Share

Part 69 Ketika Mereka Tahu 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-08 20:22:37

Author's POV

Fariq diam dan kembali terluka. Andrean tak segan mengakui itu di samping istrinya. Fariq kemudian menoleh pada Embun yang berdiri tidak jauh dari mereka. Tapi wanita itu memandang ke tempat lain.

"Saya harap, ini tidak akan jadi kendala dalam kerjasama kita, Pak Fariq. Semoga kita tetap bisa profesional."

Fariq tersenyum sambil mengangguk.

Andrean meraih jemari istrinya dan mengajaknya pulang.

"Mas, kami permisi dulu ya. Assalamu'alaikum," pamit Embun.

Lagi-lagi Fariq hanya bisa tersenyum getir sambil mengangguk. Pria itu baru masuk restoran lagi setelah mobil Andrean pergi.

* * *

"Mas, sengaja ya mengundang mereka. Kenapa nggak bilang sejak kemarin kalau laki-laki yang bertemu dengan kita di minimarket itu suaminya mantanmu." Baru juga pulang dan masuk kamar, Karina yang menahan emosi sejak tadi menyerang suaminya.

"Aku juga nggak tahu kalau dia suaminya Embun."

"Bohong. Bekerjasama berbulan-bulan masa nggak tahu. Mas, memang sengaja mengundang mereka datang kan?"

Far
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Idadalia Mutiara79
kyknya sumber biang keroknya si Tante neh.. biang rusuh
goodnovel comment avatar
Agustia Mentiri
lanjuuuut thor penasaran
goodnovel comment avatar
Syarilln
andre&embun sama2 perna terluka... skrg saling mengobati luka n bahagia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 70 Cerita di Pinggir Jalan

    Author's POVAda panggilan dari Pak Darmawan. "Halo, Pa!" sapa Andrean."Kamu belum tidur?" tanya Pak Darmawan di seberang."Belum. Ada apa, Pa?""Hendriko minggu depan tunangan.""Tunangan? Sama siapa?""Sama Miranda. Besok pagi kita ketemu di taman kota. Sudah lama kita nggak joging bersama. Jam enam papa tunggu.""Oke." Andrean mengembalikan ponselnya ke nakas. Embun melepaskan mukena dan meletakkan di tempat biasanya. Andrean juga mengganti baju koko dengan kaos warna putih. Dia lebih suka memakai kaos tanpa lengan daripada piyama untuk tidur. "Minggu depan Hendriko tunangan dengan Miranda." Andrean memberitahu istrinya. Setelah mereka berbaring berhadapan."Oh ya? Apa mereka pacaran, Mas?""Mereka memang dekat, tapi Mas tidak tahu soal itu." Hendriko seperti dirinya yang hampir tidak punya teman perempuan. Bisa jadi pernikahan adik dengan sepupunya itu karena perjodohan. Sebab bagaimanapun juga ia bisa merasa kalau Hendriko pernah suka dengan Embun. Jika sekarang mau tunangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 71 Cerita di Pinggir Jalan 2

    Author's POV"Suatu hari Mbak Hera pernah datang ke rumah si mbok dan menangis di sana. Dia menceritakan kalau sering mengalami KDRT dan diselingkuhi. Dia menyesal telah mengkhianati Mas Andrean. Menyesal karena lebih percaya Rusdy daripada tunangannya sendiri.""Kapan dia menemui, Mbok Darmi?""Sudah lama, Mbak. Waktu Mbak Hera hamil anak keduanya. Dia bilang sudah nggak ada tempat untuk pulang. Saudara-saudaranya sudah punya keluarga masing-masing dan tinggal di luar kota. Sedangkan mertuanya sama sekali nggak mau tahu dan lebih percaya pada anaknya sendiri daripada sama menantunya yang terzolimi. Si mbok kasihan, tapi nggak bisa membantu apa-apa selain menyuruhnya bersabar."Kasihan. Nasibnya lebih menyedihkan daripada kisahnya bersama mantan suaminya. Bagaimanapun, Fariq tidak pernah mengkhianati pernikahan mereka. Bahkan ia juga yang memaksa Fariq menikahi Karina karena tekanan dari ibu mertuanya."Tapi waktu saya menceritakan hal itu pada Mas Andrean. Sedikit pun Mas Andrean ngg

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 72 Kesepakatan Pra Nikah 1

    Author's POVAndrean menyerahkan uang pembayaran ketika penjual rujak memberikan pesanannya. Pada saat yang bersamaan Rusdy telah menyeberang. Ketika Andrean hendak melangkah menuju motornya, tangan Rusdy menahannya. Mereka berhenti berlawanan arah."Mas, kami nggak ngomong apa-apa. Kami nggak sengaja bertemu." Hera mendekati dan memegang tangan kiri suaminya. Tampak sekali kalau wanita itu ketakutan. Bahkan anak yang dalam gendongan Rusdy juga takut. Mungkin karena sudah terbiasa melihat kekasaran ayahnya. Dan kejadian itu juga diperhatikan orang-orang yang ada di sana."Lepaskan tanganmu, kita tidak punya urusan," kata Andrean tanpa memandang pria di sebelahnya."Apa yang kalian bicarakan?""Bukankah istrimu sudah bilang kalau kami tidak ngobrol apapun. Kalau kamu mencurigaiku, itu salah besar. Aku bukan tipe laki-laki yang suka mengambil milik orang lain. Aku tidak berminat dengan milik orang lain. Satu wanita saja sudah cukup untukku dan itu istriku." Andrean melepaskan pegangan t

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 73 Kesepakatan Pra Nikah 2

    Author's POVHera luruh ke lantai sambil memeluk lutut dan menangis. Kini hatinya yang terasa sakit. Rusdy pergi pasti untuk bertemu dengan selingkuhannya. Janda dengan satu anak yang sebenarnya juga teman Rusdy sendiri dan Hera juga tahu perempuan itu. Kini ia merasakan bagaimana sakitnya dikhianati. Dulu dirinya mengkhianati Andrean, kini dibalas berkali-kali oleh pengkhianatan Rusdy.Keberadaannya di samping Rusdy hanya sebagai penutup aib suaminya. Hanya sebagai pelengkap status Rusdy di hadapan keluarga besar mereka. Pada kenyataannya, harta tidak menjamin kebahagiaannya sekarang. Padahal itu yang pernah membuatnya silau dan meninggalkan Andrean. Entah sampai kapan ia sanggup bertahan. Atau menunggu saja peluang hingga ia bisa bebas dan menemukan jalan keluar. Sebab tidak ada teman yang benar-benar bisa membantunya keluar dari masalah itu. Siapa juga yang bisa melawan Rusdy.* * *Tepat di jam makan siang di hari Minggu itu Miranda tergesa masuk sebuah kafe, tempat Hendriko menu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 74 Pertunangan

    Author's POV"Masya Allah, Andrean. Apa kabarmu, Nak? Tante kira kamu nggak datang." Bu Evi tergesa menghampiri keponakannya. Lantas memeluk laki-laki itu.Andrean mengusap punggung Bu Evi, kemudian menyalami dan mencium tangannya. "Apa kabar, Tante?""Kabar baik. Bagus ya, kamu nikah nggak kabar-kabar. Ini istrimu?" Bu Evi memandang ke arah Embun."Ya. Namanya Embun."Embun menyalami dan mencium tangan Bu Evi. Wanita itu ganti mengusap perut Embun. "Sudah berapa bulan?""Enam bulan, Bu.""Alhamdulillah. Sebentar lagi kamu akan jadi ayah. Ayo, ajak istrimu masuk. Oh ya, jangan panggil Bu, panggil Tante saja," ujar Bu Evi pada Embun, lalu berjalan mendahului, diikuti Andrean yang mengandeng istrinya. Di dalam rumah, sudah hadir beberapa kerabat dari Bu Evi dan Pak Bagas. Mereka duduk di karpet ruang tamu. Andrean mengajak istrinya menyalami satu per satu orang-orang yang sudah duduk di sana. Sesekali Andrean berhenti dan menjawab kerabat yang bertanya. Karena memang jarang bertemu, me

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 75 Marahnya Pria Pendiam

    Author's POVAndrean menoleh tanpa menjawab.Rusdy tersenyum sinis. "Percuma tampan, gagah, membujang lama tapi dapat barang second."Sindiran Rusdy membuat Andrean naik pitam. Di letakkannya piring yang berisi nasi di atas meja. "Jaga mulut kamu." Tatapnya tajam pada pria di sebelahnya. Embun yang berdiri di sebelah kanan Andrean cemas kalau terjadi keributan. Dia juga meletakkan piringnya, kemudian memeluk lengan sang suami. "Kita pergi dari sini, Mas," ajak Embun.Andrean masih diam menatap tajam Rusdy yang terlihat masih cengengesan. Kejadian itu sempat diperhatikan beberapa tamu undangan. Hera yang berada di sebelah Rusdy tak kalah takutnya. "Apa omonganku salah. Istrimu itu barang second, kan?"Tangan kanan Andrean sudah mengepal kuat. Embun makin erat memeluknya. "Jangan Mas!" pintanya."Lelaki seperti ini perlu dihajar mulutnya. Kamu menepi dulu." Andrean tidak terima istrinya di hina. Waktu kejadian di depan rumah sakit dia masih diam. Tapi kali ini dia tidak takut membuat

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 76 Lapor Polisi

    Author's POVHendriko tersenyum miring. Dia tidak menggubris sama sekali ucapan mamanya. Mustahil baginya untuk minta maaf pada lelaki seperti Rusdy. Bahkan tadi kalau tidak dihalangi oleh Embun, laki-laki itu pasti sudah dibuat babak belur oleh kakaknya. Babak belur kali kedua setelah di hajar Andrean karena pengkhianatan mereka tujuh tahun yang lalu.Dia tahu bagaimana Andrean kalau sudah marah. Kakaknya yang pendiam itu bisa berubah jadi singa kalau mengamuk. Hanya saja sekarang mungkin berpikir berkali-kali kalau mau bertindak. Ada Embun yang harus dipikirkan perasaannya, dia tempat bernaung istrinya sekarang. Terlebih Embun sedang hamil dan tak lama lagi akan melahirkan."Kamu nggak dengar mama ngomong apa?""Nggak, Ma," jawab Hendriko cepat. Semakin menambah jengkel sang mama."Mama nggak perlu mikir. Itu urusanku.""Mama nggak mau kamu berurusan dengan pihak berwajib.""Mama nggak perlu takut. Aku nggak mungkin diam saja."Bu Salwa akhirnya pergi daripada tambah emosi. Wanita i

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 77 Main Perasaan

    Author's POVEmbun baru selesai Salat Zhuhur ketika ponselnya yang sedang di charge berdering. Ada telepon dari Bu Salwa. Tumben sekali beliau menelepon. Terakhir kali menghubunginya saat wanita itu mengundangnya makan malam, sebelum ia menikah dengan Andrean."Halo, Assalamu'alaikum Bu.""Wa'alaikumsalam. Kamu di rumah?""Iya, saya di rumah. Ada apa Bu Salwa menelepon saya?""Ini masalah tadi malam. Antara kamu dan Andrean dengan Rusdy.""Maaf, memangnya ada apa, Bu." Embun tidak paham dengan apa yang diucapkan Bu Salwa. Di seberang terdengar Bu Salwa menghembuskan napas kasar. Kemudian menceritakan kejadian tadi malam. Embun kaget juga. Apalagi urusannya sudah sampai ke pihak yang berwajib."Embun, maaf jika Ibu menceritakan hal ini padamu. Kamu paham kan bagaimana hati seorang ibu. Kamu juga calon ibu. Anak yang masih belum bisa kamu lihat saja, kamu lindungi sepenuh hati. Begitu juga dengan ibu. Ibu nggak ingin urusan ini sampai panjang di pengadilan, apalagi kalau sampai jadi be

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12

Bab terbaru

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 144 Senja di Lereng Wilis II

    Jelita sudah berumur sembilan tahun sekarang. Dia cantik berjilbab warna merah muda. Kemudian ikut bermain bersama adik dan si kembar.Bu Salim menyambut hangat kedatangan Yuda dan keluarganya. Wanita sepuh itu selalu bahagia jika rumahnya di datangi tamu yang membawa anak-anak. "Mbak Jingga, hamil lagi?" tanya Aisyah yang baru melihat perut Jingga yang membulat."Iya, Mbak. Mau jalan empat bulan. Kembar lagi ini.""Masya Allah, yang bener, Mbak?"Jingga mengangguk."Surprise."Mereka dan anak-anak sangat akrab. Karena tiap kali pulang ke Nganjuk, Fariq sering mengajak mereka mampir di rumahnya Yuda meski hanya sebentar."Pak Raul masuk rumah sakit semingguan yang lalu. Mas Yuda di kabari, nggak?" tanya Fariq ketika mereka ngobrol berdua di gazebo taman samping rumah."Nggak, Mas. Saya tahunya dari Mas Fariq ini. Nanti sebelum pulang, saya mau ngajak mereka mampir sebentar ke sana.""Kalau sekarang Pak Raul sudah di rumah. Tapi masih dalam pengawasan medis terus karena hipertensi dan

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 143 Senja di Lereng Wilis I

    Netra Bu Salim berkaca-kaca pagi itu setelah diberitahu Fariq kalau Jingga tengah hamil bayi kembar lagi. "Masya Allah, Alhamdulillah, Nak. Kamu akan memiliki anak kembar lagi?" kata Bu Salim sambil memeluk putranya. Beliau tidak tahu kalau Jingga kemarin periksa ke dokter kandungan. Yang beliau tahu, Jingga belanja keperluan anak-anak."Ya, Ma. Alhamdulillah!""Udah berapa minggu?""Enam minggu.""Masya Allah. Berarti setelah dia lepas KB-nya langsung isi?"Fariq mengangguk. Bu Salim menyeka air matanya. Dulu bagaimana Fariq dan mantan istrinya terus berusaha hampir tiap bulan supaya lekas dapat momongan. Namun hasilnya selalu nihil. Tapi lihatlah sekarang, begitu mudahnya Allah mengabulkan keinginannya. Setelah malam pengantin mereka, Jingga langsung hamil bulan depannya. Sekarang juga begitu, setelah berhenti memakai kontrasepsi Jingga langsung hamil lagi. Tak ada yang mustahil jika Allah sudah menghendaki.Kebahagiaan tiada terkira memenuhi dada Fariq, meskipun dia sangat kasihan

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 142 Speechless II

    Fariq yang terkejut diam beberapa detik. Kemudian segera berjongkok di depan kedua jagoannya. Menerima kue yang ada angka empat puluh lima di permukaan puding buah. Pria rupawan itu memeluk dan menciumi kedua putranya sambil mengucapkan banyak terima kasih.Pria itu lantas berdiri ketika sang mama merentangkan tangan hendak memeluknya. "Terima kasih, Ma," jawab Fariq sambil mengusap punggung sang mama setelah wanita yang melahirkannya itu mengucapkan selamat ulang tahun dan merapalkan doa untuk putra terkasihnya.Mbak Mus dan Sumi juga mengucapkan selamat pada majikannya. Di susul oleh Cak Pri yang baru saja datang untuk menjemput istrinya. Sebab kalau habis Maghrib Mbak Mus akan pulang. Anak-anak kalau malam tidur di kamar mereka di temani Sumi. Sesekali si kembar dilatih tidur sendiri. Tapi Jingga bisa mengawasi dari layar monitor yang ada di dalam kamarnya."Anak-anak, kalian tunggu di meja makan ya. Biar papa mandi dulu."Farras dan Farel langsung berlari menuju ruang makan. Diiku

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 141 Speechless I

    Jam tujuh malam keluarga Roy sampai di rumah sakit. Bu Warni segera duduk menghampiri putranya setelah menyalami besan laki-lakinya. "Kenapa kamu di sini? Kamu nggak nemeni istrimu di dalam?" tanya Bu Warni heran."Nency nggak mau aku temani, Bu," jawab Roy dengan nada frustasi. "Loh, kenapa?" Bu Warni makin tak mengerti. Akhirnya Pak Aziz turut menjelaskan kalau putrinya memang yang menyuruh Roy keluar. Bu Warni yang merasa heran langsung diam. Apalagi Pak Karim memberi isyarat pada istrinya agar tidak banyak bertanya. Mereka bertiga duduk diam di depan ruang bersalin. Cemas dengan perasaan masing-masing. Sudah sejak Asar tadi dan sampai sekarang belum ada perkembangan. Roy berjalan mondar-mandir di lorong itu. Bagaimana ia bisa tenang, sementara bayinya belum juga dilahirkan. Ingin tahu keadaannya, tapi Nency sendiri melarangnya. Roy heran. Permintaan jenis apa itu? Geram bercampur haru dibuatnya.Dari ujung lorong, Heni berjalan tergopoh-gopoh sendirian menghampiri adik iparny

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 140 Jamuan Tengah Hari II

    Yuda juga mengajak Aisyah kembali ke kamar. Mereka tidak merencanakan untuk jalan-jalan. Waktu yang tersisa hanya beberapa jam itu di manfaatkan untuk tetap tinggal di kamar dan menikmati gerimis dari balik jendela kaca sambil bercerita. Lelaki itu memeluk istrinya dari belakang sambil bersandar di kepala ranjang. Satu hal yang sangat ia syukuri, cepat tersadar lalu kembali pada Aisyah. Dan lebih bersyukur lagi saat wanita itu masih mau menerimanya dengan tangan terbuka. Menerima masa lalu dan memaafkan kekhilafahannya. Wanita sederhana yang memperlakukannya sangat istimewa."Kita check out jam berapa, Mas?" tanya Aisyah setelah terdiam cukup lama menikmati rintik hujan.Yuda mengeratkan lengan, meletakkan dagu di pundak istrinya. "Kita check out barengan sama Mas Fariq. Dia mengajak kita mampir ke rumahnya. Mau kan?""Iya, nggak apa-apa. Nggak usah lama-lama di sana, nanti Jelita nyariin kita. Lagian malam tadi Mas kan sudah bilang kalau siang ini kita sudah sampai di rumah.""Iya,

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 139 Jamuan Tengah Hari I

    Yuda berdiri dan tersenyum pada Fariq yang tengah mendorong stroller kedua putranya. Sedangkan Jingga yang merangkul lengan sang suami hanya mengikuti langkah Fariq untuk menghampiri Yuda dan Aisyah."Hai, surprise kita bertemu di sini ya!" ujar Fariq sambil menyambut uluran tangan Yuda. Dua pria yang bersalaman sangat erat."Iya, Mas. Nggak nyangka ya kita bisa bertemu di sini.""Kenalin ini istriku, Jingga. Dari Nganjuk juga." Fariq memperkenalkan istrinya. Jingga tersenyum pada Yuda lalu menyalami Aisyah. "Nganjuknya mana, Mbak?" tanya Jingga pada Aisyah."Saya dari Tanjung Kalang, Mbak," jawab Aisyah."Ini Mas Yuda, Sayang. Yang pernah Mas ceritakan." Fariq memberikan penjelasan dan Jingga langsung paham tanpa banyak bertanya. Ia ingat tentang kisah Mahika dan pria bernama Yuda. "Jelita nggak diajak, Mas?" tanya Fariq karena ia tak melihat anak perempuan kecil bersama mereka."Nggak, Mas. Kebetulan dia ikut adik saya yang baru pulang dari Jogja.""O."Mereka duduk di bangku tepi

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 138 Malam di Singhasari II

    Bulan madu yang pertama dulu, mereka lebih banyak hunting kuliner. Sedangkan kali ini, mereka akan menghabiskan banyak waktunya di dalam kamar. Disamping waktunya yang sangat singkat, kasihan juga dengan baby Yusuf kalau di ajak keliling. Usianya baru dua bulan, apalagi hawa di sana sangat dingin."Nanti pas liburan kita ajak anak-anak ke sini, Mas. Deket kalau mau ke Batu Secret Zoo dan musium satwa. Jelita pasti sangat suka kalau kita ajak main ke sana.""Oke," jawab Yuda mengeratkan pelukan. Sambil menikmati rintik-rintik gerimis yang turun sore itu. Mengaburkan pandangan dari indahnya pemandangan di luar hotel. Banyak yang mereka bahas sambil berdekapan. Aisyah menyandarkan punggungnya di dada bidang sang suami. Wangi rambut hitam wanita itu memenuhi penciuman.Kebersamaan itu terjeda oleh bunyi pesan dari ponsel Aisyah yang tergeletak di samping mereka. Wanita itu memaksa mengambilnya, siapa tahu pesan yang dikirimkan kepada ibu kepala sekolah dibalas. Tadi Aisyah meminta tambah

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 137 Malam di Singhasari I

    Langit sore tampak kelabu, tak memberi ruang sedikitpun pada sinar matahari bisa menembus bumi. Sebentar kemudian gerimis turun membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke pori-pori kulit. Kesiur angin menambah tubuh kian menggigil. Yuda memakaikan sweater warna merah jambu pada Jelita yang duduk bermain di samping adiknya yang tengah terlelap semenjak habis di mandikan. Suasana rumah kembali sepi setelah acara akad nikah pagi tadi. Acara yang jauh lebih sederhana daripada pernikahan mereka setahun lebih yang lalu. Yang sangat meriah dan mewah untuk ukuran orang desa."Kopinya, Mas. Dan ini susunya Jelita." Aisyah membawa nampan berisi dua gelas dan setoples kukis, lalu meletakkannya di depan Yuda."Makasih," jawab pria itu sambil memandang Aisyah yang memakai piyama dan mengurai rambutnya yang panjang. Cantik penampilan Aisyah sore itu. Timbul desiran aneh yang seolah menghentikan aliran darahnya. Sungguh menguji ketahanan diri. Sebab malam itu pun mereka akan tidur berempat, karen

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 136 Akad Nikah Kedua II

    Fariq yang berbaring sejak jam delapan malam tadi susah sekali terlena. Rumah terasa sunyi. Tidak ada celoteh riang si kembar yang menyambutnya saat pulang kerja. Tak ada rengekan minta susu dan tak ada tatapan memuja dari Jingga, Farras, dan Farel. Kesunyian berjauhan dari mereka melebihi sunyinya pasca perceraian kala itu. Benar saja, ia bisa gila kalau terlalu lama berpisah dengan istri dan dua jagoannya.Jika rekan-rekannya paling suka kalau anak dan istrinya sedang bepergian, karena bisa me time seharian. Tapi tidak dengan Fariq. Setelah sekian lama menunggu kehadiran anak, makanya sekarang ia enggan berjauhan dengan anak.Hanya bau minyak telon yang sedikit mengobati kerinduannya dan menunggu hingga hari Sabtu nanti baru bisa menjemput mereka lagi.Fariq meraih ponselnya yang masih sepi. Beberapa pesan yang dikirimkan pada sang istri belum satu pun di terima. Mungkin jika komunikasi lancar, Fariq tak akan kelimpungan seperti sekarang. Tapi bukan hanya dirinya saja yang merasa su

DMCA.com Protection Status