Wanita itu langsung masuk ke dalam kamar tempat mereka menginap bahkan sebelum Mike mempersilakannya masuk. Dia langsung duduk di salah satu kasur dan menyilangkan kakinya. Sesaat kemudian dia melihat rokok dan korek api milik Aryan di atas sebuah meja yang ada cermin riasnya di dalam kamar tersebut.
Wanita itu kembali berdiri mengambil sebatang rokok milik Aryan dan langsung membakarnya. Begitu dia menghisap rokok itu dalam dan menoleh ke belakang, dilihatnya Mike dan Mansa masih berdiri di teras samping kamar tersebut, menatap bengong ke arahnya.
“Jadi ada urusan apa sepuh seperti anda sampai datang jauh-jauh ke sini dan meninggalkan tugas dan tanggung jawab untuk menjaga Sumbar?” tanya wanita itu to do point pada Aryan, mengabaikan Mike dan Mansa yang belum juga masuk ke dalam kamar.
“Jangan bilang Babang Aryan cuma kangen sama Dedek,” lanjut wanita itu.“Oh,” sahut Mike singkat dengan ekspr
“Lalu bagaimana sekarang?” tanya Mansa.“Apa kita biarkan saja wanita ini tak sadarkan diri di kamar ini?”Pertanyaan itu sukses membuat reaksi wajah Mike dan Aryan berubah. Mereka saling menatap untuk sesaat, dan setelah itu menoleh ke arah Mansa dengan tatapan serius.“Mengingat kita hanya memesan kamar ini untuk bertiga saja,” ujar Mike.“Dan sekarang tiba-tiba ada seorang wanita pingsan di sini.”“Ngomong-ngomong, bagaimana kultur masyarakat di sini?” tanya Mike pada Aryan.“Mana aku tahu,” jawab Aryan sedikit memasang wajah panik.“Ini gara-gara ulahmu, bocah!” seru Aryan pada Mansa.“Bisa-bisa kita digrebek warga kalau sampai tahu ada seorang wanita di kamar ini.”Lagipula, wanita tersebut adalah seorang keturunan bang
“Aku bisa berdiri sendiri kok,” serunya seperti mencegah Mansa yang ingin membantunya berdiri. Namun sesaat kemudian dia baru merasakan dadanya sedikit berat ketika dia mencoba berdiri sendiri. Sepertinya serangan Mansa tersebut cukup keras mengenainya. Namun dia berlagak sewajarnya berusaha untuk menyembunyikan rasa sakitnya tersebut. Pada akhirnya dia merangkulkan lengannya ke bahu Mansa meski masih berusaha bersikap santai. “Serangan apa itu barusan?” tanyanya sedikit memukul pelan bahu Mansa dengan kepalan tangan kirinya, mencoba berlagak akrab dengan Mansa. “Ah, aku benar-benar minta maaf,” jawab Mansa.“Tadi itu aku benar-benar ketiduran.” “Tidur sambil duduk begitu?” tanya wanita itu.“Ada-ada saja kamu ini. Apa masih ada hal aneh lain yang belum kamu perlihatkan?” tanya wanita itu sedikit tertawa.
Di hari ketiga, mereka akhirnya sampai di Bandar Lampung, cukup lama juga karena mereka memang terlalu sering berhenti di jalan. Bahkan sekarang mereka tak langsung menuju pelabuhan, malah berbelok ke sebuah penginapan kecil di pinggiran kota.Di parkiran penginapan itu mereka menunggu, tak kunjung turun meski sudah dua kali pegawai penginapan menghampiri mereka. Sampai akhirnya Rasyif dan Acil keluar dari penginapan dan datang menghampiri.“Kenapa lama sekali, Mike?” tanya Rasyif.“Ini si Tuan Satpam sudah berkalir-kali mabuk dan minta berhenti,” jawab Mike.“Kau saja yang membawa mobilnya tidak becus,” sanggah Aryan.Rasyif dan Acil sudah dua hari menunggu mereka di penginapan tersebut. Mereka memang sengaja diminta oleh Mike untuk berangkat lebih dulu untuk mengurus berbagai hal, sekalian untuk menga
Ketika Mike datang menghampirinya, Mansa sudah kembali sadar. Dia nampak memegangi kepalanya, sesekali menarik rambutnya seperti sedang mencoba meringankan rasa pusing yang menimpanya. Ohoeek!!! Tiba-tiba dia muntah, meski hanya air yang keluar. Setelah itu dia membiarkan tubuhnya berbaring di tanah. “Hey, Mansa!” seru Mike yang baru saja datang menghampirinya.“Apa yang terjadi denganmu?” tanyanya. “Entahlah. Yang jelas perutku sekarang rasanya begitu kosong. Pundakku juga terasa begitu berat. Bahkan untuk menahan kepala ini untuk tetap tegak, rasanya terlalu berat,” jelas Mansa. “Seingatku, sejak kita sampai di penginapan kamu terus-terusan tidur? Sebelum ke sini kamu juga tidak makan, kan?” tanya Mike. “Seingatku tidak,” jawab Mansa.“Kamu sih, bawa mobilny
Meski Mansa bisa merasakan beberapa pola dari fibrasi energi dari Musa ketika berkomunikasi dengan makhluk-makhluk halus tersebut, dia tetap tak bisa memahami apa yang sedang mereka bicarakan.Setelah beberapa lama Mansa membiarkan mereka berinteraksi, akhirnya Musa kembali menghampiri pundaknya.“Jadi apa yang kalian bicarakan?” tanya Mansa.<< Katanya waktu itu mereka tertarik dengan kondisi unik dari tubuhmu. Mereka merasakan sesuatu yang familiar dengan diri mereka, namun di saat yang bersamaan mereka menyadari kalau kamu adalah sesuatu yang asing >><< Karena itu mereka berpikir kamu datang ke sini mencoba mengelabui mereka, datang ke tempat ini dengan niat yang buruk >><< Seperti yang sebelumnya sudah pernah juga mereka alami >>“Mengelabui mereka?” tanya Mansa heran.“Maksudmu, seseora
Setelah melihat kepergian makhluk tua itu, dan melihat para makhluk yang sedang berkabung itu, Mansa mejadi sedikit prihatin dengan mereka. Diapun meminta Musa untuk kembali berkomunikasi dengan mereka.“Tolong kamu tanya pada mereka, masalah apa sebenarnya yang mereka ingin aku bantu,” seru Mansa pada Musa.<< Baiklah, aku akan pergi dulu >>“Yah, mudah-mudahan saja mereka tidak memintaku jadi pengganti orang tua itu untuk menjaga mereka di sini,” lanjutnya ketus berbicara sendirian setelah ditinggal Musa.Setelah menunggu sebentar, Musapun kembali memberitahukan pada Mansa bahwa para makhluk halus itu ingin agar dia membawa kembali beberapa dari saudara-saudara mereka yang sedang diperbudak oleh manusia. Tentu Mansa merasa keberatan dengan permintaan itu.“Apa kau lup
Hingga menjelang siang, Mansa masih saja mengikuti Mike dan perhatiannya tak luput dari kantong celana sebelah kiri itu. Meskipun Mike sudah mandi dan mengganti pakaiannya, tentu saja masih dengan busana yang sama, tapi Mansa tetap penasaran dengan kantong celana bagian kiri tersebut.Di ruang santai itu, Mike dan yang lainnya meneruskan diskusi mereka. Apa lagi Mike baru saja mendapat pesan baru dari ibunya Mansa bahwa akun WA Dewi baru saja menerima pesan dari organisasi Indigo Collector tersebut.“Apa kalian tak terlalu naif masih saja membiarkan wanita tersebut berkomunikasi dengan mafia itu?” tanya Aryan pada Mike.Mike tersenyum mendengarkan pertanyaan Aryan. Meskipun begitu dia sadar juga kalau keraguan Aryan cukup beralasan.“Kami tidak senaif itu kok. Tepat sebelum aku membawanya ke pulau, aku sudah membuang HP kedua orang tersebut,” terang M
Di salah satu titik di kedalaman hutan sub-urban Panovec Forest di pinggiran kota Nova Gorica, seorang pemuda menyusuri hutan bertelanjang kaki dan tanpa baju. Hanya ada celana yang sudah compang-camping yang hanya tersisa bagian atasnya saja, cukup untuk menutupi bagian kemaluannya. Laki-laki itu duduk bersandar di sebuah batu karang, sedikit bersembunyi di bawah sebuah akar pohon Ek besar di sebuah tebing sungai. Badannya lusuh dan kotor, nampak begitu kelelahan seperti tentara yang baru saja selamat dari sebuah peperangan. Tak satupun luka terlihat dari tubuhnya, namun dia terlihat begitu kelelahan, hingga akhirnya dia pingsan tak sadarkan diri. Beberapa saat kemudian, seorang wanita dengan rambut serta bulu mata dan alis yang serba putih datang dengan menyandang sebuah ransel, menemukan keberadaan pemuda itu dari seberang sungai. Dengan cekatan dan nampak begitu ringan, wanita itu melakukan lompatan yang cukup jauh dari seberang sungai. Satu kali dia mendarat di