Home / Romansa / ELEGI WANITA KEDUA / APA RENCANA SELLA SEBENARNYA (?)

Share

APA RENCANA SELLA SEBENARNYA (?)

Author: Raifiza27
last update Last Updated: 2021-04-24 12:04:48

Bergegas setengah berlari Raffian menuju meja resepsionis UGD. Belum sampai dia bertanya. Seseorang memanggil namanya dengan kencang.

"Mas Raffi!" Salah seorang tetangga berlari ke arahnya.

"Pakdeh Hanafi, gimana Ibu?"

"Ibu kamu langsung masuk ke ruang UGd. Masih dapat perawatan di sana. Tadi pakai uang Pakdhe nebus obat lima ratus ribu."

"Iya, Pakdhe. Nanti aku ganti ya. Sekarang Raffi temuin Ibu dulu!"

"I-iya, Raff."

Raffian berjalan cepat menuju ruang perawatan. Dia menemui seorang perawat dan menanyakan keadaan sang Ibu.

"Mbak, bagaimana Ibu saya?"

"Pasien atas nama siapa, Mas?"

"Ibu Rusmini."

"Sebentar ya."

Setelah melihat berkas data yang ada ditangannya. Dia segera menghampiri Raffian.

"Ibu Rusmini masih dalam penanganan dokter, Mas. Di tunggu saja. KIta pasti panggil nanti," ucapnya seraya mempersilakan Raffian menunggu di luar.

"Terima kasih, Mbak."

Perawat itu membalas dengan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENGAWASI RUMAH ADRIAN

    Terdengar suara pintu yang dibuka perlahan. Samar Raffian mendengar suara orang yang sedang bicara. Saat dia membuka mata. Sosok Budhe Hanafi sudah berdiri di sebelah ibunya."Budhe!""Iya, Mas Raff. Katanya pagi suruh datang ke sini?""Iya, Budhe. Ada kerjaan yang enggak bisa Raffian tinggalkan.""Ka-kamu mau ke mana, Fian?"Raffian bergegas turun dari ranjang. Berjalan mendekati sang ibu."Fian ada kerjaan sebentar, Bu. Nanti Budhe yang akan menemani ya?"Wanita itu mengangguk. Lnagkahnya menuju kamar mandi dengan membawa pakaian yang dia siapkan."Mas Fian!"Langkahnya terhenti. Lalu menoleh, "ada apa Budhe?""Tadi habis shubuh ada yang antar mobil ke rumah. Dititipkan ke Pakdhe kuncinya. Apa itu bos kamu yang kasih?""Cuman kasih pinjam aja Budhe.""Ahhhh, sama aja toh, Mas Fian."Dia hanya tersenyum tipis."Fian mandi dulu."Kedua wanita itu mengangguk. Tatap mata Rusmini te

    Last Updated : 2021-04-25
  • ELEGI WANITA KEDUA   KEPINDAHAN AMELIA

    Rumah yang mewah dan kokoh itu terkesang angkuh, bagi siapa saja yang melihat. Begitu juga bagi Raffian yang tengah mengamati dan mengawasi rumah Adrian Kusuma. Pengusaha muda, tampan dan kaya raya.Terlihat kesibukan di rumah besar itu. Amelia hilir mudik menyiapkan semua. Dibantu oleh rini dan Dita. Beberapa barang sudah siap masuk ke dalam mobil."Adrian kamu enggak usah antar kita. Kamu kerja aja!" tegas Amelia."Kamu yakin bisa sendirian?""Pasti lupa kalau aku sudah terbiasa melakukannya sendirian," sahut Amelia tersenyum lebar.Adrian yang sudah berdandan stylish. Menghampiri Dita dan Amelia. Aroma parfum mahal tercium di hidung keduanya."Dita, maafkan Om belum bisa antar ya?""Enggak apa-apa, Om.""Nanti setelah pulang dari kantor Om main ke rumah. Dita minta dibawakan apa nih?""Terserah Om aja."Gadis kecil itu berlari menuju Rini. Wajahnya memerah tersipu, membuat Adrian terkekeh. Lalu melempar pandang

    Last Updated : 2021-04-26
  • ELEGI WANITA KEDUA   APA YANG TERJADI (?)

    Langkah Adrian berjalan tegap menemui resepsionis. Seorang wanita muda yang sangat menarik tersenyum padanya."Pagi. Adakah yang bisa saya bantu?""Pagi juga. Saya sudah ada janji dengan Ibu Santi.""Bapak Adrian Kusuma?"Senyumnya langsung mengembang, "tepat sekali.""Silakan bapak naik ke lantai tiga. Langsung menuju ruang Bu Santi.""Terima kasih."Segera Adrian menuju lift yang tak jauh darinya saat ini.Ting!Pintu lift terbuka lebar, di lantai tiga. Sejenak dia terdiam. Melihat suasana sekitar ruangan. Dengan penuh percaya diri, dia segera masuk ke dalam sebuah ruangan yang begitu nyaman. Terdengar musik yang mengalun lembut.Pandangan matanya berpendar. Mengitari seluruh ruangan. Kemudian seorang wanita seumuran dirinya datang menghampiri."Bapak Adrian?""Benar.""Ikuti saya, Pak!" ajak wanita itu.Mereka berdua berjalan di sebuah lorong yang tak begitu panjang. Di depan pintu t

    Last Updated : 2021-04-26
  • ELEGI WANITA KEDUA   HASRAT SANTI BERGELORA

    Suara Santi terdengar samar. Usapan lembut Santi di punggung dan dada Adrian, menimbulkan suatu rasa yang berbeda. Tanpa sadar Adrian menarik tangan Santi dengan kasar.Lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Santi. Tanpa bisa berpikir, Adrian melumat dengan rakus bibir Santi yang memang tengah mengharapkan kemesraan dari Adrian. Terdengar desah yang memburu pada keduanya."Lanjutkan Adrian," bisik Santi.Dia berdiri dari tempatnya. Lalu mengajak Adrian untuk berpindah tempat. Santi dengan rona wajah berbunga-bunga, menarik jemari Adrian untuk segera naik ke atas ranjang."Adrian ...."Dengan beringas Santi melucuti kemeja Adrian. Saat dia hendak melepas gesper lelaki yang telah mampu membuat dirinya jatuh hati. Tubuh Adrian terjerembab. Terbenam di antara selimut dan bantal.Tak lama terdengar bunyi dengkuran yang keras. Membuat Santi terperanjat dan geram. Hatinya sangat kesal. Melihat Adrian yang suda tertidur dengan tubuh yang tertelungkup.

    Last Updated : 2021-04-27
  • ELEGI WANITA KEDUA   CINTA TAK SESULIT INI

    Tak lama mobil Adrian sudah berhenti di depan rumah Amelia. Dari teras rumah Dita melambaikan tangan pada mobil Adrian. Melihat Dita yang menyambut dirinya. Adrian tersenyum lebar.Sebelum turun, "Pak masukkan aja mobilnya ke dalam!""Baik, Pak Adrian."Buru-buru dia turun dari mobil dan menghampiri Dita. Seraya memberikan makanan pesanan dia."Makasih ya, Om!""Sama-sama, Dita. Mama di mana?""Di dalam. Ayo, masuk Om!"Adrian pun mengikuti langkah kecil Dita. Gadis kecil itu berjalan menuju ruang tengah. Terlihat Rini dan Bu Sadi membantunya."Hai, Adrian. Mau kopi?""Kenapa kamu langsung tawarin aku kopi?""Kelihatan suntuk!""Masa?"Amelia mengangguk. Dia beranjak dari duduknya. Berjalan menuju dapur."Aku temani, Mel!""Ayo."Adrian duduk di kursi meja makan."Apa kamu lagi ada masalah?""Enggak.""Lantas apa? Kok kamu bener-bener enggak ceria sama

    Last Updated : 2021-04-27
  • ELEGI WANITA KEDUA   MEMERIKSA HP ROMY

    "Masalah apa, Salsa?"Linda menatap dengan rasa penasaran."Sebaiknya kita ngobrol di tempat kamu aja, Lind.""Ada Romy?""Ada, di kamar. Katanya sih tidur, tapi enggak enak lah. Entar dia malah dengar lagi.""Yok, kalu gitu!"Mereka berdua berjalan beriringan menuju lantai dua. Menuju apartemen Linda. Dari penampilan Melinda malam ini, terlihat jelas dia baru saja datang."Kamu habis sama Om kamu?""Enggak!""Terus habis dari mana?""Aku baru saja kongkow sama temen-temen."Tak lama mereka berdua sudah di depan pintu apartemen Melinda. Bergegas wanita cantik itu, mencari kunci dan hanya sekian detik, pintu pun telah terbuka lebar."Mau minum apa kamu?""Aaaahhh, kayak tamu jauh. Enggak usah.""Terus kamu ingin ketemu aku, ada apa?"Salsa menundukkan wajahnya. Dia tak bisa menyembunyikan kesedihan yang kian meradang dalam hatinya saat ini. Berulang kali hembusan napas keres

    Last Updated : 2021-04-28
  • ELEGI WANITA KEDUA   PESAN YANG TAK BERBALAS

    Buru-buru Salsa mempercepat langkahnya."Kenapa aku baru kepikiran untuk melihat HP Mas Romy? Dari situ aku bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi."Sesampai di rumah. Salsa berdiri di depan pintu kamar Romy. Dia terlihat ragu, takut bila sang suami belum tidur."Apa aku langsung masuk aja ke dalam ya?"Salsa mengetuk kepalanya berulang-ulang. Akhirnya dia memberanikan diri, menyelinap masuk ke dalam kamar Romy.Tampak Salsa mengamati Romy. Yang terlihat sudah tertidur pulas. Langkahnya mengendap-endap. Sembari pandangan mata berpendar liar, mengitari seluruh isi kamar.'Di mana Mas Romy naruh HPnya?'Dengan langkah berjingkat, perlahan Salsa merogoh di bawah bantal dan guling. Namun, dia juga tak menemukan ponsel Romy.'Di mana kamu menaruhnya, Maaaas!'Salsa mulai resah. Dia celingukan mencari ponsel yang masih juga belum bisa dia ketemukan. Perlahan dia membuka laci meja yang ada di dekatnya. Ak

    Last Updated : 2021-04-28
  • ELEGI WANITA KEDUA   SULITNYA MENAKLUKKAN DIRIMU

    Dia berjingkat perlahan menuju gantungan pakaian. Dan kembali memasukkan ponsel ke dalam saku celana Romy."Apa yang kau lakukan di situ?!"Deg!Seketika jantungnya berdentum hebat. Seakan terlepas dari tempatnya. Mati-matian Salsa berusaha menjaga sikap, agar tetap terlihat tenang.Suara Romy yang terdengar kencang di telinga. Membuat Salsa terperanjat. Bahkan hampir saja ponsel yang digenggam terjatuh. Gerakan cepat tangan Salsa, segera menyelinap ke dalam kantong celana.Segera dia berbalik dengan tersenyum tipis. Lalu berjalan mendekat. Dia pun duduk di [pinggiran ranjang."Aku tadi mau nawarin Mas Romy makan atau kopi susu. Cuman Mas Romy tidurnya anteng banget.""Hemmm!"Dia menatap penuh curiga."Lalu untuk apa kamu pegang-pegang celana aku?""Eehhh ... mau aku cuci, Mas. Biar besok pagi enggak ketinggalan.""Itu baru aku pakai sekali 'kan?""Takutnya kotor lah. Masa seorang arsitek celananya

    Last Updated : 2021-04-29

Latest chapter

  • ELEGI WANITA KEDUA   BULAN MADU

    “Saya terima nikahnya dan kawinnya Amelia Pratiwi binti Assobri dengan maskawinnya tersebut, tunai karena Allah.”Suara Adrian terdengar tegas dan lantang."Sah?!" teriak penghulu. Disambut dengan jawaban serempak para undangan yang hadir, "Sah!""Alhamdulillah, Tabarakallah. Aamiin."Kali ini perhatian kembali tertuju pada pasangan pengantin Adi Hermansyah dan Salsa Munandar.“Saudara Muhammad Adi AlQorni bin H. Ahmad Komarudin. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Salsa Munandar, dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang seratus juta, tunai!”“Saya terima nikahnya dan kawinnya Salsa Munandar binti Munandar, dengan maskawinnya yang tersebut, tunai karena Allah.”"Bagaimana, sah?""Sah!!!""Alhamdullillah." Rumah Maya dan Hartono terdengar riuah dengan ucapan doa yang penuh kebahagiaan. Begitu juga terpancar dari wajah-wajah penuh cinta dan kasih sayang.

  • ELEGI WANITA KEDUA   MENUJU PERNIKAHAN

    _Dua bulan berlalu_Sejak kematian Romy Pradipta. Membawa duka yang mendalam bagi Maya dan Hartono. Begitu juga bagi Salsa dan Amelia. Walau pernah menoreh luka bagi mereka. Namun, anak yang dititipakan oleh Romy, membuat Salsa dan Amelia akan selalu teringat padanya.Hingga Maya dan Hartono meminta pada Salsa dan Amelia untuk melangsungkan pernikahan mereka di Semarang. Secara bersamaan. Walau awalnya Adrian menolak, pada akhirnya dia mencoba untuk mengerti.Karena bagi Amelia, Maya dan Hartono satu-satunya keluarga bagi dirinya. Tepat di hari jumat akad nikah akan dilangsungkan. Tak ada acara besar, atau pun pesta meriah. Karena baik Amelia maupun Salsa tak menginginkan hal itu.Pada hari kami pagi. Amelia beserta Adrian dan Dita serta Rini sudah berada di hotel yang tak terlalu jauh dari rumah Maya. Dia meletakkan kebaya pengantin milik Renata dulu. Mengusapnya perlahan dari ujung leher hingga ujung paling bawah."Ren ... mungkin aku tak p

  • ELEGI WANITA KEDUA   ANUGERAH TERINDAH

    "Maaa ... Mama!""A-ada apa, Sa?""Perut Salsa kok sakit ya, Ma?""Sa-sakit gimana?""Sepertinya mau melahirkan, Ma.""Haaahhh?!"Maya pun kelihatan panik. Dia memanggil beberapa saudara dan kerabatnya. Untuk segera mengantar Salsa ke rumah sakit terdekat."Sa, semisal menunggu Papa pulang gimana?""Salsa udah enggak kuat, Ma. Kok sakit banget.""Apa pakaian semuanya sudah kamu siapkan?""Sudah, Ma. Di kamar."Maya berjalan cepat menuju kamar. Dia mengambil tas yang ada di atas kasur. Sesaat Maya terpaku dalam diam. Selintas kenangan Romy masih membayang di matanya. Terbayang saat dia masih sakit dan terbaring di atas kasur."Haahhh! Ya Allah, anakku Romy!" desahnya.Teringat akan Salsa yang kesakitan. Buru-buru dia keluar kamar."Sa, ayo aku gandeng!" Salsa yang tak bisa jalan cepat, dibantu Maya berjalan ke luar rumah. Dari arah dalam Bulek Titut berlari ke arah mereka."Bulek!

  • ELEGI WANITA KEDUA   ADA KEMATIAN ADA KEHIDUPAN

    Sengaja Adrian tak langsung memberitahukan kematian Romy, pada Amelia. "Bapak Adrian!" Segera dia mendatangi seorang perawat. "Silakan Bapak kalau mau ke kamar Bu Amelia. Baru saja dipindah kamar." "Baik, Sus. Di sebelah mana Sus?" "Bapak lurus dan belok kanan. Ada Pavilium mawar nomer 2, itu kamar Bu Amelia." "Maksih, Sus." "Sama-sama." Adrian menghampiri Dita dan Rini. "Ayo ke kamar Mama, Dit!" "Mama sudah di kamar?" "Sudah!" tegas Adrian. Mereka mengikuti langkah lebar Adrian yang berjalan mendahului. Pintu kamar terbuka lebar. Seorang perawat masih membantu Amelia pindah ranjang. "Nanti jangan terlalu banyak gerak dulu ya Bu. Besok pagi, kita rangsang ASInya buat Dedek bayi." "Iya, Sus." Amelia masih terlihat lemah. Wajahnya terlihat kuyu dan lelah. "Dita, adek kamu cowok apa cewek?" "Cowok, Ma." Amelia tersenyum senang. "D

  • ELEGI WANITA KEDUA   KEMATIAN

    Pandangan Romy terlihat bersinar terang. Tak lagi hampa dan kosong, seperti sebelumnya."Mas Rom! Mas Romy bisa dengar Salsa?"Namun, Romy seperti tak mendengar. Dia masih menggerakkan tangan perlahan. Terus membelai, entah apa yang ada dalam pandangannya saat ini. Sembari senyum yang tak lepas dari wajahnya."Rooom, ini Mama Nak. Coba lihat Mama, Sayang!"Namun tak ada respon yang ditunjukkan Romy. Dia terus memandang ke atas. Maish terus tersenyum.Tiba-tiba, seisi kamar terkejut dibuatnya. Mereka sampai tak percaya setelah sekian lama, tak mendengar Romy bicara."Amel ... Amelia," desis Romy. "Amelia ... Amelia."Romy terus menyebut nama Amelia terus menerus."Salsa, co-coba kamu telponkan Amelia. Mungkin dia ingin mendnegar suaranya.""Ba-baik, Ma."Saat Salsa mengambil ponslenya. Terdengar Romy yang terbatuk-batuk, hingga muntah darah. Membuat semua terperanjat."Dok! Kenapa Romy?""

  • ELEGI WANITA KEDUA   KELAHIRAN

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kontraksi yang dirasakan oleh Amelia, intervalnya mulai teratur. Sakit yang dia rasa berkisar 30 sampai 70 detik."Adrian kayak ada yang merembes di kaki aku.""Haaahhh?!!!" Adrian tersentak. Sekilas dia melihat pada bagian perut kebawan yang tampak basah. "Tenang, Mel." Wajah Adrian semakin tegang. Dia terus membunyikan klakson agar mobil di depannya memberikan ruang untuk dia lewat."Mama enggak apa-apa ya Om?" tanya Dita ikut panik."Enggak apa-apa Dita. Semua jangan ikutan panik kayak Om ya.""Mas Adrian jangan panik dong. Kita jadi ikutan cemas juga," sahut Rini, smabil mendekap Dita. Yang ikut panik."Enggak apa-apa, mulesnya mulai berkurang kok," lanjut Amelia. "Adrian, nanti aku minta tolong.""Apa?""Tolong adzankan anakku ini.""I-iya, Mel. Aku udah siapin soal itu.""Makasih, Adrian."Hampir dua puluh menit perjalanan. Mobil memasuki pelataran parkir ru

  • ELEGI WANITA KEDUA   KETEGANGAN

    Dalam kepanikan mereka, Salsa memberi kabar kalau Dokter Helmi akan datang ke rumah."Dia langsung ke sini, Sa?""Iya, Ma. Kata Dokter mungkin sepuluh sampai lima belas menit.""Ya, udah kalau gitu, kita tunggu."Hartono yang cemas, hanya bisa mondar mandir di dalam kamar Romy. Sedangkan Maya semakin gelisah dengan suhu tubuh Romy yang masih tinggi. Tak lama, Salsa masuk membawa Dokter Helmi ke kamar."Ohhh, syukurlah Dok. Saya udah cemas sekali.""Biar saya periksa dulu!""Dari tadi, Romy enggak bangun-bangun Dok," ucap Salsa kalut. Sedari tadi dia meremat jemari tanganya yang dingin. Lalu menghampiri Maya yang hanya bisa bungkam."Kita harus bawa ke rumah sakit. Ini Mas Romy bukan cuman tidur biasa.""Maksud Dokter?" tanya Hartono mengejar."Saya masih belum bisa pastikan, Pak Hartono. Cuman kalau di rumah sakit, Mas Romy bisa terbantu dengan obat yang masuk lewat selang infus. Saya yang langsung tangani di sana

  • ELEGI WANITA KEDUA   PANAS TINGGI

    Langkah Salsa bergerak cepat menuju arah kamar. Sekilas dia mendapati Maya yang menangis di ruang tengah. Sedang ditenangkan oleh Hartono."Kamu mau ke kamar, Sa?""Iya, Pa.""Panggilah Yono, biar dia yang angkat di atas kasur.""Baik, Pa."Maya masih terlihat sesenggukkan."Memangnya kamu ini kenapa sih, Ma?""Aku sedih, Pa. Barusan aku telponan sama Amelia. Mama jadi merasa semua ini salah kita.""Hussst! Apa maksud Mama bilang kayak gitu?"Bukan malah tangisannya berhenti. Maya semakin terisak, hingga beranjak pergi meninggalkan Hartono yang ikut sedih. Maya melangkah cepat menuju kamar. Diikuti oleh Hartono.Maya menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Menelungkupkan wajahnya di bantal."Maksud kamu tadi apa, Ma?""Mungkin ini teguran buat kita juga, Pa. Terlalu memaksakan kehendak kita, pada Romy.""Bukan, Ma. Mama jangan merasa bersalah kayak gitu.""Entahlah Pa. Mama merasa bersala

  • ELEGI WANITA KEDUA   TELEPON AMELIA

    Selepas kepulangan Adi, tampak Salsa masih berdiri termenung di depan pagar. Dia menoleh pada taman samping rumah. Sepertinya Maya sedang mengajak Romy jalan-jalan. Bergegas Salsa mengejar langkah mereka."Ma ... Mama!""Ehhh ... kamu kok nyusul ke sini?""Iya, Ma. Mas Adi sudah pulang kok.""Ka-kamu ... apa mencintai dia?"Wajah Salsa memerah. Dia tersipu saat mendapat pertanyaan itu."Kenapa Mama tanya kayak gitu?""Mama tidak bisa menuntut apa pun dari kamu, Sa. Kebaikan yang kamu berikan pada keluarga kami, itu tak ternilai buat Mama. Sama Papa juga. Apalagi cinta dan sayang kamu pada Romy masih terlihat nyata di mata Mama."Salsa langsung memeluk wanita itu dari samping."Maafkan Salsa, Ma. Yang mungkin enggak bisa selamanya menemani Mas Romy.""Mama tahu, Sa. Dan sangat paham sekali.""Makasih atas semuanya ya.""Iya, Ma. Salsa juga makasih sama Mama, yang mau menganggap Salsa anak sendiri."

DMCA.com Protection Status