Beranda / Romansa / Emergency Wedding / Ingin menjadikan menantu

Share

Ingin menjadikan menantu

Penulis: Nf
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-02 20:24:19

Kaisar menatap tajam seperti siap menerkam. Tapi Adelia tidak merasa takut, malah mengumpat dalam hati. Ia heran sekaligus bertanya-tanya, bagaimana bisa teman masa kecilnya ini sangat berbahaya dan bisa membuat orang menjadi gila. Adelia berdoa semoga dia bukan termasuk orang yang kesekian kalinya menjadi gila.

"Tidak apa-apa, Tan. Saya pamit dulu."

"Maafkan Kai, kalau sikapnya membuatmu tersinggung. Tante mohon jangan pulang sekarang." Bu Desi terlihat agak kecewa berharap Adelia berubah pikiran.

Bu Desi menasehati Kaisar dalam satu bisikan untuk bersikap sopan. Adelia yang merasa tidak enak dengan permohonan Bu Desi lalu duduk kembali ke sofa mengurungkan niat untuk pulang.

"Kalian ini kenapa selalu bertengkar? Kalian adalah teman masa kecil. Dan kecelakaan itu sudah lama. Seharusnya kalian bahagia bertemu kembali seperti hari ini. Tapi, sikap kalian justru sebaliknya,"cetus Bu Desi sambil menatap mereka berdua.

"Adelia rubah kecil yang pandai berbohong." Kaisar mencoba membela diri.

"Kaisar pria kasar yang sombong, dan suka memerintah." Adelia melotot mendengar jawaban itu. Bukankah Kaisar lelaki menyebalkan sedunia.

"Sudah-sudah, itu cuma masalah biasa untuk seumuran kalian. Mama harap kalian bisa menjalin hubungan baik lagi." Suara Bu Desi terdengar tegas.

Di tengah perdebatan mereka, suara berisik terjadi di dapur Bu Desi ingin segera mengeceknya. "Kontrol diri kalian," Bu Desi lalu menoleh pada Adelia, "Tunggu sebentar yah, Adel. Tante mau ke belakang dulu."

Setelah Bu Desi meninggalkannya ke dapur, mereka diam. Tapi tiba-tiba Catty yang sedang tertidur pulas di samping Adelia melompat turun, lalu menaiki sofa dan meminta perhatian pada Kaisar yang seolah kagum dengan sosok di depannya. Kaisar mengelus-ngelus dan menggendong Catty di pangkuannya. Catty terlihat lengket dan sangat manja.

Adelia melihat hal itu langsung panik menyuruh Catty menjauh dari Kaisar. Baru kali ini kucing kesayangannya itu bersikap sangat manja dan akrab dengan orang yang baru dikenal.

"Catty, sini!" Adelia memanggilnya berulang kali namun Catty tetap tidak bergerak sedikitpun. Kucing yang satu itu malah tertidur di pangkuan Kaisar.

"Kasihan sekali, diabaikan kucing sendiri. Catty, jangan dengarkan nenek sihir galak itu." Kaisar membelai lembut kepala Catty.

Adelia merasa geram. Ia menghampiri Kaisar dan tanpa sadar mereka sudah saling menuding, keduanya sama-sama terjatuh dengan posisi dahi saling berbenturan. Mereka saling mengeluh kesakitan.

"Aduhh! Jidatku." mendengar suara keluhan Kaisar, bergegas beberapa bodyguard menghampiri mereka, siap siaga menerima perintah agar Adelia diberi pelajaran. "Pergilah, aku tak membutuhkan kalian." Semua Bodyguard itu mengangguk dan menghilang dihadapan Kaisar.

Adelia yang duduk di sampingnya merasa heran dengan penjagaan ketat Kaisar.

Tiba-tiba Bu Desi muncul di tengah perkelahian mereka.

"Ada apa ribut-ribut? Apa yang telah kalian lakukan?" wanita itu langsung menjerit histeris ketika melihat sandaran sofa terlempar ke mana-mana.

"Semua salah Adel."

"Bukan aku,"

"Pembohong!"

Bu Desi memutar bola matanya tenang. "Mama jadi ingat waktu kalian balita dulu, sukanya berantem. Tapi, selalu bermain bersama. " Bu Desi membayangkan masa- masa kecil mereka berusaha membuat Kaisar dan Adelia sadar bahwa mereka saling membutuhkan.

"Adelia, lebih baik kamu berkeliling rumah ini saja bersama Tante. Kita bisa lihat-lihat keadaan di sini. Kau mau ikut, Kai?" Tanya Bu Desi pada anaknya. Dia tidak ingin membiarkan mereka bertengkar lagi.

"Sayangnya aku sudah bosan berkeliling dirumah ini." Kaisar berjalan keatas tangga menuju kamarnya dengan wajah lesu sambil membawa Catty.

Kucing itu menempel pada Kaisar dan tidak ingin lepas. Adelia heran pada Catty, apa yang membuat kucing yang satu ini tidak mau berpisah dengan musuh bebuyutannya? Mau tidak mau Adelia harus merelakan kucing kesayangannya bersama Kaisar, lalu mengikuti langkah Bu Desi ke taman belakang yang dihiasi kolam renang dengan taburan kelopak bunga mawar.

Kalau boleh jujur, rumah ini seperti istana. Adelia tidak pernah melihat tempat seindah ini. Ia lalu memilih duduk berdampingan dengan Bu Desi tepat di atas ayunan putih. Adelia mulai gelisah. Sebenarnya... Sebenarnya ia punya satu pertanyaan penting yang masih sangat mengganjal di hatinya. Tapi.... Oh, okelah. Ia akan mencoba mengeluarkan pertanyaan itu mungkin saja Bu Desi tahu semuanya karena sudah bersahabat lama dengan ibunya.

"Boleh saya bertanya sesuatu? Tapi saya mohon Tante mau menjawabnya dengan jujur. Ini mengenai Papa saya...." Adelia berhenti sebentar untuk menarik napas, sedangkan wanita di sampingnya itu menatap matanya tanpa berkedip.

"Apa benar dia sudah meninggal? Tapi, Adelia heran Mama tidak pernah menunjukkan di mana makamnya." Tanya Adelia dengan nada bicara lembut dan penuh harapan semoga Bu Desi mau menjawabnya.

"Jujur saja Tante juga tidak tahu, Sayang. Pernah sekali Tante bertanya pada Mamamu waktu kamu balita, tapi jawabannya sama dengan apa yang dikatakan padamu. Terakhir aku melihat Papamu sewaktu acara pernikahannya di Tangerang, Banten. Hingga sejak kamu lahir, Tante tidak tahu lagi apa yang terjadi karena beberapa kali Tante pindah rumah di luar negeri. Setelah beberapa tahun, kami baru bertemu lagi di Jakarta, tempat tinggalmu sekarang. Waktu pertemuan itu, kalian masih balita. Setelah satu tahun tinggal di Jakarta, Tante pindah rumah lagi ke luar negeri dan menjual rumah lama. Belasan tahun kemudian Tante kembali lagi ke sini satu tahun lalu dan menetap saat Kaisar meminta kuliah magister di Indonesia saja." Bu Desi menceritakannya dengan suara terbata-bata.

"Berarti Tante pernah melihat Papaku? Apa dia mirip denganku?"

Namun sebelum Bu Desi menjawab pertanyaannya itu, ia melanjutkan lagi,

"Tentu saja, mata coklatmu sangat mirip dengan Papamu sehingga kamu tampak lebih cantik."

"Semoga saja Papa merindukanku di sana, jika memang benar Papa sudah meninggal." Kata Adelia, lalu tiba-tiba setetes air mata keluar dari pelupuk matanya.

"Dia pasti merindukanmu, juga. Adelia jangan malu-malu datang ke sini lagi ya. Anggap saja ini rumahmu sendiri. Kamu bisa datang kapanpun kamu mau. Di sini Tante sering kesepian karena tidak ada teman mengobrol." memeluk Adelia dengan penuh kasih sayang seakan-akan gadis yang satu ini anaknya sendiri.

Kalau boleh jujur, setitik harapan di hati Bu Desi sangat berharap suatu saat Adelia tinggal di sini sebagai seorang menantu.

***

Setelah seharian beraktivitas di luar, Adelia tiba di rumah Marsha yang sejak tadi memohon untuk datang kerumahnya. Benarkah? Benarkah Eric sudah ada di dalam? Mungkin saja, buktinya mobil yang biasa dipakai terparkir di garasi. Akhirnya, Adelia memutuskan segera masuk tanpa memberitahu Eric kalau dia akan datang.

"Adel, ayo masuk! Jangan malu-malu."

Adelia mengikuti Marsha yang masuk ke kamarnya yang cukup luas lengkap dengan perlengkapan seperti kulkas, TV, DVD, dan masih banyak barang hiburan lainnya. Ia menghempaskan tubuhnya di ranjang sambil menatap lampu mewah yang terbuat dari kristal. Lampu tersebut akan mengeluarkan cahaya saat terkena sinar matahari dari jendela. Marsha berlari lincah dan terburu-buru keluar kamar entah ke mana.

Bab terkait

  • Emergency Wedding   Terkejut

    Pagi menjelang saat seorang gadis yang biasa dipanggil dengan nama Dara mulai menjerang air untuk membuat segelas teh panas. Dara, ialah gadis yang hidup dengan sejuta mimpi di dalam sebuah rumah berdinding tinggi. Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan bisa dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat berada di istana mewah tersebut. Kedua orang tua Dara selalu mengacuhkannya karena merasa tidak ada yang bisa diharapkan dari gadis dengan kursi roda tersebut. Sementara kakaknya mungkin saja malu mempunyai adik dengan kondisi seperti Dara. Setiap hari Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan sesekali mengarahkan kursi rodanya menuju arah taman. Gadis yang berusia 17 tahun tersebut sangat senang untuk menggambar di taman guna menghilangkan pikiran buruknya yang men

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02
  • Emergency Wedding   Bagus

    Putri memakai sepatunya dengan malas. Kalau bisa, selama seminggu ini ia bolos sekolah saja. Namun, Bunda pasti akan marah. Ulangan tengah semester telah selesai. Minggu ini, di sekolah sedang beriangsung pekan olahraga. “Sudah siang, Putri. Ayo lekas, nanti terlambat,”tegur Bunda. “Enggak belajar kok, Bunda. Lagi pekan olahraga.” “O iya, kamu ikut olahraga apa, Putri?”tanya Bunda. “Aku dimasukkan ke tim lari estafet oleh Pak Guru. Satu tim dengan Tikah,”suara Putri terdengar pelan. “Bagus, dong! Lari kalian, kan, memang cepat. Tapi, kenapa kamu seperti tidak semangat? Ada apa?” Bunda menyelidik, Putri menunduk. Menggeleng . “Putri?” Bunda tidak suka dengan gelengan kepala Putri. “Putri tidak mau satu tim dengan Tikah,”ucap Putri. “Putri mau satu tim dengan Sabil saja.Tapi,

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02
  • Emergency Wedding   The Empire State Building

    Dara merupakan gadis yang tumbuh di dalam keluarga berkecukupan, bahkan bisa dibilang sangat kaya. Namun sayangnya Dara tidak bisa menopang tubuhnya sendiri tanpa menggunakan bantuan kursi roda, sehingga merasa diacuhkan bahkan saat berada di istana mewah tersebut. Kedua orang tua Dara selalu mengacuhkannya karena merasa tidak ada yang bisa diharapkan dari gadis dengan kursi roda tersebut. Sementara kakaknya mungkin saja malu mempunyai adik dengan kondisi seperti Dara. Setiap hari Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan sesekali mengarahkan kursi rodanya menuju arah taman. Gadis yang berusia 17 tahun tersebut sangat senang untuk menggambar di taman guna menghilangkan pikiran buruknya yang menyesali keadaannya. Suatu pagi Dara jatuh dari kursi rodanya, namun tidak ada seorangpun di dalam rumah tersebut mendekat untuk menolongnya. Rasa kecewanya terhadap hal tersebut membuat Dara memiliki kekuatan untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02
  • Emergency Wedding   Club Malam

    Setiap hari Dara hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar dan sesekali mengarahkan kursi rodanya menuju arah taman. Gadis yang berusia 17 tahun tersebut sangat senang untuk menggambar di taman guna menghilangkan pikiran buruknya yang menyesali keadaannya. Suatu pagi Dara jatuh dari kursi rodanya, namun tidak ada seorangpun di dalam rumah tersebut mendekat untuk menolongnya. Rasa kecewanya terhadap hal tersebut membuat Dara memiliki kekuatan untuk menggerakan kursi rodanya ke arah taman kompleks, berniat menenangkan diri. Saat sedang terisak di taman, tiba-tiba Dara dihampiri oleh seorang gadis seusianya dengan kondisi yang sama. Gadis tersebut mengulurkan tangan untuk Dara dan mulai menyebutkan namanya, yaitu Hana. mereka berdua mudah sekali akrab, mungkin karena keduanya saling mengerti kondisi masing-masing. Tiba-tiba Hana Berkata, “ Dara, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang terlahir sia-sia.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02
  • Emergency Wedding   Menodaiku?

    Dara dikenal sebagai sahabat baik yang populer di sekolah. Meskipun berbeda kelas, tapi mereka selalu menghabiskan waktu istirahat bersama. Tidak ada yang meragukan eratnya persahabatan di antara mereka. Meski berbeda karakter, tetap tidak menghalangi kedekatan mereka. Rina merupakan seorang siswi pendiam yang tidak akan populer jika tidak bersama Dini. Sedangkan Dini cenderung seperti seorang pembual yang hobi memamerkan barang-barang milik Rina. Suatu hari pada sebuah acara pengundian hadiah, Rina terpilih menjadi salah satu pemenang. Ia datang bersama Dini. Di sana para pemenang diperbolehkan untuk memilih sendiri hadiah berupa voucher belanja dengan berbagai nominal. Dari lima pemenang terpilih, Rina mendapat giliran keempat untuk mengambil hadiah. Rina melihat pemenang yang akan mengambil hadiah setelahnya, yaitu seorang ibu berpakaian lusuh dengan keempat anaknya yang masih kecil. Ia kemudian melihat voucher

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02
  • Emergency Wedding   Times Square

    Suatu hari pada sebuah acara pengundian hadiah, Rina terpilih menjadi salah satu pemenang. Ia datang bersama Dini. Di sana para pemenang diperbolehkan untuk memilih sendiri hadiah berupa voucher belanja dengan berbagai nominal. Dari lima pemenang terpilih, Rina mendapat giliran keempat untuk mengambil hadiah. Rina melihat pemenang yang akan mengambil hadiah setelahnya, yaitu seorang ibu berpakaian lusuh dengan keempat anaknya yang masih kecil. Ia kemudian melihat voucher yang tersisa. Melihat nominal pada voucher yang tinggal dua pilihan, ia memilih voucher belanja dengan nominal paling rendah kemudian berbalik dan tersenyum pada ibu dan empat anaknya. Hal ini membuat Dini terkejut dan menganggapnya bodoh. Dini kemudian mencoba menguji Rina dengan uang yang ia bawa. Ia meminta Rina untuk mengambil salah satu uang yang ia sodorkan. Sedikit bingung, Rina mengambil uang dengan nominal paling rendah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-11
  • Emergency Wedding   hukuman

    Meskipun berbeda kelas, tapi mereka selalu menghabiskan waktu istirahat bersama. Tidak ada yang meragukan eratnya persahabatan di antara mereka. Meski berbeda karakter, tetap tidak menghalangi kedekatan mereka. Rina merupakan seorang siswi pendiam yang tidak akan populer jika tidak bersama Dini. Sedangkan Dini cenderung seperti seorang pembual yang hobi memamerkan barang-barang milik Rina. Suatu hari pada sebuah acara pengundian hadiah, Rina terpilih menjadi salah satu pemenang. Ia datang bersama Dini. Di sana para pemenang diperbolehkan untuk memilih sendiri hadiah berupa voucher belanja dengan berbagai nominal. Dari lima pemenang terpilih, Rina mendapat giliran keempat untuk mengambil hadiah. Rina melihat pemenang yang akan mengambil hadiah setelahnya, yaitu seorang ibu berpakaian lusuh dengan keempat anaknya yang masih kecil. Ia kemudian melihat voucher yang tersisa. Melihat nominal pada voucher yang tinggal dua pilihan, ia memilih v

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19
  • Emergency Wedding   Kehadiran Pengacau

    Andi adalah seorang mahasiswa jurusanI nformatika di salah satu Perguruan Tinggi favorit di Jogjakarta. Setiap hari ia bertemu dengan aku di kampus. Suatu hari, dia bercerita kepadaku tentang masalah hidupnya. Dia berpikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan bahagia terlepas dari masalah yang dialami dalam hidupnya. Mereka terlihat seperti orang-orang yang tak memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya, Andi merasa tidak terlalu suka saat melihat temannya tersenyum bahagia. “Haikal, kok aku aneh ya selalu merasa bahwa kehidupan orang lain selalu baik-baik aja bahkan kelihatan seperti tidak punya masalah, beda banget sama kehidupan aku yang rasanya kayak punya banyak beban terus aku juga merasa tidak bisa bahagia.” Kata Andi waktu itu. Pada waktu itu juga aku mengatakan kepada Andi bahwa setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup yang ditanggung di pundaknya. Tentunya masing-masing beban hidup yang dialami setiap orang pas

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-19

Bab terbaru

  • Emergency Wedding   Sedih

    Di suatu sekolah, ada anak bernama Arkhan. Arkhan adalah anak kelas TK besar dan sering membuat Bu guru marah. Karena sering membuat Bu guru marah, Arkhan sering dipanggil tetapi tidak dimarahi. Arkhan sering meminta maaf atas kesalahannya. Dia juga sering membuat teman-teman menangis. Arkhan selalu begitu dan tidak pernah kapok. Beberapa barang juga diambil oleh Arkhan. Arkhan juga terkenal sering kabur-kaburan. Pada suatu hari saat pulang sekolah, Arkhan belum dijemput oleh ibunya. Kalau belum dijemput, maka belum boleh pulang. Tetapi, Arkhan sering berlari dan bersembunyi. Arkhan menghindari Bu guru dan selalu berkeliling halaman sekolah yang luas. Seperti biasanya, Bu guru mencari Arkhan ke setiap sudut ruangan. Namun, Arkhan tidak ditemukan. Biasanya Arkhan bermain di taman. Begitu Bu guru kesana, Arkhan tidak ada. Sudah beberapa tempat dikunjungi, tapi tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan Arkhan. Akhirnya, Bu guru pun kelelahan dan ia istiraha

  • Emergency Wedding   Kai harus menikahi Marsha

    Arkhan sering meminta maaf atas kesalahannya. Dia juga sering membuat teman-teman menangis. Arkhan selalu begitu dan tidak pernah kapok. Beberapa barang juga diambil oleh Arkhan. Arkhan juga terkenal sering kabur-kaburan. Di suatu sekolah, ada anak bernama Arkhan. Arkhan adalah anak kelas TK besar dan sering membuat Bu guru marah. Karena sering membuat Bu guru marah, Arkhan sering dipanggil tetapi tidak dimarahi. Arkhan sering meminta maaf atas kesalahannya. Dia juga sering membuat teman-teman menangis. Arkhan selalu begitu dan tidak pernah kapok. Beberapa barang juga diambil oleh Arkhan. Arkhan juga terkenal sering kabur-kaburan. Pada suatu hari saat pulang sekolah, Arkhan belum dijemput oleh ibunya. Kalau belum dijemput, maka belum boleh pulang. Tetapi, Arkhan sering berlari dan bersembunyi. Arkhan menghindari Bu guru dan selalu berkeliling halaman sekolah yang luas. Seperti biasanya, Bu guru mencari Arkhan ke setiap sudut ruangan. Namun, Arkhan tid

  • Emergency Wedding   Kecelakaan?

    Karena sering membuat Bu guru marah, Arkhan sering dipanggil tetapi tidak dimarahi. Arkhan sering meminta maaf atas kesalahannya. Dia juga sering membuat teman-teman menangis. Arkhan selalu begitu dan tidak pernah kapok. Beberapa barang juga diambil oleh Arkhan. Arkhan juga terkenal sering kabur-kaburan. Pada suatu hari saat pulang sekolah, Arkhan belum dijemput oleh ibunya. Kalau belum dijemput, maka belum boleh pulang. Tetapi, Arkhan sering berlari dan bersembunyi. Arkhan menghindari Bu guru dan selalu berkeliling halaman sekolah yang luas. Seperti biasanya, Bu guru mencari Arkhan ke setiap sudut ruangan. Namun, Arkhan tidak ditemukan. Biasanya Arkhan bermain di taman. Begitu Bu guru kesana, Arkhan tidak ada. Sudah beberapa tempat dikunjungi, tapi tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan Arkhan. Akhirnya, Bu guru pun kelelahan dan ia istirahat di aula. Suasana segar dari angin yang keluar di kipas membuat Bu Guru tidak menyadari kalau Arkhan ada di sa

  • Emergency Wedding   Milikku harus ku rebut kembali

    Pada suatu hari saat pulang sekolah, Arkhan belum dijemput oleh ibunya. Kalau belum dijemput, maka belum boleh pulang. Tetapi, Arkhan sering berlari dan bersembunyi. Arkhan menghindari Bu guru dan selalu berkeliling halaman sekolah yang luas. Seperti biasanya, Bu guru mencari Arkhan ke setiap sudut ruangan. Namun, Arkhan tidak ditemukan. Biasanya Arkhan bermain di taman. Begitu Bu guru kesana, Arkhan tidak ada. Sudah beberapa tempat dikunjungi, tapi tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan Arkhan. Akhirnya, Bu guru pun kelelahan dan ia istirahat di aula. Suasana segar dari angin yang keluar di kipas membuat Bu Guru tidak menyadari kalau Arkhan ada di sana. “Bu Guru!” Arkhan menghambur ke arah Bu guru dan memeluknya. “Arkhan kaku dari mana aja? Ibu nyariin kamu ternyata ada di sini?” Ucap Bu Guru. Di suatu sekolah, ada anak bernama Arkhan. Arkhan adalah anak kelas TK besar dan sering membuat Bu guru marah. Karena sering membuat Bu

  • Emergency Wedding   Pernikahan Marsha dan Beno

    "Diam kau! Aku tak butuh ocehanmu. Kau harus mendapatkan balasan dua kali lipat dari yang Adelia rasakan. Kau menampar Adelia, Kan sekali?" tanya Kai yang sudah tahu jawaban Dila."Yah, aku menamparnya. Tamparan itu membuatnya memohon padaku." Dila melotot seolah menatap Kai."Pengawal!? Kalian pasti tahu tugas kalian untuk memberinya pelajaran. Tampar pipi wanita gila itu!?" perintahnya tanpa basa basi. Dila hanya menampar satu kali pada Adelia tapi Pengawal itu memberi tamparan dua kali padanya. Hukuman itu tidak sebanding."Kau mendorong dan menjambak rambut Adelia, Kan? Pengawal lakukan tugas kalian dengan benar." Kai tetap melihat cara kerja pengawalnya. Pengawal itu menendang Dila yang di ikat di atas kursi. Ia terhuyung kebelakang, terhempas di lantai merasakan kepalanya pusing. Dila mengeluh kesakitan dengan perbuatan pengawal Kai yang kejam.Sakit yang Dila rasakan belum mereda, beberapa pengawal itu melakukan aksinya dengan menarik rambut Dila beser

  • Emergency Wedding   Memulai

    Seperti biasanya, Bu guru mencari Arkhan ke setiap sudut ruangan. Namun, Arkhan tidak ditemukan. Biasanya Arkhan bermain di taman. Begitu Bu guru kesana, Arkhan tidak ada. Sudah beberapa tempat dikunjungi, tapi tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan Arkhan. Akhirnya, Bu guru pun kelelahan dan ia istirahat di aula. Suasana segar dari angin yang keluar di kipas membuat Bu Guru tidak menyadari kalau Arkhan ada di sana. Di suatu sekolah, ada anak bernama Arkhan. Arkhan adalah anak kelas TK besar dan sering membuat Bu guru marah. Karena sering membuat Bu guru marah, Arkhan sering dipanggil tetapi tidak dimarahi. Arkhan sering meminta maaf atas kesalahannya. Dia juga sering membuat teman-teman menangis. Arkhan selalu begitu dan tidak pernah kapok. Beberapa barang juga diambil oleh Arkhan. Arkhan juga terkenal sering kabur-kaburan. Pada suatu hari saat pulang sekolah, Arkhan belum dijemput oleh ibunya. Kalau belum dijemput, maka belum boleh pulang. Tetapi, A

  • Emergency Wedding   Salah

    Di suatu sekolah, ada anak bernama Arkhan. Arkhan adalah anak kelas TK besar dan sering membuat Bu guru marah. Karena sering membuat Bu guru marah, Arkhan sering dipanggil tetapi tidak dimarahi. Arkhan sering meminta maaf atas kesalahannya. Dia juga sering membuat teman-teman menangis. Arkhan selalu begitu dan tidak pernah kapok. Beberapa barang juga diambil oleh Arkhan. Arkhan juga terkenal sering kabur-kaburan. Pada suatu hari saat pulang sekolah, Arkhan belum dijemput oleh ibunya. Kalau belum dijemput, maka belum boleh pulang. Tetapi, Arkhan sering berlari dan bersembunyi. Arkhan menghindari Bu guru dan selalu berkeliling halaman sekolah yang luas. Seperti biasanya, Bu guru mencari Arkhan ke setiap sudut ruangan. Namun, Arkhan tidak ditemukan. Biasanya Arkhan bermain di taman. Begitu Bu guru kesana, Arkhan tidak ada. Sudah beberapa tempat dikunjungi, tapi tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan Arkhan. Akhirnya, Bu guru pun kelelahan dan ia istiraha

  • Emergency Wedding   Tawaran Lamaran

    “Bu Guru!” Arkhan menghambur ke arah Bu guru dan memeluknya. “Arkhan kaku dari mana aja? Ibu nyariin kamu ternyata ada di sini?” Ucap Bu Guru. “Iya Bu, soalnya aku masih nungguin jemputan Ibu.” jawab Arkhan. “Iya, lain kali bilang dulu sama Bu guru, ya! Jadinya ibu nggak nyariin kamu.” “Baik bu.” Jawa Arkhan. Setelah itu, Arkhan dan Ibu guru pun ke ruang tunggu penjemputan dan Arkhan bermain beberapa puzzle. Arkhan sangat suka bermain puzzle terlebih puzzle panda milik Humaira, temannya yang dibawa akhir-akhir ini. Humaira juga belum pulang, masih menunggu jemputan. “Mas Arkhan dijemput!” Suara Bu guru menggelegar. Sontak dengan senang hati, Arkhan pun langsung menghambur ke arah ibunya, dan mereka pun pulang. Tinggal Humaira dan beberapa teman lainnya yang belum dijemput. Mereka masih bermain beberapa mainan. Tak beberapa lama kemudian, terdengar suara Bu guru. “Mba Humaira Dijemput!” Humaira yang terbia

  • Emergency Wedding   Patah hati

    Beberapa hari ini, sekolah sedang ramai perbincangan hari raya kurban. Kata Ustazah, hari raya kurban adalah hari rayanya umat Islam. Hari raya kurban adalah hari raya pemotongan kambing. Aku senang saat hari raya kurban. Ada banyak sekali kawan-kawan di sekolah. Karena saat hari raya kurban, banyak peristiwa di sekolah kami yang menyenangkan. Biasanya, ustadzah menceritakan hari raya kurban di masa lalu. Aku dan teman-teman selalu senang mendengarkan beliau cerita. Kata Ustadzahku, dahulu Nabi Ibrahim As sudah tua usianya dan baru dikarunia anak. Namun, sayangnya begitu memiliki anak bernama Ismail, Allah datang lewat mimpi dan menyuruh Nabi Ibrahim menyembelihnya. Karena Nabi Ibrahim sangat taat pada Allah SWT, akhirnya menceritakan mimpinya pada nabi Ismail. Ismail pun bersedia untuk disembelih. Namun, begitu pisau menyentuh leher Ismail langsung berubah menjadi kambing. Sejak saat itulah dirayakan hari raya kur

DMCA.com Protection Status