Home / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / SAAT CINTA MENJADI KEJAM

Share

SAAT CINTA MENJADI KEJAM

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2021-08-03 19:31:43

"Mas ... Romy?"

"Iya!"

"Jadi Mbak hamil sama Mas Romy? Bukannya Mbak pernah bilang sudah mengubur masa lalu. Termasuk cinta Mbak pada Mas Romy?"

Pertanyaan Rini, sepertinya menggoyahkan ketegaran Amelia. Dan tanpa terasa buliran bening sudah membasahi kulit merona wanita cantik itu.

"Hentikan pertanyaan kamu Rin! Aku masih ingin tenang dulu."

Rini langsung membungkam mulutnya. Dia merasakan apa yang kini dirasa oleh Amelia. Hancur, sedih, berkeping-keping.

"Lalu, sekarang kita ini mau ke mana Mbak?"

"Aku sudah telpon teman aku, Rin. Ada rumah kecil tapi jauh dari keramaian. Bisa jadi tempat tinggal kita sementara dulu."

"Sekolah Dita bagaimana, Mbak?"

"Kalau sudah tenang. Akan aku urus semuanya. Sementara ini aku ingin menghindar dari semua orang yang kenal sama aku, Rin. Pahamkan kamu?"

"Iya, Mbak."

Tepat pukul tujuh pagi. Mobil mereka berhenti di depan sebuah rumah yang berada di sebuah kawasan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ELEGI WANITA KEDUA   HANCURNYA ADRIAN

    Satu jam yang lalu ....Tin tin!Tin tin!Terdengar suara klakson mobil yang berulang-ulang. Membuat Sadi sampai berlari tergopoh-gopoh membuka pintu pagar."Mas Adrian!""Di mana Amel, Pak? Apa dia belum pulang?"Mendapatkan pertanyaan seperti itu. Sadi kelabakan. Dia sampai bingung harus menjawab apa."Loh, baru saja Mbak Amel pergi, Mas.""Pergi? Sama siapa saja?""Ya, semuanya, Mas."Bug!Kedua tangan Adrian mengepal erat. Dan meninju setir mobil yang tak bersalah."Sialan! Kenapa kamu ini enggak mau tunggu sampai aku tenang dan membahas semuanya Mel?! Aaaarghhhh ...!" sentak Adrian. "Ke mana aku harus mencarinya?"Lalu dia memandang ke arah Pak Sadi, yang terlihat sangat ketakutan."Dia bilang mau pergi ke mana Pak?""Maafkan Bapak, Mas. Tapi, Mbak Amelia memang enggak bilang apa-apa. Dia cuman bilang mau pergi urusan bisnis."Tan

    Last Updated : 2021-08-04
  • ELEGI WANITA KEDUA   AMARAH SELLA

    "Bu-bukan sama kamu? Lantas sama siapa Adrian?" Suara Sella menggelegar hampir berteriak.Adrian semakin tertunduk. Dia bingung ingin bercerita atau tidak pada Sella. Namun wanta ini telah berubah jauh sikapnya. Tak seperti dulu yang selalu mengejar dirinya."Kenapa Adrian? Kamu tak mempercayai aku?""Bukan begitu--"Sella langsung memotong kalimat Adrian."Aku sudah bukan Sella yang kamu kenal dulu Adrian. Banyak hal dalam hidupku yang telah mengubah semuanya. Termasuk cinta!""Tumben omongan kamu bijak kayak gitu?""Ya, semua karena Raffian. Yang emmbuat aku tersadar. Bahwa uang bukan segalanya di dunia ini. Buktinya aku hidup selama ini berlimpah. Mana ada aku merasa bahagia semenjakl kepergian Mama. Aku mengejar cintamu pun yang aku lihat bukan dirimu Adrian. Tapi duit kamu, harta kamu. Sedang bersama Raffian, aku bisa menemukan arti hidup yang sebenarnya."Seketika Adrian tersenyum lebar. Dia bangga dengan perubahan

    Last Updated : 2021-08-06
  • ELEGI WANITA KEDUA   SELLA MENEMUI SANTI

    Adrian pun melangkah gontai menuju mobilnya. Dari ambang pintu Sella terus memperhatikannya dengan gurat kesedihan yang sama. Dia bisa ikut merasakan apa yang dialami oleh lelaki tampan itu."Aku akan bantu kamu Adrian mencari Amelia. Kamu layak bahagia setelah selama ini kamu hidup dalam kesendirian!"Dari dalam mobil Adrian melambaikan tangan. Dia tersenyum pahit yang terpaksa. Sejenak Adrian menarik napas panjang. Lalu menarik tuas persneling dan mobil mulai melaju lambat meninggalkan rumah Sella.Ada rasa ingin kembali. Adrian merasa tidak sanggup, jika tanpa ada Amelia di sisinya. Namun entah mengapa semuanya berubah begitu cepat. Sosok wanita cantik itu, seakan telah membawa pergi separuh hatinya.Masih teringat saat pertama kali pertemuan dengan Amelia. Senyum mengembang di ujung bibir Adrian. Saat mengenang masa itu. Sesaat siluet bersama Amelia terus melintas. Tak bisa dia ingkari."Aku butuh dia!"Huhhhh!B

    Last Updated : 2021-08-07
  • ELEGI WANITA KEDUA   SALAH

    "Hai, Tante!"Seketika dia mendongak dan terkejut. Melihat Sella yang tersenyum padanya."Kamu Sell? Tumben amat nih?" Raut wajah Santi seketika berubah. Dia yakin ada hal penting yang ingin disampaikan Sella padanya. "Kamu sendirian?""Iya, Te. Emang mau ke sini sama siapa?""Kali aja sama cowok dekil itu!""Raffian, Tante. Biar dekil dia mencintai aku dengan tulus Tante. Dan aku bahagia jalan sama dia."Santi hanya melengos mendengar perkataan Sella. Yang menurutnya tak sesuai dengan pemikiran dia, Santi pun tak ingin berdebat dengan gadis ini."Ada apa kamu ke sini?""Enggak boleh aku main, Tan?""Boleh, dong. Tapi, tumben banget gitu loh."Sella menanggapi dengan senyum tipis."Sebenarnya aku hanya ingin bertanya sama Tante. Apa Tante tau kalau Adrian enggak jadi menikah?""Serius?" tanya Santi terbeliak."Masa sih Tante enggak tau? Aku enggak percaya deh.""Serius aku baru dengar k

    Last Updated : 2021-08-08
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENCARI MELINDA

    "Apa kamu pernah tahu apa kebahagian itu, San?"Seketika pertanyaan itu membuat Santi terhenyak."Ke-kenapa kamu menanyakan hal ini sama aku? Bukannya itu yang menjadi tujuan kamu dari dulu. Bahwa kamu menginginkan hubungan mereka buyar. Dan, sekarang kamu mendapatkannya.""Ternyata aku salah! Aku salah menilai semuanya. Aku salah!" desis Romy."Itu bukan jadi urusan aku Rom! Aku hanya menampung dan memberi semangat pada dirimu. Iya 'kan? Tapi, aku tak mau dijadikan orang yang bersalah dalam hal ini!""Kau sialan!""Ehmmm ... kamu ini aneh. Kenapa marahnya sama aku? Cari aja tuh Amelia yang sudah minggat dari rumah Adrian. Jangan bilang info aku ini, enggak berharga sama sekali.""Ja-jadi, dia tak menikah sama Adrian?""Ehmmmm, sepertinya sih enggak. Ending yang sangat kamu harapkan, Rom! Akhirnya terjadi juga 'kan? Berbahagialah, bukan malah nyalahin aku!"Tanpa berkata apa-apa lagi. Romy menutup telepon dari Sant

    Last Updated : 2021-08-10
  • ELEGI WANITA KEDUA   PENCARIAN ROMY

    "Ehhh, Mas Romny. Ada apa ya? Kok kelihatan kayak serius gitu.""Iya, Pak. Ini penting sekali buat saya.;""Soal apa ini Mas Romy.""Apa Pak Rusdi tahu nomer HP Mbak Melinda?"Lelaki itu mengangguk cepat."Saya bisa minta Pak?""Sebentar ya Mas. Saya ambil Hp dulu!"Kemudian lelaki itu langsung emngirimkan nomer kontak Melinda pada Romy."Terima kasih ya, Pak.""Sama-sama Mas."Saat itu juga, Romy menelepon nomer yang baru saja diberi. Jantungnya berdetak cukup kencang. Dari raut wajahnya terlihat dia gamang. Namun tak ada pilihan lain.Cukup lama Romy menunggu. Tetap saja belum diangkat juga."Apa karena nomer tak dikenal ya?" Romy bergumam sembari mencoba menelepon Melinda lagi. Sampai akhirnya telepon Romy diangkat juga."Hallo!" Suara wanita terdengar dari seberang telepon."Ehhh ... ha-hallo!""Siapa ya ini?""Aku ... Romy, Melinda."Sek

    Last Updated : 2021-08-11
  • ELEGI WANITA KEDUA   DI MANA KEBERADAAN SALSA (?)

    "Sepertinya Santi pasti mengetahui cerita tentang Melinda ini. Aku yakin Santi bisa membantuku." Bergegas Romy naik ke lantai tiga. Dia mengambil ponsel yang berada di saku kemeja. Lalu langsung menelepon Santi. Dia pun tahu pasti Santi masih kesal atas sikapnya barusan. Tepat dugaan Romy. Dia tak mengangkat teleponnya. "Aku akan telpon kamu terus, San! Sampai kamu angkat!" Pertama, kedua, kelima, kesepuluh, hingga panggilan kelima belas. Barulah Santi mengangkat. "Kamu gila ya, Rom!" Suara Santi terdengar keras menghardik Romy. "Apa maksud kamu kayak gini?" "Kenapa juga kamu enggak angkat telepon aku?" "Bukannya tadi jutek sama aku. Malaslah sama kamu!" "Dengerin aku dulu! Aku pengen bicara." "Ogah!" "Please lah, San." "Mau bicarain apalagi ... ha?" "Santi! Tolonglah aku. Kali ini saja." Cukup lama Santi terdiam. Dia tak langsung membe

    Last Updated : 2021-08-13
  • ELEGI WANITA KEDUA   KEDATANGAN MAMA DAN PAPA

    "Banyak sekali pertanyaan kamu. Aku enggak tau mau jawab apa, San. Yang jelas aku ingin bertemu Salsa dan Amelia! Dan kamu harus mau membantu aku, San!"Sontak kalimat itu membuat Santi tertawa terbahak-bahak. Seolah sedang mengejek Romy yang terlihat plin-plan."Kamu ini sama kayak orang yang jilat lagi air ludah kau!""Aku banyak salah pada mereka berdua. Terutama sama Amelia. Dan itu semua karena kamu!""Haaahhh! Kenapa kamu menyalahkan aku? Aneh kamu ini!""Ya, kamu yang bikin aku sampai terprovokasi seperti waktu itu."Kembali Santi menyeringai tipis."Lagi ... lagi, kamu salahin aku. Niat kamu ke sini emang mau salahin aku atau bagaiamana Rom?""Maaf, aku lagi enggak ingin berdebat atau bertengkar sama kamu."Sesaat Romy terdiam. Kepalanya tertunduk menatap keramik lantai. Dalam pikiran Romy, ingin sekali bisa menemukan Salsa dan Amelia."Kalau keluargaku tahu kepergian Salsa karena perbuatan aku

    Last Updated : 2021-08-16

Latest chapter

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status