih menjaga pola makan dan mengusahakan agar kami tetap segar dengan mengikuti kelas olahraga tambahan di agensi. Meski mereka tidak mengatakannya secara gamblang, bahwa kami butuh untuk menurunkan berat badan, tapi kami tahu dengan pasti itulah yang mereka inginkan.Dan waktu baru berjalan waktu satu pekan pada masa pelatihanku di agensi. Aku sangat yakin jika ke depannya mereka akan semakin ketat dalam menjaga pola makan kami. Tidak bisa kubayangkan jik
[Kim Young Mi’s POV]“Yah, kenapa kau tidak pernah membantu lagi di sini?” tanya DongsukAku meletakkan pisau dapur sejenak dan menoleh ke arah Dongsuk yang sedang memasukkan bumbu-bumbu dapur ke dalam sup yang sedang ia masak itu.“Aku memiliki banyak kegiatan akhir-akhir ini,” jawabku sekenanya. Sebenarnya, perkataanku tidak ada salahnya juga. Lagipula aku memang benar memiliki banyak kegiatan—jika kegiatan yang kumaksudkan ialah bertemu dengan Yoon Jae.Seakan-akan dapat menebak isi pikiranku, Dongsuk langsung menebak. “Kegiatan? Kegiatan atau bertemu dengan teman laki-lakimu itu?”“Bagaimana kau bisa mengetahuinya? Ottokhae?”“Hebat bukan temanmu ini?”“Apa kau adalah cenayang? Bagaimana bisa mengetahui hal itu?”“Yah yah! Berhati-hatilah dengan pisaumu itu!”Seketika kualihkan pandanganku dari Dongsuk dan kembali berfokus pada kegiatan memotong bawangku. Meski dari luar aku nampak sibuk memotong bawang, namun aku masih memikirkan bagaimana Dongsuk bisa mengetahui jika aku sering
[Im Aerum’s POV]“Alright. You guys can rest now.” Miyeong Eonnie menengadahkan tangannya ke atas, itu adalah tanda untuk kita dapat berhenti.Lagu dari salah satu boy group yang kami pilih itu tadi berhenti mengalun. Kami semua nampak kelelahan dan langsung terduduk di lantai. Hanya Hanna seorang yang langsung merebahkan dirinya di lantai. Dia benar-benar memforsir dirinya agar dapat mengikuti ritme pembelajaran kita semua.“Aku tidak menyangka bahwa koreografi dari grup laki-laki akan membuatku selelah ini,” ucap Hanna masih dengan napas yang memburu, ia masih nampak kesusahan untuk mengatur napasnya sehabis berlatih.“Itu adalah alasan kita untuk berlatih menggunakan koreografi mereka. Karena jika kita terbiasa untuk berlatih dengan koreografi yang lebih susah, pasti kita bisa melakukan koreografi grup wanita.”“Bagaimana denganmu Yerim-ah? Bukankah kau pernah mengikuti klub dance sebelumnya?”Aku cukup terkejut saat mengetahui bahwa Yerim pernah memasuki salah satu klub dance. Tid