Di tengah-tengah lautan zombie. Seorang pria berjubah yang membawa tongkat berjalang dengan langkah lambat dan menebarkan senyum keji. Tangannya bergerak menyusuri zombie-zombie yang dia kendalikan. Tangannya menyentuh mereka dengan lembut. Tatapan matanya tak berubah sedikitpun dan tak ada rasa takut kecuali kegilaan dalam pandangan matanya.
“Bamang! Aku sudah menunggumu. Kau akan datang kemari bukan? Kita selesaikan pertarungan tempo itu. Luka ini, dada ini berdenyut tanpa henti saat aku memikirkanmu. Bamang oh Bamang, kenapa kau baru muncul sekarang!” pria itu bergoyang pelan saat melangkah menyusuri zombie-zombie yang tak terhitung jumlahnya.
Dia membuka ruang dan dikelilingi Zombie Durma, Zombie Kabewo, dan Zombie Monar. Pria itu tertawa lepas saat dia melihat salah satu zombie yang berhasil dia evolusikan hingga menjadi pilar dari pasukan zombienya. Meskipun tubuhnya tidak terlalu besar seperti yang lainnya, zombie ini memiliki kekuatan yang sangat be
Ken Bamang berhadapan dengan Salam. Dia mendistorsi ruang di sekitar tangannya saat dia mengepalkan tinjunya. Udara yang berhembus di sekitar tubuhnya menjadi tidak karuan. Dia memberikan tekanan yang menghancurkan saat berada dia mengepalkan tinjunya.Salam mulai terpengaruh dengan atmosfer yang berubah tak terkendali. Kehadiran Ken Bamang memang memberikan tekanan yang sangat kuat. Mau berapa kali dia melihatnya, perasaan tertekan dan terkendali selalu muncul saat dia berhadapan dengannya. Dia tidak tahu mengapa perasaannya bisa berakhir seperti itu setiap kali dia berhadapan dengannya.Ken Bamang menatap Salam dengan ganas. Dia melawannya dengan tenang dan tak terganggu oleh para zombie yang berada di sekitarnya. Semua zombie itu dilibas oleh Barata. Tidak ada yang selamat dari serangan Barata.Salam tidak menahan serangan yang mengarah padanya. Pukulan yang Ken Bamang lepaskan seperti meruntuhkan segala hal. Salam tahu jika dia tak memiliki kekuatan untuk me
Salam tersentak begitu Ken Bamang melepaskan serangan yang begitu kuat. Dia tertebas dan memiliki luka di dadanya. Wajahnya sangat pucat dengan darah yang menetes dari dada serta bibirnya. Energi yang menghantam tubuhnya mengirimnya terbang beberapa meter jauhnya.Keberhasilannya dalam melepaskan serangan yang kuat harus ia bayar dengan cukup mahal. Ken Bamang semakin memucat dan lelah. Dia kehilangan banyak tenaga serta Energi Kehidupan. Menggunakan dua Pusaka Ilahi dengan memaksimalkannya benar-benar menghabiskan seluruh tenaganya.Barata yang mengamati pertarungan mereka berdua merasakan penurunan intensitas dalam pertarungan tersebut. Namun, ketegangan masih mengudara di sekitar mereka berdua. Di belum memutuskan untuk mengambil tindakan meskipun situasi sudah berpihak padanya. Dia menanti mereka berdua untuk terus memberikan segalanya dalam pertarungan itu.“Aku tidak bisa terlalu jelas. Mereka memang kelelahan tapi kekuatan mereka masih banyak. Aku s
Setelah beberapa saat menunggu, Barata bergegas menyerang mereka dan dia menargetkan Ken Bamang yang tak berada dalam posisi baik. Setelah Ken Bamang melepaskan serangan yang begitu kuat, dia tampak begitu tertekan dan kelelahan.Barata memanfaatkan kondisi Ken Bamang yang buruk dan mengeksploitasinya dengan memberikan serangan yang menggebu-gebu. Setelah menahan diri dan mengembalikan Energi kehidupan yang sempat ia pakai saat menghadapi Ken Bamang,.Kini dia membalikkan situasi dengan Energi Kehidupan yang telah ia kembalikan. Meski begitu, dia hanya mengandalkan teknik ilusinya yang mana kekuatannya memang mengerikan dan mengancam tapi kelemahannya cukuplah besar. Selama seseorang berhasil mengetahui titik lemahnya maka berakhir sudah dan dia melihat serta merasakan jika Ken Bamang mengetahuinya.“Ini kesempatanku untuk mengakhiri situasi ini dan mengambil pusaka mereka. Aku tidak bisa melewatkannya. Sungguh ini situasi yang sangat melelahkan. Tekanan y
Keadaan Salam Jauh Lebih buruk, dia tidak hanya dibakar tapi juga dipenggal dan tubuhnya terpotong menjadi beberapa bagian. Barata melakukan hal itu setelah mendengar apa yang Ken Bamang katakana sebelumnya. Dia benar-benar bisa merasakan kekuatan aneh mengalir pada tubuh Salam saat dia menebasnya.Barata terengah-engah setelah melakukannya. Keringat menetes di seluruh tubuhnya dan dahinya basah akan keringat. Wajahnya juga sedikit pucat dengan darah yang menetes di samping mulutnya. Barata mengambil beberapa benda yang menarik perhatiannya. Setelah memastikan tingkat pusaka tersebut dia mengenakan semua pusaka ilahi yang dia dapatkan.Saat dia memakainya, seketika itu juga pandangannya menghitam. Seluruh tubuhnya bergetar hebat dan wajahnya menjadi sangat pucat. Begitu perasaan itu muncul, dia bergegas pergi ke tempat yang tersembunyi. Dia merasa tidak bisa berada di tempat terbuka. Tidak mungkin berada di tempat semacam itu saat kondisinya mengalami perubahan yang ti
“Kau berhasil mengumpulkan lima Pusaka Ilahi. Sekarang kekuatanku sudah meningkat dan aku bisa memberimu informasi terkait dengan lokasi dari dua pusaka terakhir. Kau cukup mengagumkan. Aku tidak menyangka kau bisa menemukannya secepat ini. Aku kira akan berlangsung lama. Keberuntunganku cukup tinggi, manusia,” ucap Sang Ratu dengan senyum yang memesona.Barata mendengarnya. Dia sedikit terkejut dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Sang Ratu. Tanpa ada pemberitahuan, tiba-tiba saja dia melihat sebuah ekspresi yang sungguh mengejutkan. Apalagi, Sang Ratu mengatakan akan memberinya sebuah informasi tentang lokasi dari dua pusaka. Sebuah ucapan yang sangat memancing ekspektasi dan harapan untuk Barata.Dengan mengetahui hal tersebut, Barata menjadi lebih tenang setelah dia tahu jika dia akan mendapatkan sebuah informasi yang terpadu. Lokasi dari dua Pusaka Ilahi benar-benar sulit untuk ditemukan dan dia tidak tahu aka
Sopo Barungan yang berada di dalam ruangan segera menerima laporan tentang Barata yang hendak menemuinya. Begitu dia mendengarnya, ia segera meninggalkan semua pekerjaannya, dan bergegas menemui Barata. Semenjak pertarungan itu, ia tidak bisa menemukan Barata dan tidak dapat berkomunikasi lagi dengannya.Saat dia mendapatkan laporan dari prajurit. Dia bergegas menemui Barata yang menunggunya di gerbang. Perasaannya kacau ketika mendengar Barata menunggunya di gerbang. Dia sama sekali tidak bisa membayangkan akan jadi seperti apa pertemuan ini.Beberapa saat kemudian, dia melihat Barata dalam kondisi yang cukup buruk. Penampilannya sungguh berantakan dan dia bisa mencium bau tak sedap dari tubuhnya. Namun, meski penampilannya begitu buruk. Sopo Barungan masih bisa mengenalinya, terutama saat dia merasakan ancaman dari tatapan matanya.“Tuan, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bisa berada dalam kondisi seburuk ini?” tanya Sopo Barungan dengan nada yan
Waktu berlalu dengan cepat setelah pertarungan itu. Barata memiliki banyak waktu untuk memulihkan diri dan dia memaksimalkan seluruh waktu yang dia miliki. Saat dia sudah pulih dan mendapatkan kembali kekuatannya. Dia segera bersiap untuk melakukan perjalanan menuju ke Lembah Surawa.Tentu saja, dia melakukan perjalanan setelah bertemu dengan para pejabatnya. Mereka dipanggil Ibukota Kerajaan. Bowo, Sopo Barungan, Bawono, dan Leman, mereka berkumpul di tempat itu. Barata mengumpulkan mereka untuk membahas suatu masalah yang ia rasa perlu untuk mereka ketahui. Situasi saat ini sudah bergerak menuju ke arah yang ia mau.“Wilayah sudah bergerak sesuai dengan apa yang aku harapkan. Bowo, kau melakukan tugasmu dengan baik. Mengembangkan wilayah bukan tugas mudah, tapi kau menyelesaikannya dengan sangat baik. Aku memujimu atas kinerja yang begitu bagus. Namun, tugasmu akan semakin berat ke depannya.”“Kalian berempat akan saling bahu membahu untuk me
Perjalanan memakan banyak waktu dan Barata sama sekali tidak merasa lelah. Dia memperhatikan setiap tempat yang dia lewati. Beberapa hutan berukuran sedang yang dipenuhi oleh zombie menarik perhatiannya. Dia melepaskan gelombang api besar ke arah zombie yang berlari mendekatinya.Barata tidak turun dari kuda dan dia memandang dingin seluruh zombie yang terbakar hingga menjadi abu. Tatapannya menyapu seluruh area yang dapat ia jangkau. Setiap gerakan kecil yang muncul tak lepas dari pantauannya. Barata tak beranjak dari posisinya saat matanya menyapu seluruh area di sekelilingnya.“Hanya zombie yang ada di sini. Tidak ada monster yang layak untuk kuhadapi. Seharusnya, semakin aku mendekati Lembah Surawa, monster-monster yang ada di jalan memiliki kekuatan yang mengancamku. Lalu, apa yang aku temui ini?”Dia bingung akan situasi di depannya dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Bagaimanapun juga, dia berpikir jika seluruh situasi yang ia lihat saa