Home / Romansa / Ei-Bree My Betelgeuse / 32 - Kalau Mereka Bukan Aku

Share

32 - Kalau Mereka Bukan Aku

last update Last Updated: 2021-09-22 22:36:06

Pintu kembali terbuka dan Bree tiba-tiba merebut rokokku, mematikannya di batu andesit, mengangkat tubuhku ke kamarnya, menutup pintunya, lalu berteriak, "MAAFKAN AKU, THOMAS!"

Aku menoleh ke luar, pada Victor dan Jake yang memelotot dengan takjub ke arah kami.

"Turunkan aku. Bisakah mereka mendengarmu?"

"Aku berteriak. Jadi, ya, mereka mungkin mendengarku. Dan, mereka juga bisa melihatmu."

"Turunkan aku!" tuntutku.

"Maafkan aku dulu. Dan aku akan menurunkanmu."

Aku mendorong bahunya dan menendang-nendang untuk mencapai tanah, tapi Bree bergerak seperti sedang menari untuk menyeimbangkan tubuhnya. Pelukannya semakin erat. Akhirnya aku tertawa. "Bree, Ya Tuhan, turunkan aku! Terakhir kali aku merengek, Apollo 11 baru saja mendarat di bulan."

"Berdasarkan keahlianku dalam membaca penanggalan, misi itu baru terjadi empat puluh delapan tahun yan

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ei-Bree My Betelgeuse   33 - Dia Mempelajari Bahasa Belanda

    Konter kafetaria di kampusku tutup pukul tiga sore setelah menghabiskan stock paket makan siang mereka. Tapi banyak mahasiswa yang menggunakan meja-meja panjang kafetaria untuk mengerjakan tugas atau sekadar nongkrong massal. Apalagi teman-teman sejurusanku yang berjumlah tujuh puluh tujuh orang dalam satu angkatan. Kami membutuhkan tempat yang luas untuk bercengkerama dan kafetaria adalah salah satu pilihan terbaik selain halaman berumput di tengah-tengah gedung Fakultas Teknik.Bree menungguku di tangga aula kafetaria, merasa sungkan menginterupsi segerombolan anak Arsitektur yang kelihatan butuh tidur tapi tertawa-tawa begitu lantang. Segagah apa pun dirinya, Bree tetaplah seorang perempuan yang pasti merasa malu menjadi pusat perhatian para laki-laki asing.Dia menghela napas dan mengumpulkannya di dalam dada selama mungkin sebelum mengembuskannya. "Hanya ada sebelas perempuan di antara delapan puluh mahasiswa Aeronotika da

    Last Updated : 2021-09-23
  • Ei-Bree My Betelgeuse   34 - Mary Sue

    Aku mempercepat gerakan tanganku menghabiskan nasi campur, mendapat firasat buruk tentang reputasiku sebagai murid berprestasi yang sering dibicarakan di kantor dosen. Tapi, kemudian aku berpikir, Hyunji cantik. Dan dosen-dosen akan berpikir bahwa aku pantas mendapatkannya karena dia supercantik dan aku superpintar. Aku tidak perlu malu, kecuali Hyunji membuatku malu.Aku dan Mike pergi ke kantor dosen bersama karena Mike masih harus membicarakan tentang esai arsitektur dengan pembimbing akademiknya. Di sanalah dia duduk, di sofa abu-abu gerimis, menutupi celah di bawah roknya dengan dua telapak tangan. Hyunji muncul dalam balutan blus putih berlengan panjang dan rok hitam gingham ketat sepanjang betis. Pakaian tertutup yang tetap membuatnya terlihat seksi dan memukau. Rambut pirangnya disanggul di atas kepala sementara helai rambut yang lebih pendek mencuat di sana sini dengan cara yang malah membuatnya tampak semakin elegan. Hyunji me

    Last Updated : 2021-09-24
  • Ei-Bree My Betelgeuse   35 - Budidaya Minions

    Aku ditinggalkannya dalam keadaan cengo. Kausalitas berdasarkan verba yang tergantung pada subjek-subjek tertentu. Menunda tugas gambarku, selama beberapa menit selanjutnya sampai Bree tiba di kamarnya, aku memikirkan arti kalimat Junko. Aku menanyakannya pada Bree."Mari merunut satu persatu," katanya, meletakkan cangkir moccachino hangat yang baru di meja. "Oh, ya, aku mencoba tiga banding satu robusta banding arabika. Untuk menyeimbangkan rasanya agar menjadi moccachino seperti yang kau suka biasanya, aku mengganti dark chocolate dengan milk chocolate. Silakan dicicipi."Cokelatnya terlalu dominan sehingga rasanya lebih manis dari yang biasanya. Lidahku menyukai kelembutan teksturnya. Bahkan foam-nya pun seolah menyatu dengan likuid itu sendiri. Tapi aku tidak begitu menyukai makanan dan minuman yang terlalu manis."Terlalu manis? Hm, nanti kuco

    Last Updated : 2021-09-26
  • Ei-Bree My Betelgeuse   36 - Mengangkut Barang-Barang

    Iring-iringan mobil sampai di rumah sewaan Hyunji pada pukul sepuluh malam. Bree bilang Max akan langsung menunggu di rumah baru Hyunji untuk ikut menurunkan barang-barang. Furniturnya tidak terlalu banyak, tapi hampir seluruhnya berukuran sangat besar. Termasuk kardus barang-barang kecil, kami mungkin hanya perlu dua putaran pengangkutan.Victor dibuat penasaran dengan hubunganku dan Hyunji. Baru kali ini dia melihat seorang wanita yang kecantikannya sangat tidak manusiawi."Hey, Timmy." Victor berbisik di luar pintu rumah. "Menurutmu kenapa kita bertiga sama sekali tidak bergairah saat melihat wanita semagis aurora sepertinya?"Karena ada wanita lainnya yang telah membuat kita otomatis menyimpan gairah itu di suatu tempat di dalam tubuh kita, yang hanya akan muncul oleh impuls dari wanita yang tepat. Sylvia untuk Victor, Junko untuk Jake, dan Bree untukku. Aku hanya menepuk bahu Victor dua kali sebagai jawaban, menyu

    Last Updated : 2021-09-27
  • Ei-Bree My Betelgeuse   37 - CONGRATS GE!

    Aku masih tidak mengerti bagaimana sistem penilaian Hyunji walau sebagian besar waktu mengangkut barang-barang kuhabiskan untuk memikirkannya. Begitu semua barang masuk ke rumah, kami membongkar beberapa kardus. "Kau mau kita menata seluruhnya sekarang?" tawar Max.Hyunji bertanya sudah pukul berapa ini. Jake dan Bree yang senantiasa mengenakan arloji menjawab bahwa sekarang sudah pukul dua malam. "Aku bisa menatanya besok. Kalian harus kuliah dan kerja nanti pagi, kan? Kalau begitu untuk saat ini aku ingin mengucapkan terima kasih banyak. Aku bisa membayar orang untuk menata seluruhnya.""Tidak perlu sungkan meminta bantuan kami." Ketangguhan suara Bree membuat para pendengarnya mengangguk setuju.Hyunji mengulas senyum lebar dan membalas anggukan Bree dengan gerakan yang jauh lebih anggun. Seperti seekor rusa yang melenggang dengan tenang di bawah sinar bulan purnama. Seperti sehelai bulu merak yang melayang dengan ringan di udara. Aku terheran-heran bagaimana

    Last Updated : 2021-09-28
  • Ei-Bree My Betelgeuse   38 - Kisah Orion dan Artemis

    "Tenang saja. Kejutannya sudah memuaskan. Hanya saja ada kesalahpahaman…" Aku tidak mendengar lanjutan kata-kata Max karena aku bergegas menghampiri Jeep dan membuka pintu penumpang depan untuk menemui Bree."Kau boleh terpelatuk. Tapi tanpa melupakan fakta kalau dua menit lalu kami berusaha memberikan kejutan padamu. Formasinya memang berantakan, tapi kami bersumpah sudah mengulanginya dua puluh kali sebelum pergi ke sini." Pintu terbanting menutup. Aku bahkan tidak merasa perlu untuk mengidentifikasi raut muka Bree. Rombonganku memandangiku dengan takjub, setengah menunggu-nunggu informasi dariku. Perasaanku kacau, tapi mereka mengharapkan kabar baik, jadi aku memaksakan diri untuk mengabulkan keinginan mereka. Aku mengangkat bahu dengan cuek dan menyeringai. "Kejutan kedua?""Kau yakin kita bisa melanjutkannya?" tanya Rain takut-takut."Bisa. Dia harus luluh dengan keteguhan rencana kita.""Ide… Bagus." Junko mengangguk. "Max, perintah be

    Last Updated : 2021-09-29
  • Ei-Bree My Betelgeuse   39 - Euler Masih Tak Tergantikan

    Begitu terbangun, aku agak merasa de javu. Maksudku, kenapa harus de javu kalau tiap hari aku memang selalu bangun dari tidurku? Selama belum mati, aku akan terus bangun dari tidurku. Dan… Kemudian aku mengingatnya. Beberapa jam yang lalu aku telah bangun. Aku menghela tubuhku ke papan kayu sambil tersenyum. Kami bersama subuh tadi di sini. Tidak melakukan apa pun, hanya tidur, dia bercerita, dan aku mendengarkan cerita. Mungkin tidak sampai tiga jam, tapi tetap saja.Aroma kaldu jamur mengiris udara di sekitaran dapur. Sandra berpaling dari penggorengan kepadaku yang membawa handuk dan pakaian ganti menuju kamar mandi. "Pagi, Thomas! Aku akan memasak menu yang paling dibenci Bree: sup!"Aku tergelak. "Kenapa kau memasaknya kalau Bree membencinya?""Supaya dia belajar memasak untuk dirinya sendiri." Didikan yang tegas.Di lantai atas, Bree sedang mengitari ruang yang lapang di teras depan dengan bola basket memantul-mantul dari je

    Last Updated : 2021-09-30
  • Ei-Bree My Betelgeuse   40 - Detail tentang May

    Plang besi berpanah ke kanan dari jalan raya mengarah pada sebuah gedung berlantai dua. Fasad di lantai satu memungkinkan kami melihat ke dalam toko karena dindingnya dibangun dari kaca yang membentang sekitar empat meter. Lahan parkir di depan gedung diteduhi oleh perpanjangan asbes yang menghalangi jarak pandang kami ke lantai dua. Max berdengung, bertanya apakah aku harus melalui seantero toko bunga terlebih dahulu untuk mencapai ruang psikolog kami."Rasa-rasanya ya. Tapi aku akan mengantar Thomas ke atas," kata Bree, memandang jauh pada rak dekorasi yang memuat keranjang-keranjang berbagai jenis bunga bertangkai di tengah-tengah toko."Atas?" tanyaku."Benar.""Perlukah? Kuasumsikan Thomas sudah cukup mandiri untuk membaca setiap plang yang menunjukkan ruang psikolog kalian.""Namanya Jessica Dharma, Max. Dan tentu saja, Thomas bisa melakukan apa pun sesuka hatinya, sebagaimana aku bisa melalukan apa pun sesuka hatiku.""Tanya Thomas ap

    Last Updated : 2021-10-01

Latest chapter

  • Ei-Bree My Betelgeuse   74 - Penyelamat

    Aku dirawat di rumah sakit selama dua hari. Yuda tak mengatakan apa pun pada siapa pun. Bree tak mengatakan apa pun pada siapa pun. Hanya ada aku dan Yuda di parkiran seluas itu saat perkelahian itu berlangsung sehingga tak ada saksi mata lainnya. Kata Sandra, mengherankan betapa Bree bersikap sekalem ini menghadapi pengeroyokan terhadapku. Tapi berbeda dengan semua orang, Bree, walau tak melihat, tahu apa yang terjadi. Utangku pada Yuda sudah terbayarkan atau belum, aku juga tidak tahu. Pasalnya, aku merasa hanya berutang informasi bahwa aku tahu. Dan aksi penggebukan itu kumaksudkan sebagai pelunasan utang. Bonus pelunasan utang. Sekarang, seharusnya utangku telah terbayarkan. Tapi, kalau ditelaah lebih jauh, aku juga berutang waktu kepadanya, sesuatu yang takkan pernah berhasil kubayarkan dengan tuntas. Begitu siuman, aku dibawa pulang. Administrasi rumah sakit diselesaikan, keluargaku tak diberi kabar, sesuai pesanku pada

  • Ei-Bree My Betelgeuse   73 - Kisah tentang Pengkhianatan Diakhiri

    Pertanyaan terakhir Edy padaku sebelum terbang ke Belanda adalah, "Apakah ada alasan lain mengapa kau membenciku?" Bree menolehku, Edy menatapku, aku berdiri termangu-mangu beberapa detik, mencari-cari di antara serabut otakku, liku urat, dinding daging lembek, tapi aku yakin bahwa jawabannya hanya mentok sampai pertanyaannya saja. Aku pun menggeleng. Edy dan Bree saling mengangguk. Dan kemudian Edy pun pergi.Dua malam setelahnya, kami mengadakan perombakan besar-besaran pada kamar tamu di lantai satu rumah Bree karena aku tidak lagi tinggal sebagai penumpang, melainkan sebagai anggota tetap keluarga mereka. Terlepas dari ada atau tidaknya hubungan romantis dengan Bree, kini aku resmi menjadi anak kesayangan Sandra. Lemari lapuk dikeluarkan dari kamar seluas 12m² tersebut, diganti dengan walk-in closet yang kudesain secara darurat. Dinding di sebelah lemari kupajangi lukisan-lukisan abstrak geometris. Cetakan jernih lukisan Broadway Boogie

  • Ei-Bree My Betelgeuse   72 - Privasi Individu

    Aku menuruti penuturan Olaf. Sertai keterpurukannya sampai dia sadar aku ada di sana untuknya, menemaninya. Berbelit di sekitarnya, lakukan dengan mulus, tapi jangan intens. Sebab, Olaf ingin aku menjadi satu dari orang-orang yang cukup dipercayainya, dan bukan orang yang paling dipercayainya. Merunut cerita Victor tentang bagaimana Yuda melibatkan Mike dalam urusan privasinya, kata Olaf, Yuda pastilah orang yang mudah memercayai hampir siapa pun. Dia tepat dijuluki ekstrover putus asa. Begitu ingin bergabung dalam keramaian, tapi tak tahu bagaimana caranya membaurkan diri.Jadi dalam sebulan terakhir, aku, yang biasanya menghindari Yuda, berlaku sebaliknya. Dalam kerja-kerja kelompok, aku menyertakannya. Aku juga mengajaknya (kalau sempat melakukannya sebelum kelas pagi dimulai) sarapan dan makan siang. Dan kuceramahi pula dia tentang kelas-kelas semester lalu yang harus diulanginya pada semester ini.Dan aku, merasa sangat berkebalika

  • Ei-Bree My Betelgeuse   71 - Sesolid Tungsten

    Tubuh kebal Edy siap menjalani bertahun-tahun kembali tanpa diserang penyakit. Dia tampak lebih kuat setelah memutuskan untuk turun kasur permanen. Kami mencopot seluruh kain kotor berikut gorden, kasur, sampul bantal, selimut, pakaian apak yang terlalu lama digantung di lemari dari kamarnya, dan membawanya ke penatu terdekat. Pada bulan Februari, saat libur semester ganjilku berakhir, kampus Edy baru menjatah libur. Durasi libur itulah yang dipergunakannya sebaik mungkin untuk mengurus kelengkapan dokumen pengunduran diri dari kampus karena ternyata kabar dari Bree benar adanya: Edy memutuskan untuk pindah ke Belanda selamanya, meninggalkanku sebatang kara di sini sampai lulus kuliah. Mama masih agak khawatir padanya sehingga mengutusku untuk menemani Edy mengurus hampir segala keperluannya dan Edy, tampak sama sekali, tak keberatan. Mirip seperti dulu, yang baru saja dikatakan Reza beberapa waktu lalu. Aku mengikuti Edy ke mana pun

  • Ei-Bree My Betelgeuse   70 - Denyut Bintang Sekarat

    "Seharusnya memang begitu." "Tapi, katanya mustahil ada perempuan seperti aku. Sungguh, aku menahan diri untuk tidak bertanya seperti aku itu sebenarnya seperti apa? Dan demi mencegah berbagai macam spekulasi ngawur, seperti misalnya aku ini transgender atau lesbian atau disuntik hormon testosteron, kubilang saja kenapa mustahil kalau aku adalah bukti yang duduk di hadapanmu?Dan, yah, katanya, benar juga. Lalu kami mulai membicarakanmu." "Kalian tertawa-tawa. Sepertinya menertawakanku?" "Edward bilang kau belum bisa cuci pantat sendiri setelah buang air besar sampai kelas satu." Aku mulai mengerang. Bree tertawa dengan penuh kemenangan mendapati cerita itu ternyata benar. Dan memang benar. Dan juga memalukan. "Rambutmu dulu sulit sekali tumbuhnya. Mereka sudah membaluri minyak kemiri, gel lidah buaya, pasta bawang merah, dan segalanya, tapi rambutmu tumbuh dengan lambat. Dan ternyata

  • Ei-Bree My Betelgeuse   69 - Penentu Hubungan

    Aku dan Bree menyetir Jeep ke rumah Hyunji pada pukul sepuluh malam kurang dua belas menit karena perjalanan dari Dalung ke Canggu tidak memakan waktu lebih dari dua puluh menit. Seandainya kami terlambat, keterlambatan itu terletak dalam rentang waktu yang relatif bisa dimaafkan—lima menit? Tujuh? Sepuluh? Aman. Pokoknya, selama Hyunji tidak menganut idealisme hidup ala orang Jepang yang disiplin waktu, semuanya akan baik-baik saja. Mesin bermotor yang punya badan besi hitam tinggi-besar sempurna seperti raksasa ini menyorotkan lampu jauhnya pada jangkauan jalan-jalan tergelap di Canggu. Asap debu mengepul di sepanjang tongkat cahaya kekuningan lampu sorot yang bentuknya membesar di kejauhan, tempat kami bisa mengamati alam Indonesia yang liar dan lebih menyerupai alam yang sesungguhnya. Alam yang tak terjamah manusia dengan pelepah pohon kelapa setinggi lima meter yang tumbuh dari balik pembatas besi melingkar di tikungan jalan yang diterangi oleh lam

  • Ei-Bree My Betelgeuse   68 - Kembali ke Indonesia

    Setelah proses lepas landas selesai, Bree kembali menawariku permen karet mentol—yang kutolak dengan menggeleng—sambil menjabarkan seluruh kiat untuk menyukseskan ED Education. Katanya, dia harus berpikir cerdas untuk membagi waktu antara menyelesaikan skripsi dengan mengorganisasi bimbingan belajar rintisannya tersebut. Paling tidak, dia harus bisa mengejar kuota wisudawan bulan Maret. Di bulan itu, ED Education menargetkan sudah mendidik sekitar lima belas murid. "Dan tahukah kau bagian paling kacau dari semua ini?" "Apa?" tanyaku. "Promosi." "Kenapa dengan promosi? Kau bisa saja menyewa jasa orang untuk melakukannya." "Benar. Kok tidak kepikiran, ya?" Bree mengernyit, berpikir secara mendalam sampai akhirnya kembali menolehku. "Aku merasa payah dengan media sosial. Tapi baiklah. Aku akan menuruti saranmu." Kemudian, aku memikirkannya. Tentang menetap di Bel

  • Ei-Bree My Betelgeuse   67 - Skateboard Modifikasi

    "Bukankah kau harus mengambil semua barang-barangmu dari sana?" Aku masih merasa bingung. Bree mengangkat alis dan mencebik ketika melihatku menelengkan kepala. "Untuk memperbaiki hubunganmu dengan kakakmu, hal pertama yang harus kaulakukan adalah tinggal bersamanya, benar?" Barulah aku mengerti. Tapi, sayangnya, kini aku tahu Breelah yang tidak mengerti. Ada hal-hal yang tidak diketahuinya, yang tidak terlalu senang kubagi dengannya menyangkut persaudaraanku yang rusak dengan Edy. Salah satunya adalah ketakutan tidak mendasarku kembali ditinju Edy. Padahal, akulah yang mulai mengangkat tangan padanya, tapi ketika Edy membalas hanya demi melindungi dirinya sendiri dari terkamanku, aku malah merasa sedang dikeroyok, dihina, dipermalukan, dan disingkirkan. Kau tidak perlu merasa dirimu orang asing sehingga pantas disingkirkan, kata Olaf pada sesi konseling pertama kami. Dia benar. Seharusnya aku berhenti merasa begitu.

  • Ei-Bree My Betelgeuse   66 - Apa Bedanya Kau dan Aku?

    Kereta selanjutnya dari Leiden menuju Belgia berangkat pukul 18.15. May dan Jeremy segera berpamitan tepat pada pukul setengah enam sore. Mereka berkata akan mencari bus menuju Leiden tapi Papa mengoper kunci mobil padaku dan diam-diam memintaku mengeluarkan mobil dari garasi. Masalah membujuk, serahkan saja pada Bree. Dan begitu mobil siap di depan rumah, May dan Jeremy terbukti telah termakan bujuk rayu Bree. Tentu saja harus Bree karena baik Mama maupun Papa bukan merupakan orang yang tepat melakukan segala daya upaya persuasif. Perjalanan menuju Leiden menggunakan mobil memakan waktu delapan belas menit karena Papa yang menyetir. Setidaknya, kami memangkas waktu lima menit dari biasanya (kalau yang menyetir adalah orang selain Papa). May dan Jeremy segera turun di depan fasad kerangka besi Stasiun Leiden Centraal. Kebetulan, tidak banyak kendaraan yang mengantar pengunjung ke stasiun sore ini sehingga dalam satu lompatan lincah, May mengetu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status