Home / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / PENCARIAN ADRIAN

Share

PENCARIAN ADRIAN

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2021-08-20 21:38:12

"Mana teman-teman kamu Raff?"

"Sebentar lagi datang."

"Besok pagi kita ke rumah Amelia dulu. Setelahnya baru kita ke gerai yang di Mall."

"Kenapa kita enggak coba ke makam suaminya yang dulu, Adrian?"

Sejenak Adrian terdiam. Apa yang dipikirkan oleh Sella ada benarnya. Adrian manggut-manggut.

"Kamu benar juga. Dari situ kita bisa melihat, apakah Amelia masih ada di kota ini apa enggak. Pintar juga kamu, Sell! Aku malah enggak kepikiran sama sekali."

Sella hanya mengembangkan senyumnya.

"Jangan remehkan dengan otakku, Adrian."

Raffian yang mendengar hanya tersenyum lebar. Dari kejauhan terdengar suara motor yang menderu ke arah rumah ini.

"Sepertinya mereka datang, Mas."

"Kamu akan suruh mereka lakukan apa Raff?"

"Mas dengarkan saja. Teman aku itu punya ide yang cemerlang."

Adrian hanya mengangguk pelan. Tak lama, dua motor sudah memasuki halaman rumah.

"Ryan, ayo masuk!" 

Raffian m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ELEGI WANITA KEDUA   INFORMASI TENTANG AMELIA

    Sontak Adrian dan Sella langsung menoleh, pada gerombolan anak kecil tak jauh dari mereka berdiri. "Iya, kalian kenal?" "Kenal dong Om. Memangnya Om cari Dita?" "Iya." "Tapi, Dita udah enggak tinggal di situ. Kemarin Dita datang dan bilang sama kita. Kalau rumah dia sekarang jauh. Iya 'kan?" Sembari mengajak teman-temannya untuk mengangguk. "Maksudnya Adek gimana ya? Om enggak ngerti." Sella langsung menengahi mereka. Dia pun berjongkok di hadapan anak-anak kecil yang sibuk bermain. "Maksud Adek tadi, si Dita kemarin datang?" "Iya, Te." "Sama siapa Dita datangnya?" "Sama Mamanya, Tante. Naik mobil yang biasanya Dita pakai." "Adek ini namanya siapa? Boleh dong Tante kenalan." "Boleh." Gadis kecil itu bersama teman-temannya berebut bersalaman dengan Sella. Lalu dengan sigap Sella berdiri, dan mengambil bungkusan permen yang ada di dalam mobil. "Ada yang mau?" "Mau, Te."

    Last Updated : 2021-08-21
  • ELEGI WANITA KEDUA   DARI KAMPUNG KE KAMPUNG

    Raffian mencari jalan yang lebih luas untuk tempat berputar. Lalu berbelok ke arah jalan raya. Mobil pun kembali melaju dengan kecepatan sedang."Masih lama tempatnya?""Enggak, Sayang. Di bawah kita, ini nanti jalannya menurun," tandas Raffian.Sampai akhirnya mobil berhenti di depan pasar kecamatan yang cukup ramai."Nah! Kalaupun Mbak Amelia ingin mencari kontrakan. Pasti di sekitaran sini."Mereka masih terdiam di dalam mobil. Pandangan Adrian mengedar di sekeliling tempat itu."Kampungnya sebelah mana aja?""Kayaknya enggak jauh Ma. Ada yang di belakang pasar. Tapi dari situ agak naik ke atas," sahut Adrian."Ini daerah pegunungan yaaa, Sayang?""Iya." Sella mencolek bahu Adrian. "Sekarang enaknya gimana? Aku rasa Amelia pun kalau mau periksa kehamilan dia enggak mungkin ke bidan 'kan? Pasti dia ke kota.""Di dekat sini ada rumah sakit islam yang cukup besar. Bisa saja dia periksa di sana, Sayang."

    Last Updated : 2021-08-21
  • ELEGI WANITA KEDUA   RENCANA ADRIAN

    Mobil kembali melaju pelan. Menyusuri persawahan yang luas membentang. Adrian bisa merasakan dada yang terus berdebar-debar. Keinginan untuk segera menemukan Amelia begitu kuat."I-itu Raff kampungnya. Benar-benar asri. Tapi, kok sepi ya? Enggak ada orang buat ditanyain," ucap Sella lirih."Itu ada Bapak-bapak! BIar aku yang tanya," sahut Adrian.Seketika tangan Sella mencekal pundaknya. Lalu menggeleng."Kamu kurang luwes. Mending aku aja yang bagian tanya. Oke?""Oke, deh."Sella penuh semangat turun dari mobil. Dia menghampiri si bapak yang melihat ke arahnya."Permisi, Pak."Lelaki paruh baya itu hanya menganggukkan kepala."Apa daerah sini ada rumah yang dikontrakkan?"Lelaki itu langsung menunjuk rumah yang ada di sampingnya."Itu!""Apa ada orangnya?""Enggak ada."Sella berpikir keras."Saya ini sebnarnya lagi cari orang yang baru pindah Pak. Tapi rumahnya ngontrak. Apa a

    Last Updated : 2021-08-21
  • ELEGI WANITA KEDUA   TERPURUK

    Tok tok tok!Raffian mengetuk pintu rumah Ryan. Cukup lama mereka menunggu sampai pintu terbuka. Muncul seorang wanita muda. Dia tampak terkejut melihat kedatangan mereka."Permisi, Mbak. Ryannya ada?""Mas Ryan masih tidur, Mas. Silakan masuk dulu. Biar saya bangunkan.""Makasih, Mbak."Mereka segera masuk dan duduk di ruang tamu."Istri Ryan, Sayang?""Ya," sahut Raffian. "Baru saja merid.""Kamu kapan?" tanya Adrian mengejutkan Raffian dan Sella. Lalu keduanya tergelak."Kalau saya masih ragu Mas, sama perasaan Sella.""Kok kamu gitu sih? Jangan bilang kalau dulu pernah aku tinggalin!"Raffian tersenyum lebar sembari mengusap tangan Sella."Maaf, aku becanda. Kamu siap menikah kapan. Saat itu juga akan aku lamar.""Serius?""Sangat serius! Ada Mas Adrian sebagai saksi omongan aku ini."Seketika rona wajah Sella memerah. Dia tersipu malu. Terdengar derap langkah dari dala

    Last Updated : 2021-08-21
  • ELEGI WANITA KEDUA   SEBUAH PESAN MASUK

    "Masih belum tidur juga, Mbak Amel?""Ehhh ... kamu Rin.""Iya, Mbak. Aku enggak bisa tidur juga." Duduk di sebalah Amelia, sambil menonton televisi."Dita gimana?""Kayaknya dia capek, terus langsung tidur lelap.""Iya, Rin. Tadi aku ajak ke rumah sebentar. Dia main sama teman-temannya.""Mungkin ... Dita kangen sama rumah yang dulu, Mbak."Amelia hanya manggut-manggut."Maaf, Mbak. Apa kita akan di sini lama? Enggak balik ke rumah Mas Adrian atau rumah MBak Amelia yang dulu?""Entahlah, Rin."Rini tertunduk dengan banyak pertanyaan di kepalanya."Maaf bila aku lancang, Mbak. Apa kehamilan Mbak Amelia, penyebab pernikahan Mbak Amelia sama Mas Adrian batal, karena Mas Romy?""Banyak hal, Rin. Salah satunya memang dia."Embusan napas panjang terdengar dari Rini. Dia termasuk salah seorang yang sangat berbahagia dengan pernikahan Adrian dan Amelia. Saat pembatalan itu terjadi, ada kekecewaan dan

    Last Updated : 2021-08-22
  • ELEGI WANITA KEDUA   AKAN SETIA MENUNGGU

    "Aku juga merindukan kamu, Adrian. Tapi ... aku ingin melahirkan anakku dulu Adrian. Baru aku bisa berpikir yang tenang. Kalau memang kita berjodoh, pasti kita akan bersama lagi.Ting!{Baru saja aku transfer uang dua puluh juta. Setiap bulan akan masuk uang sgeitu ke rekening kamu, Mel. Setidaknya untuk kebutuhan Dita dan anak yang ada dalam kandungan kamu}{Aku sangat mencintai kamu, Sayang. Jangan pernah pergi lagi dan menghindar dariku}Amelia semakin kencang dalam tangisnya. Dia tak menyangka jika Adrian bersikap seperti ini terhadapnya. Ada sebuah rindu yang kian melesak relung hati. Namun, Amelia tak ingin kecewa lagi. Dia membiarkan pesan itu tanpa berniat untuk membalas.Ting!{Walaupun kamu tak membalas pesanku. Tapi, berjanjilah Amelia. Bahwa jangan pernah kamu menghilang lagi. Aku akan selalu menunggu sampai kapan pun kamu siap}"Iya ... aku enggak akan menghilang dari kamu lagi Adrian. Tapi biarkan aku sendiri dulu saat i

    Last Updated : 2021-08-22
  • ELEGI WANITA KEDUA   KEGALAUAN ROMY

    "Lalu, bagaimana rencana Ryan menyebarkan pencarian Amelia?""Tetap jalan, Sell. Aku ingin bisa langsung menemukan dia. Karena bagi Amelia saat ini, butuh keberanian yang besar untuk menemui aku. Terutama rasa malu, yang pasti sekarang mmebuat dia menghindar.""Kamu benar Adrian. Rasa malu itu, halangan Amelia untuk menemui diri kamu saat ini. Tapi, kamu mau bersabar 'kan?""Pasti aku akan sabar menunggunya. Sampai aku sendiri yang akan menemuinya, Sella."Wanita cantik tersenyum lebar dengan mata yang berkaca-kaca. Dia mengusap lengan Adrian berulang-ulang. Berharap Adrian bisa tegar menghadapi permasalahan yang tengah dihadapinya saat ini."Andai aku bisa memeluknya dan memberikan ketenangan pada Amelia, Sell.""Pasti nanti akan ada saatnya, Adrian. Yang terpenting kamu sudah bisa berkomunikasi dengan dia. Walau Amel tak membalas pesan kamu. Cuman aku rasa dia memang ingin mendapat kabar dan perhatian dari kamu.""Iya, Sell. Makasih

    Last Updated : 2021-08-22
  • ELEGI WANITA KEDUA   MENGIKUTI SALSA

    "Kamu panggil Salsa turun buat sarapan, Eka!""Baik, Mbak Linda."Bergegas Eka menuju lantai dua. Belum sampai mengetuk pintu, Salsa sudah keluar kamar. Dia terlihat sangat rapi dan cantik."Ehhh, Mbak Salsa. Diajak Mbak Linda makan.""Iya, Eka. Makasih ya."Salsa segera turun dan menuju ruang makan. Dia melihat Melinda hanya sendirian."Suami kamu mana?""Semalam tidur di rumah Sella. Katanya, Sella lagi ke Malang sama Adrian.""Sella sama Adrian? Mereka berdua saja?" Terlihat Salsa terkejut. Sembari mengerutkan dahi dan dagunya seolah sedang berpikir."Aku kurang paham juga Sa. Emangnya kenapa?"Salsa hanya menggeleng."Kamu sudah tahu 'kan Adrian dan Amelia membatalkan pernikahannya?""Belum. Apa karena kehamilan Amelia itu?""Bisa jadi. Dan sepertinya Amelia pergi entah ke mana rimbanya.""Dari mana kamu tahu?""Ya, suami aku lah, Sa. Sepertinya Sella cerita semua sama

    Last Updated : 2021-08-22

Latest chapter

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status