Beranda / Romansa / Editor Dingin Bikin Bucin / Bab 120: Petunjuk Tentang Olivia

Share

Bab 120: Petunjuk Tentang Olivia

Penulis: Nikma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-27 19:13:01

“Sudah gelap, lebih baik kita pulang sekarang,” kata Nathaniel, mencoba menarik tangan Isabella untuk kembali ke mobil. Namun, Isabella menahannya. “Aku tidak ingin pulang,” katanya dengan suara malas.

Nathaniel sedikit terkejut. “Kenapa?”

Isabella menatap ke arah laut yang gelap, raut wajahnya penuh dengan kekecewaan. “Aku masih marah pada ibuku. Jika aku pulang, aku hanya akan bertengkar dengannya.”

Nathaniel menghela napas, merasakan beban yang ada di bahu Isabella. “Jangan bertengkar dengan ibumu hanya karena aku,” kata Nathaniel, mencoba meyakinkan Isabella.

Isabella menatap Nathaniel dengan ekspresi campur aduk. “Bukan karenamu, Nate. Tapi karena ibuku,” jelasnya.

Melihat kekecewaan di wajah Isabella, Nathaniel ingin tahu lebih banyak. “Ibumu seperti apa?”

“Ibuku selalu begitu, mudah sekali terpengaruh oleh omongan orang,” ungkap Isabella, s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 121. Menginap di Flat Nate

    “Bukankah foto Olivia yang beredar di media sudah diblur? Bagaimana kau bisa menemukan identitas aslinya?” Nathaniel penasaran.“Aku terus mencari sumber di beberapa media, dan ternyata ada yang mungkin terlewat tidak diblur, jadi aku bisa memanfaatkan itu untuk segera melacaknya,” jelas Felix.Nathaniel mengangguk, “Terima kasih, Felix. Ini sangat berarti bagiku.”“Tak perlu berterima kasih. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah ini dan membersihkan namamu,” jawab Felix.“Kita perlu menghubungi pengacara dan membawa bukti ini ke pihak berwenang. Olivia harus bertanggung jawab atas tindakannya,” ucap Isabella tegas.Mereka bertiga kemudian berdiskusi lebih lanjut tentang langkah-langkah yang akan diambil. Mereka kemudian melanjutkan dengan makan malam bersama, menikmati momen tenang setelah percakapan yang penuh emosi dan perencanaan yang serius. Namun, ket

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-29
  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 122. Fakta Tentang Olivia

    Nathaniel terbangun dari tidurnya dengan sekujur tubuh pegal. Dia menatap sekeliling, baru sadar jika dia tertidur dengan posisi duduk, dan Isabella bersandar di bahunya. Pantas saja dia sangat lelah. Perlahan, Nathaniel memegangi kepala Isabella, lalu bangkit dengan hati-hati. Dia merebahkan tubuh Isabella di sofa, memastikan kekasihnya itu tidur dengan nyaman.“Tidurmu nyenyak sekali,” bisik Nathaniel sambil merapikan anak rambut Isabella. Kemudian, dia bangkit perlahan dan berjalan menuju dapur, berniat untuk menyiapkan sarapan.Namun, tiba-tiba ada tangan yang meraih pergelangannya. Nathaniel menoleh dan melihat Isabella yang masih mengantuk, memegangi tangannya.“Maaf, apa aku membuatmu terbangun?” tanya Nathaniel dengan suara lembut.Isabella menggeleng pelan. “Aku masih ngantuk,” jawabnya.“Tidurlah lagi, aku akan siapkan sarapan,” kata Nathaniel sambil tersenyum.Isabella mengangguk dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 123. Pertengkaran

    Nathaniel masih diam, masih terkejut. “Apa kau benar putri paman Julian?” Nathaniel memastikan.“Ya,” kata Olivia dengan suara penuh kebencian. “Kau mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang seharusnya milikku. Kau tahu bagaimana rasanya hidup tanpa ayah, sementara kau mendapatkan semua perhatian dari ayahku?”“Olivia, aku dan Nate sama sekali tidak tahu menahu perihal Paman Julian yang memiliki istri dan anak. Dan menurutku, sangat tidak adil jika kau melampiaskan kebencianmu pada Nate,” protes Isabella.“Aku tidak peduli, aku tidak bisa hanya diam melihat kalian bahagia,” kata Olivia dengan suara penuh kebencian.“Olivia, aku mengerti bahwa kau terluka, tapi bukankah seharusnya kau menyelesaikan masalah ini dengan paman Julian langsung?” kata Isabella, merasa kesal dengan sikap Olivia.“Aku tahu ayahku sangat menyayangi Nate, dan aku akan menghancurkannya agar ayahku

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 124: Airmata dan Penyesalan

    Nathaniel berlari ke arah tubuh Isabella yang tergeletak tak bergerak di jalan. Darah mengalir dari kepala dan luka-luka di tubuhnya, dan wajahnya pucat. Nathaniel jatuh berlutut di sampingnya, wajahnya dipenuhi air mata. “Isabella, tidak…” bisiknya putus asa. Dia segera merengkuh tubuh Isabella dan berusaha membangunkannya, “Isabella… kumohon, bangunlah.”Nathaniel masih mendekap tubuh Isabella yang berlumuran darah dengan sekujur tubuh gemetar, merasakan dinginnya tubuh kekasihnya di pelukannya. Beberapa pejalan kaki mulai mengerubungi mereka, ada yang berusaha menolong, ada yang merekam, dan ada yang memotret kejadian tersebut.Dalam kekalutannya, Nathaniel segera mengangkat tubuh Isabella menuju mobilnya. “Minggir, minggir kalian!” Nathaniel berteriak pada orang-orang yang menghalangi jalannya.Dengan hati-hati namun tergesa-gesa, Nathaniel membaringkan tubuh Isabella di kursi penumpang mobilnya. Keringat din

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 125. Sikap Emilia

    Elena masih memeluk Nathaniel dengan erat, mencoba memberikan kekuatan dan dukungan pada anaknya di tengah situasi sulit ini. Namun, tiba-tiba mereka merasakan ada kilatan blitz dari kamera paparazzi yang tiba-tiba muncul di sekitar mereka.Kedua mereka terkejut, menyadari bahwa mereka menjadi sasaran para paparazzi dalam momen-momen sulit ini. Elena, sebagai seorang public figure, menyadari betapa sulitnya hidup di bawah sorotan terang media.“Sebaiknya kita cepat pergi dari sini,” kata Elena, melepas pelukannya pada Nathaniel dengan cepat.Dia menarik Nathaniel ke arah mobilnya dengan tangan gemetar, merasa tegang karena kehadiran paparazzi yang mungkin merekam setiap gerakannya. Mereka berdua berusaha untuk keluar dari sorotan media yang tidak diinginkan, berharap untuk menemukan sedikit privasi dan ketenangan di tengah badai yang melanda.***Isabella membuka matanya perlahan. Pandangannya terasa kabur, dan kepalanya berden

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-06
  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 126. Hujatan

    Nathaniel baru masuk kediaman Alexander, merasa berat hati. Sebelumnya, Gabriel mendesak Nathaniel untuk tinggal di rumahnya demi keamanan, dan Nathaniel tidak bisa menolak mengingat kekhawatiran keluarganya.“Nate,” panggilan bernada tegang membuat Nathaniel penasaran. Elena duduk di ruang tengah, seolah menunggunya. iPad di tangannya masih menyala, baru saja dia gunakan.“Kau baru dari rumah sakit?” kata Elena.“Aku khawatir pada Isabella,” kata Nathaniel. Elena menatap putranya, wajahnya terlihat pucat dan ada lingkar mata hitam di sekitar matanya. Belakangan ini, sepertinya dia kesulitan tidur. Elena menghampiri Nathaniel, lalu membelai wajah putranya, “Aku tahu kau khawatir pada Isabella, tapi jangan mengabaikan dirimu sendiri. Kau bisa sakit juga.”Nathaniel hanya diam. Tak lama, muncul Gabriel dengan wajah marah. “Apa lagi yang terjadi?” kata Gabriel.Elena dan Nathaniel menoleh pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 127. Tak Bisa Bertemu

    Dalam kepasrahan, dia memutuskan untuk menutup akun media sosialnya sementara waktu. Dengan beberapa ketukan jari, dia mengatur agar akun-akunnya tidak bisa diakses, berharap bisa mengurangi tekanan yang dirasakannya.Setelah menonaktifkan media sosialnya, Nathaniel merasa sedikit lega. Namun, kekhawatiran tentang Isabella masih menghantuinya. Dia merasa sangat bersalah karena tidak bisa berada di sisinya saat ini. Dia kemudian meraih ponselnya lagi dan menelpon Felix.Suara dering terdengar beberapa kali sebelum akhirnya Felix mengangkat telepon. “Halo, Nate,” suara Felix terdengar hangat.“Felix, aku butuh bantuanmu,” kata Nathaniel dengan suara berat, nyaris tercekik oleh emosinya sendiri.“Ada apa, Nate?” Felix langsung terdengar khawatir.“Bisa kah kau menjenguk Isabella? Aku tidak bisa melakukannya sendiri,” Nathaniel mengakui dengan keputusasaan yang mendalam dalam suaranya. “Emilia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 128. Tidak, Nate!!!

    Isabella merasa hatinya semakin gelisah setiap detik berlalu tanpa berita dari Nathaniel. Setelah berusaha mencari informasi dan menghubungi Nathaniel tanpa hasil, dia akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri. Dengan tekad yang bulat, dia pergi ke rumah Gabriel, berharap bisa bertemu dengan Nathaniel.Sesampainya di rumah Gabriel, Isabella disambut oleh Gabriel sendiri yang tampak sinis. “Apa yang kau lakukan di sini, Isabella?” tanyanya dengan nada dingin.“Aku ingin bertemu dengan Nate. Aku butuh bicara dengannya.”Gabriel menghela napas panjang, terlihat tak sabar. “Isabella, sebaiknya kau tidak lagi berhubungan dengan Nate. Hubungan kalian hanya akan menimbulkan lebih banyak masalah.”Isabella tampak bingung dan terluka oleh kata-kata Gabriel. “Tapi kenapa? Kami saling mencintai. Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja.”Gabriel menatap Isabella dengan tatapan serius. &ldqu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12

Bab terbaru

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 139. Ending

    Sore itu, Nathaniel melangkah keluar dari kantor dengan langkah cepat, wajahnya menunjukkan jelas kemarahan dan frustrasi. Pertengkarannya dengan Isabella tadi masih terasa panas di benaknya. Ketika Isabella mencoba mengikutinya, Nathaniel berusaha untuk tidak memperdulikannya.“Nate, tunggu!” panggil Isabella sambil mempercepat langkahnya untuk mengejar Nathaniel yang sudah berada di depan pintu utama.Nathaniel menghentikan langkahnya sejenak, namun tidak berbalik. “Apa?” suaranya terdengar dingin dan tegang.Isabella mendekat, meraih lengan Nathaniel. “Aku minta maaf soal tadi. Aku hanya kesal karena kau terus menerus menerima pesan dari Olivia,” katanya, suaranya merendah, berusaha menenangkan suasana.Nathaniel menatap Isabella dengan tajam, melepaskan tangannya dari genggaman Isabella. “Olivia yang mengirimiku pesan, Isabella. Bukan aku. Kenapa kau harus cemburu karena hal itu?”Isabella menghela napas, mencoba mengendalikan emosinya. “Karena aku merasa dia hanya mencari alasan

  • Editor Dingin Bikin Bucin   138. Kerjasama Lagi

    Nathaniel dan Isabella duduk berdampingan di ruang kerja mereka, suasana penuh dengan semangat dan produktivitas. Mereka telah menghabiskan beberapa minggu terakhir dengan bekerja keras, dan kini Isabella baru saja menulis penutup untuk novelnya. Ia merasa lega dan antusias untuk menunjukkan hasil kerjanya kepada Nathaniel.“Nate, bagaimana menurutmu?” Isabella bertanya, suaranya penuh harap sambil menatap layar komputer yang menampilkan paragraf akhir dari novelnya.Nathaniel yang sedang sibuk dengan catatannya, menggeser kursinya lebih dekat ke layar Isabella. Ia membaca dengan cermat setiap kata, matanya fokus pada kalimat-kalimat terakhir yang menggambarkan penyelesaian cerita.Isabella tersenyum, menikmati momen ini karena posisi Nathaniel yang sekarang sangat dekat dengannya. Kehangatan tubuhnya terasa nyaman di sebelahnya, membuat jantungnya berdetak sedikit lebih cepat.Melihat peluang yang tak ingin dilewatkan, Isabella perlahan melin

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 137. Kejutan

    Nathaniel kesal mendengar ucapan Gabriel. “Ayah, aku bukan anak kecil lagi. Aku tahu apa yang kulakukan. Kau tidak bisa memaksaku untuk meninggalkan Isabella. Kita harus mencari solusi, bukan menambah masalah.”Isabella yang duduk mendengarkan pertengkaran itu dengan cemas, akhirnya berdiri. Hatinya terasa campur aduk, antara perasaan bersalah dan keinginan untuk mendukung Nathaniel. Dia berjalan mendekat, menatap Nathaniel dengan tatapan lembut.“Nate, tenanglah,” katanya dengan suara lembut, meski berusaha keras menahan emosinya. “Aku tahu ini sulit, tapi kita tidak akan mendapatkan solusi dengan bertengkar seperti ini.”Nathaniel menatap Isabella. Perlahan, dia menghela napas dan menurunkan suaranya. “Maafkan aku,” katanya dengan nada lebih tenang, mencoba meredam emosinya.Gabriel masih tampak tegang, wajahnya kaku dengan emosi yang bergolak. Nathaniel kembali duduk di samping Isabella, yang segera mengg

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 136. Meminta Maaf

    Pagi itu, sinar matahari menerobos tirai tipis jendela kamar Isabella, menerangi ruangan dengan kehangatan yang lembut. Udara pagi yang segar merayap masuk melalui jendela yang sedikit terbuka, menambah semangat baru untuk hari yang penting. Isabella berdiri di depan cermin kamarnya, merapikan gaun putih sederhana yang dipilihnya. Gaun itu memberikan kesan elegan namun rendah hati, sesuai dengan niatnya hari ini.Di sisi lain rumah, Emilia sedang merapikan rambutnya di depan cermin di kamar tidur. Wajahnya kini tampak sedikit tegang. Hari ini, dia akan melakukan sesuatu yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya: meminta maaf kepada keluarga selebriti. Emilia tahu jika mungkin ini akan lebih sulit dari yang dia bayangkan, tapi setidaknya dia akan berusaha demi putrinya.“Ibu, kau sudah siap?” Suara Isabella memecah keheningan, membawa Emilia kembali dari lamunannya. Isabella berdiri di ambang pintu, menatap ibunya dengan senyum lembut namun penuh doronga

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 135. Membersihkan Nama

    Di salah satu sudut tenang café yang berada tidak jauh dari jantung kota, Nathaniel duduk sendirian di meja kecil yang dikelilingi oleh dekorasi kayu dan lampu-lampu hangat yang menambah nuansa damai. Sambil menunggu kedatangan Olivia, ia meraih ponselnya dari saku, melihat layar penuh dengan pesan dari Isabella. Senyum tipis mengembang di wajahnya ketika ia membaca pesan-pesan itu yang kebanyakan tak begitu penting itu.Isabella, kau masih sakit. Harusnya banyak istirahat. Jangan melulu menggunakan ponselmu.Nathaniel mengirim pesan tersebut. Tak lama kemudian balasan dari Isabella masuk.Aku merasa bisa cepat sembuh jika aku terus terhubung denganmu.Sebelum Nathaniel sempat membalas pesan itu, terdengar suara dering keras dari ponselnya. Ia melihat nama Isabella muncul di layar sebagai panggila

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 134. Rindu Suaramu

    Isabella baru saja berbaring— siap untuk tidur setelah hari yang melelahkan di rumah sakit. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering. Nada dering yang familiar membuatnya meraih ponsel di meja samping tempat tidur, dan melihat nama Nathaniel yang terpampang di layar membuat kantuknya sirna seketika.Isabella segera menjawab telepon itu, senyum terbentuk di wajahnya. “Halo, Nate,” sapanya semangat. “Halo, Isabella,” suara Nathaniel terdengar agak ragu. “Apa aku mengganggumu? Sudah larut.”Isabella tertawa kecil. “Tentu tidak, Sayang. Aku selalu rindu mendengar suaramu.”Nathaniel tertawa pelan, suara tawanya terdengar sedikit lega.“Aku serius, Nate,” lanjut Isabella dengan nada setengah menggoda. “Jangan tertawa.”“Baiklah, aku tidak akan tertawa lagi,” jawab Nathaniel dengan nada yang lebih serius, meski senyuman masih terasa dalam suaranya.

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 133. Tidak Salah Menerima Bantuan

    Nathaniel menarik napas panjang, berusaha mengendalikan emosinya. “Aku tahu ini tidak mudah, tapi kita harus mencoba. Isabella dan aku... kami saling mencintai, dan kami berhak mendapatkan kesempatan.”Elena menggigit bibirnya, tampak bimbang sejenak sebelum menegakkan punggungnya lagi. “Cinta tidak selalu cukup, Nate. Kadang ada hal-hal yang lebih penting dari perasaan itu.”“Apa yang lebih penting?” Nathaniel menatap Elena.Tepat saat itu, beberapa wartawan muncul, mengelilingi mereka di parkiran. Kilatan kamera dan rentetan pertanyaan yang mendesak membuat suasana semakin kacau.“Bagaimana kelanjutan hubungan Anda dengan Isabella setelah kecelakaan sebelumnya?”“Nathaniel, bukankah hubunganmu dengan keluarga Isabella sedang tidak baik?”“Nathaniel, bagaimana tanggapan Anda tentang situasi ini?”“Apakah ini terkait dengan skandal sebelumnya?”

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 132. Konflik

    Emilia mengingat bagaimana kelakuannya hingga membuat berita di media makin panas, menambahkan api ke situasi yang sudah kacau. Dia tahu bahwa dia paling merugikan Nathaniel, yang sebenarnya tidak pernah berbuat salah apa pun padanya. Dengan rasa bersalah yang menyelimuti, Emilia melangkah mendekat, wajahnya menunduk, merasa tak berdaya di hadapan dua orang muda yang telah dia sakiti.Nathaniel dan Isabella melepaskan pelukan mereka dengan perasaan hangat namun canggung. Nathaniel menoleh ke arah Emilia yang terus menatapnya dengan ekspresi serius.“Nate, bisa kita bicara sebentar?” tanya Emilia dengan ekspresi agak ragu. Nathaniel terkejut oleh permintaan itu, merasa resah, mengingat penolakan Emilia sebelumnya. Ia ragu-ragu sebelum akhirnya bertanya, “Kita bicara di luar?”Emilia mengangguk. Isabella, yang memperhatikan mereka, memberikan senyuman yang meyakinkan kepada Nathaniel, mencoba menenangkannya. “Semuanya akan baik-baik s

  • Editor Dingin Bikin Bucin   Bab 131. Kerinduan Terobati

    Hugo memandang Emilia dengan mata penuh kebencian. “Aku tidak akan pergi kecuali kau mentransfer uang padaku sekarang. Aku butuh uang itu, dan aku tahu kalian bisa memberikannya.”Emilia tersentak, hampir tidak percaya dengan sikap Hugo yang tidak tahu malu. “Uang? Kau datang ke sini untuk meminta uang? Ini rumah sakit, Hugo! Isabella sedang sakit, dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri!”Hugo menyeringai sinis, melipat tangan di dadanya. “Ya, aku butuh uang itu. Dan aku tidak akan pergi sampai kau memberikannya.”Isabella menatap ayahnya penuh kebencian. “Kau benar-benar tidak punya hati, Ayah. Aku tidak akan memberikan apa pun padamu. Keluar dari sini!”Emilia akhirnya bangkit dari tempat duduknya, tubuhnya gemetar karena marah. “Keluar, Hugo. Sekarang juga!” teriak Emilia, matanya menyalak dengan kemarahan yang tertahan terlalu lama.Wajah Hugo berubah merah karena marah, pria itu mela

DMCA.com Protection Status