Sudah hampir lima bulan Jason tak menghubunginya dan Eleanore pikir mungkin sahabatnya itu sibuk mengembangkan usaha milik sang ayah. Kemarin ia begitu senang ketika Jason meneleponnya kembali dan menanyakan keadaannya meski hanya sebentar. Setidaknya ia bisa melupakan sejenak perlakuan Ken padanya."Apa nona mau menemui tuan Jason? Apa tidak meminta ijin dulu pada tuan Ken?" Hellen mengkhawatirkan sang nona yang akan menemui Jason, Hellen tak mau jika Ken tahu jika istrinya pergi bersama pria lain."Untuk aku meminta ijin padanya? Bukankah Ken membebaskanku ke mana saja, bukan?" Eleanore berkata pelan sembari menyunggingkan senyumannya."Lagipula aku bukan istrinya," lanjut Eleanore dengan lirih."Hellen, pilihkan pakaian untukku ya. Pilih saja yang santai. Hari ini aku mau menemui Jason," kata Eleanore sumringah. Ia merindukan sahabatnya itu dan sudah lama mereka tak saling berhubungan melalui telepon ataupun surat."Nona, tuan Mario dan nona Belinda tidak ada di rumah selama bebera
Hari ini aku bisa melupakan sejenak masalah di rumah ini. Bersama Jason aku keluar untuk makan dan mengenang saat masa-masa kuliah dulu. Namun aku tak pergi berdua saja, ada Hellen dan juga Julian menemani kami dari belakang. Aku tak mau ada rumor yang tak mengenakkan di luar mengenai diriku."Nona tampak senang setelah keluar bersama tuan Jason. Saya dan Julian turut bahagia kalau nona bisa tertawa lepas tadi.""Sepertinya aku banyak melamun dan murung ya, Hellen? Sampai kalian begitu mencemaskan keadaanku.""Bukan hanya mencemaskan anda, tetapi kami takut anda akan kabur lagi, Nona. Kami takut dengan tuan Ken.""Jangan takut dengan Ken, Hellen. Suamiku memang seperti itu sifatnya," ujarku sedikit berbohong, aku tak mau Hellen maupun Julian memandang Ken dengan perasaan takut. "Tapi nona. Aku dan Julian merasa kalau tuan Ken tidak pernah mencintai nona. Tuan Ken hanya memanfaatkan nona untuk mencapai keinginannya.""Memangnya kalian tahu dari mana? Jangan mendengarkan berita tak jel
Banyak hal yang aku renungkan selama ini atau lebih tepatnya di bulan ke enam pernikahanku dan Ken. Selama itu pula hubunganku dengannya semakin hambar juga menjauhi apalagi ketika ayah Mario melarang Ken untuk ke luar kota maupun ke luar negeri dan menemui Kimberly lagi. Jika sampai Ken melanggar maka semua aset perusahaan akan diambil oleh pamannya sendiri. Ken tak bisa berkutit sebab baginya perusahaan adalah nyawa yang harus tetap hidup di pikirannya. Namun aku tahu, Ken masih secara sembunyi menemui Kimberly di suatu tempat. Semua info aku dapatkan dari Jason."Ada apa dengan nona kalian?"Kutolehkan kepala saat Jason bertanya pada Hellen dan Julian yang sedang duduk bersama kami di restoran untuk makan siang. Mereka menatapku lalu Hellen memegang tanganku, aku menggeleng karena barusan aku melamun."Kau tak apa-apa, Elea?" tanya Jason dengan nada cemas."Aku baik-baik saja kok. Hanya tadi aku melamun sembari menunggu kalian selesai bicara." Dibanding dengan Ken, kedua pengawalk
"Aku dengar menantumu pulang ke rumahnya? Apa mereka bertengkar?""Bukan tak hanya bertengkar, Kak. Tapi Ken sudah melecehkan bahkan memukul istrinya sendiri. Anak itu sudah keterlaluan."Sang raja sekaligus kakak dari Mario sudah mengetahui kisah rumah tangga keponakan dan istrinya. Ia tak benar menyangka sama sekali jika perbuatannya di masa lalu berdampak pada kehidupan Ken saat ini. Andai saja ia tidak menuruti permintaan keponakan tersayangnya maka hal ini tak mungkin terjadi."Apa perlu kita bicara sebenarnya, Mario? Kalau bukan Celeste yang membunuh Ludric melainkan orang lain yang mendendam pada anakmu," kata sang raja dengan tegas."Mana mungkin Ken percaya? Semua media memberitakan jika Celeste membunuh Ludric karena dilecehkan. Apa kakak tidak mengingatnya sama sekali?"Tentu saja Henryc--sang raja masih mengingat jelas peristiwa tersebut dan saking hebohnya ia menyuruh semua media memberitakan hal sebaliknya hanya karena pembunuh asli Ludric ditemukan bunuh diri sedangkan
Untuk pertama kalinya aku melihat ayah menjadi orang yang berubah. Ayah dan Naval tak menyambut ramah kedatangan Ken di kastil, mereka bagaikan orang asing dan tak menganggap Ken menantu kesayangan ayah. Entah kenapa ayah berubah sikap pada Ken padahal beberapa bulan lalu mereka masih akrab."Aku akan membawa istriku kembali ke rumah," ujar Ken datar.Saat ini aku, ayah dan ketiga kakakku sedang berada di ruang keluarga menemui Ken yang datang menjemputku. Tanpa menelepon atau menghubungi terlebih dulu, Ken langsung menerebos masuk ke kastil ini meski ayah tak mau menemuinya."Kau tak bisa membawa adikku setelah apa yang kau lakukan padanya, Ken!" Kulihat Naval geram dengan menatap tajam ke arah Ken, aku memegang tangan Naval agar ia tak emosi."Apa kalian tak tahu jika istriku selingkuh dengan sahabatnya sendiri?" "Kau salah paham tentangnya, Ken," sanggahku tak terima dituduh seperti itu."Pria selingkuhan anakku yang kau maksud pasti Jason, bukan? Kau terlalu picik, Anak Muda. Seb
Sudah setengah bulan aku berada di kastil dan setelah berdebat cukup panjang dengan ayah dan Naval, akhirnya mereka menyetujui keputusanku yang tak menginginkan perceraian. Namun dengan satu syarat dari Naval, jika Ken berani berbuat kejam lagi maka ayah dan kakakku itu akan memaksa Ken untuk bercerai denganku.Saat aku tanya, kenapa ayah maupun Naval berani melakukan tindakan tersebut. Mereka tak mau menjawab. Baru pertama kalinya aku melihat ayah tegas dan marah besar pada anggota kerajaan, ayah juga berani melawan paman agar tak mengambil keputusan gegabah. Aku ingin tahu alasan ayah atau Naval membelaku dan karena harga diri ayah yang tinggi. Kakiku segera mencari keberadaan mereka, menurut penjaga kastil kalau ayah dan Naval ada di ruang lantai dua. Tak ingin berlama-lama aku pun menuju ke sana.Namun tak sengaja aku mendengar perbincangan antara Naval dan kedua kakaku lainnya di ruang kerja Naval saat aku hendak menghampirinya. Kebetulan di sini tak ada penjaga di sini jadi mer
Perlakuan Ken terhadap Eleanore semalam sungguh telah melukai harga dirinya sebagai seorang wanita. Rasa cintanya dibalas dengan sikap kasar yang sudah pria itu lakukan, dia dipaksa untuk melayani nafsu bejat Ken dan pemukulan bertubi-tubi. Luka setengah bulan lalu masih belum pulih kini Ken menambahinya lagi.Ken akan melakukan hal keji bagi siapapun jika dirinya diingatkan mengenai sang kakak yang begitu tragis. Ia sangat membenci semua hal yang berhubungan dengan Celeste dan Naval yang sudah menyebabkan kematian Ludric."Kau tahu dengan cara menyakitimu dan memperlakukanmu seperti wanita malam itu sangat memuaskanku. Bukankah Naval sama buruknya denganku? Dia meniduri kekasih Ludric sehingga kakakku itu menjadi gila. Jadi sudah sepantasnya jika aku membuat adik kesayangan Naval seperti ini, bukan?"Tak mengenal perasaan sama sekali, perkataan Ken menusuk hati Eleanore yang sedang meringkuk di sebelahnya tanpa sehelai pakaian pun. Andai saja dirinya menuruti sang bibi mungkin ia tak
Sudah sebulan sejak peristiwa di hotel itu, hubunganku dan Ken semakin renggang. Tak ada lagi pembicaraan di antara kami walaupun bertemu kami tak saling tegur sapa dan Ken akan bersikap mesra jika ada maunya saja yaitu ketika berada di ranjang. Aku tak menyukai perlakuannya padaku selama ini."Apa aku membencinya?"Ada kalanya aku bertanya pada diri sendiri, tetapi hatiku menolak untuk membencinya. Bodoh ... ya itulah aku dan masih tetap bersama pria yang telah melukai perasaan batinku. Aku benci diriku di mana aku tak bisa pergi dari Ken, dia akan melaporkan ayah ke pihak pengadilan atas tuduhan penggelapan uang.["Kenapa kau mau kembali bersama pria itu, Eleanore? Aku dan ayah sudah berusaha memisahkan kalian?"]Naval sempat marah denganku karena aku tak mau bercerai dari Ken. Setelah aku jelaskan jika aku masih mencintainya dan tak menginginkan adanya perceraian akhirnya Naval pasrah dengan keputusanku. Aku tahu ayah dan Naval kecewa, tetapi diriku tak mau ayah sampai masuk penjar
"Selamat pagi, Nona Eleanore."Seorang wanita menyambut kedatangan Eleanore dengan ramah lalu mengiringi langkah sang nona menuju suatu ruangan. Eleanore berjalan tampak anggun, dress yang dipakainya menarik pandangan semua orang bukan karena mahal, tetapi pakaian itu hasil rancangan dirinya sendiri.Sudah dua tahun ini Eleanore menekuni bidang fashion dan sesekali mengajari anak-anak panti asuhan belajar bermain Cello juga piano. Eleanore benar-benar berubah, dia menjelma menjadi wanita yang kuat dan pekerja keras."Apa agenda pekerjaanku hari ini, Anne?" tanya Eleanore sembari duduk di kursi kerjanya."Sampai esok lusa, tidak ada agenda penting, Nona. Semua sudah teratasi. Agenda padat di tanggal 1 bertepatan dengan tahun baru.""Syukurlah aku bisa istirahat. Aku lelah dan ingin merebahkan tubuhku di kasur, Anne," kata Eleanore menghirup napas panjang lalu menggeliat melepas lelah."Ya anda perlu mengistirahatkan tubuh anda, Nona. Hampir satu bulan ini banyak kegiatan yang menghabis
Eleanore jatuh tersungkur di hadapan dokter yang menangani Ken. Pria yang dia acuhkan dan dia diamkan selama satu tahun ini mengalami luka dalam cukup parah hingga membutuhkan donor darah rhesus negatif, darah yang sulit dicari dan rumah sakit kehabisan stok."Darah saya sama seperti tuan Ken, Nona. Biar saya yang mendonorkan darah," kata Justin mengajukan diri.Beruntung sekali Ken bisa terselamatkan berkat donor darah dari Justin sang pengawal Eleanore. Namun meskipun darah sudah didapat, Ken tidak akan siuman dalam waktu sebentar. Ken dinyatakan mengalami koma dan para dokter tidak bisa memastikan kapan pria itu terjaga."Lakukan apa saja untuk keponakanku. Berapa biayapun akan kami bayarkan!""Maaf, Raja. Bukannya kami tidak bisa menyelamatkan Tuan Ken, tetapi luka dalam yang menyentuh organ vitalnya membuat Tuan Ken tak sadarkan diri," ungkap Dokter Jamie memberi penerangan.Henryco pun terlihat syok mendengarkan penuturan sang dokter. Mereka tak menyangka jika dua peluru di tubu
Hampir satu tahun setengah Ken bolak balik dari kediamannya ke tempat tinggal Eleanore di desa terpencil. Tak masalah bagi Ken asal dia bisa melihat kesembuhan sang istri meski Eleanore hanya sepatah dua kata mengajaknya berbicara. Toh ... bagi Ken itu adalah kemajuan luar biasa.Seperti saat ini ketika waktu berkunjung Ken di hari Kamis hingga Minggu, Eleanore menunggu di depan pintu dan berharap pria itu membawa makanan dari kota atau cokelat yang dibeli Belinda di luar negeri. Di hari itu Eleanore tak bisa diganggu oleh apapun."Ayah senang kau akhirnya mau menerima Ken sebagai menantumu, Naval. Lihatlah putrimu, dia kembali jatuh cinta dengan suaminya.""Terima kasih sudah berdamai dengan masa lalu, Ken," ucap Jaquavius melihat Eleanore dari tangga. Kadang dia turut menemani Eleanore menunggu Ken."Berdamai itu susah, Yah. Aku masih belajar dan awalnya memang berat, tetapi melihat ketulusan Ken akhirnya aku menyadari tak ada manusia yang luput dari kesalahan."Jaquavius dan Naval
"Kau akan pulang, Jas? Kapan kau akan kembali ke sini?""Bulan depan. Tunggu aku di sini. Jika kau mau dibelikan sesuatu, telepon saja aku dan akan kukirim segera."Percakapan Jason dan Eleanore di depan gerbang membuat Ken tersisih dari pikiran sang istri. Seberusaha apapun dia mencoba untuk mendekati atau sekedar duduk saja di sebelahnya, Eleanore tetap mengacuhkannya seakan-akan dirinya tak ada."Tidak usah. Aku senang jika kau sering mengunjungiku," ucap Eleanore penuh semangat, tetapi tidak dengan Ken. Dia mencelos dan tak berdaya."Oke sekarang aku pergi ya. Jaga kesehatanmu," kata Jason memeluk Eleanore erat untuk terakhir kalinya. Dia mungkin akan kembali ke sini dalam waktu yang tidak ditentukan. Jason tak mau menganggu Ken yang sedang berusaha memperbaiki hubungannya dengan Eleanore."Ken, ingat apa yang sudah aku sampaikan padamu. Jika kau melakukannya lagi maka kan kubawa Eleanore ke tempat kau tak pernah menemukannya," ujar Jason memberi peringatan ultimatum.Ken hanya me
Tinggal dua bab lagi menuju tamat. Mau happy Ending atau Sad Ending? "Kau sedang apa di sini?""Kenapa kau membawa pria ini?"Naval maupun yang lainnya tidak menyangka sama sekali jika malam ini mereka kedatangan dua orang pria. Jaquavius memandang geram salah satu pria yang berdiri di ambang pintu dan ingin mengusir pergi."Coba jelaskan pada kami, Jas. Kau tahu dari mana mengenai tempat ini? Atau jangan katakan kalau kau meminta tolong pada ayahmu yang mafia itu," tuding Naval pada Jason yang datang malam itu.Keterdiaman Jason serta anggukan kepalanya membuat Naval menggeram kesal sekaligus marah. Keluarga Jason Georgeus selalu menemukan orang yang bersembunyi bahkan di tanah sekalipun."Usir mereka dari sini, Smith. Panggil pengawal jika mereka tak mau pergi," usir Jaquavius secara kasar.Pria di samping Jason yang sedari tadi hanya terdiam akhirnya bersuara dengan lirih. Jaquavius dan Naval memalingkan wajah mereka sedangkan Smith hampir menelepon pengawal, tetapi Jason menggele
Sudah hampir dua bulan ini Ken tak bisa menemukan keberadaan Eleanore. Tak seorang pun dapat mencari ke mana perginya sang istri. Bagi Ken, Eleanore tetaplah istrinya sebab dia tak pernah memberi tanda tangan di berkas penceraian tersebut."Kau ada di mana, El? Aku menyesali tindakanku."Meski dia sudah berulang kali ke kastil, tak ada yang bisa dia cari di sana. Naval maupun Jaquavius pun tidak mau memberitahu keberadaan Eleanore. Ken tahu jika keluarga Ulmer menyembunyikan sang istri dan sialnya mereka bekerja sama dengan sang ayah. "Mereka menghukumku dengan cara seperti ini."Ken sadar selama ini apa yang dia pikirkan mengenai sang kakak adalah salah besar. Dia terlalu menyayangi Ludric hingga rasa posesif terhadap sang kakak membawa dirinya salah menilai.Ketika semua terungkap dan pelan-pelan dia bisa menerima kenyataan tentang jati diri Ludric yang sebenarnya. Saat masa kanak-kanak, dia hanya berpikir betapa baik dan sayangnya sang kakak tanpa tahu perilaku kejahatan yang dila
Eleanore merasa hidupnya tiada arti. Dia kehilangan bayi di usia kandungan muda, kehilangan ibu yang baru saja ditemui, menerima kenyataan jika sang kakak Naval adalah ayah kandungnya selama ini dan yang paling menyakitkan adalah pria yang dicintai menyiksa sang ibu di penjara."Bagaimana aku bisa hidup, Bu? Aku sudah mencintai orang yang salah.""Apa yang harus aku lakukan?""Andai aku tak menikahi pria itu, apa aku masih bisa melihatmu lebih lama?"Eleanore selalu memendam semua masalah di dalam pikirannya, tak pernah bisa mengungkapkan apapun yang ingin dikatakan dan tak bisa meluapkan emosi melalui kata-kata. Eleanore terlihat bahagia dan seolah tak memiliki hal sulit, tetapi kenyataan dia menyimpan masalah-masalahnya mulai dari kecil. Tanpa disadari dirinya akan berdampak pada kejiwaannya.Dihempas begitu banyak masalah yang melukai perasaannya dan tak bisa mengutarakan isi hatinya membuat Eleanore memilih diam hingga jiwanya terganggu dan mengalami depresi akut."Apa yang terja
"Aku tak percaya."Ken menyangkal semua perkataan paman dan ayahnya mengenai kakak tercinta. Di mata Ken sendiri sang kakak adalah idola dan sosok yang sempurna. Kakak yang bertutur lembut dan berperilaku baik. Ken amat menyayangi Ludric yang memberinya kasih sayang setelah kematian sang ibu dan ayahnya yang sibuk bekerja. Ludric menuruti semua keinginan Ken meski caranya salah."Kau masih belum percaya dengan perkataan ayah dan pamanmu, Ken?""Bukti sudah ada mengenai kejahatan kakakmu. Lalu apa lagi yang ingin kau lakukan?" Henryco ikut menimpali perkataan sang adik.Ken membaca berulang kali berkas mengenai semua kasus tentang Ludric. Mulai dari masa kecil hingga menjelang kematiannya. Ludric tak bisa ditangkap hanya diinterogasi lalu dibebaskan. "Kau selalu menganggap Ludric sosok yang baik di matamu, Ken. Kau tak pernah melihat sosok lain dalam diri kakakmu. Dia tak segan melakukan keinginannya dengan cara licik," ujar Mario memberitahu kebenarannya."Jika Ludric berbuat salah,
Di lembaga pemasyarakatan Naval mengunjungi Kevin. Dia ingin menyapa sekaligus sekedar berbincang-bincang mengenai masa lalu mereka. Kevin divonis seumur hidup setelah melakukan pembunuhan Ludric beberapa tahun lalu."Apa kabarmu, Kevin?" tanya Naval sembari menuangkan segelas bir dan rokok untuk orang yang dia anggap teman dulu."Ya beginilah keadaanku," ujar Kevin menyunggingkan senyum.Naval meminum birnya lalu menyalakan rokok. Hal yang sama dilakukan Kevin. Kedua pria itu saling memandang hujan deras melalui kaca jendela lapas. Naval meminta ada ruangan khusus untuknya bersama Kevin."Kenapa kau baru mengakui kesalahanmu setelah dua puluh tahun berlalu?" tanya Naval tanpa menatap Kevin."Aku sudah lelah harus hidup dalam lumpur dosa dan bersembunyi dari masa lalu," aku Kevin dengan jujur."Tapi kau tak lelah ketika membunuh Ludric, bukan? Kudengar dari pihak pengadilan, kau memang sengaja merencanakan pembunuhan tersebut lalu menyalakan Celeste?""Aku terpaksa melakukannya, Naval