Beranda / Thriller / Ellipsis / Psalm XXXI

Share

Psalm XXXI

Petang ini, usai Adnan dan Sumargo masing-masing selesai beribadah. Keduanya berbincang-bincang sambil menyantap makan malam bersama.

"Sekarang saya mengerti kenapa mereka menempatkan kita pada satu sel dan memberikan kita perlakuan yang agak berbeda."

"Maksudmu?"

"Kenapa Anda tidak pernah bilang kalau Anda adalah seorang doktor?"

Sumargo tersedak. Ia lekas meminum air yang sudah Adnan siapkan untuknya. "Kamu ini ada-ada saja. Mana mungkin ada doktor yang mau mencuri hanya demi sesuap nasi."

"Menjadi mungkin jika Anda memiliki alasan lain."

Sumargo diam sejenak. Mungkin memang ini adalah saat yang tepat baginya untuk berterus terang. Ia kemudian meletakkan piring nasinya. Usai membersihkan tangan ia berkata, "Apakah kamu pernah melihat pencuri ayam dicium tangannya? Apakah kamu pernah menyaksikan koruptor dipukuli badannya?"

Adnan tidak menjawabnya. Kedua hal itu adalah fakta yang diputarbalikkan.

"Kamu tahu, masih banyak di antara kita yang menilai orang lain berdasarkan strat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status