Beranda / Romansa / EMERALD / Chap 4 : Sekolah baru

Share

Chap 4 : Sekolah baru

Penulis: Latopia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tittt... Tittt... Tittt...

Alin membuka jendela rumah nya, terlihat mobil hitam ternyata itu adalah mobil Anton. Kemudian Alin membuka pintu dan keluar menghampiri Anton.

“Ayah gak mau masuk dulu? “Ujar Alin.

“Nggak, Ayah gak bisa lama lama. Ayo cepat, suruh Pak Ujang bawakan koper koper kamu. “

Alin mengangguk, kemudian ia mengambil tas kecilnya di dalam kamarnya.

Alin menatap sekeliling kamarnya, ia dengan berat hati harus meninggalkan kamar kesayangan nya. Alin sudah berpesan pada Bi Asih.

Bi, kalau Alin sudah tinggal di rumah Ayah. Tolong rawat kamar Alin ya Bi, jangan ada barang hilang satu pun dari kamar Alin dan jangan ada yang berubah posisinya. Posisi yang sudah Ibu atur dulu, Alin tidak mau merubahnya sedikit pun. Foto dan boneka ini jangan ada yang berubah ya Bi.

Semalam, saat Alin dan Bi Asih sedang memasukkan baju – baju Alin ke dalam koper. Alin dan Bi Asih Asyik berbincang – bincang dan Bi Asih menceritakan masa kecil Alin yang lucu dan menggemaskan.

Tidak lama Alin turun dan berpamitan pada Bi Asih.

“Bi tolong jaga kamar Alin ya dan Bibi juga jaga diri ya. Nanti Alin bakal sering berkunjung ke rumah ini deh. “ Ujar Alin sambil memegang kedua tangan Bi Asih.

“Iya Non, Non juga harus bisa jaga diri ya disana. “ Alin dan Bi Asih lalu memeluk satu sama lain. Suasana nya sangat mengharuskan melihat Bi Asih dan Alin.

“Alin bakalan kangen sama Bibi. Awas aja kalau Bibi gak kangen Alin, nanti Alin marah ya sama Bibi. “ Alin yang tersenyum, membuat hati Bi Asih terasa sakit, ia tahu masalah apa saja yang akan Alin hadapi kedepannya. Bi Asih hanya bisa berdoa untuk Alin.

Alin kemudian menghampiri Ayah nya menuju mobil dan melambaikan tangan pada Bi Asih dan Pak Ujang.

Alin kemudian masuk ke dalam mobil Anton. “Ayo Yah. “ Alin tersenyum manis.

***

Dalam pejalanan, hanya ada keheningan yang menghiasi Alin dan Anton. Alin sangat berharap Ayahnya itu bertanya mengenai kabarnya, hanya itu yang ia harapkan tidak lebih.

Sudah 30 menit dalam perjalanan, tidak ada sepatah kata pun yang Anton ucapkan pada Alin. Pandangan  Anton hanya fokus melihat ke depan, ia fokus mengendarai mobilnya. Anton tidak sedikit pun menoleh pada Alin.

Alin menghela napas panjang melihat sikap Anton yang dingin.

“A—Ayah kabarnya gimana? “ Ucap Alin dengan gugup, ia memaksakan diri untuk bertanya pada Anton. Suara Alin memecahkan keheningan yang sedari tadi menyelimuti mereka.

Anton dengan perlahan melirik pada Alin.

“Kabar Ayah baik ko, Al”

“Kalau kamu gimana? “

Akhirnya pertanyaan yang sedari tadi Alin tunggu, keluar juga dari mulut Ayahnya itu.

“Alin baik ko Yah, Alin saaangat baik. “ Ujar Alin dengan semangat.

Anton hanya tersenyum padanya, tanpa menanyakan hal apa pun lagi. Dengan Anton menanyakan hal itu, Alin sudah merasa cukup. Lalu keheningan menghampiri lagi mereka.

1 jam kemudian.

Akhirnya mereka sampai di rumah Anton. Di depan pintu sudah ada Freya dan Siska (Ibu Freya) yang menyambut kedatangan Alin.

Mereka tersenyum pada Alin.

Ish sok baik, senyum yang penuh kepalsuan!

“Selamat datang sayang, kamu makin cantik ya Al” Siska sok manis pada Alin, karena di situ masih ada Anton.

Freya tiba tiba memeluk Alin.

“Akhirnya aku punya temen dirumah, gak kesepian lagi deh. “ ujar Freya dalam pelukan Alin.

Temen buat jadi bahan bullyan maksud gue. Bisik pelan Freya pada Alin.

Alin kemudian membalas pelukan Freya. “ Iya, Akhirnya punya teman juga di rumah. “

Teman buat mainan maksud gue. Bisik Alin pada Freya dengan tersenyum bengis.

Freya menganggap Alin adalah musuh nya atau sainganya. Mereka tidak akan pernah akur sampai kapan pun. Karena Freya selalu merebut apa yang Alin miliki. Freya tidak pernah cukup atas Apa yang ia miliki, padahal Freya sangat di perhatikan oleh Anton. Apa saja yang Freya ingin kan pasti Anton beri.

“Sudah yuk masuk. Alin pasti capek kan, perjalanannya lumayan jauh. Ayo kita istirahat. “

Alin hanya tersenyum tanpa membalas ucapan Siska tadi. Mereka segera masuk ke dalam rumah.

“Aku mau langsung ke kamar aja ya, gerah ingin mandi. “

“Ngomong kamar ku sebelah mana ya, Tan? “ Ujar Alin dengan penekanan di akhir kalimat.

“Eh ko manggil Tante sih Al. Panggil mama dong, dia kan sekarang sudah jadi mama kamu. “ Ujar Anton dengan rasa sedikit kesal pada Alin.

Siska hanya bisa tersenyum, karena Anton masih berada disamping nya.

“Kamar kamu di atas Al, di sebrang kamar Freya. Pintu yang berwarna putih. Tenang sudah mama beresin ko, sudah bersih dan wangi kamar nya. “ Siska lagi lagi tersenyum pada Alin, senyuman itu membuat Alin merinding.

Siap siap nih gue ngadepin 2 penyihir ini. Sok sok an senyum lagi, jijik gue.

Alin menggerutu dalam hatinya. Alin tanpa pamit langsung pergi ke atas, ia ingin cepat cepat pergi dari hadapan Siska. Kalau lama lama ia melihat mukanya, mungkin Alin akan muntah langsung di hadapannya.

***

“Hari ini Alin bareng aku aja Pah, ini kan hari pertama Alin masuk sekolah, dia pasti gak tahu apa apa.” Freya tersenyum pada Alin dan memegang tangan kanan Alin.

“Yaudah gak apa apa, hati hati ya. Freya tolong jaga Alin ya. “

“Iya Pah. Ayo Al, keburu telat. Hari ini satu mobil bareng aku ya. “

Lagi lagi Alin hanya tersenyum tanpa sepatah kata pun. Mereka berjalan memasuki mobil. Kemudian melambaikan tangannya pada Anton dan Siska.

“Sini biar gue aja yang bawa.” Alin merebut kunci mobil dari tangan Freya. Alin kemudian masuk ke dalam mobil, di susul oleh Freya.

Dalam perjalanan mereka saling diam, tidak ada yang mengawali pembicaraan. Mereka berdua membungkam mulutnya itu. 

15 menit kemudian.

Mereka akhirnya sampai di sekolah. Alin dan Freya turun dari mobil. 

“Lo jangan sok dekat sama gue di sekolah! “ Ucap Freya.

“Dih ke geeran banget sih lu, siapa juga yang mau dekat sama orang kek lo. “ Alin meninggalkan Freya begitu saja.

“ALINNN” Teriak seseorang dari arah belakang Alin. Alin sudah tahu betul dengan suara ini, siapa lagi kalau bukan Samuel.

Samuel berlari menuju arah Alin, kemudian Samuel memeluk Alin, padahal sedang di sekolah bisa bisa nya Samuel memeluk Alin.

“Ehh Sam, ini di sekolah beg* ngapain lo peluk peluk gue, kayak yang gak ketemu gue berbulan bulan aja lu. “ Alin melepaskan pelukan Samuel. 

Freya sangat kesal melihat Alin dan Samuel berpelukan.

“Apaan sih lebay banget. “ Freya memutar bola matanya dan menekuk wajah nya dengan sinis.

Alin dan Samuel mengabaikan Freya.

“Ya udah ayo, gue anter lo ke ruang guru. “ ujar Samuel.

Perasaan Alin sekarang sangat senang karena ia bisa satu sekolah dengan Samuel. Mereka bertiga pun berjalan menyusuri lorong sekolah.

Sepanjang lorong banyak siswa yang memperhatikan Alin, ia sudah biasa menjadi pusat perhatian karena kecantikannya. Di tambah lagi Samuel yang berada di sampingnya membuat semuanya terlihat sempurna.

Lagi lagi Freya kesal melihat Alin, kenapa Alin selalu unggul darinya. Kapan Freya akan seperti Alin.

“ Sok cantik banget sih, dasar cewek gatel. “ Ucap Freya kemudian meninggalkan Alin dan Samuel berdua.

“Iri bilang bab*. “

“Tenang Al! , baru juga hari pertama masa lo udah mau nyari ribut sih. Udah ahh ayo cepat masuk. “ Samuel cepat cepat membawa Alin ke dalam, masuk ke ruang guru.

***

“Hallo, selamat pagi anak anak. “ Sapa Bu Riska, ia guru Bahasa Indonesia. Wali kelas, kelas 12 ips 3.

“Pagi Bu. “ jawaban serentak dari seluruh murid yang ada di kelas.

“Oke, hari ini ibu membawa teman baru untuk kalian. Silahkan masuk. “

Alin yang sedari tadi menunggu di depan pintu, ia berjalan perlahan memasuki kelas nya. Alin tersenyum manis berdiri di sebelah Bu Riska. Sontak cowok yang kurang belaian itu memperhatikan Alin tanpa berkedip, seperti ada seorang bidadari yang jatuh dari langit. 

Kemudian Alin memperhatikan seluruh siswa siswi yang ada di kelas tersebut. Alin terkejut ternyata ia sekelas juga bersama Freya.

Ko ada dia sih. Samuel kenapa gak bilang kalau dia sekelas juga dengan Freya, tau gini gue pilih kelas lain aja!

“Silahkan perkenalkan diri kamu. “ Ujar Bu Riska.

“Baik Bu. “

“Hallo, Saya Alin Gardenia Dorthea. Senang bertemu kalian, semoga kita bisa berteman baik ya. “ wajah Alin yang putih berseri, hidung mancung, bibir yang kecil kemerahan itu mampu menghipnotis para cowok yang ada di kelasnya. Kaum Adam kini tengah memandangi Alin ya berada di depan kelas, ada pun cowok yang memperhatikan Alin tanpa berkedip dan tersenyum sipu. 

Freya yang melihat itu, ekspresi wajah nya langsung berubah drastis. Raut wajah nya kini memerah dan ia menatap sangat tajam pada Alin. Freya sangat iri pada Alin, lagi lagi dia jadi pusat perhatian kaum adam. Gue kapan? Batinnya. 

Bab terkait

  • EMERALD   Chap 5 :Freya

    Alin tersenyum manis pada semua siswa dan siswi yang ada di kelas nya itu dan ia sekali lagi memperhatikan sekeliling, ia memperhatikan wajah calon teman nya itu. Kemudian Alin melihat Freya yang berada di bangku belakang barisan kedua, ia sedang menatap Alin dengan sinis. Alin mengabaikan nya, ini hari pertama ia sekolah. Alin tidak mau merusaknya, hari ini pun mood Alin sedang bagus sekali. Ia senang bisa satu sekolah dengan Samuel tapi tidak dengan Freya. “Ayo Alin, silahkan duduk. Disana ada 2 bangku kosong, kamu bebas bisa duduk dengan siapa saja. “ Ujar Bu Riska seraya tersenyum pada Alin. “Baik Bu, terimakasih. “ Alin tersenyum dan menundukkan kepalanya ke arah Bu Riska. Alin melihat ada seorang cewek yang ia perhatikan, sedari tadi cewek itu terus menerus menunduk. Alin memilih duduk dengan gadis itu, Padahal sebelah kursi Samuel itu kosong, tapi Alin lebih memilih bersamanya. Alin melihat ke arah Samuel, yang terhalang oleh 2 meja di sebelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • EMERALD   Chap 1 : Rindu?

    “Aduh ada yang lagi sok jagoan nih. ““Orang lemah kok sok sok an ngebully sih. ““Dah tahu kali ya kalau si Ana gak bakalan ngelawan, jadi terus aja ngebully anak polos ini, DASAR CUPU!. “ ujar Alin ketika melihat tangan Syifa terus menerus menarik rambut Ana. Ana yang terlihat begitu kesakitan hanya bisa pasrah dan tidak bisa melawan.Ana sudah seperti boneka bagi Syifa, ia akan terus menerus menyiksa Ana. Tanpa tahu apa alasan Syifa melakukan hal seperti itu.Syifa langsung membalikkan badan dan melepaskan tangannya dari rambut Ana.“Maksud lo apa HAH?! “ Syifa berjalan dengan perlahan menghampiri Alin yang berada tidak jauh darinya. Syifa menatap Alin dengan tatapan yang sinis, ia mengerutkan kedua alisnya.“LO JANGAN SOK IKUT CAMPUR URUSAN GUE!“ Ujar Syifa dengan nada yang marah. Kemudian Syifa mendorong bahu Alin dengan kedua tangannya.Plak! Satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • EMERALD   Chap 2 : Ayah

    Angin malam yang bertiup lembut itu terasa mengelus kulit putih gadis cantik yang tengah memandangi langit. Pemandangan diatas bukit ini sungguh indah, disertai alunan musik yang begitu merdu menambah keindahan malam.Suasana Cafe Langit ini adalah suasana yang paling favorit bagi setiap orang.Alin terus menerus memandangi langit, ia terus menatap melihat indahnya bintang yang bersinar. Hanya ditempat ini ia bisa melupakan sejenak masalah yang ada di dalam hidupnya yang terus datang silih berganti. Disini ia mendapatkan ketenangan dan kenyamanan yang tidak ia dapatkan dari siapa pun.“Kenapa sih Sam, kehidupan gue begitu rumit. Padahal keinginan gue sepele, gue cuma minta perhatian bokap sama nyokap gue lagi. Apa itu sulit?”“Kalau saja saat itu bokap gue gak ngelakuin hal yang menjijikan, mungkin hidup gue gak akan seperti sekarang Sam. “ Keluh Alin pada Samuel, sekarang ia menatap kembali langit dengan pandan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • EMERALD   Chap 3 : Penyelamat

    Alin hanya bisa pasrah, ia mengikuti apa yang Ayah nya suruh. Sekarang ia ingin sedikit menuruti apa titah Ayahnya.Alin pikir dengan begini ia akan bertemu dengan Ayahnya setiap hari dan hubungannya akan lebih membaik. Urusan ia dengan Freya... Entahlah ia tidak ingin memikirkannya sekarang, ia terlalu lelah.Alin sedang duduk di kursi taman yang ada di dekat rumahnya.Ia termenung. Memang, Alin yang sekarang sudah berbeda jauh dengan Alin yang dulu.Sekarang yang di perlukan Alin hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa harus memikirkan orang lain sekali pun itu orang tuanya sendiri.Ibu kemana? Kenapa Ibu gak pernah temui Alin. Alin kangen sekali Bu. Alin iri dengan anak anak yang lain. Mereka setiap hari bertemu dengan Ibunya, sedangkan Alin? Menanyakan kabar pun Ibu tidak pernah. Alin yang malang, ia setiap hari Alin selalu berkunjung ke taman tersebut, selain Cafe Langit.Tiba tiba hujan datang menyapa. Hanya geri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • EMERALD   Chap 5 :Freya

    Alin tersenyum manis pada semua siswa dan siswi yang ada di kelas nya itu dan ia sekali lagi memperhatikan sekeliling, ia memperhatikan wajah calon teman nya itu. Kemudian Alin melihat Freya yang berada di bangku belakang barisan kedua, ia sedang menatap Alin dengan sinis. Alin mengabaikan nya, ini hari pertama ia sekolah. Alin tidak mau merusaknya, hari ini pun mood Alin sedang bagus sekali. Ia senang bisa satu sekolah dengan Samuel tapi tidak dengan Freya. “Ayo Alin, silahkan duduk. Disana ada 2 bangku kosong, kamu bebas bisa duduk dengan siapa saja. “ Ujar Bu Riska seraya tersenyum pada Alin. “Baik Bu, terimakasih. “ Alin tersenyum dan menundukkan kepalanya ke arah Bu Riska. Alin melihat ada seorang cewek yang ia perhatikan, sedari tadi cewek itu terus menerus menunduk. Alin memilih duduk dengan gadis itu, Padahal sebelah kursi Samuel itu kosong, tapi Alin lebih memilih bersamanya. Alin melihat ke arah Samuel, yang terhalang oleh 2 meja di sebelah

  • EMERALD   Chap 4 : Sekolah baru

    Tittt... Tittt... Tittt...Alin membuka jendela rumah nya, terlihat mobil hitam ternyata itu adalah mobil Anton. Kemudian Alin membuka pintu dan keluar menghampiri Anton.“Ayah gak mau masuk dulu? “Ujar Alin.“Nggak, Ayah gak bisa lama lama. Ayo cepat, suruh Pak Ujang bawakan koper koper kamu. “Alin mengangguk, kemudian ia mengambil tas kecilnya di dalam kamarnya.Alin menatap sekeliling kamarnya, ia dengan berat hati harus meninggalkan kamar kesayangan nya. Alin sudah berpesan pada Bi Asih.Bi, kalau Alin sudah tinggal di rumah Ayah. Tolong rawat kamar Alin ya Bi, jangan ada barang hilang satu pun dari kamar Alin dan jangan ada yang berubah posisinya. Posisi yang sudah Ibu atur dulu, Alin tidak mau merubahnya sedikit pun. Foto dan boneka ini jangan ada yang berubah ya Bi.Semalam, saat Alin dan Bi Asih sedang memasukkan baju – baju Alin ke dalam koper. Alin dan Bi Asih Asyik berbincang

  • EMERALD   Chap 3 : Penyelamat

    Alin hanya bisa pasrah, ia mengikuti apa yang Ayah nya suruh. Sekarang ia ingin sedikit menuruti apa titah Ayahnya.Alin pikir dengan begini ia akan bertemu dengan Ayahnya setiap hari dan hubungannya akan lebih membaik. Urusan ia dengan Freya... Entahlah ia tidak ingin memikirkannya sekarang, ia terlalu lelah.Alin sedang duduk di kursi taman yang ada di dekat rumahnya.Ia termenung. Memang, Alin yang sekarang sudah berbeda jauh dengan Alin yang dulu.Sekarang yang di perlukan Alin hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa harus memikirkan orang lain sekali pun itu orang tuanya sendiri.Ibu kemana? Kenapa Ibu gak pernah temui Alin. Alin kangen sekali Bu. Alin iri dengan anak anak yang lain. Mereka setiap hari bertemu dengan Ibunya, sedangkan Alin? Menanyakan kabar pun Ibu tidak pernah. Alin yang malang, ia setiap hari Alin selalu berkunjung ke taman tersebut, selain Cafe Langit.Tiba tiba hujan datang menyapa. Hanya geri

  • EMERALD   Chap 2 : Ayah

    Angin malam yang bertiup lembut itu terasa mengelus kulit putih gadis cantik yang tengah memandangi langit. Pemandangan diatas bukit ini sungguh indah, disertai alunan musik yang begitu merdu menambah keindahan malam.Suasana Cafe Langit ini adalah suasana yang paling favorit bagi setiap orang.Alin terus menerus memandangi langit, ia terus menatap melihat indahnya bintang yang bersinar. Hanya ditempat ini ia bisa melupakan sejenak masalah yang ada di dalam hidupnya yang terus datang silih berganti. Disini ia mendapatkan ketenangan dan kenyamanan yang tidak ia dapatkan dari siapa pun.“Kenapa sih Sam, kehidupan gue begitu rumit. Padahal keinginan gue sepele, gue cuma minta perhatian bokap sama nyokap gue lagi. Apa itu sulit?”“Kalau saja saat itu bokap gue gak ngelakuin hal yang menjijikan, mungkin hidup gue gak akan seperti sekarang Sam. “ Keluh Alin pada Samuel, sekarang ia menatap kembali langit dengan pandan

  • EMERALD   Chap 1 : Rindu?

    “Aduh ada yang lagi sok jagoan nih. ““Orang lemah kok sok sok an ngebully sih. ““Dah tahu kali ya kalau si Ana gak bakalan ngelawan, jadi terus aja ngebully anak polos ini, DASAR CUPU!. “ ujar Alin ketika melihat tangan Syifa terus menerus menarik rambut Ana. Ana yang terlihat begitu kesakitan hanya bisa pasrah dan tidak bisa melawan.Ana sudah seperti boneka bagi Syifa, ia akan terus menerus menyiksa Ana. Tanpa tahu apa alasan Syifa melakukan hal seperti itu.Syifa langsung membalikkan badan dan melepaskan tangannya dari rambut Ana.“Maksud lo apa HAH?! “ Syifa berjalan dengan perlahan menghampiri Alin yang berada tidak jauh darinya. Syifa menatap Alin dengan tatapan yang sinis, ia mengerutkan kedua alisnya.“LO JANGAN SOK IKUT CAMPUR URUSAN GUE!“ Ujar Syifa dengan nada yang marah. Kemudian Syifa mendorong bahu Alin dengan kedua tangannya.Plak! Satu

DMCA.com Protection Status