Barata mulai mencermati apa yang terjadi dengan sangat serius setelah dia merasakan perubahan energi di sekitarnya. Kepekatan udara yang saat ini dia rasakan berada di tingkat yang berbeda, sebelumnya bernafas masih mudah, tapi saat ini dia merasa tidak begitu mudah bernafas di tempat tersebut. Seolah-olah ada pusaran energi yang berputar dengan sangat kuat di sekitarnya. Barata mencoba mengintip keadaan kelompok yang berbenturan itu.
“Pertempuran sudah terjadi, masing-masing dari mereka melepaskan kekuatan yang tidak lemah. Ini buruk, aku tidak bisa keluar dari tempat ini atau semuanya akan menjadi lebih kacau. Huft … dugaanku memang benar. Samijan dan kelompoknya telah menemukan tempat ini lebih dulu, tapi mereka tidak bisa menerobosnya.” Barata yang memperhatikan situasi di sana tidak terlalu terkejut dengan apa yang terjadi, dia hanya merasa bingung harus berbuat apa.
Ketika benturan benar-benar terjadi di antara kedua kelompok dan pertempu
Gerakan Barata yang cepat mengejutkan pria kekar itu. Dia lengah dan tidak siap dengan serangan tiba-tiba yang dilepaskan Barata. Meski, Barata hanya menggunakan belati semata, gerakannya sangat padat. Tidak ada gerakan yang terbuang sia-sia dalam serangan tersebut, apalagi Barata lamgsung mengeluarkan Golem yang mana hal itu membuat fokus lawannya terbelah menjadi dua dan teralihkan.Barata memutar tubuhnya berkali-kali sambil mengayunkan belatinya. Serangan putaran itu membuat pria kekar terdorong mundur. Namun, berkat pedang besarnya, dia menahan serangan yang Barata lepaskan. Menariknya, pria itu tidak khawatir akan serangan Barata. Dia malah membiarkan Barata terus menyerangnya, dan dia mengalirkan Energi Kehidupannya ke dalam pedang besar di tangannya.Saat-saat Energi Kehidupan memenuhi pedangnya, pria kekar itu langsung mendorongnya maju dan dorongan itu menyentak Barata. Dia melangkah mundur dua langkah ke belakang dan menatap lawannya dengan sedikit rasa kete
Samijan tidak menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Barata melumpuhkan pria kekar itu. Sedari awal pertarungan dia mengamati mereka berdua dan merasakan adanya sebuah perbedaan yang besar di antara mereka berdua. Namun, dia sama sekali tidak mengira pertempuran itu akan berakhir sedemikian rupa. Tidak hanya Barata tidak memiliki banyak luka, dia juga melumpuhkan lawannya hingga pria kekar itu tak bisa beranjak dari tanah.“Sialan!! Bagaimana pria itu bisa sekuat ini. Tidak mungkin semua ini hanya berasal dari pusaka saja. Itu sangat tidak mungkin terjadi dan sesuatu hal yang cukup mustahil sebenarnya. Apa yang membuatnya sampai sekuat ini? Mungkinkah dia telah mengetahui sebuah informasi rahasia?” Samijan bertanya-tanya akan kekuatan yang dimiliki oleh Barata. Semua itu karena dia merasa perbedaannya terlalu besar.Sulit untuk Samijan menerima apa yang baru saja dia lihat. Pertarungan itu terlihat sederhana, tapi dia merasakan di setiap gerakan yang m
Salah satu peti yang dia buka tak memiliki isi apapun. Setelah peti itu terbuka, Barata merasakan tekanan yang luar biasa besar menghantam tubuhnya seolah ingin menghancurkannya. Dia tidak bisa terus berada di sana, oleh karenanya dia menggerakkan giginya dan memaksa berdiri. Perasaan yang dibawa saat tekanan itu membebani tubuhnya begitu mengerikan dan tak bisa diungkap hanya lewat kata-kata sederhana.Peti itu tidak hanya berjumlah satu atau dua saja, melainkan puluhan dan semuanya memancarkan aura yang sama. Semakin dekat peti dengan peti lainnya, maka tekanan yang dikeluarkan oleh peti itu akan meningkat berkali-kali lipat. Barata tidak mengetahui apa pusaka yang ada di dalam Pilar Ilahi ini karena biasanya setiap pusaka yang ada di sebuah Pilar Ilahi akan dilindungi oleh sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki pusaka tersebut.“Tempat ini terlihat seperti sebuah menara dari luar, tapi ketika aku masuk ke dalamnya. Tempat ini lebih mirip seperti
Barata yang dikirim terbang tersentak dengan apa yang dilihatnya setelah dia membuka matanya. Sosok tak berupa yang berada di belakang cincin dan terlihat sedang memeluknya memberikan rasa teror yang tidak kalah kuatnya dari Sang Ratu. Meski begitu, Barata tidak bisa diam saja. Tekanan itu memang mengerikan dan meruntuhkan rasa percaya dirinya, tapi melihat pusaka cincin yang melayang-layang itu membuat semangatnya kembali memuncak.“Ugh!! Kekuatan macam apa yang sebenarnya dimiliki oleh pusaka itu? Tekanannya membawa teror yang mengerikan. Apa aku benar-benar bisa mendapatkannya? Mendekatinya saja sulit seolah ada dinding penghalang yang memisahkanku dengan cincin itu. Huft … tenagaku juga terkuras banyak saat menghadapi tekanan-tekanan itu,” ucapnya. Barata berusaha sekuat tenaga untuk berdiri kembali. Dia benar-benar tidak mengharapkan situasi akan berkembang sampai pada titik ini.Dengan mengamati keadaan sekitarnya, dia merasa tidak bisa membiar
Pertempuran sendiri sudah berakhir setelah Barata memasuki Pilar Ilahi. Ki Saprang yang berhasil menghabisi pemimpin lawan pun segera mengambil alih sisa pasukan dan memimpin mereka menghadapi monster-monster yang ada. Dalam waktu singkat dan dengan kepemimpinannya, seluruh monster yang berada di sekelilingnya terbunuh tanpa sisa. Ki Saprang menunjukkan sikap yang hebat setelah pertarungan selesai, dia menarik semua prajurit ke sisinya.Tanpa mengetahui akhir dari peperangan, Barata duduk bersama dengan Kelompok Sableng. Dia menanyakan beberap hal terkait dengan daerah-daerah lain. Dia membutuhkan banyak informasi sebelum benar-benar melakukan petualangan di tempat-tempat yang sudah tak ia kenali lagi. Selain itu, dia juga meminta mereka untuk mengunjungi markasnya demi membangun kerja sama yang lebih padu lagi. Bagaimanapun juga, dia berpikir untuk mengikat mereka dengan kapalnya.“Tidak ada yang aman di dunia ini, Tuan. Mungkin lawan yang awalnya kita kira sang
Dalam perjalanan meninggalkan Kota Surungan, Barata yang bergerak bersama dengan Kelompok Sableng tidak hanya mengamati sekitarnya. Dia mengingat semua pemandangan yang ada di sana. Hal itu dia lakukan untuk mencari tahu apa yang akan terjadi setelah Ki Saprang mengambil alih wilayah Kota Surungan. Ke depannya dia pasti akan melewati tempat ini dan kebijakan yang Ki Saprang buat mungkin akan memiliki pengaruh padanya.“Apa yang akan terjadi setelah ini? Wilayah ini sudah menjadi hak milik dari Ki Saprang. Dengan situasi sebelumnya, mungkin aku akan bentrok dengan mereka. Kemungkinan ini tidak besar ataupun kecil, tapi semua bisa terjadi. Aku tidak bisa menebak isi pikirannya waktu itu, ya ... Semoga saja kita tak bertemu lagi, Ki Saprang!” Barata mengingat kembali pertemuannya dengan Ki Saprang. Tanpa tahu apa yang dipikirkan pria itu, sebuah langkah yang salah bisa mengakhiri semuanya.Di sisi lain dari keadaan yang tidak menguntungkan ini, Barata tertarik
Beristirahat di alam terbuka memang menyegarkan, tapi suasana yang mereka dapatkan tidak sesegar yang mereka kira. Monster dan zombie mengintai di gelapnya malam. Udara dingin yang berhembus kencang merambat ke sela-sela tubuh setiap orang yang memberikan rasa dingin dan ngeri hingga membuat bulu kuduk mereka berdiri. Di malam yang sepi dan sunyi, mereka mengelilingi api unggun dan duduk sambil mengawasi situasi sekitar.Pada waktu tersebut, Bawono serta Leman menyerahkan benda-benda yang mereka dapatkan dari pertarungan yang mereka lalui. Menerima benda-benda yang berharga tersebut. Barata merasa mendapatkan angin segar. Memang dia mendapatkan beberapa pusaka sebelumnya, tapi lebih banyak pusaka yang dia terima akan meningkatkan kekuatannya. Entah bagaimana, saat ini dia cukup terobsesi dengan pusaka dan Energi Kehidupan.“Sampai detik ini, setiap Kontraktor yang aku hadapi atau temui selalu memiliki pusaka lebih dari satu, dan semuanya merupakan pusaka tingkat
Beberapa hari setelah pertarungan itu, mereka tiba di wilayah Kota Brawali. Dalam perjalanan yang mereka lalui, mereka menghadapi beberapa monster yang terbilang kuat. Namun, sesampainya mereka di Kota Brawali. Mereka melihat sebuah tempat yang benar-benar kosong. Beberapa bangunan berdiri dengan kokoh, tapi sebagian dari mereka juga hancur lebur. Hanya saja, dari kejauhan tempat itu terlihat artistik dan menarik perhatian dalam cara tertentu.“Suasana di tempat ini cukup berat. Beberapa titik arah mata angin dari posisi kita saat ini memiliki sebuah potensi untuk menjadi tempat pengintaian. Aku tidak tahu apakah mereka sudah memantau kita atau tidak. Namun, perasaan berat ini tidak datang dari wilayah kota itu melainkan dari sesuatu yang tak berada di dalam sana,” ucap Barata saat dia mengamati sekelilingnya.Keadaan di sekitarnya pasti tidaklah baik karena Barata merasakan sesuatu yang tak biasa. Intuisinya terkadang benar dan tepat, tapi mempercayai sesu