Ketika Barata dan yang lainnya masuk ke dalam rumah itu. Sontak, hanya sepersekian detik saat Leman memasuki ruangan itu, dia membeku di tempat. Dia tidak tahu harus berbuat apa dan mengatakan apa. Matanya tertuju ke sebuah kursi yang sepertinya lebih cocok disebut sebagai singgasana saat sosok itu duduk di atasnya. Leman benar-benar tak berkutik yang mana itu membuat Barata dan Bawono penasaran, tentu saja membuat pria botak heran.
Bagaimana Leman tidak membeku, dia melihat sosok yang benar-benar menakutkan. Seseorang yang sangat dikenal akan kekuatannya serta pengaruhnya di Kota Surungan sangatlah besar. Intimidasi dan kekuasaan merupakan dua hal yang tak terpisahkan darinya. Ketika melihat sosok tersebut, tidak mungkin untuk Leman tidak terdiam. Sikap yang ditorehkan oleh sosok tersebut tidak terlupakan dan begitu mengintimidasi.
“Ada apa, Leman? Kenapa kau mematung?” tanya Bawono yang terkejut dengan reaksi dan tindakan yang dilakukan oleh Leman ketika
“Tidak ada yang tidak mengenalku. Mereka yang menyebutkan namaku secara tidak hormat, kau tahu apa yang terjadi!” suaranya begitu dalam dan dipenuhi dengan niat membunuh yang tertutupi dengan senyum dinginnya. Tidak ada yang tahu apa yang ada dalam pikiran pria tua ini.Pria tua itu tersenyum dan melanjutkan ucapannya, “Namaku tidak begitu besar, hanya cukup terkenal di Kota Surungan saja. Aku hanya seorang pria tua biasa yang dikenal dengan nama Ki Saprang. Tidakkah nama itu buruk? Ya, aku rasa kalian akan menertawakannya.”Ki Saprang, seseorang yang dijuluki sebagai Si Ular Berbisa dari Surungan. Selain kekuatannya yang begitu mengerikan, caranya bertarung juga tidak mudah untuk ditiru bahkan cukup mengerikan sebenarnya. Tidak ada yang mengalahkannya ketika dia menggunakan keunggulannya, tentu saja ada pengecualian. Namun, itu cukup Jarang terjadi. Oleh karena itu dia mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak yang menyatakan bila dia adalah or
Setelah terbentuknya kerja sama diantara mereka, Barata dan yang lainnya tak meninggalkan tempat itu dan tetap berada di sana. Mereka beristirahat di sebuah rumah yang telah disediakan, tentu saja mereka juga diawasi oleh yang lainnya. Ki Saprang tidak akan memberikan sedikitpun ruang kesalahan ketika dia sudah mengambil keputusan. Oleh karena itu, ada banyak pasang mata yang mengawasi lokasi tempat mereka beristirahat.Sehari penuh Barata dan yang lain memulihkan tenaganya. Mereka tidak beranjak dari rumah itu dan menunggu apa yang akan dilakukan oleh Ki Saprang. Apalagi, mereka telah berada di kapal yang sama dengannya. Oleh karena itu, tidak boleh ada sedikitpun kesalahan dalam prosesnya. Pertempuran tidak mudah untuk terjadi ataupun diselesaikan. Barata tidak bisa membuat kesalahan meski itu kecil dalam situasi yang ombang-ambing ini.Mereka juga tidak meninggalkan markas Ki Saprang dan memperhatikan setiap persiapan yang sedang dilakukan oleh pasukan Ki Saprang. T
Sewaktu kelompok-kelompok itu muncul, perasaan Barata semakin memburuk. Dia benar-benar merasakan intensitas meningkat dengan tajam di tempat tersebut. Tak jauh dari tempat dia bersembunyi, Barata merasakan sebuah gerakan besar tengah mendekati kota. Barata menebak jika gerakan besar ini datang dari arah yang berbeda dari tempatnya saat ini. Namun, bukan tidak mungkin bila mereka membagi kelompoknya menjadi dua.“Jangan membuat banyak suara, kita sekarang berada di tengah-tengah Medan perang dan ada banyak kelompok yang sudah memasuki kota ataupun mengepungnya. Ini sedikit diluar dugaanku, tapi memanglah benar jika perang ini pasti penting dan memperebutkan sesuatu yang sangat berharga. Kita tidak bisa lengah,” ucap Barata dengan suara yang lemah, dia juga tidak banyak bergerak dan tetap memfokuskan pandangannya ke depan tanpa menengok ke belakang.Barata tidak menatap Bawono dan Leman yang berada tepat di belakangnya. Dia hanya berbicara dan menatap ke dep
Ucapan itu menjadi awal dari peperangan. Kedua belah pihak saling mengerahkan kekuatan mereka. Namun, Ki Saprang memberikan instruksi khusus pada pasukannya. Selain dari itu semuanya berlalu seperti halnya perang biasa. Hanya saja mereka semua cukup waspada terhadap suara dan gerakan yang besar, karena biasanya hal semacam itu hanya datang dari monster. Oleh karena itu, peperangan berlangsung dengan sengit sejak di menit awal.Saat suara benturan besi dan bau darah menyerebak, Barata segera memperhatikan dan mendengarkannya dengan teliti. Lepas itu, dia segera memerintahkan dua pria di belakangnya untuk bergegas menemukan tempat yang dekat dengan Medan pertempuran. Tujuannya sudah jelas, mereka hanya akan menargetkan para Kontraktor saja. Sejenak, meski hanya beberapa detik, Barata berpikir untuk membentuk sebuah hubungan yang saling menguntungkan.Dia tahu betul kelompok semacam Kelompok Sableng yang diketuai oleh Samijan tidak akan berada di satu tempat terlalu lama.
Raungan itu menggetarkan seluruh kota, gemuruh memberikan rasa teror yang berlebihan. Hanya dari satu raungan itu, raungan lainnya mulai bermunculan seolah saling bersahutan. Mereka yang terjebak dalam ilusi yang Barata gunakan tidak mendengarkan raungan tersebut. Namun, Barata mendengarnya dengan jelas dan sontak perasaannya memburuk.Saat mencium bau di udara, dia mengerti bila inilah waktu dari kemunculan malapetaka dan neraka. Dia tidak tahu apakah mereka bisa bertahan atau tidak. Pasukan itu pasti akan berhadapan dengan makhluk yang berada di dalam kota. Ketika memikirkan hal tersebut, Barata tersenyum lebar. Dia benar-benar mengharapkan hal itu. Dengan begitu, dia bisa lebih leluasa untuk menghabisi para Kontraktor tanpa perlu mengkhawatirkan banyak hal.Tidak mungkin baginya untuk ikut campur dalam pertempuran lain. Dia lebih suka untuk mengendalikan pertempurannya dari para melakukan sesuatu yang jelas-jelas hanya akan membawanya ke sisi yang buruk. Barata tida
Barata memang menunggu mereka melemah. Tentu saja dia tahu jikalau hal itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama dan pastinya akan ada banyak hal yang dilewatkan, sehingga kondisi disekitar tidak dapat lagi diprediksi. Kontraktor itu menggunakan kekuatan yang tidak dapat diterka sehingga Barata tidak dapat melancarkan serangannya dengan cepat. Bagaimanapun juga, masa itu bukanlah monster yang mudah untuk dikalahkan.Ketika situasi di sekitar sudah tidak dapat lagi dikondisikan Barata terus mengamatinya dan dia benar-benar mengerti jika saja keadaan di sekitarnya sudah tidak dapat dikendalikan titik monster-monster itu memang memiliki tubuh yang sangat besar, sehingga dengan tubuhnya yang begitu besar monster-monster tersebut memiliki keuntungan yang tidak dapat dipungkiri. Mereka memiliki kekuatan yang besar dan kuat.Barata tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari monster maupun Kontraktor. Dia tahu jika ada sebuah kesempatan yang bisa dia manfaatkan. Namun, untuk me
Merasakan ada sesuatu yang aneh dari pria yang menyerangnya secara diam-diam, Barata memasang wajah datar tanpa emosi. Namun, dia tetap memikirkan apa yang akan dilakuka oleh pria itu karena dia merasa jika ini sedikit tidak wajar. Sekilas, dia mengamati seluruh keadaan di sekitarnya. Bau darah begitu pekat dan mayat yang tak terhitung jumlah terlihat jelas menggunung di sekitarnya. Perhatian Barata tertuju ke arah seekor monster dan Ki Saprang. Keduanya memiliki daya tarik yang besar.Saat dua Kontraktor menghimpitnya dan berusaha untuk menyerangnya. Barata tidak beranjak dari posisinya, dia hanya mengamati mereka dengan tenang sambil mengarahkan pedangnya ke arah mereka. Dia juga tidak melihat sedikitpun respons dari pria yang menyerang punggungnya. Hal ini hanya membuat dia merasa tidak nyaman, apalagi dia melihat sebuah tekad tertentu di mata pria itu. Meski hanya sekilas, dia tak melewatkannya.“Apakah kau yakin akan melakukan ini? Aku akan mengatakannya den
Barata tidak bisa lagi memfokuskan seluruh kekuatannya untuk melawan pria yang sudah menganggap rencananya. Dia bergegas pergi dari tempat itu. Setelah menyaksikan kemunculan dari makhluk humanoid dan Pilar Ilahi. Barata mengerti jika Pilar Ilahi itu telah mendapatkan seorang penantang yang kemungkinan besar sedang berjuang menghadapi roh penjaganya sehingga monster-monster kuat yang sebelumnya bersembunyi segera menampakkan diri.Sulit untuknya tidak tertekan dengan keadaan ini, apalagi dia belum menemukan keberadaan Kelompok Sableng yang mana dia waspadai sejak awal. Akan menjadi suatu hal yang sulit dan rumit jika dia harus berhadapan dengan sepuluh Kontraktor yang setiap dari mereka memiliki kemampuan tinggi. Barata tidak yakin bisa menghadapi mereka semuanya di waktu bersamaan, oleh karenanya dia menjadi tidak tenang saat berusaha meninggalkan medan perang.Dia bergegas pergi dan melepaskan dua Kontraktor yang mana itu merupakan sebuah tindakan yang tidak menyenan
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq