Home / Fiksi Remaja / Dunia friendshit / 3. Kita bukan pacar

Share

3. Kita bukan pacar

last update Last Updated: 2024-01-24 14:48:37

"Kalian pulangnya hati-hati, kabarin aku kalo udah sampai rumah." Ucap Shafa sebelum keluar dari mobil.

"Bersih-bersih terus istirahat, ya?" Shafa tersenyum mengangguk kemudian mencium sekilas pipi Reno setelah itu keluar dari mobil.

Reno termenung mendapatkan ciuman mendadak dari Shafa. Aneh, kenapa Reno sama sekali tidak merasakan perasaan deg-deg an atau senang.

"Bekas lipstiknya nempel tuh." Ucapan Acha berhasil membuat Reno tersadar dan menoleh kearah Acha yang menatapnya datar.

Reno segera melihat kearah kaca tapi ternyata Acha hanya membohonginya. Tanpa berbicara lagi Reno langsung menjalankan mobilnya untuk segera pulang karna sekarang sudah cukup larut dan Acha pun sudah terlihat sangat lelah.

Jalanan kota yang cukup sepi membuat Reno dengan cepat mengemudikan mobilnya untuk sampai dirumah, lebih tepatnya rumah Acha.

Setelah memarkirkan mobilnya Reno segera turun, sedangkan Acha? Cewek itu sudah kebiasaan ketiduran dimobil membuat Reno mau tidak mau harus menggendongnya.

Kadang Reno sangat aneh pada Acha, walaupun hobi nya makan tapi badannya tidak pernah mau gemuk. Sudah tidak terhitung dirinya menggendong Acha tapi rasanya tidak pernah berubah proporsi badannya, hanya di area tertentu saja mungkin yang berubah.

Reno mendorong pintu menggunakan kaki nya untuk masuk kedalam kamar Acha. Dibaringkannya dengan perlahan badan kecil itu lalu diselimutinya.

Reno menatap sejenak wajah damai itu lalu tersenyum tanpa dirinya sadari. "Lo emang lucu kalo tidur gini." Gumam nya mengelus halus pelipis Acha.

Dikecupnya dengan singkat kening Acha lalu keluar dari kamar itu, hari ini cukup melelahkan bagi Reno dimana dirinya harus membagi waktu antara pekerjaan, Acha dan juga Shafa.

Reno keluar dari rumah Acha lalu berjalan menyeberangi jalanan untuk kerumah nya, mobilnya dibiarkan terparkir didepan rumah Acha karna rumah Reno memang hanya berseberangan saja.

Dirumahnya Reno langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih lalu pergi ketempat tidurnya mengistirahatkan badannya. Reno tidak langsung tidur, dirinya termenung memikirkan sesuatu yang selalu mengganjal di otaknya.

"Shafa emang cantik, baik dan juga pengertian. Tapi kenapa gue gak pernah ngerasain perasaan apapun kalo sama dia?"

Reno berbaring dengan kedua tangan yang dilipat kebelakang lehernya. Pandangannya menoleh kearah nakas dimana terdapat satu bingkai poto dirinya dan juga Acha dua tahun yang lalu.

Dua tahun yang lalu dimana dirinya yang baru mulai magang di salah satu rumah sakit dan Acha yang baru kelas 2 SMA. Reno tersenyum mengingat kala masa itu, masa-masa dimana Acha yang selalu merengek kepadanya untuk ikut dirinya magang.

"Sekarang lo mana mau gue ajak kerumah sakit." Gumam Reno terkekeh pelan mengingat Acha yang paling anti rumah sakit sekarang.

Tanpa Reno sadari yang dipikirkannya sekarang bukan lah pacarnya melainkan Acha sahabat malas nya.

*****

Seperti biasa jika pagi-pagi Reno tidak pernah absen untuk berkunjung kerumah Acha sebelum pergi ke rumah sakit. Reno yang sudah terbiasa bangun pagi, selalu datang membawa sarapan untuk Acha yang pasti nya masih pulas tidur.

Hari ini Reno membawakan sarapan nasi goreng buatannya, dibawanya sepiring nasi goreng itu ke kamar Acha karna Reno tau jika cewek itu tidak akan sudi keluar kamar selain ada bencana alam dan kehabisan mochi-mochi nya.

Terkadang Reno sampai tidak habis pikir dengan Acha saking malasnya dia bahkan pernah minta untuk dibawakan kursi roda rumah sakit, saat Reno tanya untuk apa jawaban nya. "Biar gak cape jalan." Benar-benar diluar akal sehat Reno.

Untung saja sampai saat ini Reno masih memiliki kewarasan untuk mengurus dan meladeni Acha.

Entah akan sampai kapan Acha seperti ini, tidak memikirkan masa depan bahkan kepikiran pun tidak sepertinya.

Reno menghela nafasnya berat, tidak terasa sebentar lagi jam tujuh lebih baik Reno segera pergi karna dirinya juga harus mengantarkan Shafa bekerja terlebih dahulu.

Beberapa jam berlalu setelah kepergian Reno dari kamar itu, Acha mulai melenguh dari tidurnya perutnya berbunyi minta diisi membuat tidurnya pun tidak tenang.

Manik layu itu mengerjab tanpa gairah menatap lelangitan kamarnya, perlahan tapi pasti badannya bangun dan bersandar pada kepala ranjang.

Melihat sepiring nasi goreng dikamarnya Acha sudah tau siapa pelukannya, dengan rasa malas dan ngantuk Acha memakan nasi goreng yang sudah dingin itu dengan mata yang setengah tertutup.

Setelah menghabiskan nasi goreng dan minum badan Acha kembali merosot ke kasur, sayup-sayup matanya kembali tertutup jika saja suara deringan telpon tidak mengganggunya.

"Ya Tuhan."

Acha mendumel karna terganggu.

Diambilnya handphone yang berdering itu lalu menjawabnya sembarangan.

"Cari siapa?."

"Lo."

Acha menaikan satu alisnya kala mendengar suara yang tidak asing di pendengarannya. Melihat jam dinding yang baru menunjukkan pukul sepuluh siang Acha semakin bingung, tumben sekali Reno menelpon nya di jam operasional nya.

"Lo gak kerja?"

"Ada perlu, siap-siap bentar lagi gue jemput."

Tidak memberikan Acha kesempatan berbicara Reno langsung memutuskan telponnya secara sepihak membuat Acha mendecak  sebal.

Bukannya bersiap-siap Acha malah memejamkan matanya kembali. Masa bodo jika Reno datang dan mengoceh, siapa suruh tidak berbicara dengan jelas.

Baru beberapa menit memejamkan matanya Acha merasa badannya seperti melayang di udara.

"Reno." Lirih Acha saat melihat wajah tegas Reno yang sedang menggendongnya keluar dari kamar.

"Lo emang susah dikasih tau."

*****

"Ngapain kita disini?" Tanya Acha.

"Shafa hari ini ulang tahun, tadi dia marah ke gue karna gue gak inget sama ulang tahun dia." Ujar Reno melihat-lihat perhiasan yang terpajang rapih di hadapannya.

"Hubungannya sama gue?"

"Gue gak tau ukuran jari Shafa berapa, jadi pake jari lo aja."

"Tau gitu mending gue tidur."

"Udah gak usah banyak omong, nurut aja nanti gue beliin mochi sesuka lo." Mendengar tawaran itu Acha langsung tergiur.

"Pake jari gue sepuas lo." Ucap Acha dengan suka rela memberikan tangannya kedepan Reno.

"Ada yang bisa saya bantu? Mau cincin, kalung atau gelang?" Tanya salah satu pegawai disana menghampiri mereka.

"Cincin."

"Cincin nya mau di size berapa?"

Reno menarik badan Acha agar mendekat kepadanya. "Size jari lo berapa?" Bisik Reno.

"Gak tau gue kan gak pernah pakai cincin." Balas Acha

Pegawai itu tersenyum melihat tingkah Reno dan Acha. "Size untuk jari pacarnya?" Tanya pegawai itu.

Pacar?

"Saya bukan pacarnya."  Tukas Acha seraya menyikut pinggang Reno agar ikut mengklarifikasi supaya pegawai itu tidak salah paham.

"Kami cuman temen."

"Begitu, saya pikir pacar nya soalnya kalian keliatan serasi."

"Bukan."

Pegawai itu tersenyum tidak enak, kemudian menujukan beberapa cincin kepada Acha. "Silahkan dilihat, mau coba yang mana?"

"Yang ini aja." Acha asal tunjuk saja, dirinya ingin segera pulang dan mendapatkan mochi nya.

"Cocok sekali dijari manis mbak nya, mau ambil yang ini saja?" Reno melihat cincin yang melingkar dijari manis Acha lalu mengangguk setuju memang sangat indah.

Setelah merasa cocok dengan cincin pilihan Acha, Reno langsung membayarnya.

Acha hanya memperhatikan saja, setelah kenal bertahun-tahun dengan Reno baru kali ini Acha melihat Reno mau memberikan sesuatu kepada pacarnya.

Shafa sepertinya sudah berhasil menaklukan hati baja Reno.

Syukurlah kalo begitu berarti Acha tidak perlu curiga lagi kalo Reno gay.

To be continude

Related chapters

  • Dunia friendshit   4. Shafa cemburu

    Berdiam diri dikamar seharian dengan makanan dan juga laptop tidak pernah membuat Acha bosan tapi hari ini berbeda, cewek malas itu terlihat tidak bergairah untuk makan dan nonton badannya seperti jelly yang dimasak kebanyakan air, lembek tidak bertenaga.Acha sama sekali tidak turun dari tempat tidur nya, badannya tertutup selimut tebal hingga leher, bibir pucat nya merintih lirih dengan badannya yang menggigil pelan.Hari ini Reno juga tidak kerumah nya padahal ini jadwalnya dia libur biasa nya sudah ke kamar Acha dan mengomel karna Acha yang masih tidur atau bermalas-malasan diatas kasurnya.Manik matanya berair kepalanya pusing, dengan sisa-sisa tenaga tangannya meraba sekitar mencari handphone nya.Orang pertama yang Acha cari adalah Reno. Bibir pucat nya berucap lirih mengirimkan pesan suara kepada Reno.Acha butuh Reno."Reno, gue mau mati." Kira-kira ini yang diucapkan Acha.Tidak perlu menunggu lama pesannya langsung dibaca oleh Reno namun tidak kunjung dibalas.Reno sepertin

    Last Updated : 2024-01-24
  • Dunia friendshit   5. Olahraga

    Dua hari Acha sakit, sekarang Acha sudah kembali beraktivitas seperti biasa yaitu tiduran makan dan nonton drama seperti biasa dikamarnya."Wajar aja lo sakit, lo gak pernah mau gerak."Acha hanya melirik tanpa peduli omongan Reno."Mangkanya kamu ajakin olahraga, Ren." Timpal Bagas, Papah Acha yang sedang melihat-lihat kondisi kamar putri nya.Bagas pulang kemarin malam karna mendengar kabar putri nya sakit, Reno pikir dengan kepulangan papahnya Acha akan berubah ternyata tidak berpengaruh sama sekali.Hubungan antara Acha dan Bagas tidak terlalu dekat, Mamah Acha meninggal saat Acha masih SMP sedangkan Bagas lebih fokus bekerja membiarkan Acha sendirian dirumah. Selain Reno Bagas tidak bisa mempercayakan Acha kepada siapapun. "Acha kalo gak dipaksa mana mau, liat aja badannya itu." Ucap Bagas."Susah om, dia gak pernah mau olahraga walaupun saya paksa." Bagas geleng-geleng putri nya memang susah diatur, dirinya sudah sangat pasrah pada Acha. Bersyukur nya Bagas memiliki harta yan

    Last Updated : 2024-01-24
  • Dunia friendshit   6. Scene kissing

    Malam."Mochi buat lo." "Tengsuuuu." Manik mata yang bersinar seperti kucing menyambut suka cita box mochi varian rasa dari Reno yang baru saja pulang dari Bandung.Cowok itu langsung kerumah Acha setelah tiba di Jakarta. Beberapa hari meninggalkan sahabatnya membuat perasaan Reno bercampur aduk, dirinya selalu ingin segera melihat Acha.Kangen?Reno tidak pernah menemukan titik terang perasaannya yang dirinya tau hanya dia ingin segera melihat Acha itu saja."Kerjaan lo gini terus?" Tanya Reno pada Acha yang tidur bersandar memakan mochi yang dibawakannya sambil menonton drakor dilaptopnya."Ngerjain apa lagi emang?." Acha balik tanya tanpa mengalihkan perhatiannya.Reno geleng-geleng salah memang dirinya bertanya seperti itu. Melihat Acha yang begitu fokus menonton Reno jadi kepo dengan apa yang sahabat nya itu tonton. Reno ikut berbaring disebelah Acha matanya ikut menonton tapi baru beberapa menit dirinya nebeng tiba-tiba Acha berbisik di kupingnya. "Ini drakor 18 plessss." Ren

    Last Updated : 2024-01-31
  • Dunia friendshit   7. Putus

    "Aku deg-deg an.""Santai aja."Shafa berusaha menenangkan diri, malam ini Reno mengajaknya kerumah untuk makan malam sekalian syukuran ulang tahun Fara.Acaranya tidak terlalu banyak orang karna hanya teman dan tetangga dekat saja yang datang diundang.Fara yang melihat putra nya datang dengan Shafa berusaha untuk tetap tersenyum menyambut kedatangan mereka.Shafa mencium tangan Fara menyapanya dengan sopan. "Hallo tante, apa kabar?." "Alhamdulillah baik. Tante kira kamu udah ngga sama Reno." Ucap Fara dengan tawa renyah nya membuat Shafa tersenyum paksa."Oh iya, ini tante aku ada beli sesuatu buat tante semoga suka.""Repot-repot makasih ya." Fara tetap menghargai pemberian Shafa."Sama-sama tante."Canggung. Shafa mengeratkan rangkulan nya pada tangan Reno. Reno dengan peka langsung mengajak Shafa untuk menghindar dari mamahnya. "Mah, aku kesana ya sama Shafa." "Iya sana, kasih coba kue buatan mamah. Ini mamah lagi nunggu Acha kok gak dateng-dateng ya sama papahnya." Ucap Fara.

    Last Updated : 2024-01-31
  • Dunia friendshit   8. Benalu

    "Lo putus sama Shafa?" Reno mengangguk semuanya dia ceritakan pada Acha setelah pulang bekerja beberapa saat yang lalu."Keren, ini rekor terlama lo pacaran." Acha bertepuk tangan salut pada Reno, mulutnya mengunyah buah mangga yang telah dipotong oleh Reno.Acha duduk bersila berhadapan dengan Reno, dagunya ia tompangkan ditangan menatap wajah Reno dengan lekat lalu geleng-geleng."Tapi wajar juga Shafa putusin lo, muka lo dibawah rata-rata soalnya.""Enak banget tuh mulut kalo ngomong."Reno menyisir rambutnya kebelakang menggunakan tangannya. "Dulu gue bintang kampus, jangan salah." Bangganya.Acha berdecih. "Bintang laut lo." Ledeknya."Serius.""Gak percaya, mana buktinya."Memang harus dikasih paham. Reno memberikan handphone nya pada Acha membiarkan cewek itu melihat isi nya sendiri.Acha cukup terkejut melihat arsipan nomor-nomor tidak dikenal yang berusaha mengajak kenalan Reno, hanya ada dua pesan yang tidak di arsip kontak miliknya dan juga Shafa."Cukup bisa dipercaya." Ac

    Last Updated : 2024-01-31
  • Dunia friendshit   9. Mancing

    Pagi-pagi enaknya mancing kalo lagi libur, Reno berlari menyeberangi jalan menuju rumah Acha untuk mengajaknya memancing.Reno sebenarnya sudah janjian dengan Bara dan dristan, mengajak Acha hanya menjadi syarat saja sebagai simbol keberuntungan agar mendapatkan banyak ikan."Acha, mancing yuk." Teriak Reno."Mau mancing kemana kamu?." Tanya Bagas muncul dari balik pintu."Ke depan aja yang deket om, Acha udah bangun belum?.""Kaya nya udah. Tadi om denger suara air dikamar mandi. Coba kamu liat aja ke kamarnya."Kamar Acha tidak pernah dikunci membuat Reno dengan gampang keluar masuk kamar sahabatnya itu. Pemandangan pertama yang Reno liat saat masuk ke kamar Acha adalah komik-komik yang berserakan diatas kasur. "Lo suka baca komik sekarang?"Acha menurunkan kecamata dari pangkal hidupnya menatap Reno yang berdiri berdecak pinggang menatapnya juga."Kata lo nonton drakor gak berpaedah dan bikin rusak otak, yaudah gue banting stir ke baca komik."Reno geleng-geleng, panasaran dengan

    Last Updated : 2024-01-31
  • Dunia friendshit   10. Cewek gila

    Fara menatap wajah lesuh Reno dengan aneh. Tumben sekali wajah putra nya lesuh tidak bersemangat begitu, apa sedang berkonflik dengan Acha?"Ada apa, Ren, kok tumben lesuh begitu?" Tanya Fara mengikuti Reno ke kamar."Gapapa, lagi capek aja.""Sama Acha?.""Kerjaan.""Mau mamah buatin teh anget?.""Gak usah.""Mau makan aja? Mamah ambilin ya."Reno mengeleng menolak. "Nanti aku ambil sendiri kalo mau." Reno bukan Acha yang apa-apa harus diambilkan."Mamah siapin air anget aja ya buat kamu mandi.""Mah aku capek, mau istirahat." Ucap Reno menegaskan nada bicaranya berharap mamah nya bisa mengerti.Fara mengangguk mengerti. "Yaudah kamu istirahat, mamah tutup pintu nya ya." "Makasih."Reno langsung merebahan diri di kasur mengistirahatkan punggungnya yang sudah sangat pegal setelah seharian bekerja.Beberapa hari ini Reno cukup sibuk membuat waktu istirahatnya berkurang, hari ini Reno bisa pulang lebih awal lebih baik dirinya gunakan untuk beristirahat.Baru lima menit Reno memejamkan

    Last Updated : 2024-01-31
  • Dunia friendshit   11. Sahabat

    Reno melamun menatap hamparan air pantai di hadapannya yang terhampar luas begitu indah di sore hari.Pantai menjadi salah satu tempat favorit bagi Reno saat banyak beban pikiran yang menghajarnya habis-habisan seperti sekarang ini.Hidup lagi berat-beratnya masalah keluarga malah datang di waktu yang tidak tepat.Perdebatan orang tua nya selalu menghantui otak Reno, keluarga Reno sangat berkecukupan bahkan bisa dibilang lebih dari cukup tapi dibalik kelebihan itu ada kekurangan yang dimana hubungan antara mamah dan papah nya tidak pernah akur dan harmonis seperti pasangan suami istri lainnya.Meskipun sudah menikah puluhan tahun tapi orang tua nya masih saja hobi bertengkar.Seperti siang tadi contohnya Papah Reno yang baru saja pulang dari Surabaya kumat dengan penyakitan nya, membawa wanita simpanan dengan tidak tau malu kerumah mereka untuk kesekian kalinya.Fara tentu saja marah dan mengamuk melihat kelakuan suami nya yang tidak pernah berubah walau dirinya selalu mengancam akan

    Last Updated : 2024-01-31

Latest chapter

  • Dunia friendshit   44. Misi pertama

    "Cara gini lo yakin berhasil?." Tanya Reno ragu kepada dua temannya."Kalo gak dicoba kan gak bakalan tau." Ujar Dristan memakai topeng pencuri bersama dengan Bara, kedua nya sudah kompak akan cosplay menjadi seorang penjahat malam hari ini demi sang teman.Reno semakin ragu dengan rencana yang akan mereka lakukan karna ini cukup berbahaya, resiko nya lumayan besar kalo ketauan warga sekitar bisa digebukin mereka."Tenang aja, aman." Ujar Bara."Kalo ketauan gimana?." Tanya Reno cemas terlalu memikirkan resiko-resiko kegagalan mereka."Gak bakalan, aman dah. Serahin sama kita berdua lo cukup dateng dan jadi pahlawan buat Acha." Timpal Dristan bersiap menyelinap masuk ke rumah Acha yang tampak sepi.Reno menatap was-was ke sekitar takut ada yang melihat mereka, agak gila sebenarnya rencana yang diusulkan Dristan tapi lebih gila lagi dirinya yang mau saja mengikuti akal bulus itu.Ya gimana? Untuk dirinya juga.Reno menunggu dengan hati yang gusar, Dristan dan Bara sudah masuk kedalam r

  • Dunia friendshit   43. Second choice

    "Pagi dokter Airin." Sapa Bara tidak sengaja berpapasan dengan Airin di parkiran rumah sakit.Airin tersenyum tipis pandangan matanya tertuju pada sosok yang ada disebelah Bara, Reno tampak acuh dengan hp nya jika dilihat dari gerakan tangannya sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang."Pagi juga dokter Bara, dokter Reno." Sapa balik Airin dengan manis. Reno mendongak menatap Airin mendengar namanya ikut disebut, dengan sopan Reno mengangguk membalas sapaan Airin.Usut punya usut ternyata Airin ini umurnya sama seperti bara dan Reno, meskipun wajah nya terlihat sangat muda tapi umur nya sudah sangat matang wajar saja banyak yang langsung menyukai nya."Gak dianterin?." Tanya Bara basi-basi mereka berjalan bersamaan menyusuri koridor rumah sakit."Iya, biasa kemana-mana sendiri." Balas Airin lembut."Calon suami atau pacar nya kemana emang?." Mulai. Reno sudah sangat jengah Bara yang sengaja sekali pertanyaannya itu."Saya belum punya, masih mau fokus karir." Ucap Airin malu-

  • Dunia friendshit   42. Sabar Pak dokter

    "No, gue mau buka usaha.""GAK USAH NGACO!."Hidup lagi capek-capek nya perkara motor gak ketemu-ketemu malah denger Acha pengen buka usaha yang kemungkinannya itu sangat minimalis banget.Sekelas orang mager kaya Acha mau buka usaha? Mau jualan apa coba, gerak dikit aja ngos-ngos an ngeluh mulu ini malah berlaga mau buka usaha ujungnya nanti malah Reno yang repot.Acha merengut pelan. "Minggu depan udah libur semester pertama, gue pengen buka usaha biar ada aktivitas." Ucap Acha bergelayut manja di lengan Reno yang sibuk berkutat dengan laptop nya. Reno menggeleng. "Buka usaha banyak pertimbangannya bukan main asal buka aja, lagian mau buka usaha apa? ternak curut?." Ujar nya."Apa aja, jual pop ice atau seblak didepan rumah juga gue mau." "Prettt. Siapa yang mau beli." "Ih, biar kaya orang-orang, No.""Tapi lo gak kaya orang-orang, Cha." Timpal Reno tetap fokus pada layar laptopnya meskipun Acha menggelayuti tangannya dengan segala gaya.Acha mendengus kasar merebahkan kepalanya

  • Dunia friendshit   41. Perjodohan

    Acha membuka mata dengan tangan memegang kepalanya yang masih terasa berat, mata nya mengerjab pelan melihat kearah tangannya yang digenggam oleh seseorang yang tak lain adalah... Reno.Selain Reno disana juga ada papah nya yang terlelap di sofa dengan posisi duduk bersandar, Acha menghela nafas berat pasti sangat pegal semalaman tidur dengan posisi seperti itu apalagi Reno.Acha berusaha menarik tangannya yang digenggam oleh Reno dengan perlahan tapi rupa nya pergerakannya malah membuat Reno terusik dan akhirnya bangun daro tidur nya. Melihat Acha yang sudah bangun, cowok itu menarik senyuman tipis nya menegakan tubuh dan merasakan punggung nya terasa cukup sakit."Lo kenapa tidur disini?." Pertanyaan itu menyambut awal kesadaran Reno."Jagain lo." Balas Reno dengan enteng, punggung tangannya menyentuh kening Acha. "Alhamdulillah demam nya udah turun gak kaya semalem." Kata nya bersyukur.Acha tidak menggubris ucapan Reno, dia lebih fokus pada badan cowok itu yang semalaman tidur de

  • Dunia friendshit   40. Acha dendam

    Namanya cobaan hidup kalo gak susah ya sulit, mau enak mah namanya cobain. Mau marah tapi gak bakalan merubah kenyataan, akhirnya cuman bisa pasrah dan ikhlas merelakan.Emang bener kata orang, hari sial gak pernah ada di kalender karna sial bisa terjadi dimana pun dan kapan pun, tidak pernah ada yang tau.Reno mendesah pelan berjongkok didepan gerbang rumah nya pagi-pagi buta meratapi nasib motornya yang dibawa pergi oleh orang alias di colong.Mimpi apa ya dia semalem bisa sampe kecolongan? Setelah bertahun-tahun dia hidup dan tinggal di komplek itu baru kali ini dia merasakan kebobolan padahal selama ini aman-aman saja. Meskipun hanya motor nya saja yang dibawa pergi tapi Fara pasti akan mengamuk dan langsung mengadakan sidang dadakan kepadanya jika tau perihal ini."Sabar ya mas, kami akan urus masalah ini insyaallah pasti motor nya ketemu." Ucap satpam komplek yang datang setelah Reno melaporkan motornya hilang dicuri orang.Reno tidak akan menyalahkan keamanan komplek nya karna

  • Dunia friendshit   39. Modus jangan

    Reno geleng-geleng kepala melihat keadaan kamar Acha yang sudah lama tidak dirinya benahkan, entah harus berkomentar bagimana Reno pada cewek yang masih santai dengan laptop di pangkuannya.Cowok jangkung itu membungkuk memunguti sampah-sampah bekas cemilan sang tuan putri, mengumpulkannya menjadi satu lalu memadukannya pada tempat sampah yang bersih."Baru kemaren gue muji-muji lo, Cha, Cha." Ujar Reno sambil lanjut memunguti barang yang ada dilantai.Acha menoleh sejenak lalu kembali fokus pada layar laptop nya. "Kemaren sibuk, tugas gue lagi banyak jadi gak sempet beres-beres." Balas Acha dengan santai sesekali memakan cemilannya.Reno berdecak pelan merebut cemilan yang dimakan Acha. "Nanti banyak semut dikasur, liat tuh." Ucap nya menunjuk remahan kecil cemilan yang berjatuhan diatas kasur Acha tapi cewek itu tidak memperdulikannya."Pindah, biar gue bersihin dulu." Suruh Reno tapi Acha tidak segera beranjak dari posisi nya."Cha." Panggil Reno namun tidak digubris.Reno menghela

  • Dunia friendshit   38. Namanya usaha

    Acha menurunkan tangannya yang semula menutupi keningnya dari terik matahari siang ini. Cewek dengan setelan jeans high waist dan sweater polo berwarna cream itu segera masuk kedalam mobil Reno yang sudah datang menjemputnya."Panas banget diluar." Kata Acha melepas ikatan di rambutnya hingga tergerai lalu menyisirnya dengan tangan.Mobil Reno sudah berjalan pergi meninggalkan area kampus, mereka sudah buat janji untuk makan siang bersama kebetulan Acha yang pulang cepat dan Reno yang tidak ada jadwal dirumah sakit jadi waktu nya sangat pas."Dristan hari ini udah boleh pulang katanya, mau sekalian jemput gak nanti?." Tanya Reno memulai pembicaraan."Masih malu gue ketemu dia." Balas Acha. Reno mengangguk mengerti setelah itu tidak ada pembicaraan lagi diantara kedua nya.Berhubung cuaca yang sedang panas-panas nya mereka mencari makanan yang segar untuk dinikmati, soto salah satu nya. Tidak perlu ketempat mewah cukup warung pinggiran yang terjamin kehigienisannya saja sudah cukup."D

  • Dunia friendshit   37. Suka Acha

    Acha marah, disini yang terkesan bodoh apakah hanya dirinya saja. Kenapa sejak awal dia tidak pernah menyadari bahwa Dristan adalah seorang gay? Dan bisa-bisa nya juga dia menaruh hati pada cowok belok itu.Malu. Sangat malu."Cha.""Lo harus nya ngasih tau gue." Kata Acha. Mata nya mendelik kesal pada Reno.Ya, gimana?Reno menggaruk pelan leher belakangnya bingung harus merespon bagimana, dia pikir Acha sudah tau mangkanya dia tidak memberitahu nya.Awalnya Reno kira Dristan memang sudah mulai berubah menjadi cowok normal yang suka dengan lawan jenis nya saat dekat dengan Acha karna cowok itu juga pernah bilang kepada nya ingin perlahan keluar dari dunia pelangi nya tapi tidak tau nya setelah mendengar omongan Acha rupa nya cowok itu masih belum normal.Ada sedikit perasaan lega, sisa nya senang dihati Reno entah mengapa tapi dia menutupi nya. Menjaga perasaan Acha yang sedang kacau balau dihantam kenyataan."Ternyata selama ini dia nganggep gue kaya adek nya." Sedih Acha menekuk ke

  • Dunia friendshit   36. Siapa yang salah

    Hari ini ada yang aneh dengan Acha. Selama menemani Dristan, Acha sedikit bicara dan tampak lesuh meskipun biasanya juga nolep tapi tetep ada saja pembahasannya beda dengan sekarang ini. Dristan jadi bingung dibuatnya."Kenapa Cha? Ada yang lagi dipikirin?." Dristan akhirnya bertanya membuat Acha yang sedari tadi hanya diam memainkan hp nya menoleh menggeleng pelan sambil tersenyum paksa.Wajah Acha ini gampang ditebak meskipun hari-hari sama saja raut wajah nya tapi keliatan beda nya, cewek itu sedang tidak baik-baik saja sekarang."Bilang aja kalo lagi ada masalah, cerita sama gue." Ujar Dristan.Acha menatap Dristan sebentar lalu menghela nafas teramat panjang. "Reno marah sama gue dan sekarang kami berantem parah." Cicit nya pelan."Tonjok-tonjokan?.""Bukan gitu." Kesal Acha berdecak karna Dristan malah bercanda.Dristan tertawa kecil. "Gak usah terlalu dipikirin nanti juga baikan lagi kaya biasa, kalian kaya gak pernah berantem aja." Kata Dristan kembali mengupas kulit jeruk yan

DMCA.com Protection Status