Beranda / Fantasi / Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia / Chapter 140 - Teman Nongkrong

Share

Chapter 140 - Teman Nongkrong

Penulis: Rytíř
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-29 21:44:25

“Aku bisa berdiri sendiri kok,” serunya seperti mencegah Mansa yang ingin membantunya berdiri.

Namun sesaat kemudian dia baru merasakan dadanya sedikit berat ketika dia mencoba berdiri sendiri. Sepertinya serangan Mansa tersebut cukup keras mengenainya. Namun dia berlagak sewajarnya berusaha untuk menyembunyikan rasa sakitnya tersebut.

Pada akhirnya dia merangkulkan lengannya ke bahu Mansa meski masih berusaha bersikap santai.

“Serangan apa itu barusan?” tanyanya sedikit memukul pelan bahu Mansa dengan kepalan tangan kirinya, mencoba berlagak akrab dengan Mansa.

“Ah, aku benar-benar minta maaf,” jawab Mansa.

“Tadi itu aku benar-benar ketiduran.”

“Tidur sambil duduk begitu?” tanya wanita itu.

“Ada-ada saja kamu ini. Apa masih ada hal aneh lain yang belum kamu perlihatkan?” tanya wanita itu sedikit tertawa.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rytíř
eeh.., sudah baca sampai sini? sesegeranya insyaAllah setelah selesai menyusun scene berikutnya
goodnovel comment avatar
Henny Djayadi
kapan lanjut?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 141 - Sambutan Di Hutan Jati Raya

    Di hari ketiga, mereka akhirnya sampai di Bandar Lampung, cukup lama juga karena mereka memang terlalu sering berhenti di jalan. Bahkan sekarang mereka tak langsung menuju pelabuhan, malah berbelok ke sebuah penginapan kecil di pinggiran kota.Di parkiran penginapan itu mereka menunggu, tak kunjung turun meski sudah dua kali pegawai penginapan menghampiri mereka. Sampai akhirnya Rasyif dan Acil keluar dari penginapan dan datang menghampiri.“Kenapa lama sekali, Mike?” tanya Rasyif.“Ini si Tuan Satpam sudah berkalir-kali mabuk dan minta berhenti,” jawab Mike.“Kau saja yang membawa mobilnya tidak becus,” sanggah Aryan.Rasyif dan Acil sudah dua hari menunggu mereka di penginapan tersebut. Mereka memang sengaja diminta oleh Mike untuk berangkat lebih dulu untuk mengurus berbagai hal, sekalian untuk menga

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-03
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 142 - Menantang Rasa Takut

    Ketika Mike datang menghampirinya, Mansa sudah kembali sadar. Dia nampak memegangi kepalanya, sesekali menarik rambutnya seperti sedang mencoba meringankan rasa pusing yang menimpanya. Ohoeek!!! Tiba-tiba dia muntah, meski hanya air yang keluar. Setelah itu dia membiarkan tubuhnya berbaring di tanah. “Hey, Mansa!” seru Mike yang baru saja datang menghampirinya.“Apa yang terjadi denganmu?” tanyanya. “Entahlah. Yang jelas perutku sekarang rasanya begitu kosong. Pundakku juga terasa begitu berat. Bahkan untuk menahan kepala ini untuk tetap tegak, rasanya terlalu berat,” jelas Mansa. “Seingatku, sejak kita sampai di penginapan kamu terus-terusan tidur? Sebelum ke sini kamu juga tidak makan, kan?” tanya Mike. “Seingatku tidak,” jawab Mansa.“Kamu sih, bawa mobilny

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-04
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 143 - Penerima Amanah

    Meski Mansa bisa merasakan beberapa pola dari fibrasi energi dari Musa ketika berkomunikasi dengan makhluk-makhluk halus tersebut, dia tetap tak bisa memahami apa yang sedang mereka bicarakan.Setelah beberapa lama Mansa membiarkan mereka berinteraksi, akhirnya Musa kembali menghampiri pundaknya.“Jadi apa yang kalian bicarakan?” tanya Mansa.<< Katanya waktu itu mereka tertarik dengan kondisi unik dari tubuhmu. Mereka merasakan sesuatu yang familiar dengan diri mereka, namun di saat yang bersamaan mereka menyadari kalau kamu adalah sesuatu yang asing >><< Karena itu mereka berpikir kamu datang ke sini mencoba mengelabui mereka, datang ke tempat ini dengan niat yang buruk >><< Seperti yang sebelumnya sudah pernah juga mereka alami >>“Mengelabui mereka?” tanya Mansa heran.“Maksudmu, seseora

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 144 - Hand In Pocket

    Setelah melihat kepergian makhluk tua itu, dan melihat para makhluk yang sedang berkabung itu, Mansa mejadi sedikit prihatin dengan mereka. Diapun meminta Musa untuk kembali berkomunikasi dengan mereka.“Tolong kamu tanya pada mereka, masalah apa sebenarnya yang mereka ingin aku bantu,” seru Mansa pada Musa.<< Baiklah, aku akan pergi dulu >>“Yah, mudah-mudahan saja mereka tidak memintaku jadi pengganti orang tua itu untuk menjaga mereka di sini,” lanjutnya ketus berbicara sendirian setelah ditinggal Musa.Setelah menunggu sebentar, Musapun kembali memberitahukan pada Mansa bahwa para makhluk halus itu ingin agar dia membawa kembali beberapa dari saudara-saudara mereka yang sedang diperbudak oleh manusia. Tentu Mansa merasa keberatan dengan permintaan itu.“Apa kau lup

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 145 - Batu Itu

    Hingga menjelang siang, Mansa masih saja mengikuti Mike dan perhatiannya tak luput dari kantong celana sebelah kiri itu. Meskipun Mike sudah mandi dan mengganti pakaiannya, tentu saja masih dengan busana yang sama, tapi Mansa tetap penasaran dengan kantong celana bagian kiri tersebut.Di ruang santai itu, Mike dan yang lainnya meneruskan diskusi mereka. Apa lagi Mike baru saja mendapat pesan baru dari ibunya Mansa bahwa akun WA Dewi baru saja menerima pesan dari organisasi Indigo Collector tersebut.“Apa kalian tak terlalu naif masih saja membiarkan wanita tersebut berkomunikasi dengan mafia itu?” tanya Aryan pada Mike.Mike tersenyum mendengarkan pertanyaan Aryan. Meskipun begitu dia sadar juga kalau keraguan Aryan cukup beralasan.“Kami tidak senaif itu kok. Tepat sebelum aku membawanya ke pulau, aku sudah membuang HP kedua orang tersebut,” terang M

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 146 - Buronan Elit Global

    Di salah satu titik di kedalaman hutan sub-urban Panovec Forest di pinggiran kota Nova Gorica, seorang pemuda menyusuri hutan bertelanjang kaki dan tanpa baju. Hanya ada celana yang sudah compang-camping yang hanya tersisa bagian atasnya saja, cukup untuk menutupi bagian kemaluannya. Laki-laki itu duduk bersandar di sebuah batu karang, sedikit bersembunyi di bawah sebuah akar pohon Ek besar di sebuah tebing sungai. Badannya lusuh dan kotor, nampak begitu kelelahan seperti tentara yang baru saja selamat dari sebuah peperangan. Tak satupun luka terlihat dari tubuhnya, namun dia terlihat begitu kelelahan, hingga akhirnya dia pingsan tak sadarkan diri. Beberapa saat kemudian, seorang wanita dengan rambut serta bulu mata dan alis yang serba putih datang dengan menyandang sebuah ransel, menemukan keberadaan pemuda itu dari seberang sungai. Dengan cekatan dan nampak begitu ringan, wanita itu melakukan lompatan yang cukup jauh dari seberang sungai. Satu kali dia mendarat di

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 147 - Pesan

    Zulkifli melihat Mike nampak begitu tak bersemangat. Dia tahu seharusnya Mike tak akan selelah itu hanya untuk mencapai tempat tersebut. Namun sekarang Mike terlihat begitu tak bersemangat, memegangi kedua pundaknya karena dingin.Dia melepas jacketnya dan memberikan pada Mike. Tentu Mike tak sungkan untuk menerimanya, dan langsung memakai jacket besar itu.“Bagaimana dengan Leona dan keluarganya?” tanya Zulkifli.“Syukurlah, tak ada seorangpun yang tertangkap. Mereka sudah pindah ke tempat persembunyian lain,” jawab Mike.“Ngomong-ngomong, ada seseorang yang mengikuti ku sejak aku keluar ke jalan utama. Jadi aku pancing saja dia ke sini,” lanjutnya.“Apa kamu selelah itu?” tanya Zulkifli.“Aku sudah meladeni mereka kemarin semalaman suntuk. Aku hanya ragu nanti aku tak bisa mengend

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 148 - The Reason

    Mansa terdiam, meski tak nampak juga ada kegaduhan di dalam dirinya setelah mendengar semua cerita dari Mike. Mungkin dia masih mencoba untuk memahami beberapa detail dari cerita itu, atau mungkin sedang mencari celah dan keganjilan dari cerita itu untuk sekadar menilai apakah Mike menceritakan yang sebenarnya, atau hanya sekadar bualan saja. Terlebih lagi, mengenai ayahnya yang masih hidup yang tentu saja tak bisa diterimanya begitu saja.Dia mulai bingung bagaimana harus bereaksi karena dia juga tak memilik sedikitpun kenangan bersama ayahnya. Haruskah dia mendramatisasinya seperti yang biasa terjadi di sinetron-sinetron? Haruskah dia menangis histeris dan protes pada ibunya karena tidak memberitahukan soal ayahnya?Pikirannya campur aduk meski hanya di sebatas pikirannya saja, tidak sampai mempengaruhi perasaannya. Karena dia memang tidak memiliki sedikitpun kenangan dengan ayahnya tersebut.“Dan di situ lah aku bertemu denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15

Bab terbaru

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 169 - Tak Ada Habisnya

    Dia pun menjawab panggilan itu dengan raut wajah yang nampak tegang. “Tumben, ada perlu apa Pak Jenderal menelepon saya?” tanyanya berlagak bersikap tenang. << Mike, apa kau ada hubungannya dengan kejadian di Majalengka? >> Pertanyaan yang to do point itu sukses membuat Mike terdiam. [ Aku tak tahu apa motifmu, tapi apa yang telah kau perbuat ini benar-benar serius. Kau akan membuat negera ini kacau ] “Apa maksud Bapak berbicara seperti itu?” tanya Mike dengan ekspresi wajah yang semakin suram dengan wajah yang mulai pucat. Bagaimana dia tidak pucat, tiba-tiba saja seorang jenderal meneleponnya dan sekonyong-konyong bicara soal keamanan negara. [ Aku tak tahu apakah kau sudah menyadarinya atau belum.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 168 - Dan Semuanya Usai

    Mike masih diam saja, tak menanggapi pertanyaan kedua pria asing itu. Namun Mike cukup sadar bahwa pria berkaca mata itu tak begitu memerlukan jawaban darinya. Dari reaksinya, jelas terlihat kalau dia sudah bisa membacanya sejauh itu.“Aku cukup mengerti jika kau memilih diam soal ini, karena dia adalah orang yang paling dicari saat ini,” lanjut pria berkaca mata itu.“Aku tak tahu apakah ini juga ada hubungannya denganmu, tapi dari informasi yang kami dapatkan, dalam waktu dekat mereka akan kembali melakukan pergerakan di Eropa. Awalnya aku tak begitu mengerti karena dari kabar, katanya mereka akan berburu serigala di sana,” jelasnya.Mendengar cerita itu, reaksi Mike nampak berubah dan pria itu menangkap perubahan itu dengan cermat.Laki-laki itu nampak tersenyum karena deduksinya seperti mencapai titik temunya.&nb

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 167 - Oh!

    Sementara itu, di halaman rumah terdengar suara Acil dan ‘Aini. Mereka nampak kebingungan sekaligus ngeri dengan kondisi di tempat itu.“Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?” gumam Acil, menutupi mulutnya seperti sedang berusaha menahan diri agar tidak muntah.Wajah mereka nampak pucat. Mereka pun semakin tercengang begitu berdiri di pintu masuk rumah. Pada detik itu, Acil tak lagi kuasa menahan diri dan memuntahkan semua isi perutnya. Sementara ‘Aini masih nampak berdiri melongo di pintu masuk itu.Hingga tiba-tiba Mike sadar dan bangkit. Tanpa sepenuhnya sadar dengan kondisinya, dia membiarkan kain itu terlepas dari badannya.“Hey, Mike!” seru Mansa kaget, berusaha mengingatkan.Namun ‘Aini sudah terlanjur melihatnya. Dia berteriak dan sesaat kemudian pingsan, kaget karena ti

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 166 - Di Bawah Terang Bulan

    Suara burung gagak itu menarik perhatian dua orang asing yang masih sibuk di perkarangan halaman. Mereka menyaksikan burung gagak berapi itu terus terbang menuju sedikit celah di bagian puncak dari kelopak bunga raksasa yang tidak sepenuhnya menutup itu.“Did you see that, mate?” tanya pria yang berkaca mata.“Apa mungkin itu Ki Bejo? Aku tak menyangka kalau dia juga chimera, tapi bentuk apa itu? Burung Phoenix?” balas pria yang berambut afro itu dengan berbahasa inggris.“Dasar bodoh, mana ada chimera model phoenix,” balas temannya.“Tapi entahlah, aku juga tak tahu apa itu. Sebaiknya kita coba periksa ke dalam,” seru pria berkaca mata itu, bergegas berlari ke dalam rumah.Begitu mereka masuk ke dalam rumah, ruangan tengah itu sudah begitu sesak oleh

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 165 - Amanah Atas Dua Dunia

    Ki Bejo nampak menoleh ke sana ke mari, mencari di mana kerisnya berada. Dia tak tahu bahwa pria itu sebelumnya telah menendang keris itu dan saat ini berada di bawah kulkas tak jauh dari tempatnya bersimpuh. Namun entah bagaimana, Ki Bejo seperti menyadari keberadaan keris itu. Dia pun mulai meraba-raba ke bawah kulkas itu, berusaha meraihnya dengan jari-jarinya. Pria itu menyeret kaki Mansa ketika dia hendak menghampiri Ki Bejo di bagian dapur. Musa langsung datang mencoba menolongnya. Namun pria itu hanya berteriak, melepaskan tekanan energi yang cukup besar. Tekanan energi yang dilepaskannya itu mendorong Musa cukup jauh dan membuat sebagian besar tubuhnya terurai. Setelah itu pria tersebut kembali berjalan menghampiri Ki Bejo. Begitu sampai, diapun menginjak tangannya hingga patah. “Sayang sekali, sepertinya tanganmu tak bisa menjangkau keris itu,” ujarnya nampak menatap d

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 164 - Mansa Dan Ksatria Gagak

    Mansa yang mulai menyadari keunikan tubuh dari pria misterius itu langsung menyerangnya dari belakang dengan tenaga espernya. Serangan itu mengenai bahunya, dan membuat bagian itu pecah seperti kembali ke bentuk api.Pria itu memang nampak kesakitan, namun dia segera menyerang Mike yang ada di dekatnya dan mengabaikan Mansa. Tubuhnya kembali memadat, dan mulai menghantam Mike ke lantai.Mulut Mike yang sudah seperti kepala serigala itu menganga seperti mencoba menerkam pria itu. Namun dia langsung memukul kepalanya begitu brutal.Sementara itu, Mansa diam saja melihat Mike menjadi bulan-bulanan. Ternyata serangan yang terakhir itu telah menguras staminanya. Meski dia masih bisa berdiri dan pandangannya belum benar-benar kabur, namun dia sudah mulai kesulitan mengumpulkan aura espernya.“Diam kau!” ujar pria itu terus memukuli mulut Mike yang terus saja meronta.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 163 - Mike Vs Mantir

    Meskipun terlihat saling mengenal, tak nampak bahwa kedua orang tersebut memiliki hubungan yang baik. Ki Bejo sendiri meski sedang mengintimidasi pria yang dipanggilnya Mantir itu, dia sendiri nampak ragu dengannya.Kedua orang itu nampak saling waspada satu sama lainnya. Hanya ketika pria misterius itu sudah merasa cukup memperhatikan kondisi Ki Bejo, dia pun nampak bersikap tenang.“Apa yang bisa kau lakukan dengan kondisimu saat ini?” tanya pria itu mulai bersikap santai.Lantas pria itu bergerak sesaat, dan tiba-tiba Ki Bejo langsung menyabetkan keris yang dipegangnya. Ternyata memang benar, dalam sekejap pria itu sudah mendekati Ki Bejo dan saat ini tangannya terkena sabetan keris dari Ki Bejo.Pria itu langsung kembali mundur, memegangi lengannya yang terkena sabetan keris. Tangannya yang terkena sabetan keris itu seperti terbakar dan berubah seperti ongg

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 162 - Ki Bejo dan Mantir

    Mike kembali berdiri, melepaskan satu pukulan Oizuki dari jarak jauh. Pria misterius itu hanya sedikit memiringkan tubuhnya. Dengan mudah dia menghindari serangan tersebut. Namun saat itu Mike langsung bergerak ke arahnya. Dia sudah bergitu dekat, siap menyerang dengan kedua lengan dan kuku-kuku tajamnya. Braakk!!! Tiba-tiba pria misterius itu menghempaskan satu bangku kayu ke tubuh Mike. Mike pun dibanting ke salah satu dinding dapur dan lansung tergeletak di lantai. Pria misterius itu hendak membantingkan bangku kayu di tangannya itu ke arah Mike. Namun bangku kayu itu langsung hancur berantakan sebelum dia berhasil melakukannya. Pria misterius itu menoleh ke arah Mansa. Salah satu alis matanya naik, memperhatikan Mansa dalam postur tubuh Oizukinya. Namun secara tiba-tiba Mansa kembali melancarkan serangan cepat ke arahnya. Se

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 161 - Munculnya Ksatria Gagak

    “Jadi benar kalian adalah orang-orangnya Belial yang dari Amerika itu?” tanya Mike.“Maaf saja, tapi dua orang yang sedang kalian cari sudah tewas, dan kalian pun akan bernasib sama jika mengganggu kami,” lanjutnya mengancam.Ekspresi laki-laki berambut afro itu sedikit berubah mendengar kata-kata dari Mike.“Dari caramu berbicara, sepertinya aku bisa menebak siapa yang membunuh mereka. Tapi soal anak buah Belial, sepertinya kau salah paham dan itu cukup bisa aku pahami,” balas laki-laki itu.Namun dedemit baru terus bermunculan, baik itu dari dalam rumah maupun dari tanah. Mereka pun tak punya waktu untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.“Nanti saja kita bicarakan, yang jelas kita harus cari jalan keluar dari tempat ini,” ujar laki-laki berambut afro itu.

DMCA.com Protection Status