Beranda / Pendekar / Era Baru / Paviliun Sambarung II

Share

Paviliun Sambarung II

Penulis: omuraryu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-24 04:47:19

Pria paruh baya menahan nafasnya saat dia mendengar ucapan Barata. Dia sama sekali tidak bisa mempercayai Barata. Dengan keadaan yang dia lalui, pria paruh baya ini tidak lagi bisa menaruh kepercayaannya pada orang lain. Jadi, ketika dia mendengar ucapan Barata yang begitu serius. Ketika dia melihat Barata yang melihat dirinya dengan tatapan serius dan tajam, dia menggelengkan kepalanya dan mengatur nafasnya.

“Huft ... meskipun aku tidak mengatakannya dan kau akan melepaskan kami. Aku tidak bisa mempercayaimu, jadi aku akan mengatakannya. Sebelumnya aku hanyalah seorang prajurit yang sudah meletakkan senjatanya. Aku tinggal di desa yang sama dengan mereka. Pada saat dunia dilanda kekacauan, termasuk para pendekar yang kehilangan kekuatannya. Aku sedang melatih para pemuda ini untuk menjadi seorang prajurit.”

“Setelah dunia kehilangan keseimbangannya. Aku membawa mereka, dan meninggalkan desa. Memimpin mereka menghadapi makhluk-makhluk meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Era Baru   Paviliun Sambarung III

    Kesepakatan terjalin di antara mereka, dan Barata diantar oleh pria paruh baya itu menuju ke wilayah Paviliun Sambarung. Barata melihat bagaimana para pemuda serta orang-orang yang mengikuti pria paruh baya ini terlihat seperti ketakutan ketika pria paruh baya ini mengikutinya, dan mengantarnya menuju ke Paviliun Sambarung.Dia tidak tahu mengapa mereka harus menunjukkan sikap seperti itu. Bagaimanapun juga, situasi yang nantinya akan dia hadapi masihlah sebuah tanda tanya. Untuknya situasi semacam ini cukuplah berbahaya dan berpotensi untuk menjadi sebuah pertarungan yang mematikan. Namun, Barata tidak merasa bila itu adalah hal yang buruk.“Apa yang kau ketahui tentang Paviliun Sambarung ini selain dari kekejaman mereka yang berada di luar batas wajar? Seberapa kuatkah kelompok ini? Berapa jumlah anggota mereka? Siapa saja yang harus aku waspadai ketika bertarung dengan mereka? Kalau kau tahu tentang hal itu, katakan saja padaku. Aku harus mengetahu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Era Baru   Paviliun Sambarung IV

    Ruangan yang sebelumnya dipenuhi dengan suara rintihan serta suara nafsu seksual yang menggebu-gebu telah berubah menjadi hening. Tempat yang semula dipenuhi warna yang terang telah sepenuhnya berubah menjadi merah. Namun, perempuan-perempuan yang telah di nodai dan direnggut kebebasannya tak mengetahui apa-apa termasuk mereka yang belum terbunuh. Semua itu terjadi karena Barata menggunakan ilusi untuk mengaburkan pandangan mereka.Dia membunuh pria-pria itu satu per satu dan membunuhnya dengan tindakan yang kejam. Mereka yang dia targetkan tidak dia pengaruhi dengan ilusi. Dia membiarkan targetnya sadar, sehingga saat dia menyerangnya dan menancapkan belatinya. Pria itu akan merasakan rasa sakit yang teramat dalam. Akan tetapi, ketika belati itu menancap ke tubuh targetnya, Barata mengaktifkan Teknik {Ilusi Manusia} sehingga targetnya merasakan suatu kengerian yang tak terbayangkan.“Ampun ... argh!!! Argh!!! Tidak ... jauhkan makhluk itu dariku ...

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Era Baru   Paviliun Sambarung V

    Barata melepaskan serangan yang cepat. Langkah kaki serta ayunan senjatanya sama cepatnya, sehingga Lumbayang terkesiap. Lumbayang menahan serangan itu dengan bilah pedangnya, tapi dia tetap terdorong mundur. Lumbayang menatap Barata dengan dingin sambil mengatur nafasnya. Dia merasakan kekuatan yang menghantam dirinya tidaklah kecil.“Bajingan busuk ini yang mengacau di wilayahku, rupanya. Tua Bangka Bau Tanah yang tak punya otak berani membuat wilayahku yang damai menjadi kacau, dan melakukan serangan seperti ini. Tidak ada hukuman yang pantas untukmu selain kematian. Aku akan menyiksamu Tua Bangka!!! Akan aku kuliti dan cabut gigimu satu per satu, akan aku patahkan setiap anggota tubuhmu, dan akan aku cincang kau!!!” seru Lumbayang yang diliputi api amarah.Saat Barata mendengarnya, dia hanya terkekeh. Dia tidak peduli dengan ancaman omong kosong itu. Sudah berapa banyak orang yang mengancamnya, dan mereka yang melakukan hal tersebut berakhir

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Era Baru   Kehancuran Paviliun Sambarung

    Lumbayang mengumpulkan energi di kedua tangannya dan sebuah cahaya berwarna hitam muncul di cakarnya. Dia menatap Barata dengan nafsu membunuh yang kuat, senyumnya juga sangat menakutkan. Dia mengayunkan dua cakarnya dengan seluruh kekuatannya, dan dua gelombang energi lepas dari kedua cakarnya. Lumbayang tidak hanya menggunakan serangan itu saja, tapi dia juga bergerak maju dan bersiap untuk menyerang lagi.Barata tak menghindari serangan itu, tapi dia menggunakan Teknik {7 Sayatan Angin} dari Pusaka Sabit Bulan untuk menghadang serangan lawannya. Dia benar-benar mengerahkan kekuatannya untuk menahan serangan tersebut. Dia mengayunkan sabitnya sebanyak tujuh kali dalam kecepatan yang cukup tinggi, dan ia benar-benar menampilkan kekuatan yang besar.Benturan energi terjadi tatkala serangan Lumbayang bertemu dengan serangan Barata. Dari benturan itu terdengar suara ledakan yang kuat serta angin yang tak biasa. Barata sedikit terdorong mundur begitu juga deng

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-24
  • Era Baru   Ruang Jiwa

    Ketika Barata melihat tawanannya, dia sama sekali tidak menunjukkan rasa belas kasihan pada mereka. Tidak peduli bagaimana mereka melihatnya, dia sama sekali tidak peduli dengan mereka. Barata hanya merasa jika semua yang terjadi di sini memang seharusnya terjadi. Tidak mungkin dia akan menunjukkan belas kasihan ataupun rasa ibanya kepada mereka.Dia segera memanggil pria paruh baya yang menunggunya. Barata hanya berpikir untuk segera membawa orang-orang ini ke wilayahnya sehingga dia bisa memanfaatkan tenaga mereka untuk membangun wilayahnya ataupun memperkuat pasukannya. Dia sama sekali tidak merasa terkejut ketika para tawanannya menunjukkan reaksi yang begitu buruk. Sudah sewajarnya untuk mereka merasa takut pada dirinya."Sudah aku katakan bukan? Mulai detik ini kalian semua adalah tawananku. Jadi, jangan pernah berharap untuk mendapatkan sikap baik dariku. Tindakan yang telah kalian lakukan sebelumnya tidak mungkin bisa di maafkan. Di saat situasi tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Era Baru   Kembali Dengan Kekuatan Baru

    Bowo melaksanakan segala perintah yang diberikan oleh Barata. Dia berhasil menyelesaikan pembangunan pagar serta gudang. Dia juga membangun dua menara pemantau sederhana di titik-titik yang sudah di tunjuk. Selama Barata meninggalkan Lembah Kehidupan, dia lah yang memimpin seluruh kelompok. Dia juga sudah merasa tenang setelah melihat Sopo Barungan yang sadar serta para pejuang lainnya sudah membaik.“Bagaimana keadaanmu, Sopo Barungan? Apa kau merasa ada sesuatu yang aneh dengan tubuhmu? Kita tidak memiliki seorang ahli pengobatan sehingga penanganan para pejuang yang terluka cukuplah buruk. Istirahatlah kalau kau merasa buruk dengan semua itu,” ucap Bowo. Dia memperhatikan cara Sopo Barungan berjalan yang mana dia masih tertatih-tatih. Dia merasa jika keadaan Sopo Barungan belum sepenuhnya membaik, sehingga dia mengisyaratkan pada pria itu untuk beristirahat. Bagaimanapun juga situasi di Lembah Kehidupan cukup damai. Setelah pertarung

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Era Baru   Keputusan

    Sebelumnya, ketika Barata sedang berjalan menuju ke Kadipaten Swangiri. Dia menyaksikan pemandangan yang sungguh membuat orang menjadi gila. Sebelum dia sampai di Kadipaten Swangiri, dia melihat suatu kegilaan yang tidak masuk akal. Di mana dia melihat ada ribuan zombie yang berkeliaran di jalan, dan dia juga melihat ada zombie monar juga. Ketika Barata mengingat pemandangan gila itu, dia hanya bisa mengusap dahinya.Barata menceritakan apa yang dia lihat pada Bowo serta Sopo Barungan saat dia bertemu dengan mereka. Dia sama sekali tidak menyembunyikannya karena dia berpikir jika menyembunyikan peristiwa segila itu pasti hanya akan membuat situasi menjadi lebih gila lagi. Jadi, lebih baik mengatakannya sedari awal sehingga dia bisa mengantisipasi kejadian tersebut. Dia memberitahukan pemandangan itu pada mereka berdua, dan dia juga mengingatkan mereka untuk tidak mengendurkan kewaspadaan serta pertahanannya.“Apa yang kau katakan itu benar, Tuan? Sial

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Era Baru   Memulai Lagi

    Saat dia menatap bulan penuh yang menunjukkan keindahan serta pesonanya. Barata teringat akan istrinya. Dia merindukannya, dan perasaan itu benar-benar buruk. Dia tidak ingin konsentrasinya teralihkan oleh sesuatu karena saat ini dia sedang berada pada kondisi yang tidak tepat untuk merasakan perasaan semacam ini. Namun, siapa yang bisa mengatakan jika merindukan seseorang harus melihat waktu? Jika memang rindu ya rindu, kenapa pula harus memikirkan yang lainnya. Barata mengatur nafasnya agar dia menjadi tenang dan tidak memikirkan perasaan yang baru saja masuk ke dalam hatinya. Dia tidak menolak perasaan itu, hanya saja, dia tidak ingin merasakan perasaan semacam itu di waktu seperti ini. Barata menghela nafas sambil menenangkan perasaannya. Dia benar-benar merasa benaknya tak karuan saat ini. “Haish ... mengapa aku merindukanmu di waktu seperti ini? Apakah kau ingin menyertaiku dalam pertarungan nanti? Sayangku ... aku tidak bisa menolak perasaan ini, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25

Bab terbaru

  • Era Baru   Penentuan II (End)

    Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau

  • Era Baru   Penentuan I

    Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin

  • Era Baru   Terluka

    Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny

  • Era Baru   Satu Pukulan

    Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan III

    Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan II

    Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan I

    Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so

  • Era Baru   Hyang Barakala II

    Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.

  • Era Baru   Hyang Barakala I

    Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq

DMCA.com Protection Status