Sial bagi Paman Hery dan Mrs. Vaeolin. Baru saja keluar dari gorong-gorong yang yang berada di bawah jalan raya, mereka malah hampir tertabrak sebuah mobil mewah yang muncul dari belokan. Lantaran begitu terkejut Terry tak mampu mengendalikan Limousine bercat hitam yang mengangkut Mr. Darold dan putranya. Akibatnya Limousine melindas lubang gorong-gorong lalu oleng ke kanan dan menubruk pot pot bunga dan tiang besi.Untungnya Paman Hery lebih sigap menarik Mrs. Vaeolin ke kiri jalan. Mereka berdua pun jatuh di kiri jalan. Mereka berdua tidak terluka. Hanya saja adrenalinnya meloncat-loncat. “Hampir saja...,” lirih Paman Hery. Lalu melanjutkan, “Kita harus cepat pergi.” Kemudian Paman Hery menarik tangan Mrs. Vaeolin. Di luar dugaan, Mrs. Vaeolin malah iba dengan pengemudi dan penumpang di dalam mobil itu. Sejujurnya tak masalah baginya bila meminta maaf. Karena ia yang salah sudah mengagetkan. Namun, Paman Hery malah ingin buru-buru pergi. Karena baginya mereka berdua harus segera k
Linch tak tahan lagi dengan siksaan yang dilayangkan dua anak buah Robert. Ia juga kesal pada Paman Hery karena merasa dibohongi. Padahal sebelum ia menerima tawaran ketika rumahnya akan disewa, Paman Hery sudah memastikan bahwa ia tak akan melibatkan Linch dalam masalahnya. Paman Hery juga memastikan keselamatan Linch dan rumahnya dari kekacauan. Namun, kini Linch malah diculik karena dituduh menyembunyikan mereka. Linch pun akhirnya mengakui jika tiga orang laki-laki menyewa rumahnya. Ia sendiri tidak tahu menahu siapa mereka. Ia hanya butuh uang untuk bertahan hidup. “Oh, jadi benar kau menyembunyikannya?” tanya Robert. “Tidak. Aku tidak pernah menyembunyikan mereka. Aku tidak mengenal mereka. Aku tidak tahu apa-apa!” bantah Linch. Kemudian melanjutkan dengan nafas berderu-deru, “Aku merasa dijebak!” “Sekarang katakan, kemana mereka bertiga!” tanya Robert. “Aku tidak tahu,” jawab Linch. Robert tak puas dengan jawaban Linch. Ia pun memberi kode pada Roy dan Steap untuk melepa
Herman tertawa sekian detik usai berhasil mengecoh para pasukan patroli. Namun, tawanya tak berlangsung lama. Ia buru-buru membungkam sendiri mulutnya ketika teringat dengan dua orang tahanan yang tak ia ketahui namanya. Ia kesal lantaran lupa menanyakan nama mereka.“Sial! Harusnya aku menanyakan nama mereka sebelum kuberi nomor teleponku!” gerutunya. Kemudian ia membuang nafas.“Tapi... entah kenapa aku sangat yakin mereka orang baik. Pasti mereka menepati janji,” lanjutnya.Herman mematung di depan lubang gorong-gorong. Di dalam pikirannya terselip harapan semoga mereka mereka bisa lolos dari pasukan patroli yang mengejar mereka. Kemudian ia memeriksa jam di tangannya.“Hmm jika mereka tak menghubungi sampai paling lambat nanti malam, berarti mereka tak selamat,” liih Hereman. Kemudian ia kembali tersenyum tipis. Sebelum pergi ia meludah ke lubang gorong-gorong. Tak diduga, seorang pasukan patroli yang merupakan bagian dari enam pasukan yang masuk ke dalam gorong-gorong melihat ge
Hari berangsur redup kala matahari semakin bergerak ke Barat. Langit pun tak sebiru beberapa jam yang lalu. Namun, Pasar Lili bertambah ramai dengan bongkat muat barang. Maklum pasar Lili menjadi satu-satunya pasar terbesar yang di kelilingi oleh beberapa kota dengan jarak tempuh yang cukup jauh.Fredy telah memutuskan tetap berada di rumah Linch. Ia khawatir Paman Hery akan datang ke rumah itu sementara Romi, Manson dan Linch pergi tanpa sempat memberi tahu dirinya. Walau ia begitu ketakutan, namun tak ada pilihan yang lebih baik. Pikirnya, mungkin di luar sana anak buah Robert juga masih mengintainya. Seperti yang dikatakan oleh Romi dan Manson, bahwa lebih baik dirinya tak segera kembali ke rumah. Karena dirinya dalam bahaya.Ia menutup pintu rapat-rapat, walau tak dapat dikunci karena daun pintunya rusak. Ia berjuang keras menggeser lemari untuk menahan pintu itu. Selanjutnya ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan selain duduk disofa dan menanti Paman Hery datang lebih
Jack kembali menunggangi Jerry si kuda putih, usai membaringkan Ellia di jok mobil bagian tengah. Ia juga mengencangkan sabuk pengaman di tubuh Ellia. Barulah mereka kembali melanjutkan perjalanan di bawah sinar bulan. John dengan mobilnya tetap berada di belakang supaya lampu sorot mobil dapat menerangi jalan yang mereka tempuh. “Apa kau lelah Jerry?” tanya Jack ketika langkah Jerry tak secepat semula. Maka Jerry hanya meringkik seraya mengangguk-angguk sebagai jawaban.“Baiklah kita istirahat di....” Jack tak melanjutkan ketika kedua matanya tak menemukan pepohonan di sekitar mereka. Pikir Jack, ia tak dapat membuat api unggun bila tak ada pohon. Karena tak akan ada ranting bila tak ada pohon.“Pasti binatang buruan juga tidak ada, bila kita beristirahat di sekitar sini,” gumam Jack.“Jerry, kau masih sanggup berjalan? Kita harus menemukan tempat yang banyak ditumbuhi pepohonan,” kata Jack.Tiba-tiba Jerry menghembuskan nafasnya. Maka kepulan asap seperti keluar dari dua lubang hi
“Yes!!” seru Paman Hery sambil menghentakkan kedua telapak tangannya pada kemudi mobil truk sampah. Ia begitu lega usai lolos dalam pemeriksaan tentara yang menjaga gerbang keluar Kota Westinhorn.“Apa kau tak bisa bersikap lebih tenang!” Mrs. Vaeolin ketus.Usai menghembuskan nafas, Paman Hery bertanya, “Apa aku salah? Tadinya aku malah ingin berteriak.”Ia pun tertawa terbahak. “Jika kau ingin tertawa maka tertawalah. Selagi tak ada anak buahmu.”Namun, bukannya tertawa, Mrs. Vaeolin malah melotot pada kawannya sekaligus bawahannya ketika di Planet Zoo. “Lalu kau pikir kau siapa?”“Ops.” Paman Hery terhenyak. Kemudian memukul kepalanya sendiri seraya berkata, “Maaf kan aku Mrs. Vaeolin. Maafkan aku. Harusnya aku bisa lebih patuh dan tidak menentangmu.”Tak diduga ucapan Paman Hery itu menggelitik perut Mrs. Vaeolin. Maka ia pun menahan tawa dibalik wajah tegasnya. Kemudian ia menghembuskan nafas.“Apa aku menyeramkan?” Suara Mrs. Vaeolin datar. Raut wajahnya juga datar.Tiba-tiba Pa
Benar saja yang dikatakan oleh Kakek Jack. Jalan pintas yang tak banyak diketahui orang itu ternyata membawa mereka lebih cepat tiba di Kota Herbone yang merupakan bagian dari Negeri Ponix. Mereka berdua sampai terheran-heran karena tak ada penjagaan di perbatasan Negeri Ponix yang langsung menuju Kota Herbon dan berakhir di Pasar Lili.Setelah melewati gerbang masuk pasar Lili, seorang juru parkir mengarahkan truk sampah untuk berhenti. Usai truk sampah yang dikemudikan Paman Hery berhenti, juru parkir itu menghampiri, melihat jam di tangannya, lalu bertanya, “Sepertinya kau datang lebih cepat.”Paman Hery tak lekas membalas. Ia menerka-nerka apa yang dimaksud juru parkir berkumis itu. Tadinya ia ingin segera memarkir mobil itu.“Ahh aku hanya....”“Kami ingin pergi minum kopi sebelum menarik sampah. Apa itu salah?” Mrs. Vaeolin memotong.“Ah! Iya iya, benar. Kami ingin membuat penat di kepala kami. Dan mungkin kopi yang pahit dan manis dapat mengusirnya,” tambah Paman Hery, lalu ter
Kegusaran Fredy kian menit kian bertambah. Ia sangat cemas menanti kedatangan Paman Hery, Romi, Manson dan Linch. Sampai-sampai hatinya kembali ragu. Akankah mereka kembali?Fredy pun bangkit berdiri. Tiba-tiba ia berubah pikiran. Pikirnya, mungkin ia harus secepatnya pergi sebelum bahaya datang. “Mereka pasti tidak akan kembali,” lirihnya.Selang 1 detik, ia terkejut dan buru-buru bersembunyi ketika terdengar suara seseorang menggedor pintu rumah. Jantungnya hampir rontok. Dan wajahnya memucat. Ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam hati ia menerka-nerka, “Jangan-jangan itu orang jahat yang mengincar dirinya!”“Romi! Manson!” seru Paman Hery."Apa yang terjadi?" lanjutnya.Ketakutan dalam diri Fredy mencair begitu mengetahui ternyata seseorang yang mengetuk pintu adalah Paman Hery. Ia buru-buru menggeser lemari sekuat tenaga. Paman Hery pun membantu menggeser pintu. Dan ia harus tahu apa yang terjadi, mengapa pintu rumah itu rusak. Bahkan sepertinya pintu rumah itu sudah roboh
Riuh warga Kota Westinhorn menyeruak begitu Mrs. Vaeolin keluar dari gedung parlemen pemerintah kota westinhorn. Sorak-sorak bahkan tangis mengalir di dalam gemuruh tepuk tangan. Mereka begitu mencintai sosok perempuan berusia 50 tahun itu. wanita yang tegas dan di segani siapapun terutama menyangkut kebun binatang planet zoo.Kini, warga Westinhorn tak lagi terpecah seperti sebelumnya. Setelah kebenaran terungkap, mereka pun bersatu. Mereka berharap dengan kembalinya mrs. Vaeolin maka permasalahan kebun binatang yang menjadi ikon kota westinhorn akan terselesaikan. Dan mereka dapat kembali menyaksikan kedamaian menyaksikan tingkah laku satwa-satwa yang pernah menghuni seluruh hutan yang pernah ada di dunia. Setelah Mrs. Vaeolin berdiri di depan mic, Ellia melangkah malu-malu di belakang Mrs. Vaeolin. Mr. Cruise meminta Ellia untuk mendampingi Mrs. Vaeolin. Ia menganggap Ellia begitu berjasa karena berhasil mengungkapkan penjahat utama yang ingin menjarah harta berharta milik Westi
Matahari terbit lebih awal di hari itu. Berita tak terduga diterima Mrs. Vaeolin di tahanan Dry Land Cave. Kepala rumah tahanan itu telah mengajukan peningkatan hukuman bagi Mrs. Vaeolin, dari semula ditahan seumur hidup menjadi hukuman mati. Pengadilan Westinhorn telah menyetujui. Bahkan keputusan pengadilan telah keluar sebelum sebelum komunikasi dari pihak pengacara Mrs. Vaeolin. Para pendukung Mrs. Vaeolin kembali kecewa dengan putusan pengadilan. Padahal mereka berharap dengan ditemukannya orang-orang yang hilang pada saat kejadian huru-hara pertama di planet Zoo, maka Mrs. Vaeolin akan dibebaskan. “Ini tidak adil!” seru pengunjuk rasa. “Pengadilan buta. Hakim buta dan tuli!” teriak para pengunjuk rasa. “Bebaskan bebaskan bebaskan Mrs. Vaeolin! Bersihkan namanya!” sorak-sorak pengunjuk rasa. Suara sirine polisi mengoyak pasang telinga setiap orang di depan pengadilan. Para polisi bergerak cepat menembus para pengunjuk rasa. Di tengah kerumunan itu juga terlihat asisten Mrs. V
Malam bertambah larut. Hampir berganti hari ketika jam menunjukkan pukul 12 malam kurang 15 menit. Dan kini keadaan di kebun binatang Planet Zoo telah kembali normal. Badai angin berangsur-angsur pergi menghilang. Dan tentunya semua orang yang menyaksikan malam itu tak mengetahui kemana perginya sang badai yang menakutkan itu.Kini polisi dan tentara semakin banyak yang masuk ke dalam area kebun binatang yang menjadi ikon Kota Westinhorn. Mereka menyisir lokasi hingga menangkap orang-orang yang terlibat keonaran. Dan pastinya mereka masih memburu tahanan yang kabur dari Dry Land Cave. Mereka juga membantu para polisi yang terjebak di dalam Planet Zoo selama terjadinya badai yang mengerikan. 20 orang anak buah Robert dan para pekerja Georges Hat yang lemas diringkus termasuk Cuki dan Eric. Cuki bahkan hampir tak sadarkan diri ketika dibawa polisi.Namun, ia sempat mengigau, berkata, “Tuan Edhi, apa kau sudah kembali? Aku dan para pekerja datang menyambut kepulanganmu.”“Angkat tangan
Benar dugaan Paman Hery. Lubang hitam yang menjadi pintu ke dunia lampau itu kian mengecil. Badai pun ikut melemah. Dan jangkauannya tak seluas semula.Bahkan kini para polisi dan tentara yang berada di luar area Planet Zoo memutuskan bergerak masuk ke dalam Planet Zoo. Komandan mereka mengintruksikan pada pasukannya supaya tetap bersabar menanti celah untuk mendekati sumber badai itu.“Tetap utamakan keselamatan! Ini hanya masalah waktu,” tambah komandan tentara.Sementara itu, masih banyak polisi yang terjebak di tengah badai di dalam Planet Zoo. Mereka tak berani pergi dari persembunyian karena khawatir badai akan tiba-tiba menguat dan menggulung mereka. Namun, beberapa polisi ternyata keluar dari persembunyian untuk pergi memeriksa.5 tentara pergi ke tempat terjadinya ledakan pertama, karena badai dirasa melemah di wilayah terjadinya ledakan pertama. Mereka pun menemukan bangkai helikopter yang sudah hangus dan mengepulkan asap hitam. Setelah didekati, mereka menemukan seorang p
Paman Hery masih sekuat tenaga menahan goncangan dari jam pasir kuno. Walau tak ada badai menerpa dirinya, namun ia jam pasir di kedua tangannya dapat dikatakan cukup berat. Ia sendiri masih tak mengerti mengapa jam pasir yang bisa menjadi seberat itu.1 jam waktu yang dimiliki Mrs. Vaeolin untuk pergi menyusul Ellia ke dalam dunia di dalam jam pasir itu. Bila ia tak kembali tepat waktu maka mereka tak bisa kembali ke dunia nyata. Karena jam pasir tak akan membuka tiga kali dunia yang sama.Malam itu juga pasukan tambahan dari kepolisian dan tentara pemerintah Kota Westinhorn berdatangan. Truk-truk dan helikopter telah bergerak dari markas. Sebagian truk yang mengangkut tentara dan polisi sudah tiba di area wilayah sekitar kebun binatang Planet Zoo yang luasnya mencapai puluhan hektar. Sedangkan helikopter yang terbang di sekitar kebun binatang itu tak berani bergerak maju lebih ke dalam lantaran badai angin yang menelimuti kebun binatang itu.Tak hanya aparat dan para wartawan yang m
“Apalagi ini?” lirih Ellia manakala melihat sebuah lubang hitam bertambah besar dari semula yang berupa titik.“Ellia, bagaimana ini. hewan-hewan itu sudah mulai keluar.” John begitu panik.“Dan apa itu?” John menunjuk sebuah lubang hitam raksasa sejauh 200 meter di hadapan mereka. Kemudian sesosok manusia melangkah ke keluar dari dalam lubang hitam itu.“Ellia, kau pergi saja bersama John dan Jerry. Aku akan menghadang mereka,” kata Jack seraya menatap Ellia dengan cemas.“Mereka hanya menginginkanku,” lanjut Jack.“Pergi kemana maksudmu Jack!” sela John.“Kita terkurung!” lanjutnya.“Kita pergi bersama, Jack. Karena kita akan pulang bersama,” kata Ellia.Kemudian John menoleh pada lubang hitam itu, maka dilhatnya kini puluhan hewan buas menemani langkah sesosok manusia itu. Ia hampir pingsan karena ketakutan yang luar biasa. Bagaimana tidak, di kanan dan di kiri mereka terdapat hewan-hewan buas yang hendak menyerang.John pun menangis meraung-raung. I berucap, “Apakah daging kita te
Kedua mata Mrs. Vaeolin terbuka lebih lebar manakala melihat pasir terakhir akan jatuh. Sementara Paman Hery belum juga datang. Bila ia sendiri yang menahan jam pasir itu, maka ia tak dapat memantau ketika waktu habis. Tak diduga Paman Hery melompat dari belakang diri Mrs. Vaeolin. Ia mencoba meraih jam pasir itu. Dan tepat sekali, ketika jam pasir itu menciptakan badai bercampur cahaya yang berputar maka Paman Herry telah menggenggam jam pasir itu. Namun, tiba-tiba Robert melompat ke arah jam pasir itu. Ia mencoba merebut jam pasir kuno dari tangan Paman Hery. Robert sudah mendengar cerita mengenai jam pasir itu dari Max dan Durrel. Jam pasir kuno itu mampu menelan siapapun yang masuk ke dalamnya. Dan tidak memungkiri pula, jam pasir itu dapat mengembalikan Ellia, gadis kebun binatang yang menjadi saksi kejahatannya. Karena itu Robert ingin menggagalkan rencana Mrs. Vaeolin dan Paman Hery.“Berikan jam ini padaku!” Robert geram.“Kau yang menyingkir. Atau aku akan membuangmu ke dal
Polisi dan tentara dikerahkan untuk mengepung kebun binatang Planet Zoo. Sesuai dengan pernyataan 6 orang yang telah diamankan dari Georges Hat, bahwa tersangka buronan dari tahanan Dry Land Cave pergi ke kebun binatang Planet Zoo. Karena itu pihak kepolisian meminta bantuan tentara yang dimiliki Westinhorn untuk mengepung kebun binatang itu.Sesampainya di Planet Zoo, kedatangan puluhan polisi dan tentara mengejutkan orang-orang yang berseteru. Bahkan perkelahian antara anak buah Edhi dan pekerja Georges Hat yang dibantu pasukan patroli sempat terhenti ketika polisi dan tentara mengepung mereka. Bahkan helikopter yang terbang di atas mereka menyorotkan cahaya terang pada orang-orang yang bertikai di planet Zoo.“Kalian sudah terkepung. Jatuhkan senjata dan angkat tangan kalian semua!” seru komandan polisi di balik megaphone.Pilot yang mengemudikan helikopter itu mendapat perintah untuk menyisir tiap sudut kebun binatang itu. Sementara para polisi dan tentara mengamankan orang-orang
Tak diduga Ellia melempar sekepal salju ke muka John. Akibatnya John terkejut dan lengah. Ellia akhirnya mampu melepaskan cengkraman John dari lengannya. Ia pun bergegas menghampiri Jack. John berusaha mengejar, namun Jerry menarik bajunya. Ia meminta John tak pergi kemanapun. Lebih baik John mengawasi mereka dari tempatnya kini.“Lepaskan aku. Ellia dalam bahaya!”“Bukankah, Jack dan Edhi berada jauh dari anak buah Edhi?” bisik Jerry.John pun menggulungkan kening. “Tapi aku sangat khawatir.”“Dan kau? Tak biasanya kau bersikap begini!” lanjut John seraya menatap Jerry dengan penuh curiga.Dengan wajah datar Jerry berkata, “Kau salah. Aku masih sama seperti dulu. Hanya saja... aku tak ingin melihat Ellia... kembali sedih.” “Tapi kau malah membuatnya celaka!” maki John. Ia pun menyeringai sambil mengawasi Ellia.Sementara itu, kedatangan Ellia membuyarkan rayuan Edhi. Wajahnya kini dipenuhi dengan sakit hati. Ia tak rela Jack bersama dengan gadis itu, gadis yang sudah menggagalkan re