Beranda / Pendekar / Era Baru / Mengambil Sumber Daya

Share

Mengambil Sumber Daya

Penulis: omuraryu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-01 21:07:47

Barata menggenggam kuat-kuat parang di tangannya. Dia melihat gerakan setiap lawannya dengan tatapan hati-hati. Belasan Zombie mendekatinya, dan ia segera mengubah gerakannya. Dia meninggalkan posisinya dengan cepat, lalu mengayunkan parangnya.

Saat ketiga penduduk biasa yang dia bawa melihat gerakannya, ketiga penduduk itu melihat Barata seperti bergerak dari dua arah yang berbeda seolah-olah tubuhnya terbagi menjadi dua, menyerang para zombie dari dua sisi.

Beberapa Zombie yang bergerak ke arah Barata, dan mencoba menggapainya. Zombie-Zombie itu tertebas, tapi mereka tidak mati.

Para Zombie itu terus bergerak meskipun mereka memiliki tubuh yang terbelah, dan lagi meski tanpa kaki ataupun tangan sekalipun. Mereka masih terus mengejar Barata. Wajah zombie-zombie itu menunjukkan tampilan kengerian dan terdistorsi karena rasa sakit. Hal itu membuat para penduduk yang mengikuti Barata bergidik ngeri.

“Mereka tidak mati walaupun aku menebasnya? Tubuh mere

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Era Baru   Menemukan Pilar Ilahi Lainnya

    Setelah mencoba membujuk orang-orang yang bersembunyi, dan bujukannya membuahkan hasil. Barata mendapati lonjakan kekuatan di mana sebelumnya dia hanya bersama tiga orang saja, kini bertambah menjadi belasan orang. Saat melihat mereka, Barata tak terlalu bersemangat. Dia tahu arti akan bertambahnya orang-orang ini di mana dia akan lebih sibuk lagi. Tentunya setelah dia melihat orang-orang ini, dia tidak membiarkan mereka diam saja. Barata segera membagi tugas untuk mereka. Dia memerintahkan mereka untuk mengambil segala sesuatu yang bisa digunakan, yakni benda-benda yang terbuat dari besi ataupun baja, gerobak, bahan pangan, pakaian, dan juga perabotan. Ketika Barata memerintahkan mereka untuk mencari benda-benda itu, Barata pergi untuk memantau area sekitarnya. Tidak mungkin baginya untuk diam saja. Barata mengamati area sekitarnya. Beberapa rumah yang terlihat usang pun dia masuki, sedangkan mereka yang mendapatkan tugas mengambil sumber daya hanya

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02
  • Era Baru   Pusaka Batu Api

    Barata menciptakan sebuah ilusi di mana ada sebuah suara yang kuat menghantam tanah di salah satu titik di sekitar zombie-zombie yang pada akhirnya menuntun zombie-zombie itu ke titik suara itu.Selain itu, dia juga tidak melupakan keberadaan monster anjing dengan api di kepalanya, dia memperhatikan mereka yang mencoba untuk mendekatinya. Barata tak terlalu memikirkan para zombie itu karena mereka bukanlah bahaya yang mengancam, melainkan monster anjing inilah yang membuat dia merasakan ancaman nyata.Barata mendekati monster itu dengan belati di tangannya, dia mengambil sikap bertahan yang juga dapat melancarkan serangan balik. Barata mengawasi pergerakan monster anjing yang berlari ke arahnya.“Ilusi suara itu tidak memberikan efek apapun pada monster anjing itu ... ini sedikit menyebalkan, aku tidak bisa mengubahnya. Tak apa, zombie-zombie itu tidak akan terlalu membahayakan dan membatasi ruang gerakku. Aku hanya perlu menghabisi monster-monster anjing

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-03
  • Era Baru   Penemuan Baru

    Ada sebuah tekanan yang besar layaknya sebuah gunung menghantam Barata. Dia merasa seperti sedang menahan sesuatu yang sangat berat di kedua pundaknya yang juga memaksanya untuk tunduk.“Ugh!!!”Tanpa Barata sadari ia mengeluarkan suara yang tak biasa. Tekanan itu datang secara tiba-tiba, dan mengejutkan dirinya di saat ia baru saja membuka pintu. Barata segera berbalik, dan gerakannya masihlah cepat walau dia berada dalam kondisi buruk.“Sensitivitas monster ini jauh di atas mereka yang aku lawan tadi. Sial!!! Aku terlalu ceroboh. Seharusnya aku menghabisinya sebelum membuka pintu ini.”Barata masih menggenggam parang di tangannya kuat-kuat. Dia bergerak menyamping menghindari injakan kaki monster itu. Barata memutar tubuhnya saat dia melangkah ke samping sembari menebaskan parang di tangannya.Tidak ada waktu baginya untuk berpikir mengelak lagi. Barata tahu kalau monster ini tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • Era Baru    Energi Kehidupan

    Ada sebuah tekanan besar layaknya sebuah gunung tengah menghantam Barata. Dia merasa seperti sedang menahan sesuatu yang sangat berat di kedua pundaknya yang juga memaksanya untuk tunduk.“Ugh …."Tanpa Barata sadari, ia mengeluarkan suara yang tak biasa. Tekanan itu datang secara tiba-tiba, dan mengejutkan dirinya di saat ia baru saja membuka pintu. Barata segera berbalik. Gerakannya masihlah cepat walau dia berada dalam kondisi buruk.“Sensitivitas monster ini jauh diatas mereka yang aku lawan tadi. Sial! Aku terlalu ceroboh. Seharusnya aku menghabisinya sebelum membuka pintu ini.”Barata masih menggenggam parang di tangannya kuat-kuat. Dia bergerak menyamping menghindari injakan kaki monster itu. Barata memutar tubuhnya saat dia melangkah ke samping sembari menebaskan parang di tangannya.Tidak ada waktu lagi baginya berpikir untuk mengelak. Barata tahu kalau monster ini tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Era Baru   Menghadapi Roh Pusaka Batu Api

    Langkah kaki Barata begitu berat. Saat ia baru akan masuk, Barata merasakan sensasi dingin dan sejuk. Namun, begitu kakinya menyentuh lantai, rasa panas yang teramat menggerayangi kakinya, dan menjalar naik ke seluruh tubuh.“Huft ... Huft ... panas ini semakin terasa saat aku berada dekat dengan altar. Apakah pusaka ini begitu kuat atau hanya aku saja yang lemah? Kalau begini, aku tidak bisa menyentuh altar itu dan mengambil pusaka yang terletak di tengah-tengah batu. Sialan!” gerutu Barata.Dia begitu kesal saat berjalan mendekati altar. Meskipun langkah kakinya menjadi pelan saat dia semakin dekat dengan altar, dia tetap memaksakan diri untuk terus maju dan tetap berjalan. Rasa sakit yang disebabkan oleh rasa panas itu membuat Barata meringis kesakitan.Ketika dia berada beberapa senti dari altar dan batu merah itu, Barata merasakan panas semakin menyengat dan bertambah panas. Dia meletakkan tangannya ke tengah-tengah batu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Era Baru   Kembali ke Lembah Iblis I

    Barata kembali menyusuri jalan yang sebelumnya ia lewati, dan dia berjalan menuju ke Desa Soman. Ketika Barata melihat mayat-mayat monster anjing, dia memikirkan satu hal yang penting tentang mayat ini, tidak lain tidak bukan ialah daging monster.Dia menatap ke arah mayat monster anjing itu dengan pemikiran tertentu. Apakah daging monster ini beracun? Bisakah daging itu dimakan? Apa efek samping bila manusia biasa memakannya? Kulitnya bisa digunakan sebagai pakaian bahkan armor.Barata tenggelam dalam pikirannya sendiri tentang mayat monster di sekitarnya ini. Dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan dengan mayat-mayat ini. Dia juga khawatir bila meninggalkan mayat-mayat ini akan memiliki risiko yang tinggi. Tentu saja, dengan banyak kemungkinan ini, Barata tidak langsung mengambil keputusan, tapi memikirkannya terlebih dahulu.Sembari berpikir dan berjalan menuju ke Lembah Iblis, Barata memperhatikan sekitarnya. Dia juga memikirkan bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • Era Baru   Kembali Ke Lembah Iblis II

    Barata memperhatikan para pengungsi yang mulai bertahan di posisinya, dan bersiap-siap untuk bertarung melawan para zombie yang bergerak dengan gerakan menakutkan. Wajah para zombie begitu intimidatif dan membuat orang-orang yang melihatnya menjadi merinding.Gigi-giginya terlihat jelas dengan air liur yang bercampur dengan darah menetes dari sela-sela gigi serta mulutnya. Selain itu, mereka bergerak dalam posisi yang tidak nyaman untuk dilihat, tapi kecepatannya relatif tinggi. Mereka terus mendekat, dan tekanan yang para zombie bawa begitu besar hingga membuat para pengungsi menjadi gemetar.Barata muncul dengan aura yang terpancar, meskipun wajah serta posisi tubuhnya menunjukkan postur kelelahan. Namun, dia tidak begitu merasakan lelah serta sakit yang masih menderu-deru di dalam dirinya. Barata sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, dan saat ini, dia juga menemukan kesempatan lainnya. Jadi, dia tidak merasakan semua rasa itu.Langka

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • Era Baru   Kembali ke Lembah Iblis III

    Barata menghampiri para pengungsi yang menatapnya dengan tatapan ketakutan. Dia tidak merasa bila tatapan itu keterlaluan. Baginya, ini hal yang wajar untuk para pengungsi jika merasa takut akan dirinya, bahkan dia sendiri merasa sedikit tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bola api dari Pusaka Batu Api terlalu kuat, dan memiliki kerusakan yang begitu besar.Namun, Barata merasa tenang saat melihat para pengungsi yang tidak terluka. Barata tidak memikirkan hal lain, kecuali membawa para pengungsi ini di bawah kakinya. Dengan tambahan para pengungsi ini, keamanan dan kelayakan hidup dari mereka yang ada di Lembah Iblis bisa sedikit bertambah. Tentu saja, ada konsekuensi lain yang dia pikirkan juga.Barata mendekati pemuda yang membawa kapak. Dia merasa bila pemuda ini merupakan pria yang pantas, dan layak untuk dilatih serta diasah kemampuannya. Barata mengamatinya dengan tenang untuk melihat sikapnya setelah menyaksikan pertarungannya. Pada saat Ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25

Bab terbaru

  • Era Baru   Penentuan II (End)

    Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau

  • Era Baru   Penentuan I

    Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin

  • Era Baru   Terluka

    Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny

  • Era Baru   Satu Pukulan

    Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan III

    Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan II

    Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d

  • Era Baru   Pertempuran Menentukan I

    Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so

  • Era Baru   Hyang Barakala II

    Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.

  • Era Baru   Hyang Barakala I

    Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq

DMCA.com Protection Status